Accueil / Romansa / Sang Ratu / 5. Kekasih Hati

Share

5. Kekasih Hati

Auteur: Silvia Dhaka
last update Dernière mise à jour: 2021-08-20 09:29:38

Elmira mematut dirinya di depan cermin sambil melenggok ke kanan dan ke kiri.

"Sudah cantik," gumam Elmira mengagumi dirinya sendiri.

"Tapi apa aku tak berlebihan dandan seperti ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Ah masa bodoh. Lebih baik aku cepat ke sana." Ucap Elmira bergegas keluar kamar. Ia mencari keberadaan ayah dan ibunya untuk pamit keluar.

"Ayah dan Ibu ke mana, Dek?" tanya Elmira pada adiknya.

"Ayah dan Ibu pergi  ke rumah Paman Sam," sahut Adik Elmira.

"Ya sudah. Kamu di rumah dulu ya, Kakak mau keluar sebentar."

"Mau ke mana?"                                   

"Ada undangan makan malam dan Kakak harus hadir." Sahut Elmira lalu keluar rumah.

Elmira menuju rumah Reksa menggunakan sepedanya yang telah diperbaiki. Tak butuh waktu lama karena jarak rumah Elmira dengan Reksa tak begitu jauh.

"Permisi ...," ucap Elmira sampai di depan pintu.

Ceklek

"Nona, Anda sudah ditunggu Tuan di dalam. Silakan masuk," ucap pria yang ia ketahui bernama Haris.

Haris mengantar Elmira hingga sampai ruang makan. Setelah itu Haris pamit undur diri.

Reksa berdiri, berjalan menghampiri Elmira.

"Senang sekali Nona mau datang ke sini," ucap Reksa. Matanya menyusuri tubuh Elmira dari atas hingga bawah.

Sempurna.

Elmira tersenyum canggung, "bukankah tidak sopan jika saya menolak hadir di sini, Tuan," sahut Elmira.

"Ayo ... lebih baik kita mulai saja makan malamnya," ucap Reksa.

Mereka berdua menikmati hidangan yang telah juru masak sajikan.

Selesai makan malam Reksa mengajak Elmira ke taman belakang menikmati suasana malam hari di desa ini. Mereka duduk di atas ayunan besi yang lumayan besar. Muat untuk mereka berdua.

"Gadis seperti Nona, apakah sudah memiliki kekasih hati?" Tanya Reksa menerawang ke langit.

Elmira menunduk, ia tak bisa menjawab pertanyaan Reksa.

"Aku dengar Nona banyak menolak para Juragan yang berniat mempersunting Nona," sambung Reksa.

"Dari mana Anda mendengar hal semacam itu, Tuan?" tanya Elmira.

"Mudah bagiku tahu semua informasi yang aku inginkan," sahut Reksa.

"Iya ... saya paham soal itu karena Anda adalah orang yang penting," sahut Elmira.

"Apakah aku juga akan menjadi bagian dari para pria yang ditolak cintanya?" ucap Reksa.

"Maksud Tuan apa? Saya tidak mengerti," lirih Elmira.

Reksa memandang lekat mata gadis cantik di depannya ini. "Aku jatuh hati padamu sejak pertama kita bertemu." Ucap Reksa membuat Elmira melotot.

"Tuan ...."

"Sungguh aku telah jatuh hati padamu, Nona Elmira. Apakah kau mau menerimaku sebagai kekasihmu?" Tanya Reksa membuat Elmira salah tingkah hingga ia tak berani melihat wajah Reksa.

"Sa-saya ... saya tak pantas mendapatkan hati Juragan besar seperti Anda, Tuan. Saya bukan anak seorang Juragan seperti halnya Nona Gendhis atau nona-nona yang lain. Saya hanya seorang anak petani biasa, Tuan," sahut Elmira.

"Cukup katakan ya atau tidak," ujar Reksa. Tangannya mengangkat dagu Elmira agar bisa menatapnya.

Pandangan mata mereka beradu.

"Katakan!" titah Reksa.

"Iya, Tuan ... saya mau." Sahut Elmira malu-malu membuat Reksa tak tahan untuk mendekatkan wajahnya. Hingga kini bibir Reksa bisa menempel di bibir Elmira. Satu kecupan. Hanya sebuah kecupan.

Reksa menarik wajahnya, "berarti kita ini sekarang sepasang kekasih?" tanya Reksa agar lebih yakin. Elmira mengangguk malu, mengiyakan ucapan Reksa.

Detik berikutnya Reksa menarik tengkuk Elmira. Reksa tak kuasa menahan hasratnya untuk melahap bibir ranum Elmira yang sedari tadi begitu menggoda dirinya. Cukup lama mereka bertukar saliva. Reksa melepas ciumannya karena Elmira sudah teesengal tak bisa bernafas. Reksa menarik tangan Elmira, membawanya duduk di atas pangkuannya. Reksa mulai menurunkan ciumannya. Kini ia menjelajahi leher jenjang Elmira. Hingga terdengar lenguhan dari mulut Elmira.

Elmira tak kuasa menahan rasa nikmat yang menyerang dirinya saat ini. Ini kali pertama ia diperlakukan seintim ini oleh seorang pria.

"Tuan ...."

"Panggil aku Reksa." Reksa terengah-engah menempelkan keningnya di kening Elmira.

"Reksa." Bisik Elmira membuat Reksa gemas dan menggigit kecil bibir Elmira.

"Hari sudah semakin larut," ucap Elmira.

"Iya, Andai kau bisa lebih lama lagi di sini," sahut Reksa.

"Itu tidak mungkin, Ayah dan Ibu pasti akan panik mencariku. Lebih baik aku segera pulang." Sahut Elmira lalu bergegas meninggalkan rumah pria yang baru saja menjadi kekasihnya ini.

***

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Sang Ratu   Ekstra Part 5

    Yasinta mencoba menenangkan Emran dan Abraham agar tak lagi rewel. Kedua bocah laki-laki itu terus saja mencari keberadaan Elmira saat mereka tahu ibunya tak ikut pulang bersama mereka.“Ibu mengapa belum pulang, Nenek?” rengek Abraham.“Sabarlah sebentar, Sayang. Ibu dan Ayahmu akan segera pulang. Kau tenanglah karena adikmu terus saja menangis. Jangan membuat Nenek semakin bingung,” ucap Yasinta.Mengerti jika saat ini neneknya sedang pusing, Abraham menghampiri Margi. “Bibik, hubungi Ibuku, katakan padanya aku menangis mencarinya,” ucap Abraham.“Tapi Anda tak menangis sama sekali kan, Tuan kecil, jadi saya tak bisa memberitahu kebohongan seperti itu kepada Ibu Anda,” ucap Margi.“Hhhh ... kau ini!” seru Abraham.“Ibu!” seru Edrea.&

  • Sang Ratu   Ekstra Part 4

    Elmira membenahi riasannya saat ia sudah tiba di rumah orangtua Andini. Ini kali pertamanya ia menginjakkan kaki di rumah orangtua Andini ini, karena sebelum-sebelumnya Andini-lah yang berkunjung ke rumah utama Dhanuar.“Sudah, Sayang. Mau sampai kapan kau berdandan? Anak-anak sudah berlari masuk,” ucap Reksa. Ia memasang wajah nelangsanya melihat istrinya yang membenahi riasan tanpa henti padahal ibunya dan romongannya yang lain sudah masuk ke tempat acara.“Kau ini apa tak suka melihat istrimu tampil cantik?” ucap Elmira dengan wajah muramnya.“Hhhh ... ya. Lalu kapan kau akan menyelesaikan ritualmu itu?”“Aku sudah selesai.” Elmira menyimpan kembali alat riasnya. Ia lalu keluar dari mobil dan membenahi gaun panjangnya.“Apa aku sudah terlihat cantik?” tanya Elmira sebelum ia melangkahkan kakinya memasuki tempat acara.“Ya, kau terlihat sangat cantik dan anggun. Kau terlihat

  • Sang Ratu   Ekstra Part 3

    Yasinta dan Reksa pulang saat waktu makan malam, sehingga mereka bisa makan malam bersama.“Ada apa, Sayang? Kau tampak ceria sekali?” tanya Reksa.Pertanyaan Reksa pada Elmira telah berhasil membuat Yasinta juga menoleh ke arah Elmira.“Ada berita baik yang datang hari ini.”“Oh ya? Berita apa itu?” tanya Reksa.“Tadi pagi Andini datang ke sini.”“Andini?” gumam Reksa memotong kalimat Elmira.“Yaa, dan kau tahu apa yang dia katakan padaku?!” seru Elmira antusias.“Apa?”“Satu bulan lagi Andini akan menikah dan kita semua diminta untuk datang ke sana,” ucap Elmira dengan begitu cerianya.“Benarkah itu?!” tanya Yasinta.“Iya, Ibu. Itu benar,” ucap Elmira.“Aku turut

  • Sang Ratu   Ekstra Part 2

    “Nenek, apa Ibu dan Ayah tak ikut sarapan bersama kita?” tanya Sabrina.“Sabrina, kau makan saja makananmu, Sayang, atau kau akan terlambat untuk ke sekolah,” sahut Yasinta.“Tapi ke mana Ayah dan Ibu?” tanya Shaka.“Ayah dan Ibu kalian mungkin sedang ada sesuatu yang harus segera diselesaikan. Kau cepat habiskan sarapanmu dan segeralah berangkat dengan supir bersama Kakakmu,” ucap Yasinta.“Nenek, lihatlah. Emran makan belepotan,” ucap Edrea.“Mamama.” Emran begitu senang jika ia menyuap makanannya sendiri meskipun wajahnya akan belepotan dengan buburnya.“Nenek, aku sudah selesai,” ucap Sabrina.“Aku juga,” sambung Shaka.“Edrea, ayo kita berangkat,” ajak Sabrina.“Iya,” sahut Edrea.

  • Sang Ratu   Ekstra Part 1

    Setelah kepergian Delia dan Andini dari rumah Dhanuar dan dari kehidupan keluarga Dhanuar, Elmira dan Reksa selalu melewati hari-hari yang membahagiakan. Elmira dan Reksa tak pernah membeda-bedakan anak-anak mereka, semua yang mereka lakukan adalah adil dan sama hingga Sabrina dan Edrea tak pernah merasakan kehilangan sosok ibu kandung dalam hidupnya.Mula-mula Sabrina terus menanyakan perihal Andini yang sekarang tak ikut tinggal bersama dengannya lagi namun lambat laun Reksa dan Elmira menjelaskan bahwa sekarang situasinya sudah berbeda dari dulu. Mereka memberi pengertian pada Sabrina bahwa ayah dan ibunya sudah berpisah dan tak akan pernah bisa kembali bersama lagi. Meski dulu Sabrina tak terlalu paham namun sekarang gadis itu sudah paham setelah usianya hampir menginjak remaja.Sabrina tumbuh menjadi gadis yang cerdas, cantik dan anggun yang memiliki tutur kata lembut dan sopan. Saat ini usianya sudah menginjak sepuluh tahun, satu tahun lagi ia akan memasuki sekol

  • Sang Ratu   141. Sang Pemenang (Tamat)

    Reksa sampai di rumah utama keluarga Dhanuar saat hari sudah lewat tengah malam. Ia pun langsung berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.Rasa lelah dan penat yang ia rasakan menghilang begitu saja setelah ia melihat wajah damai Elmira yang kini telah terlelap. Ia tersenyum lalu ikut bergabung bersama Elmira di atas ranjang. Ternyata pergerakannya mengusik tidur Elmira hingga membuat istrinya ini membuka matanya.“Reksa, kau sudah pulang? Maaf aku ketiduran,” ucap Elmira.“Iya, baru saja.” “Kau sudah makan malam? Jam berapa ini, akan aku siapkan dulu.” Elmira bergerak hendak turun dari ranjang namun dicegah oleh Reksa.“Tidak perlu, ini sudah lewat tengah malam. Sebaiknya kita tidur saja, aku juga sudah sangat lelah,” ucap Reksa.“Baiklah,” sahut E

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status