Share

Sisi Baru (2)

Author: tuanputri
last update Last Updated: 2021-08-30 06:31:02

Fuschia berjalan cepat keluar dari kediaman Paduka Ratu. Ia tidak  ingin berada di tempat itu lebih lama lagi atau, suasana hatinya memburuk. Laura dan Sophie yang mengekori Fuschia mulai tampak kelelahan. Langkahnya yang gegabah menarik perhatian orang-orang di istana. 

Mungkin karena pikirannya sedang kalut, Fuschia tidak  berjalan menuju kediamannya, tapi malah ke Taman Rosemary. Taman bunga mawar yang sudah ada sejak pendirian Kerajaan Drachentia. Bahkan namanya pun diambil dari nama Ratu pertama Kerajaan. Kebetulan, Fuschia dan Hayden lumayan sering mengunjungi taman ini untuk berjalan bersama saat sedang suntuk. Dan sepertinya kebiasaan itu terbawa bahkan setelah Fuschia kembali ke masa lalu.

'Sial! Apa aku sudah terlalu dijinakkan oleh Hayden?’

Padahal saat pertama kali menjadi Fuschia, dia bertekad untuk tidak  jatuh cinta kepada Hayden karena dia tahu takdir Hayden adalah bersama Sarah, tokoh utama wanita dalam buku ini. Dia berusaha sekuat hatinya untuk merubah alur cerita. Tapi karena kenaifannya, ia malah jatuh hati kepada Hayden. Pria brengsek yang menyodorkan istrinya sendiri untuk ditiduri pria lain!

‘Ah, gimana ini? Aku ingin membunuh mereka semua dengan cara tersadis. Tapi hati nuraniku melarang karena sekarang mereka belum melakukan apa-apa padaku! Mending aku mati ketimbang hidup dengan hati sampah begini,’

Angin berhembus lembut, menyisir rambut panjangnya yang diurai.

‘Aku bisa saja menggorok leherku sendiri. Tapi karena aku pengecut, aku tidak bisa melakukannya dengan tanganku sendiri. Beda cerita kalau aku dibunuh. Tapi dengan perlindungan seketat ini, siapa yang berani membunuhku? Sial.’

Di kala angin berhembus lebih kencang, semerbak wangi bunga mawar menyeruduk masuk ke hidungnya. Untuk sesaat, hanya sesaat, Fuschia tersenyum.

‘Heran deh. Buat apa aku dihidupin lagi di kehidupan ini? Siapa yang minta?!’

“Kita kembali ke Istana Melati” ucap Fuschia.

Belum genap langkahnya pergi, ia terhenti karena mendengar suara tawa renyah bercampur ocehan bayi dari seberang tempatnya berdiri. Fuschia mengamati bayi mungil di pelukan salah satu nona yang ada di kumpulan itu.

“Yang Mulia Putri Mahkota, beliau adalah Nona Almaren dari Keluarga Count Gustavv yang baru saja melahirkan beberapa bulan yang lalu. Beliau adalah istri dari Ketua Ksatria regu kedua yang turut membasmi monster bersama rombongan Putra Mahkota. Di sebelahnya adalah Nona-… dan Nona-… mereka datang-…” bisikan Laura tidak  sampai ke telinga Fuschia ketika pandangannya tersedot pada sosok bayi mungil.

Fuschia mendekati rombongan itu.

“Ehem,” saat Sophie berdeham, rombongan Nona Almaren menoleh seketika dan segera membungkuk.

“Salam hormat kepada bulan kecil Kerajaan Drachentia, Yang Mulia Putri Mahkota, semoga Dewa Drachen selalu memberkati hari Anda”

“Terimakasih. Silahkan berdiri.”

“Yang Mulia, terimakasih telah berkenan menyapa kami. Sebuah kehormatan bagi kami untuk bertemu Anda, Yang Mulia. Wah, kau begitu cantik,” celetuk seorang nona di samping Nona Almaren, tatapannya berbinar-binar.

“Haha, terimakasih.” Fuschia tersipu, dan wajah tersipunya berhasil menyapu gundah orang-orang di sekelilingnya. Tidak  hanya pria, namun wanita juga mengagumi keindahan wajah Fuschia.

Dari awal, Fuschia memang memiliki wajah cantik berseri yang membuat siapapun yang memandangnya jadi merasa tenang.

“Hmm.. kalau tidak  keberatan, bolehkah aku.. menggendong bayimu?”

“Apa?”

Permintaan Fuschia mengejutkan semua orang, terutama Nona Almaren yang langsung gelagapan.

“Te-tentu saja, Yang Mulia,” Nona Almaren mengendorkan gendongannya. Lalu dengan bantuan seorang pelayan wanita yang lumayan tua, bayi perempuan itu berpindah ke pelukan Fuschia.

Jantung Fuschia berdegup kencang. Ia merasakan desakan emosi yang menggumul di dalam dadanya perlahan meletup, seperti kembang api di langit malam. Saat ia mendekap tubuh halus nan lembut bayi itu, ia semakin merindukan bayinya sendiri.

Dia hampir menangis.

“Dia.. sangat menggemaskan.” wajah Fuschia yang berseri-seri saat bermain dengan bayi perempuan di gendongannya sungguh menawan. Semua orang yang menyaksikan adegan itu seolah tenggelam dalam tumpukan kelopak bunga.

“Sungguh luar biasa, Yang Mulia. Ia tampak senang dalam pelukan Anda, padahal biasanya dia akan menangis saat dipeluk orang lain.” tutur Nona Almaren, pipinya membumbung tinggi saking senangnya.

“Benarkah? Apa artinya dia mengerti kalau aku menyukainya?”

“Su-sungguh suatu kehormatan bagi keluarga kami, Yang Mulia.”

“Nona Almaren, kalau kau ada waktu, silahkan kunjungi Istana Melati bersama putrimu. Mari kita berkenalan lebih dekat.”

“Ba-baik Yang Mulia.” Nona Almaren tersipu malu.

Setidaknya Fuschia bisa memiliki teman ngobrol selain dengan orang-orang yang sengaja Hayden kenalkan padanya. Dia tidak  ingin dunianya dibatasi lagi oleh Hayden dalam tameng perlindungan. 

Langkah Fuschia menjadi lebih tenang dalam perjalanannya kembali ke Istana Melati. Di sepanjang perjalanannya, ia menjumpai beberapa bangsawan lain yang menunduk patuh, meski ia tahu bahwa mereka tidak sungguh-sungguh patuh. Fuschia ingat betul wajah orang-orang yang menertawainya saat ia berada di panggung eksekusi.

Mereka adalah bangsawan sampah yang melempar kejahatannya pada Fuschia yang tidak  bersalah.

‘Benar, karena aku terlanjur hidup lagi sebagai Fuschia, masih ada kesempatan bertemu babyku lagi! Yeah! Aku akan bikin baby lagi! Dan kali ini, aku akan melindungi dia apapun yang terjadi!’ Fuschia mengepalkan tangannya rapat.

Albertus, butler di Istana Melati, menyambut kedatangan Fuschia dengan hormat. Fuschia merengut melihat tampang sok tidak berdosa Albertus dengan senyumnya yang menyebalkan. Namun ia segera memperbaiki ekspresinya. Ia tidak  ingin Albertus curiga kepadanya hingga melaporkannya ke Hayden.

Karena Albertus lah yang menanam bukti palsu di Istana Melati untuk menjatuhkan Fuschia sesuai perintah Hayden.

‘Banyak orang gila di sekelilingku. Phew,’

“Yang Mulia Putri Mahkota, ada kabar baik untuk Anda. Pasukan Putra Mahkota sudah dalam perjalanan kembali ke Ibukota. Diperkirakan akan tiba dua hari lagi.”

Deg!

‘Ah. Akhirnya kau pulang juga, brengsek?’

Fuschia menunjukkan senyum terindah yang meluluhkan semua orang. Sedikit yang mereka tahu apa arti senyuman itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   The End

    Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (5)

    Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (4)

    Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (3)

    Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa (2)

    Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da

  • Sang Villainess Ingin Bikin Baby Dulu, Balas Dendam Kemudian   Menuju Akhir Masa

    Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status