Share

Satu Malam Bersama Adik Ipar
Satu Malam Bersama Adik Ipar
Автор: Rich Mama

Bab 1. Malam Panas

“Kenapa Mas Amar sampai sekarang belum pulang juga?” keluh Rania seorang diri.

Wanita itu berjalan dengan resah di dalam kamarnya. Ia sudah tidak sabar menanti kedatangan suaminya.

Selesai mempersiapkan segalanya, Rania sengaja memakai sebuah pakaian tipis nan seksi atas rekomendasi dari sahabatnya. Ia juga menggunakan parfum dengan aroma yang sangat menggoda.

Wanita itu ingin memberikan kejutan kepada sang suami di hari ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga tahun. Ia juga sudah mengirimkan sebuah pesan untuk Amar agar pulang cepat malam ini.

Rania berusaha menenangkan perasaannya. Ia mulai bercermin kembali dan menambah sedikit lipstik merah terang pada bibirnya. Kemudian mengurai rambut panjangnya.

Untuk kesekian kali Rania mengecek ponselnya. Namun tetap saja tidak ada balasan pesan dari Amar meski pesan tersebut telah berwarna biru bertanda centang dua.

“Apakah mungkin Mas Amar masih sibuk di kantornya? Sampai-sampai tidak sempat membalas pesanku.”

Rania berusaha tetap setia menanti kepulangan sang suami hingga ia tidak bisa lagi menahan rasa kantuk yang menyerangnya.

Karena Amar tak kunjung datang, Rania sampai ketiduran. Hingga tiba-tiba wanita itu bisa merasakan saat pintu kamar dibuka dengan sedikit keras. Rania yakin jika yang datang adalah suaminya. Dan sesaat kemudian lampu kamar mati saat pintu kamar tertutup kembali.

Detik berikutnya Rania dapat merasakan seseorang naik ke atas ranjang. Kemudian memeluk tubuh wanita itu dari belakang.

Setelah itu bibirnya mulai bermain-main pada ceruk lehernya dan berkali-kali lelaki itu mencium serta menyesap dan menggigitnya dengan penuh gairah. Rania semakin yakin bahwa lelaki itu adalah suaminya.

Sampai akhirnya Rania tidak bisa menahan diri lagi. Sebuah lenguhan indah keluar dari mulutnya begitu saja. Ia segera memutar tubuhnya dan seketika itu ada yang melumat bibirnya dengan lembut namun menuntut.

Bau alkohol menyeruak memenuhi indera penciuman milik Rania. Namun ia tak menghiraukannya lagi. Wanita itu hanya bisa pasrah saat lelaki yang berada di atasnya mulai melucuti pakaiannya dengan agresif.

“Aku mencintaimu, Sayang.”

**

Sinar mentari pagi membangunkan Rania yang masih enggan beranjak dari tempat tidurnya. Ia terbangun dalam suasana hati yang sangat bahagia. Tadi malam wanita itu merasakan malam terindah yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Rania menggeliatkan tubuhnya. Kemudian menoleh ke samping kiri. Seorang lelaki masih tertidur lelap di tempatnya. Namun Rania merasa syok saat mengetahui jika lelaki yang tidur bersamanya bukanlah Amar.

“Aaaaaaa....!!!”

Rania berteriak kencang hingga lelaki di sampingnya terbangun dan menggeliatkan tubuhnya dengan malas.

“Ada apa, Sayang? Kenapa berteriak seperti itu?” tanya Rafka dengan suara beratnya. Ia masih belum sadar siapa wanita yang telah menghabiskan sepanjang malam dengannya.

“Aku ini Rania, Rafka! Aku kakak iparmu!” jawab Rania dengan emosi yang meluap.

“Apa? Rania?” Rafka membelalakkan kedua matanya. Ia benar-benar tidak tahu jika tadi malam telah salah masuk kamar.

Lelaki tampan itu mengusap wajahnya dengan kasar. Tadi malam ia dalam keadaan mabuk ketika memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Rafka mengira jika ia masuk ke dalam kamarnya sendiri yang tidak terkunci.

“Aku minta maaf, Ran. Aku benar-benar tidak sadar tadi malam.” Karena tadi malam Rafka benar-benar dalam keadaan mabuk, sehingga ia tidak sadar sudah masuk ke kamar yang saat ini ditempati oleh kakak iparnya.

“Sejak kapan kamu ada di Indonesia, Rafka? Kenapa tidak bilang-bilang dulu? Aku bisa siapkan semuanya.” Rania mengalihkan percakapan mereka, karena kini ia merasa canggung berbicara dengan Rafka.

“Sorry. Aku sedang banyak masalah hingga memutuskan untuk pulang. Dan tadi malam pintu kamar tidak dikunci jadi aku langsung masuk saja. Bukankah ini kamarku?” Rafka mengedarkan pandangannya. Berusaha memastikan kembali bahwa ia tidak salah masuk kamar.

“Ini memang kamar kamu, Rafka. Tetapi hampir setengah tahun ini aku dan kakakmu yang menempatinya karena aku pikir kamu tidak pulang dalam waktu yang lama. Aku tidak menyangka akan seperti ini jadinya.”

Rania menangis sesenggukan. Ia takut jika suaminya tahu bahwa dia telah tidur dengan lelaki yang tak lain adalah adiknya sendiri.

“Tolong, jangan menangis Rania. Kamu tenang dulu.”

“Aku takut jika Mas Amar tahu perbuatan kita. Aku tidak mau diceraikan, Rafka! Bagaimana aku bisa tenang?” Rania semakin terbawa emosi.

Rafka jadi serba salah. Ia pun tidak menginginkan hal itu terjadi. Ia masih cukup waras untuk tidak merebut istri abangnya sendiri.

“Aku pastikan rahasia ini akan aman. Kita lupakan peristiwa tadi malam. Anggap tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita dan aku tidak akan bilang apapun kepada Mas Amar.”

Rania terdiam cukup lama. Ia mulai merasa tenang. Wanita itu bisa melihat sebuah kesungguhan pada diri Rafka. Adik iparnya tersebut adalah seorang lelaki yang baik. Bahkan rela memberikan tumpangan rumah untuk mereka tempati sampai kapanpun.

“Terima kasih, Rafka. Aku harap kamu bisa menepati janjimu.”

“Baiklah aku harus mandi. Di mana kamarku?” tanyanya kemudian.

“Kamu mandi di sini saja. Aku akan membersihkan dan merapikan kamar sebelah.”

Setelah Rafka masuk ke dalam kamar mandi, Rania segera memakai bajunya yang terlempar kemana-mana. Ia jadi teringat akan keganasan mereka tadi malam. Wanita itu geleng-geleng kepala sendiri. Mencoba melupakan semua yang terjadi.

Rania memilih untuk membersihkan diri di kamar mandi yang berada di dekat dapur. Setelah itu ia masuk ke kamar yang lain untuk merapikannya.

“Nah, sudah beres. Aku sudah mengganti sprei-nya dengan yang baru.”

Detik berikutnya terdengar pintu tengah terbuka. Menampilkan sosok adik ipar yang hanya mengenakan penutup di bagian pinggangnya.

Sebagian air dari rambutnya yang basah mengalir hingga ke dada bidangnya. Perut sixpack memenuhi pandangan Rania saat ini. Ia terdiam dan terpana akan keindahan tubuh lelaki di depannya.

“Ada apa, Ran? Ada yang salah?” tanya Rafka seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Ia berjalan mendekati Rania yang masih kesulitan untuk menjawab pertanyaannya.

“A—aku harus pergi.”

Dengan langkah cepat Rania berusaha menghindar dari Rafka. Namun sesuatu hal buruk terjadi kepadanya. Ia hilang keseimbangan dan terjatuh menimpa Rafka yang berusaha menolongnya.

Rich Mama

Waduh, nempel lagi nih???? Apanya??? Hayoo.....

| 6
Комментарии (8)
goodnovel comment avatar
Mala
seru ceritanya thor
goodnovel comment avatar
Sarofah
ceritanya bikin penasaran aku br mulai baca nih,,
goodnovel comment avatar
bilal4
Ceritanya seru banget
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status