Share

Bab 3. Hasrat

Author: Lucy Ang
last update Last Updated: 2023-06-16 17:33:11

Bab 3

Rendi tidak bisa menahan diri lagi. Segala keraguannya hilang saat mendengar jawaban dan melihat tatapan mata Cindy yang terlihat sudah menginginkan hal yang sama dengannya. “Baiklah, kalau begitu, aku tidak akan menahan diri,” kata Rendi langsung mencium bibir Cindy yang ranum.

Mira membalas pagutan Peter dan mendesah karena ciuman Peter terlalu begitu nikmat saat menyentuh dan menari di atas bibirnya. “Yah, Tuhan ini luar biasa!” desah Mira di sela ciuman Peter.

“Aku senang kalau kau menyukai ciumanku, Cintaku,” balas Rendi sambil memperdalam ciumannya.

Mira mengerang dan membalas ciuman Peter sambil menahan diri karena entah kenapa tubuhnya merasa terbakar dan menginginkan lebih. Karena sudah tidak tahan ingin menyentuh tubuh Peter, tanpa ragu Mira langsung membantu Peter membuka jas dan kemejanya tanpa merasa malu sedikitpun. Pipinya memerah tapi tidak ingin menunda lagi!

Rendi tersenyum melihat apa yang Cindy lakukan terhadapnya. Tanpa sungkan ia pun melakukan hal yang sama terhadap Cindy. Ia segera membantu Cindy membuka gaun yang melekat sexy di tubuh-nya.

Saat gaun Cindy terlepas jatuh, mata Rendi langsung terbuka lebar. Ia mendesah dan merasa semakin bergairah saat memandangi tubuh Cindy yang sangat mulus dan juga sexy. Meski usia Cindy terlihat tidak lagi muda, tapi bentuk tubuhnya sangat molek. Ia sangat yakin kalau Cindy sangat menjaga pola makan dan juga kebugaran tubuhnya dengan sangat baik hingga bisa mendapatkan lekuk tubuh dan kulit seperti gadis belia yang padat dan kencang.

Meski saat ini Cindy masih mengenakan bra dan juga celana dalam rendanya tapi Rendi masih enggan membuka kadonya saat ini. Ia masih ingin menatap bentuk tubuh Cindy meski belum sepenuhnya telanjang di hadapannya. Ia, dengan jujur harus mengakui, kalau dia sangat menyukai pemandangan tubuh Cindy di hadapannya saat ini.

Dengan penuh percaya diri, Mira mengelus tubuhnya sendiri di depan Peter. “Apa kau suka dengan bentuk tubuhku?” tanya Mira seolah menawarkan dirinya sendiri. Dia malu melakukan hal itu tapi desakan untuk memenuhi gejolak di dalam jiwanya seolah memohon agar Peter segera memberikan apa yang ia inginkan. Belum pernah ia merasakan desakan yang menggebu seperti ini sebelumnya. Mungkin kerinduannya terhadap Mike begitu besar hingga ia menginginkan Peter menyentuhnya saat ini.

“Suka, sangat suka sekali!” sahut Rendi dengan jujur. “Tubuhmu sangat indah,” akunya lagi sambil menatap wajah Cindy.

Mira tersenyum malu-malu. “Apa kau tidak ingin menyentuhnya?” tanya Mira dengan tatapan dipenuhi dengan hasrat yang mengelora di dalam dirinya.

“Demi Tuhan, Cin! Kalau kau tidak membiarkan aku menyentuh tubuhmu saat ini, sebaiknya kau bunuh aku sekarang juga! Aku tidak akan mampu berhenti di titik ini. Tolong kasihani aku,” kata Rendi sambil menelan air ludahnya dengan susah payah menunggu isyarat dari Cindy.

“Kalau begitu lakukan, aku sepenuhnya milikmu,” kata Mira pada akhirnya. Ia sangat merindukan almarhum suaminya dan menginginkannya saat ini!

Tanpa menunda lagi, Rendi langsung tersenyum sambil meraih tubuh Cindy dalam gendongannya.

Mereka berciuman dan saling membalas tanpa merasa ragu sedikitpun. Yang ada dan menguasai diri mereka saat ini hanyalah keinginan yang sama untuk bisa merasakan kenikmatan yang lebih lagi. Yang bisa membawa mereka terbang ke awan-awan kenikmatan!

Mereka saling tersenyum di sela napas mereka yang menderu.

Mereka saling menatap dengan tatapan yang dipenuhi hasrat dan gairah yang sama. Bibir mereka saling memagut dengan liarnya, seolah mereka tidak bisa hidup tanpa merasakan manis dan hangat ciuman mereka.

Mereka mendesah dengan penuh gairah saat bibir mereka kembali tenggelam dan merasakan sensasi manis yang membuat mereka kecanduan untuk terus melakukannya lagi dan lagi.

Lidah mereka saling menyelinap ke dalam rongga mulut mereka dan semua itu memberikan sensasi yang tidak bisa membuat mereka berhenti berciuman dan saling memagut. Seolah mereka akan mati kalau menunda atau berhenti saling menyentuh satu sama lain.

“Yah, Tuhan! Kenapa semua ini begitu nikmat!” kata Mira tanpa malu-malu mengakuinya.

Rendi tersenyum seraya mengangguk. “Aku pasti mati kalau kau menyuruhku berhenti menyentuhmu,” kata Rendi setengah terkekeh.

“Aku tidak mau kau berhenti,” sahut Mira mengingatkan dengan tegas.

Rendi terkekeh seraya mengangguk. “Aku juga tidak mau berhenti, Sayangku,” bisik Rendi sambil mencumbu leher Cindy yang memabukkan.

Mira mengerang sambil meraba tubuh kekar milik Peter dan dengan desahannya memberi dorongan kepada Peter untuk melakukan hal yang lebih lagi.

Rendi mencium Cindy lagi dan membiarkan tangan mereka saling bergerilya, meremas dan menyentuh tubuh pasangan mereka masing-masing dalam lautan kenikmatan.

“Aku perlu membuka bramu,” bisik Rendi setengah mati menahan hasratnya.

Mira mengangguk seraya menatap mata Peter yang terlihat sangat ingin membuka kado kejutannya malam ini. Dia tidak merasa keberatan menuruti permintaan Peter karena jujur, ia juga ingin merasakan hangat sentuhan tangan Peter saat meremas payudaranya.

Ia meraih tangan Peter dan duduk agar memudahkan Peter melepas bra dari tubuhnya. Napasnya menderu hebat karena bukan hanya Peter yang ingin menyingkirkan bra-nya dari payudaranya tapi dia juga ingin merasakan sensasi tangan Peter saat menyentuh kedua payudaranya! Teramat menginginkannya!

Dengan hasrat yang membara, Rendi membuka pengait bra Cindy dan mendesah tanpa sadar saat melihat keindahan payudara Cindy yang kencang terpampang jelas di hadapannya. Tanpa merasa ragu, Rendi meremas kedua payudara Cindy dengan kedua jemarinya dan mengamati reaksi Mira.

Mira menutup kedua matanya dan menikmati remasan jari jemari Peter sambil merapatkan kedua pahanya untuk menahan desakan, merasakan kenikmatan yang bisa Peter berikan lebih kepadanya.

Rendi tersenyum senang saat melihat ekspresi Cindy yang sudah tidak sabar untuk merasakan kenikmatan yang lebih yang bisa ia berikan kepadanya.

Tanpa ragu, Rendi langsung mengulum puncak payudara Cindy yang terlihat sangat kenyal dan sangat menggoda untuk segera ia cicipinya. Dia melumat puting payudara Cindy, menghisap dan membelai dengan lidahnya.

Mira merasa melayang hingga mengerang merasakan kenikmatan yang begitu dasyat melanda ke dalam dirinya saat Peter menyesap puting payudaranya dengan cara yang membuatnya ketagihan dan ia tidak ingin Peter berhenti melakukannya! “Jangan berhenti, kumohon,” pintanya tanpa sadar meremas rambut lebat milik Peter.

Rendi tersenyum saat mengamati ekspresi wajah dan mendengar desahan Cindy. “Aku akan terus melakukannya hingga kau merasakan sensasi yang membuatmu terus melambung. Ia merasa sangat puas saat menyesap payudara Cindy, seakan menikmati manisnya buah kurma yang ranum dan masak di mulutnya. Dia tidak mau berhenti menikmatinya!

Mira terkekeh dan tidak berhenti menekan dan meremas rambut Peter untuk memberikan dorongan yang lebih lagi agar Peter tidak berhenti mencumbunya seperti itu.

Rendi menyadari keinginan Cindy kemudian menurunkan satu tangannya ke arah bawah dan memanjakan inti sari kewanitaan Cindy yang sudah basah dan sudah siap untuk bersatu dengannya tapi Rendi berniat untuk lebih memanjakan Cindy. Ia menggerakkan jari-jarinya dengan tempo semakin cepat dan menghujam, mendorong masuk ke dalam diri Cindy hingga Cindy mengerang dan menikmati sensasi gerakan jari-jarinya.

Mira mengerang seraya mendesah tertahan saat merasakan kenikmatan dari kuluman mulut Peter di payudaranya dan juga lewat keahlian jari-jari tangan Peter yang melakukan fungisnya dengan baik pada inti sari kewanitaannya. Dia semakin basah dan mendesak Peter untuk menyatukan diri dengannya! “Please, … please …,” pintanya merasa tidak sanggup menahan lebih lama lagi. Ia ingin segera merasakan penyatuan mereka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Satu Malam Bersama Calon Besan   Bab 21 Menemui Mira

    Bab 21Mira menggeleng dan segera menarik diri, menjauh dari Peter. “Peter, maaf …” katanya merasa tidak bisa memaksakan perasaannya lagi. Ia telah mencoba tapi ia tidak bisa merasakan getar yang sama seperti yang ia rasakan pada malam itu! Apa perasaannya muncul hanya karena efek obat yang diberikan teman-temannya malam itu? Apa benar hatinya benar-benar telah mati? tanya Mira merasa sedih dalam hati.Peter mengamati situasi dan segera menenangkan Mira. Ia menarik senyumnya dengan hati-hati dan lembut lebih mencoba untuk menghibur dirinya sendiri. “Tidak apa, …” kata Peter berusaha mengerti situasi yang terjadi tapi tidak berniat melepas “Peter, aku mengundangmu ke sini ...," kata Mira sambil mengatupkan bibirnya merasa tidak enak meneruskan ucapannya tapi ia harus melakukannya."Katakanlah," ucap Peter menenangkan Mira yang terlihat gugup saat ini. "Aku mau meminta maaf atas apa yang terjadi pada malam itu, teman-temanku …” kata Mira lagi berusaha memberitahu Peter tentang kenakal

  • Satu Malam Bersama Calon Besan   Bab 20 judul Peter ingin mencium Mira

    Bab 20 Karena tidak bisa menghubungi Mira, akhirnya Rendi menghubungi Peter dan mengumpatnya tanpa ragu. “Apa yang kau lakukan? Kau tahu Mira milikku!” Peter tersenyum ke arah Mira lalu berdiri dari tempatnya duduk. Ia permisi untuk menerima telepon dari Rendi di halaman samping agar Mira tidak bisa mendengar teriakan Rendi di ponselnya. “Sabar Bung,” sahut Peter sambil menertawakan keberuntungannya. Ia menatap ke arah Mira yang sedang berkonsentrasi menyiapkan makan siang untuk mereka berdua. Rendi mengumpat Peter dengan kesal. Peter menenangkan Rendi sambil menahan emosinya. “Nyatanya kau dan Mira hanya terlibat cinta satu malam. Kalian tidak berpacaran sampai sekarang, jadi jangan salahkan aku kalau sekarang Mira lebih memilihku di banding melanjutkan pertualangan kalian. Semua itu hanya kebetulan dan tidak perlu diambil serius, Ren. Aku saja pacarnya sekarang tidak mengambil serius tentang cinta satu malam kalian itu ...” Rendi mengumpat Peter dengan penuh kemarahan. “Peter,

  • Satu Malam Bersama Calon Besan   Bab 19 judul Mira berpacaran dengan Peter

    Bab 19 Matias menghela napas lega saat masih sempat bertemu dengan nyonya kesayangannya, Mira. “Nyonya," sapanya sambil terengah. "Tadinya saya pikir anda sudah pergi,” lanjutnya di sela engahannya. Rendi menatap tidak suka ke arah pria muda yang menyapa Mira dengan wajah berseri-seri. Sudah dipastikan kalau mereka memiliki hubungan yang sangat akrab. “Sebentar lagi, saya akan pergi. Cepatlah makan di dalam.” Matias menggeleng. Ia ingin berbincang dengan nyonya kesayangannya sebelum beliau pergi. “Saya sudah makan, ini …” “Ini investor di proyek terbaru perusahaan,” jawab Mira memperkenalkan mereka berdua. Matias dan Rendi dengan enggan mengulurkan tangan dan menyebutkan nama mereka masing-masing. Mira mengamati keanehan yang sangat terasa di depannya ini. Kenapa mereka begini? tanya Mira dengan heran dalam hati. “Apa Nyonya sudah selesai? Saya akan mengantar anda pulang seperti biasanya.” Rendi mendehem dan segera maju untuk menghalangi Matias mendekati Mira. “Dia bersamaku,

  • Satu Malam Bersama Calon Besan   Bab 18 Rendi meradang

    Bab 18Rendi tidak menyangka kalau Mira ternyata sangat donatur sekali! Dia bukan hanya sekedar menyumbang ke yayasan panti asuhan yang dimiliki suster Margareta tapi dia juga rela memberikan ladang emas kepada yayasan yang dikelola oleh para suster yang sedang menyambut kedatangan Mira dengan wajah penuh antusias. “Kau membangun sekolah. Berinvestasi?” tanya Rendi merasa Mira telah dimanfaatkan secara tidak sadar!Suster Margareta segera menggeleng dan mewakili Mira menjawab pertanyaan rekan bisnisnya ini. “Seharusnya seperti itu tapi Nyonya Mira tidak pernah mau menerimanya dan meminta kami terus mengelolahnya hingga menjadi besar seperti ini.”Well hal ini sangat tidak biasa dilakukan seorang pengusaha kepada sebuah yayasan panti asuhan! Bisa dikatakan, mereka sangat beruntung bisa bertemu donatur yang jenius seperti Mira! rendi merasa ada sesuatu yang salah di sini tapi ia belum tahu apa itu!Ia mengira mereka akan meminta sumbangan lagi kepada Mira tapi nyatanya tidak demikian.

  • Satu Malam Bersama Calon Besan   bab 17 mengatur kencan?

    Bab 17“Apa ini pertemuan bisnis?” sindir Rendi sambil menatap dingin ke arah Mira dan Aldo.Mira berpura-pura polos dan menanggapi sindiran Rendi saat ini. “Tentu, kenapa bertanya?” sahutnya dengan sikap yang profesional.“Kau membawa …”“Aldo di sini sebagai direktur marketing. Tentu dia harus hadir dalam pertemuan ini, bukan? Dia yang akan menjadi ujung tombak usaha ini, Pak Rendi.”Rendi kembali menanggapi dengan tatapan sinis dan mengangguk-angguk seakan bisa menerima penjelasan Mira dan sudah bisa menebak apa yang dilakukan Mira saat ini! Ia berbisnis tapi tidak mau meninggalkan kesenangannya apalagi dia mungkin tahu kalau putranya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasih mudanya ini.“Direktur marketing, well oke. Kalau begitu silahkan dimulai!”Stevanus buru-buru memberi isyarat kepada sekretarisnya untuk menghidupkan layar sentuh dan memulai presentasinya.Sepanjang presentasi Rendi lebih banyak memperhatikan Mira dan Aldo dibanding penjelasan yang diberikan Stevanus kepad

  • Satu Malam Bersama Calon Besan   Bab 16 Tameng

    Bab 16 Hati Mira resah menantikan pertemuannya dengan Rendi besok pagi. Ia bingung dan menjadi gugup ketika sampai di rumahnya. Sendiri tanpa Bastian yang sudah kembali ke dalam apartemennya. Ia merenung merasa tidak nyaman dengan perasaan asing yang menguasai jiwanya saat ini. Kenapa dia bisa merasakan ketertarikan yang luar biasa terhadap Rendi? tanya Mira sambil menuangkan cairan sampanye dalam gelas kristalnya.“Ada apa dengannya?!” pekik Mira merasa tidak mengerti apa yang terjadi padanya saat ini. Ia menyesap sampanyenya dan berharap minuman itu bisa menenangkan syaraf-syarafnya yang tegang. Entah kenapa perasaan bersalah menderanya saat teringat tatapan Rendi saat tangan Aldo secara tiba-tiba merangkul pinggangnya! Mira menggeram seraya meremas wajahnya. “Anak Nakal itu! Kenapa dia melakukannya!” erang Mira malah menyayangkan hal itu!“Perasaan apa ini?” tanya Mira merasa tidak mengerti dengan perasaan yang sedang menderanya saat ini. Sebenarnya ta

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status