Luiz kemudian menemui Jack untuk memberi laporan.
"Bos, nona Pretty sudah aman sampai di rumahnya," kata Luiz dengan sopan.
"Apakah dia pergi bekerja?" tanya Jack dengan raut wajahnya yang datar, karena merasa tidak senang karena wanitanya yang masih dalam kondisi sakit harus bekerja.
"Iya Bos, dia bekerja, dan tadi saat pulang dia berjalan kaki, dia menggunakan waktu selama satu jam baru sampai ke rumahnya," jawab Luiz.
"Berjalan kaki? Apakah masih normal? bukankah dia putri kedua keluarga Jolie, siapa yang tidak mengenal Albert Jolie? Mengapa dia harus berjalan kaki dan bekerja di perusahaan orang lain?" tanya Sean dengan merasa aneh.
"Besok kita akan ke sana, aku akan langsung membawanya ke sini. kelihatannya dia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari keluarganya itu!" ucap Jack yang sedang menahan emosi.
"Apakah ada info selanjutnya mengenai Albert Jolie?" tanya Jack lagi.
"Bos, Albert adalah pebisnis yang licik, dia sering saja suka menghancurkan bisnis orang, dan selain itu dia juga sering menghadiri semua acara pesta. Tetapi dia hanya ditemani oleh istri dan putrinya yang bernama Monica. dan kelihatannya dia tidak pernah membawa nona Pretty untuk dalam acara apa pun," jelas Luiz.
"Bukankah aneh dengan semua ini? apakah nona Pretty bukan anaknya?" tanya Sean dengan penasaran.
“Tidak tahu juga, dalam kondisi yang pucat nona Pretty harus bekerja bahkan tidak ada kendaraan, sedangkan untuk Monica sering mengunakan mobil mewah untuk keluar masuk,” ujar Luiz.
"Jika saja keluarganya melayani dia dengan buruk, aku tidak akan ragu untuk membalasnya!" kata Jack yang mengenggam gelasnya dengan erat.
Keesokan harinya
Jack berangkat menuju ke tempat tinggal Albert Jolie bersama dengan Sean dan Luiz.
Setelah beberapa menit kemudian mobil Jack tiba di depan rumah Albert, Sean turun dari mobilnya dan melangkah ke arah pintu besar rumah mewah milik Albert.
"Tuan, Anda ingin mencari siapa?" tanya pelayan rumah tangga keluarga Jolie.
"Apakah ini keluarga tuan Albert Jolie?" tanya Sean dengan sopan.
"Tuan Albert ada di dalam, apakah ada kepentingan, Tuan?" tanya pelayan dengan sopan.
"Bos saya ingin bertemu dengannya," jawab Sean.
"Yuna, siapa di luar?" tanya Monica yang melangkah menghampiri pelayanmya.
Nona, tuan ini ingin mencari tuan besar," jawab pelayan dengan sopan.
"Kamu siapa, kenapa ingin bertemu dengan papaku?" tanya Monica dengan tatapan sombong.
"Bos kami ingin bertemu dengannya, harap segera memanggil tuan Albert!" jawab Sean dengan tegas.
"Siapa kalian sebenarnya?" tanya Monica dengan nada ketus.
"Aku adalah Jack Harrison," jawab Jack yang berdiri di belakang Sean, entah kapan ia keluar dari mobilnya.
Sean berdiri ke samping karena bosnya ada di belakangnya, sementara Monica yang melihat pria tampan itu langsung tertegun sambil menatap diam ke arah Jack yang berpenampilan tampan dan dewasa.
"Tuan, Anda adalah Jack Harrison?" tanya Monica dengan senyum.
"Iya, apakah keluarga Jolie begitu sombong sehingga tamu sepertiku harus berdiri di luar?" tanya Jack dengan tatapan tajam.
"Silakan masuk!" ucap Monica dengan senyum ramah dan mempersilakan tamunya itu.
"Kenapa kau masih di sini? Cepat pergi panggil papaku!" bentak Monica terhadap pelayannya itu.
"Baik Nona," jawab pelayannya yang langsung berjalan menuju ke anak tangga, karena Albert berada di lantai dua.
Setelah beberapa menit kemudian
Albert bersama Julia dan Monica menyambut kedatangan Jack dengan ramah, Monica tertarik pada pria tampan yang duduk di hadapannya itu.
"He he he he... Tuan Harrison, tidak menyangka Anda akan ke sini, ada hal penting apa sehingga Anda harus langsung ke rumah saya, kenapa tidak menghubungi saya saja, biar saya yang mendatangi Anda," ucap Albert dengan ramah.
"Tidak perlu basa-basi lagi, kedatangan saya adalah ingin melamar putri Anda!" kata Jack dengan tegas.
Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Jack tentu saja membuat suasana hening seketika, Albert dan Julia tidak menyangka jika putri mereka akan dilamar oleh pria yang berstatus bos mafia. serta memiliki harta yang melimpah bahkan lebih kaya berkali lipat dari keluarga Jolie.
Monica yang mendengar jawaban Jack membuatnya bahagia dan tersenyum-senyum sendiri, karena dirinya tetap tidak menyangka bahwa pria yang diinginkannya itu adalah Pretty yang telah diusir oleh mereka sebelumnya.
"Kenapa kalian diam saja, saat bos sedang bicara dengan kalian?" tanya
Sean dengan ketus."Ah...Tuan, Anda ingin melamar putri saya, apakah saya ada salah dengar?" tanya Julia dengan merasa tidak percaya.
"Jangan menolak waktuku, dan aku juga tidak butuh persetujuan kalian, aku adalah Jack Harrison, jika menginginkan sesuatu maka tidak ada yang bisa melarangku!" kata Jack dengan tegas.
"Tuan, saya mengerti maksud Anda, sebenarnya kami hanya tidak menyangka jika putri kami bisa menarik perhatian Anda," ucap Albert dengan raut wajahnya yang merasa senang.
“Tuan, kami juga tahu jika putri kami sangat memikat, dan tentu saja kami merasa sangat bahagia,” kata Julia ramah.
"Sean!" seru Jack yang memberi kode dengan jarinya.
"Ya, Bos!" jawab Sean yang meletakan koper ke atas meja.
"Tuan Albert, silakan!" kata Sean yang menyuruh Albert membuka koper tersebut.
Albert membuka koper dan melihat isinya, saat dia melihat lembaran uang yang sudah dingin dan susun rapi matanya membuka lebar lebar seakan tidak percaya. Julia menyentuh uang itu dengan matanya yang tanpa berkedip.
"Tidak menyangka nilaiku begitu tinggi di mata Jack, aku memang pantas dinilai tinggi, karena aku adalah anak perawan dan bahkan gadis rupawan. Jack tidak salah menilai. jika dia mendapatkanku maka ini adalah kebahagiannya dan juga keberuntungannya," batin Monica.
"Tuan Jack, kapan pesta pernikahan dimulai?" tanya Monica yang merasa bangga.
"Aku ingin dalam waktu dekat ini," jawab Jack yang tanpa membocorkan ke arah gadis itu.
"Pestanya mau diadakan di mana?" tanya Monica yang mengira jika dirinya yang lamar Jack.
"Tempat yang mewah, aku ingin wanitaku mendapatkan yang terbaik," jawab Jack yang sedang memainkan cincin di jemarinya.
Monica yang sudah salah sangka membuatnya tersenyum dengan sangat bangga.
"Ha ha ha...ini adalah berita baik, setelah kita mengusir si pembawa sial itu. maka sesuatu yang baik datang menghampiri kita!" ujar Julia dengan tertawa senang.
"Tuan, uang ini sangat banyak..?" tanya Albert yang terhenti.
"Satu miliyar dolar! Apakah itu cukup atau masih kurang?" tanya Jack.
"Ini sudah cukup, Tuan Harrison. Anda sangat pintar memilih, putriku ini adalah gadis pintar, di luar banyak pria yang sedang antri menunggunya. bahkan juga banyak melamarnya. akan tetapi putriku bukan wanita sembarang dia adalah wanita yang berlevel. dan tentu saja dia akan menjaga dirinya dengan baik!" kata Julia yang menyenangkan putri itu.
"Tuan Harrison, bagaimana dengan gaun pengantinnya dan keperluan yang lain?" tanya Julia dengan tersenyum."Gaun pengantin dan cincin serta keperluan lainnya sudah kami pesan," jawab Sean dengan cepat."Dan acaranya akan diadakan di mana? kami akan mengundang sejumlah tamu penting, karena putri kami bagaikan permata, oleh karena itu kami ingin semua tahu siapa calon suami putri kami?" tanya Albert."Mengenai hal ini aku akan bertanya padanya, aku akan mengadakan acara di tempat pilihannya!" jawab Jack."Tuan Harrison, keberuntungan kami karena mendapat menantu yang berkelas tinggi seperti Anda. sebelumnya banyak yang mengincar putriku. akan tetapi semua level mereka jauh dari Anda!" ujar Julia."Tuan Harrison, apakah saya bisa melihat gaun pengantinnya?" tanya Monica dengan berharap."Monica, kau ikutlah dengan tuan Harrison untuk mencoba gaun pengantinnya!" kata Julia dengan senyum."Iya Ma, aku sudah tidak sabar ingin melihatnya, aku yakin tuan Harrison pasti pintar memilih!" jawab
Albert, Julia dan Monica serasa tidak percaya dengan kata-kata dari bos mafia itu, gadis yang mereka usir ternyata dinodai oleh pria yang ingin melamarnya hari ini. tentu saja mereka akan mendapat masalah besar karena telah mengusir Pretty keluar dari rumahnya."Tuan Harrison, apa yang Anda katakan?" tanya Albert yang bangkit dari tempat duduknya."Aku adalah pria yang mengambil kesuciannya, dan kalian telah mengusir wanita milikku!" jawab Jack sambil menahan emosi."Katakan, di mana dia?" tanya Jack dengan merasa kesal."Tuan Harrison, kami...tidak tahu dia ke mana, dia juga bersalah tidak mengatakan jika pria itu adalah Anda," jawab Julia dengan sengaja ingin menyalahkan Pretty."Kalian sangat tidak masuk akal, dia adalah putri kalian, akan tetapi hanya karena takut menanggung malu kalian tega mengusirnya. di mana hati kalian sebagai orang tua?" bentak Jack dengan merasakan emosi.Albert, Julia dan Monica hanya bisa diam tidak berani berkata apapun, karena pria yang di hadapan merek
Ke-kenapa?" tanya Albert dengan merasa hampir tidak percaya dengan ucapan pria itu, niatnya tadi adalah ingin mengambil hatinya akan tetapi malah terjadi hal sebaliknya."Kalian sudah mengatakan jika putri kalian tidur dengan pria lain, jadi, untuk apa kita bekerja sama lagi," jawab David."David, ini memang salah kami karena tidak bisa mendidiknya dengan baik, sehingga pergaulannya sangat bebas. karena kita adalah teman oleh sebab itu kami tidak ingin berbohong padamu," jelas Albert."Walau kalian memberitahuku, tapi bukan berarti keluargaku akan bekerja sama dengan kalian!" jawab David dengan bersikap dingin." David, apakah karena pernikahan dibatalkan, oleh sebab itu kau tidak ingin bekerja sama dengan kami?" tanya Albert."Benar! jika tidak ada urusan lain aku ingin pergi dulu!" ujar David dengan bersikap dingin.Albert yang melihat pria itu ingin pergi, ia berusaha untuk menahannya dengan berkata, " David, kita sudah lama kenal, jadi jangan membatalkan kerja sama kita!"" Bisa s
"Papa menyesal juga karena sudah mengusirnya, jika kita nikahkan maka kita tidak akan kehilangan kontrak itu, ini sangat merugikanku sekali," kata Albert dengan menyesal."Andaikan David tahu maka hanya wanita itu yang harus menghadapi David, dan bukan kita lagi. kita bisa saja mengatakan jika wanita itu berhubungan dengan sembarang pria. dan kita tidak tahu apa-apa," ujar Monica."Lalu, bagaimana dengan sekarang? aku akan kehilangan kerja sama dengan David, selain itu Jack Harrison juga sedang mencari keberadaan Pretty? aku menjadi serba salah!" kata Albert."Jika menemukan wanita itu, kita sembunyikan saja, Pa. dan kita bisa membohongi Jack jika wanita itu yang ingin menikah dengan David. dan aku yakin Jack pasti kecewa jika mendapati wanita yang dia mau sudah menjadi istri orang," kata Monica."Tidak semudah seperti kau yang pikirkan, Monica. Jack baru menghubungiku tadi, jika saja masih tidak bisa menemukan Pretty bisa jadi nyawa kita akan melayang. dia adalah bos mafia. setiap an
"Namaku adalah Mimi, dan aku baru bekerja di sini. usiaku baru dua puluh tahun," kata Mimi dengan senyum."Apakah Andy dan Antonio yang menyuruh kalian ke sini?" tanya Jack dengan tatapan dingin."Tuan Andy dan tuan Antonio sudah membayar kami, dan tanggung jawab kami adalah untuk menemani Anda, Tuan," jawab Lucy."Memangnya apa yang ingin kalian lakukan untuk menemaniku di sini?" tanya Jack dengan sambil meneguk minumannya."Kami milik Anda malam ini! jadi tuan bisa melakukan apapun," jawab Lucy dan Mimi dengan senyum ramah."Tuan, kami masih belum pernah melakukan dengan pria lain, dan kami akan menyerahkan malam pertama kami kepada Anda, Tuan," ujar Mimi dengan sopan.Mimi dan Lucy melepaskan pakaian mereka satu-persatu dan melemparnya ke sembarang tempat, sehingga menampakan tubuh mereka yang putih dan seksi. serta memiliki dua buah dada yang besar dan padat menonjol. kini mereka sudah tanpa balutan apapun di tubuh mereka. lalu mereka pun mendekati Jack yang sedang menikmati minum
"Sean, aku melukai seorang anak gadis yang tidak bersalah, kehidupan dia cukup menderita selama ini. dan aku malah menghancurkan hidupnya. andaikan dia memilih mengakhiri hidupnya ini semua karenaku," kata Jack dengan merasa bersalah."Sean, mulai hari ini atau sampai kapanpun tetap mencari keberadaannya! jangan pernah lengah!"perintah Jack."Baik Bos," jawab Sean dengan patuh."Apa kau sudah menyelidiki semua pemegang saham di perusahaan Jolie?" tanya Jack."Sudah Bos! saya akan mendatangi mereka satu-persatu!""Bukan itu saja! aku juga ingin membuat semua produk perusahaannya tidak bisa memasuki pasaran. apapun caranya hancurkan perusahaan dia. aku ingin melihat keterpurukannya!"perintah Jack."Siap Bos, saya akan segera melakukannya!" jawab Sean.Keesokan harinya.Mansion AlbertSuasana hening dan mendebarkan dengan kehadiran Jack yang di rumah Albert, Jack duduk dengan bersandar dan menatap tajam ke arah Albert, Julia dan Monica yang sedang berdiri di hadapannya."Tuan Harrison, m
"Albert, tidak mungkin, kan kita harus diam di sini? kita masih memiliki seorang putri, andaikan kita kehilangan segalanya bagaimana dia harus melanjutkan hidupnya?" tanya Julia yang bangkit dari tempat duduknya."Kalian pergi saja! aku akan menyusul kalian setelah semua selesai!" jawab Albert"Tidak! jika ingin pergi maka kita pergi bersama!" ucap Julia yang memegang tangan suaminya"Jika kita pergi bersama bagaimana dengan semua ini?" tanya Albert."Kita ada simpanan! jadi kita bisa pergi ke mana pun yang kita inginkan!" jawab Julia."Julia, perusahaan itu aku mendirikannya dengan tanganku sendiri, jadi tidak mungkin aku tinggalkan begitu saja!" kata Albert."Albert, untuk saat ini yang utama adalah nyawa kita, bukan perusahaan lagi," kata Julia yang sedang berdiri di samping Albert."Julia, bawa Monica pergi dari sini! dengarkan aku! ini adalah satu-satunya jalan terbaik!" ujar Albert."Tapi Albert....""Julia, Jack Harrison tidak akan mengambil nyawaku, mungkin saja dia hanya akan
"Jack, aku....""Usir dia!" perintah Jack dengan tegas."Baik, Bos!" jawab Sean dengan menurut."Jika kau masih berani menginjak kaki kotormu di rumahku, maka jangan salahkan aku kalau kau harus kehilangan kakimu!" bentak Jack dengan ancaman.Sean kemudian menarik lengan Monica dengan kasar sambil berjalan menuju pintu besar."Lepaskan aku! kau hanya orang bawahan tidak layak menyentuhku!" teriak Monica dengan kesal."Keluar dari sini!" bentak Sean dengan emosi."Kau tidak layak mengusirku!" ketus Monica yang tidak mau kalah."Kau tidak mau pergi? atau kau mau menerima hadiah dariku?" ketus Sean yang mengeluarkan senjatanya."Pergi atau mau kehilangan nyawamu?"kecam Sean yang sedang menodong pistolnya ke arah Monica.Monica yang melihat senjata itu merasa gemetaran dan memundurkan langkahnya, sesaat kemudian ia langsung pergi dengan berjalan cepat karena ketakutan."Dasar wanita tidak tahu diri!" ketus Sean yang menyimpan kembali senjatanya.Monica yang keluar dari rumah mewah itu mer