Dev berjalan dengan angkuh melewati karyawan karyawan yang menyambut kedatangannya, hari ini dia diresmikan menjadi pewaris perusahaan milik sang ayah yang di bangun begitu megah di tengah kota padat.
Dev menatap ke sekeliling, dengan wajah datarnya dia melihat semua karyawannya, lalu terfokus pada karyawati yang terlihat menarik.Tidak sia sia Dev menerima perusahaan ini karena di pikir pikir semua Karyawati disini menarik, tentunya mereka terlihat sangat tampan."Antarkan aku keruangan," ucap Dev pada sekretaris yang bernama Liona, dia adalah sekretaris yang setia mengikuti dia kemana pun, dan tentunya Sekretaris itu di pilih langsung oleh Ayahnya.Sampainya di ruangan, Dev membuka jas formalnya, dia menatap papan nama yang terdapat nama lengkap berserta marganya tertera disana.Bangga, itu yang dia rasakan karena setelah bertahun-tahun akhirnya Dev menduduki kursi kebesaran itu.Ah Dev merasa senang sekarang."Sekali lagi saya mengucapkan selamat untuk anda Tuan, kerana setelah perjuangan anda yang memakan waktu lama akhirnya ada berada di titik ini," ucap Liona dengan tersenyum bahagia menatap bosnya."Yah tentu saja, dan Terima kasih ucapan selamat mu, aku juga ingin berterima kasih karena kamu sudah menemaniku selama ini, " ucap Dev dengan tersenyum simpul.Liona menunduk penuh hormat pada atasannya."Silahkan kamu pergi keruangan mu, ah yah, jika ada tamu yang ingin bertemu dengan ku, izinkan dia masuk," ucap Dev memerintah."Baik Tuan," jawab Liona, dia pun melangkah undur diri dari ruangan Tuan mudanya itu.Dev membaca semua berkas yang berada di mejanya, lalu di liriknya arjoli di tangan yang menunjukkan pukul 9 pagi.Suara ketukan pintu membuat Dev mendongkak, dia menatap Liona yang kembali masuk dengan seorang pria yang memang sudah lama dia nanti."Tinggalkan kami berdua Liona," titah Dev yang langsung di angguki oleh Liona.Dev menatap pria jangkung itu dengan tatapan datarnya."Jadi? " tanya Dev singkat namun mengandung banyak arti."Ini Tuan, berkas identitas tentang perempuan bernama Briana. Kalau untuk keluarga nya anda pasti mengenal mereka karena mereka adalah calon besan keluarga--""Mantan calon besan! Pernikahan antara Briana dan kakakku Morgan sudah di batalkan," tukas Dev memotong ucapan tangan kanannya itu."Maaf, kalau begitu saya akan membahas kalau Nona Briana berkerja sebagai manajer di salah satu Hotel ternama di kota ini, Tuan," ungkapnya dengan segudang informasi yang dia dapat atas suruhan Tuan mudanya itu."Ah, Hotel Moon the blue? Bukankah Hotel itu berkerja sama dengan salah satu Hotel milik keluargaku? " tanya Dev membaca semua informasi itu."Betul Tuan, Hotel Moon The Blue berkerja sama dengan Hotel milik keluarga anda, saya dengar juga akan ada acara makan siang di hotel itu dengan tema mempererat tali kerja sama," ungkapnya."Oh yah? Baiklah, biar aku yang menghadiri acara makan siang itu, bilang pada ayahku, kalau aku yang akan datang mewakilinya! " perintah Dev mutlak."Tentu Tuan. "Dev menyeringai, otak liciknya tengah membuat sebuah rencana untuk mendekati perempuan yang berhasil membuatnya amat tertarik."Sudah aku katakan bukan, kalau kita akan bertemu lagi! " gumam Dev dengan tersenyum miring.*******Siang ini Briana terlihat sibuk mengurus Hotel dimana tempat dia berkerja, terlihat dari wajahnya dia sama sekali tidak terlihat lelah, bahkan dia sangat menikmati dunia pekerjaanya.Ya, anggap saja Briana itu perempuan yang gila dengan kerja, saking gilanya dia tidak pernah berpikir untuk beristirahat sedetik pun, yang ada di pikirannya hanya kerja, kerja, kerja dan kerja.Jadi pantas saja jika Morgan berselingkuh karena memang Briana lebih mementingkan pekerjaannya itu."Akan ada acara pertemuan antara pemilik Hotel Moon The Blue dan Hotel King, dan kamu Briana di undang untuk datang ke pertemuan itu," ucap teman kerjanya yang bernama Lily."What? aku? kenapa harus aku? " tanya Briana bingung."Pemilik Hotel ingin memperkenalkan karyawan terbaiknya, dan kamu yang terpilih. Briana ini adalah kesempatan emas mu, jika kamu baik di mata Pemilik Hotel King, dengan begitu kamu bisa melamar berkerja di perusahaan besar itu," ucap Lily setengah berbisik."Aku tidak berpikir sampai kesana, tapi yang jelas kalau memang Boss yang menyuruhku untuk datang kesana, maka aku akan datang. Apa kau tahu dimana ruangan Khusus pertemuan itu?" tanya Briana."Tentu saja, mereka akan bertemu di ruangan VVIP Mawar," jawabnya dengan anggukan kepalanya."Baiklah, aku kesana dulu yah. Bye," ucap Briana, tanpa banyak kata lagi Briana langsung melangkah untuk menghampiri atasannya yang dengan baiknya mengundang dia untuk datang ke acara pertemuan itu.Sebelum masuk kedalam ruangan itu Briana merapihkan penampilannya terlebih dahulu, sampai akhirnya pintu terbuka oleh para karyawan yang menunggu didepan ruangan VVIP yang mewah itu.Dia masuk dan membungkuk hormat pada para atasan yang sudah disana menunggu tamu yang akan segera sampai." Duduklah Briana, mereka akan segera datang," titah atasanya dengan tegas.Tanpa banyak bertanya Briana pun langsung duduk disamping sang Sekretaris atasannya, jujur dia sangat ragu tetapi dia mencoba untuk tetap tenang.Benar kata Lily, kalau ini adalah kesempatan emas untuknya.Mereka berdiri saat tamu datang, mereka menyambut penuh hormat dan ramah pada tamu tersebut.Namun, disana Briana terlihat syok karena mengetahui siapa tamu tersebut.Dev, itu yang dia ucapkan dalam benaknya, dia tidak pernah berpikir kalau Dev adalah pemilik Hotel itu. Oh Tuhan, dia gugup saat Dev menyeringai padanya."Silahkan duduk Tuan, kami harap anda puas dengan jamuan ini, dan Terima kasih banyak Tuan sudah mau menyempatkan waktu dalam acara makan siang ini," ucap sang Atasan dengan tersenyum sumringah menatap Dev."Kami sangat puas, Terima kasih kembali untuk anda. " Dev duduk dikursi samping Briana dengan berhadapan langsung bersama Rekan kerjanya."Perkenalkan dia Sekretaris saya, dan dia adalah Manajer terbaik yang kami miliki di Hotel ini, namanya Briana. "Briana tersenyum kaku, dia menganggukkan kepalanya menyapa Dev lalu dia kembali menatap lurus makanan di depannya. Kalau saja dia tahu Dev yang akan datang, mungkin dia akan menolak untuk hadir.Dev dan Atasannya terlihat mengobrol dengan sesekali bergurau bersama, mereka mengobrol sambil memulai acara makan siang bersama di ruangan yang kedap suara tentunya.Tetapi, Briana sempat kaget saat dia merasakan belaian halus pada kakinya di bawah meja, jangan tanyakan siapa yang melakukan itu, sudah jelas kalau Dev yang melakukannya.Dia menyingkirkan kaki Dev dengan sedikit kasar, lalu tersenyum canggung menatap Dev yang terlihat masih fokus pada acara ini.Sampai akhirnya Briana kembali kaget saat Tangan nakal Dev mengelus pahanya yang terekspos setengah, bahkan tak segan segan Dev berusaha masuk kedalam rok spamnya.Dengan hati hati Briana mencoba melepaskan tangan Dev supaya tidak menyentuh pahanya, tetapi Dev keras kepala dia, justru semakin nakal, bahkan dia mencubit gemas paha Briana yang mulus.Briana sudah pasrah, lagi pula tidak mungkin dia mengadu pada atasannya, yang ada dia yang kena."Ah benarkah? " tanya Atasan Briana dengan manik berbinar."Yah saya sedikit lelah, jadi sepertinya saya ingin beristirahat sejenak dihotel ini, boleh kan? " tanya Dev di akhir pembicaraan itu."Tentu saja Tuan Muda, anda bisa beristirahat di hotel kami, manajer kepercayaan saya akan menyiapkan kamar yang nyaman untuk anda!"Gotcha! Rencana berhasil!Di tatap nya Briana dengan senyuman menyeringai dan penuh kepuasannya."Dia berniat menjebakku ternyata," gumam Briana dalam benaknya saat dia paham dengan senyuman Dev itu."Aku punya rencana, dan rencana ini akan sama sama menguntungkan kita," ucap Dev dengan menatap lekat Briana. Briana menaikan satu alisnya bingung, kali ini apa yang akan di ucapkan pria tampan didepannya ini. "Aku serius Briana, kalau kita melangsungkan rencana ini maka kita akan saling menguntungkan," ucap Dev berusaha menyakinkan Briana. "Aku tidak ingin rencana busukmu, lagi pula hidupku tidak akan pernah aku pakai--""Aku tahu tapi apa kamu tidak membenci Morgan yang melukai mu? " tanya Dev dengan kekehan sinisnya. "Aku membenci perbuatan, tapi bukan berarti--""Maka balas dendam lah, ayo bersama ku. kamu bantu aku dan aku akan membantu mu, menguntungkan bukan? " tanya Dev dengan sinis. Briana menghela nafasnya pelan. Ada apa dengan Dev ini? kenapa dia seperti membenci kakaknya sendiri. "Kalau kau menganggap aku membenci kakakku, itu salah besar! aku tidak membencinya hanya saja aku ingin mendapatkan sesuatu dan hanya kamu yang bisa membantuku! maka dari itu ayo kita kerja
Siang hari seperti ini dimana Briana tengah istirahat setelah seharian dia berkerja, dia istirahat di ruang tertentu sambil memakan makan siangnya, dia duduk bersama rekan kerjanya sambil bercerita soal keseharian mereka yang begitu sibuk melayani banyak orang di hotel ini.“Briana, kekasihmu mencarimu,” ucap salah satu rekan kerjanya.“Kekasih?” gumam Briana bingung.“Hm, kekasihmu Morgan, ah aku lupa calon suamimu, itu maksud ku, sudahlah datangi dia, dia menunggu di luar,” ucapnya dengan kedikan bahunya acuh.Briana terdiam sejenak, lalu dengan terpaksa dia pun bangkit dari duduknya dan melangkah untuk pergi ke luar dimana Morgan tengah duduk disofa menunggunya. Sebelum menghampirinya dia menghela nafasnya terlebih dahulu dan melangkah mendekati Morgan.“Ada apa?” tanya Briana dengan wajah muaknya.“Briana, apa aku menganggumu?” tanya Morgan cemas, dia berdiri dan menatap wanita yang begitu dia cintai namun sayang kini telah menjadi seorang mantan karena kesalahannya yang fatal.“Y
BUGHWajah Dev menyamping ke kanan, dia mengusap sudut bibirnya yang terasa amat perih karena pukulan yang kuat dari Sang Kakak--Morgan. Dia yang baru saja pulang setelah mengurus bisnis sampai larut malam, dia pikir semua anggota keluarga nya sudah tertidur mengingat waktu yang sudah sangat malam. Namun, ternyata mereka masih terjaga dan dengan secara tiba tiba Morgan memukul wajah Dev dengan amat kasar. Dev menatap sang kakak dengan bingung, kenapa wajah kakaknya terlihat sangat marah padanya? Apa yang membuat kakaknya marah? Dan apa maksud dari pukulan itu? Seumur umur tidak ada yang berani memukul wajahnya, dia yang tidak Terima pun hendak membalas pukulan sang kakak tetapi Ibunya langsung mencegah. "Ada apa? Kenapa kau tiba tiba memukul ku? " sentak Dev tak Terima. "Ada apa maksudmu? Apa kau tidak tahu apa kesalahan mu? " teriak Morgan marah. "APA?! BICARA YANG BENAR! " bentak Dev dengan nafas yang memburu marah. "Sial, adik sepertimu memang sangat kurang ajar, saking kura
"Ini kamar anda Tuan, silahkan beristirahat," ucap Briana dengan membuka pintu kamar hotel untuk Dev. Kalau saja bukan karena perintah dari atasannya, dia tidak akan mau mengantar Dev ke kamarnya. Dev menganggukkan kepalanya pelan, dia pun melangkah masuk kedalam kamarnya, sebelum dia memutuskan untuk beristirahat di hotel ini dia sudah menyuruh sekretaris nya untuk pergi ke perusahaan terlebih dahulu. Tentu saja sang Sekretaris paham betul dengan apa maksud dari tuannya itu. "Saya pamit undur diri, saya harap anda akan nyama--Dev. " seru Briana di akhir kalimat, dia kaget saat Dev malah menariknya untuk Ikut masuk kedalam kamar hotel tersebut. "Stop untuk berbicara formal padaku, itu tidak nyaman," sungut Dev kesal. "Maaf Tuan---""Briana! " panggil Dev penuh perintah. Briana menghela nafasnya pelan, dia pun menatap Dev dengan santai dan berusaha menghilangkan sifat formalnya pada Dev. "Apa mau mu? " tanya Briana dengan manik yang terlihat jengah. "Aku lihat kinerja kerjamu sa
Dev berjalan dengan angkuh melewati karyawan karyawan yang menyambut kedatangannya, hari ini dia diresmikan menjadi pewaris perusahaan milik sang ayah yang di bangun begitu megah di tengah kota padat. Dev menatap ke sekeliling, dengan wajah datarnya dia melihat semua karyawannya, lalu terfokus pada karyawati yang terlihat menarik. Tidak sia sia Dev menerima perusahaan ini karena di pikir pikir semua Karyawati disini menarik, tentunya mereka terlihat sangat tampan. "Antarkan aku keruangan," ucap Dev pada sekretaris yang bernama Liona, dia adalah sekretaris yang setia mengikuti dia kemana pun, dan tentunya Sekretaris itu di pilih langsung oleh Ayahnya. Sampainya di ruangan, Dev membuka jas formalnya, dia menatap papan nama yang terdapat nama lengkap berserta marganya tertera disana. Bangga, itu yang dia rasakan karena setelah bertahun-tahun akhirnya Dev menduduki kursi kebesaran itu. Ah Dev merasa senang sekarang. "Sekali lagi saya mengucapkan selamat untuk anda Tuan, kerana sete
"Briana! "Tubuh Briana dan Dev tersentak kaget, mereka berdua sama-sama menoleh pada pintu kamar mandi. Dengan tergesa-gesa Briana menarik baju lengannya yang sudah merosot akibat Dev. Lalu dia pun merapihkan rambut dan bajunya yang hampir saja terlepas dari tubuhnya. Ini adalah hal gila menurut nya, dia hampir saja mengulangi malam kemarin bersama Dev, kalau saja Eve tidak datang mengetuk pintu mungkin kejadian malam tadi akan terulang. Di tatap nya wajah Dev yang terlihat sangat santai, tidak ada penyesalan apa pun setelah dia hampir saja menduri Briana di kamar mandi. "Bagaimana ini? Mommy datang," bisik Briana cemas. "Tidak perlu cemas," jawab Dev dengan acuh. Briana mendengus sebal mendengar itu, dia pun mendorong tubuh Dev untuk bersembunyi di bilik yang terdapat garden menutupinya. Sedangkan Dev, dia masih terlihat sangat santai, dia diam saja sambil bersembunyi di balik bilik permandian. Ternyata seseru itu bersembunyi seperti ini. Dia seperti seorang selingkuhan yang