Share

Ancaman sodara

BUGH

Wajah Dev menyamping ke kanan, dia mengusap sudut bibirnya yang terasa amat perih karena pukulan yang kuat dari Sang Kakak--Morgan.

Dia yang baru saja pulang setelah mengurus bisnis sampai larut malam, dia pikir semua anggota keluarga nya sudah tertidur mengingat waktu yang sudah sangat malam. Namun, ternyata mereka masih terjaga dan dengan secara tiba tiba Morgan memukul wajah Dev dengan amat kasar.

Dev menatap sang kakak dengan bingung, kenapa wajah kakaknya terlihat sangat marah padanya? Apa yang membuat kakaknya marah? Dan apa maksud dari pukulan itu?

Seumur umur tidak ada yang berani memukul wajahnya, dia yang tidak Terima pun hendak membalas pukulan sang kakak tetapi Ibunya langsung mencegah.

"Ada apa? Kenapa kau tiba tiba memukul ku? " sentak Dev tak Terima.

"Ada apa maksudmu? Apa kau tidak tahu apa kesalahan mu? " teriak Morgan marah.

"APA?! BICARA YANG BENAR! " bentak Dev dengan nafas yang memburu marah.

"Sial, adik sepertimu memang sangat kurang ajar, saking kurang ajar nya kau berani meniduri kekasihku! " teriak Morgan murka, dia hendak memukul kembali wajah adiknya itu, tetapi lagi lagi sang ibu mencegahnya.

"Mommy mohon selesaikan semuanya dengan baik baik, jangan ada yang berkelahi, Mommy sedih lihatnya," ucap Eve dengan wajah yang cemas.

"Kalian bedua duduklah, kita bicara kan baik baik," titah Jones penuh perintah.

Mau tak mau kedua pria bersaudara itu pun patuh, dengan jarak yang jauh mereka duduk saling berhadapan dengan wajah yang terlihat sangat marah.

"Apa maksud mu? kekasih mana yang aku--"

"BRIANA! KAU MENIDURI NYA BAJINGAN! " teriak Morgan marah.

Dev terdiam, ah dia tengah berpikir kalau sepertinya Morgan sudah tahu tentang dia dan Briana. Tetapi dari mana?

"Briana? Maksudmu mantanmu? " tanya Dev dengan sedikit mengoreksi panggilan Kakaknya itu.

"Dia--"

"Dia bukan kekasihmu Kak, dia mantan mu! Apa kau belum terima kalau Briana sendiri yang membatalkan pernikahan kalian! Jadi jangan pernah bilang kalau Briana adalah kekasihmu! " tukas Dev dengan sangat tegas.

"Bajingan, apa kau menyukainya? " sentak Morgan tak Terima.

"Yah aku menyukainya! ah ralat aku menyukai tubuhnya! " ucap Dev dengan terkekeh pelan. "Apa kau tahu, aku dan Briana sudah amat sering melakukan hal itu, kami sering bercinta dengan penuh gairah! " lanjutnya dengan sinis.

"Dev! " seru Jones, dia terlihat sangat kaget mendengar pengakuan anak keduanya itu.

"Itu fakta Dad," ucap Dev dengan tampang santainya.

"Ya Tuhan, sejak kapan kalian dekat? " tanya Eve yang sama kagetnya.

"Emm baru baru ini, tapi aku sudah sangat menyukai nya, apalagi setiap kami bercinta aku makin menyukainya," jawab Dev dengan terkekeh pelan.

"BRIANA BUKAN JAL*NG! " teriak Morgan murka.

"Siapa yang bilang seperti itu! Aku tidak bilang seperti itu! " ucap Dev dengan sinis.

"Sudah cukup jangan ada yang ribut lagi, Daddy pusing mendengarnya! " ucap Jones dengan helaan nafasnya pelan.

"Aku tidak mencari keributan, anak sulung kalian yang mencari keributan! " ucap Dev dengan mendelik sebal.

"Kau yang mencari keributan! bisa bisanya kau tidur--"

"Mantanmu! mantan mu! " potong Dev dengan penuh penekanan.

"Sudahlah aku malas berdebat di malam hari seperti ini, aku butuh istirahat dan tubuhku sangat lelah. Bye. " Dev langsung beranjak dari duduknya dan melenggang pergi meninggalkan ruang keluarga.

Dia tidak memperdulikan soal teriakan Morgan yang masih marah padanya, tidak peduli Dev benar benar tidak peduli!

******

Briana menghentikan langkahnya saat dia melihat satu kaki menghalang jalannya, kalau saja dia tidak hati hati mungkin dia sudah terjatuh akibat kaki itu.

Di lihatnya pemilik kaki yang menghalangi jalannya yang ternyata itu kelakuan adiknya sendiri.

"Ngapain kamu? " tanya Briana dengan tatapan yang sinis.

"Ah aku ketahuan tadinya aku bikin kakak jatuh sampai gak bisa jalan lagi, " ucap Fani dengan tak kalah sinis nya, dia keluar dari persembunyiannya dan menatap sang kakak dengan penuh kebencian.

"Kenapa? " tanya Briana dengan alis yang terangkat satu.

"Aku ingin berbicara! " ucap Fani tegas.

"Bukankah sedari tadi kau banyak omong? " tanya Briana sinis.

"Aku serius! " sentak Fani marah.

"Ya sudah bicaralah! yang cepat karena aku tidak punya banyak waktu! " ucap Briana amat tegas.

"Baik! Aku ingin memperingati kakak! Jangan pernah kakak deketi Kak Morgan lagi! Karena kak Morgan sekarang sudah jadi milik aku! " ucap Fani dengan kedua tangan yang mengepal sangat kuat.

Briana terkekeh sinis mendengar itu, dia pikir ada hal yang lebih serius lagi tetapi semuanya hanya omong kosong. Tidak mau meladeni adiknya itu, dia pun hendak pergi menuju kamarnya tetapi Fani langsung menarik tangannya dan mencegahnya untuk tidak pergi.

"Apa Lagi? kau ingin membicarakan soal Morgan? Fani aku tidak peduli! lagi pula aku sudah tidak berhubungan lagi dengan Morgan! dan itu semua karena kau! " ucap Briana dengan menatap jengah pada adiknya itu!

"Aku tahu! Tapi aku dengar Ayah dan Daddynya kak Morgan akan membicarakan soal ini! Jangan sampai pernikahan ini terjadi karena kalau tidak akau akan menghancurkan mu kak! " ancam Fani penuh penekanan.

"Kau takut? " tanya Briana menatap remeh adiknya.

"Aku sama sekali tidak takut padamu! aku hanya takut Kak Morgan tidak menjadi milikku!" ucap Fani dengan nafas yang memburu karena marah.

"Cih, kau pikir aku peduli! Jangan pedulikan itu Fani! Aku sama sekali tidak akan pernah mau menikah dengan Pria yang sudah kau tiduri! " ucap Briana dengan amat sinis.

"Kau janji? " tanya Fani dengan menatap lekat kakaknya itu dengan penuh kemarahan.

"Tenang saja! Aku tidak akan bersama Morgan lagi! Ambil saja bekas ku karena dari kecil pun kau hanya di takdirkan memakai bekas ku! " ucap Briana dengan terkekeh penuh remeh.

Mendengar hal itu Fani semakin marah, karena memang benar adanya tentang fakta itu, dari kecil Fani selalu mendapatkan bekas dari kakaknya.

Permainan, pakaian dan sebagainya dia selalu mendapatkan bekas, dan sekarang kekasih? dia pun mendapatkan bekas milik kakaknya.

Tapi untuk Morgan Fani tidak peduli, obsesinya untuk bersama Morgan sudah menjadi impiannya, dia sudah amat menyukai Morgan dan sebab itu lah dia nekat melakukan hal ini pada sang kakak setelah sekian lama dia selalu diam!

"Ambil dia Fani! Aku tidak akan pernah mau pada bekas! Dan kau tenang saja Morgan hanya akan menjadi milikmu karena kalian sama saja! Sama sama murahan dan tidak punya harga diri! " ucap Briana dengan sinis, dia pun langsung melangkah meninggalkan adiknya itu dengan langkah yang begitu angkuh.

Dia tidak takut pada apa pun termasuk pada ancaman Fani tadi, menurutnya itu hanya lelucon belakang!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status