Share

Bab 5 Tak Terduga

Author: Misya Lively
last update Last Updated: 2025-09-15 16:56:22

Iris menatap Emberly dengan tidak percaya. Pasalnya Ia melihat sendiri bagaimana sikap mereka saat mereka pertama kali bertemu. Sama sekali asing dan tidak mengenal satu sama lain. Dan itu terjadi hanya beberapa hari yang lalu.

Iris sempat bertanya mengenai Easton pada karyawan senior. Mereka mengatakan bahwa Easton dikenal sebagai pengusaha yang gigih dan handal. Hanya dalam beberapa tahun saja, Easton sudah berhasil membesarkan SDP Corp.— perusahaan yang dibangunnya dari nol.

Bahkan enam bulan yang lalu, Easton mengakuisisi perusahaan tempat mereka bekerja dan menggantinya dengan nama SDP Corp.

Rekam jejaknya sangat profesional, dan dia terkenal sangat serius dan bahkan disebut sebagai workaholic. Mereka juga mengatakan bahwa Easton adalah orang yang tegas dan tidak suka tersenyum.

Sedangkan mengenai kehidupan pribadinya, tidak banyak orang yang tahu. Dia tidak memiliki banyak skandal seperti banyak pengusaha muda lainnya. Jarang terlihat dekat dengan perempuan dan bahkan selama ini orang-orang terdekatnya—asisten dan sekertarisnya adalah laki-laki.

Jadi sulit rasanya untuk percaya bahwa Emberly adalah sekertaris Easton.

“Kenapa? Kamu tidak percaya?” tanya Emberly sambil mengangkat alisnya mengejek Iris. “Kamu pikir, apa aku akan berani duduk di sini, kalau aku bukan sekertarisnya?”

“Tidak, tentu tidak,” jawab Iris sambil memaksakan senyum.

Meski ia merasa heran, namun ia tidak punya hak untuk mempertanyakan hal itu.

Mendengar jawaban Iris, Emberly terlihat puas.

“Kamu mau apa bertemu dengan Mr. Sinclair?” tanya Emberly dengan menyelidik. Ia lalu melihat drafting tube di tangan Iris. “Apa itu rancangan? Berikan padaku, biar aku yang memberikannya kepada beliau!”

“Miss Moore menyuruhku memberikannya langsung kepada Mr. Sinclair. Bisa aku bertemu dengannya?” Iris menolak.

Olivia Moore—Marketing Manager menyuruhnya memberikannya langsung kepada Easton. Itu sebabnya ia menolak perintah Emberly.

“Mr. Sinclair sedang sibuk. Dia sedang teleconference! Berikan saja padaku, Iris!” Emberly bersikeras meminta tabung berisi rancangan itu dari Iris.

Iris ragu untuk memberikan tabung itu. Ia diperintah untuk menemui Easton langsung.

“Maaf, aku akan tunggu di sini sampai Mr. Sinclair selesai conference.” Iris memilih menuruti perintah Olivia.

“Iris! Kamu—”

“Ada apa ini?” Tiba-tiba Vincent keluar dari ruangan kantornya dan berjalan ke arah mereka.

“Mr. Bennet, ini bukan apa-apa. Karyawan magang ini ingin bertemu dengan Mr. Sinclair. Padahal saya sudah katakan kalau—”

“Apa itu desain dari departemen Pemasaran?” Vincent memotong ucapan Emberly dan menunjuk tabung di tangan Iris.

“Benar. Miss Moore mengatakan saya harus memberikan ini langsung kepada Mr. Sinclair.”

“Hem… Ikut aku..” Vincent membuka pintu ruangan CEO dan mempersilahkan Iris masuk.

Iris mengikuti Vincent masuk, dan begitu pula Emberly.

Di kantor CEO yang besar dengan interior yang terlihat canggih dan profesional, Easton duduk di kursi kerjanya. Ia mengangkat wajahnya saat mendengar pintu di buka dan Vincent memberitahukannya kedatangan Iris.

“Tuan, rancangan desain promosi dari bagian Pemasaran.”

“Berikan padaku!” Easton segera meminta tabung itu.

Iris memberikannya dan memperhatikan saat Easton membuka tabung itu kemudian menatap desain di tangannya dengan sangat serius.

“Iris Villar. Apa itu kamu?” tanya Easton sambil melirik Iris.

Iris terkejut Easton tiba-tiba menyebut namanya. “Saya, Tuan.”

“Kamu yang membuat desain ini?” tanya Easton lagi.

Iris kembali bingung. Desain?

“Kemari!” perintah Easton.

Iris mendekat dan ia melihat gambar desain di tangan Easton.

“Ya, Tuan. Itu memang desain saya,” jawabnya dengan sedikit terkejut. Ia tidak tahu jika desain yang ia bawa adalah hasil karyanya sendiri. Mungkin itu sebabnya Olivia memintanya memberikan langsung pada Easton.

“Hm.. berapa lama kamu bekerja di sini?” tanya Easton sambil melirik Iris.

“Mr. Sinclair. Miss Villar adalah karyawan magang. Dia bukan karyawan tetap perusahaan.” Emberly tiba-tiba menimpali.

Easton mengangkat alisnya. Baru kali ini Iris melihat reaksi di wajah pria itu saat sedang berada di kantor.

Easton tampak berpikir sejenak. “Katakan pada Moore, aku akan berikan jawabannya besok pagi. Kamu boleh pergi.”

Kali ini Iris yang mengangkat alisnya. Itu saja?

Namun Iris tidak berani menyanggah meski ia tidak yakin jawaban apa yang Easton maksudkan. Ia pun mengangguk dan berjalan keluar.

Petang hari di rumah, Iris kembali terpikirkan kejadian siang tadi.

Iris masih tidak habis pikir bagaimana Emberly bisa tiba-tiba menjadi sekertaris Easton. Bukankah selama ini orang-orang terdekatnya adalah laki-laki?

Dan kenapa Easton memecat Mr.Brown dan menggantinya dengan Emberly?

“Ah, kasihan sekali Mr. Brown. Sekarang dia tidak punya pekerjaan…” Iris menyayangkan keputusan Easton.

Sebab menurut teman-temannya di kantor, Mr.Brown sudah 10 tahun bekerja di perusahaan. Ia diberhentikan ketika Emberly naik menjadi sekertaris.

‘Dasar tidak berperasaan!’ Umpat Iris.

“Ah, kenapa aku memikirkan itu?” gumamnya merasa tidak seharusnya memikirkan urusan orang lain. Apalagi keputusan Easton untuk mengangkat Emberly menjadi sekertaris sama sekali tidak berhubungan dengannya.

“Apa yang kamu lamunkan?” Grace—ibunya, tiba-tiba masuk ke dapur dan bertanya.

Iris yang sedang mencuci perkakas bekas memasak, menoleh. “Ah nggak, cuma ingat—kejadian di kantor.”

“Apa ini mengenai CEO baru di kantor?” tanya Grace sambil melirik Iris.

Iris tertawa kecil. Ia memang pernah bercerita pada Grace jika CEO baru di tempatnya magang, terkenal dingin dan tidak pernah tersenyum. “Bukan, hanya hal random saja,” jawabnya berkelit.

“Ayo, kalau sudah selesai, langsung ke meja makan. Daddy-mu sudah menunggu.” Grace mengajak Iris sembari ia mengangkat ayam panggang dari oven, lalu membawanya ke ruang makan.

Setelah mengeringkan tangannya, Iris menyusul pergi ke ruang makan. Di sana, Grace dan Harlan—ayahnya, sudah menunggu.

Namun sebelum Iris sempat duduk, tiba-tiba saja bel pintu berbunyi.Ia dan kedua orang tuanya saling bertukar pandang.

“Honey, apa kamu mengundang seseorang?” tanya Harlan pada istrinya.

Grace menggeleng. “Tidak. Mungkin saja tetangga.” Grace mengangkat bahu, juga tidak tahu siapa yang datang.

Di daerah mereka, sangat jarang tamu bertandang ke rumah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau undangan.

“Biar kulihat…” Iris berinisiatif untuk mengecek siapa yang datang. Ia pun pergi ke pintu depan dan langsung membukanya.

“Ada—” seketika ia berhenti bicara saat melihat siapa orang yang berdiri di depan pintu.

Easton Sinclair!?

“M-mr. Sin—clair, se-sedang apa anda—di sini?” Iris langsung tergagap.

Iris benar-benar terkejut. Ia menatap Easton lalu ke belakang tubuh pria itu, untuk melihat dengan siapa dia datang. Tetapi CEO kantornya itu hanya datang seorang diri.

Berbagai macam dugaan lewat di kepala Iris. Apakah dia mencarinya karena kejadian malam itu? Atau jangan-jangan karena desain tadi siang?

Kening Easton berkerut, lalu tiba-tiba alisnya terangkat dan bola matanya membesar. “Kamu—bernama Villar..” ucapnya seperti menyadari sesuatu.

‘Hah? Apa maksudnya?’ Iris semakin bingung.

“Iris, siapa yang datang, sayang?” Harlan menyusul untuk melihat siapa orang yang mengetuk pintu.

“Kenapa lama se— E-EASTON?” Seketika Harlan tergagap. Wajahnya terlihat syok dan sangat terkejut dengan kedatangan Easton.

Iris mengerutkan kening. Apakah ayahnya mengenal Easton?

Di lain pihak, Easton menatap Harlan dan berkata, “Apa kabar, Dad? Lama tidak berjumpa.”

‘Dad? Apa dia menyebut Dad—?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Satu Malam, Dua Rahasia: Lelaki Dingin Itu Ayah Anakku   Bab 6 Makan Malam Keluarga

    “Mr. Sinclair… hahaha Anda lucu sekali…” Iris tertawa dengan canggung.“Ini ayahku, Harlan Sinclair. Apa karena nama keluarga kalian sama, maka Anda memanggil ayahku, Dad?” Iris menganggap Easton bercanda.Sebab tidak mungkin Harlan memiliki anak seorang Easton. Pria itu bahkan tidak pernah tersenyum!Iris masih tertawa sendiri. Ia menepuk lengan Harlan.”Dad, ini bosku di tempat magang. Dia—hanya bercanda saja…”Akan tetapi tudak ada satupun dari mereka yang tertawa atau bahkan tersenyum. Keduanya tampak serius.“Apa yang membuatmu berpikir aku sedang bercanda, Miss Villar?” tanya Easton dengan nada dan raut wajah dingin seperti biasanya.Iris berhenti tertawa. Ia ingin mengatakan sesuatu, namun melihat wajah Easton yang sama sekali tidak tersenyum atau tertawa, membuatnya kembali berpikir. Tidak mungkin kan kalau…Iris menoleh kepada Harlan. “Dad…?” Melihat raut wajah ayahnya, perasaan Iris menjadi tidak menentu. Jantungnya berdegup semakin cepat, dan pikirannya berusaha menyangkal

  • Satu Malam, Dua Rahasia: Lelaki Dingin Itu Ayah Anakku   Bab 5 Tak Terduga

    Iris menatap Emberly dengan tidak percaya. Pasalnya Ia melihat sendiri bagaimana sikap mereka saat mereka pertama kali bertemu. Sama sekali asing dan tidak mengenal satu sama lain. Dan itu terjadi hanya beberapa hari yang lalu.Iris sempat bertanya mengenai Easton pada karyawan senior. Mereka mengatakan bahwa Easton dikenal sebagai pengusaha yang gigih dan handal. Hanya dalam beberapa tahun saja, Easton sudah berhasil membesarkan SDP Corp.— perusahaan yang dibangunnya dari nol.Bahkan enam bulan yang lalu, Easton mengakuisisi perusahaan tempat mereka bekerja dan menggantinya dengan nama SDP Corp. Rekam jejaknya sangat profesional, dan dia terkenal sangat serius dan bahkan disebut sebagai workaholic. Mereka juga mengatakan bahwa Easton adalah orang yang tegas dan tidak suka tersenyum. Sedangkan mengenai kehidupan pribadinya, tidak banyak orang yang tahu. Dia tidak memiliki banyak skandal seperti banyak pengusaha muda lainnya. Jarang terlihat dekat dengan perempuan dan bahkan selama i

  • Satu Malam, Dua Rahasia: Lelaki Dingin Itu Ayah Anakku   Bab 4 Sekertaris

    “Maaf! Maaf… aku—tidak sengaja…” Iris segera meminta maaf. Tangannya mencari-cari sesuatu untuk mengelap muntahan itu. Namun sayangnya ia tidak menemukan apa pun untuk membersihkan jas pria itu.“Kamu baik-baik saja?” Bukannya marah, pria itu justru terlihat khawatir. “Aku—hweeek!” Iris kembali merasa mual. Namun untungnya, kali ini hanya keluar gas saja.“Mari, biar kubantu.” Pria itu melepas jas yang terkena muntahan, lalu membantunya berjalan. “Tidak apa, saya bisa sendiri…” Iris merasa sungkan dan hendak menolak bantuan pria itu.“Tubuhmu lemas. Kamu yakin bisa jalan sendiri? Ayo, tidak usah sungkan. Sedikit lagi sampai.” Pria itu menolak, dan justru mengarahkannya masuk ke dalam ruangan UGD. Iris semakin bingung, nmun ia tidak merasa takut. Sebab di ruangan itu ada beberapa orang perawat. “Saya Dokter Finch. Berbaringlah, biar aku periksa.” “Anda—Dokter?” Iris tidak menyangka jika pria itu adalah seorang dokter. Dia terlihat muda dan trendy. Ia menduga usia mereka tidak j

  • Satu Malam, Dua Rahasia: Lelaki Dingin Itu Ayah Anakku   Bab 3 Obsidian Dingin

    Iris terdiam membeku. ‘A-apa yang dia katakan? Apa dia berbicara padaku?’ pikirnya. Ia tidak begitu menangkap apa yang CEO itu baru saja katakan.Iris bertambah gugup ketika sepatu CEO itu tiba-tiba saja berputar menghadap ke arahnya.‘Ya Tuhan, dia mengenaliku! Bagaimana ini?’Iris sangat panik, namun dipermukaan ia berusaha menjaga sikapnya untuk tetap tenang.“Miss Villar, Mr. Sinclair bertanya padamu!” Vincent menegur Iris yang diam saat ditanya.‘Mr. Sinclair? Namanya bukan—Easton?’Refleks Iris mengangkat wajahnya dan seketika bertemu dengan kedua mata misterius pria itu.Ia terpaku. Bayangan kejadian semalam bermain di benaknya. Kedua obsidian hitam itu melekat dalam ingatannya, memberi kesan mendalam.Namun apa yang dipancarkannya saat ini sedikit berbeda dari semalam. Iris merasa pancaran mata pria dihadapannya ini, penuh dengan misteri, terasa berjarak dan—tanpa emosi?Reaksi pria itu datar saja. Seakan mereka tidak pernah bertemu sebelumnya.‘Apa dia tidak ingat kejadian se

  • Satu Malam, Dua Rahasia: Lelaki Dingin Itu Ayah Anakku   Bab 2 Siapa Bertanggung-jawab?

    Iris duduk di meja kerjanya. Ia gelisah, menggigit bibirnya dengan tidak tenang. Kedua tangannya tidak bisa diam, terus bergerak mengikuti perasaannya yang bercampur aduk.Ia tidak salah lihat. CEO yang ia lihat tadi adalah Mr. Easton!Tetapi, bagaimana mungkin?Jelas-jelas semalam Emberly mengatakan kalau Mr. Easton adalah tamu perusahaan, bukan CEO mereka!Ada apa sebenarnya? Apakah Emberly sengaja menutupinya? Tetapi untuk apa?Belum hilang kebingungannya, Emberly tahu-tahu datang, dan menariknya ke ruangan pantry.“Em, kamu mau apa?” Iris protes sambil meringis, menatap tangan Emberly yang mencengkeram lengannya.“Sudah kubilang, pembicaraan kita belum selesai!” sergah Emberly. Ia mengikuti pandangan Iris dan tiba-tiba menyeletuk, “Baju apa yang kamu pakai?” Ia merasa ada sesuatu yang janggal pada pakaian yang Iris kenakan, meski ia tidak tahu apa.Iris refleks menepis tangan Emberly. “Apa yang kamu inginkan?!” Ia mengalihkan pembicaraan, berharap Emberly tidak membahas pakaian ya

  • Satu Malam, Dua Rahasia: Lelaki Dingin Itu Ayah Anakku   Bab 1 Malam Itu

    “Mr. Easton! Apa—apa yang Anda—”Pria itu mengunci kedua tangan Iris dan mulai mencumbuinya dengan membabi buta.“Tuan, Anda tidak boleh—Aahh!”BRETT! Suara sobekan baju yang dikenakan Iris terdengar keras di ruangan itu.Pria itu menekan Iris lebih keras. “Puaskan aku...” suara berat dan rendah pria itu terdengar dekat telinga.Nafas yang menderu, menyentuh permukaan pundak Iris yang terekspos, bagai sentuhan sebuah bulu, ringan dengan sensasi menggelitik.Tubuh Iris gemetar, berusaha memberontak melawan cumbuan pria itu. “Ja-jangan Mr. East—humptt…”Pria itu membungkam mulut Iris dengan miliknya, menciumnya seperti seorang yang dahaga, menahan suara parau yang keluar dari bibir gemetar gadis itu.Iris memberontak, berusaha menolak pria itu. Namun dia terus menindihnya, tidak memberinya kesempatan untuk melepaskan diri atau menolak.Lama-lama, perlawanan Iris melemah dan penolakannya sia-sia. Ia hanya bisa pasrah, hanyut terbawa oleh arus tuntutan pria itu.***Malam berlalu, bergant

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status