LOGINIris sadar, desain miliknya mungkin tidak sempurna atau tidak sesuai dengan selera Easton. Tetapi haruskah dia berbicara seperti itu? Menjelek-jelekkan desain miliknya di hadapan banyak orang dan bahkan menyebutnya sampah?“Eas—”Karena emosinya, Iris ingin protes kepada Easton, namun gelengan kepala dan sentuhan tangan Olivia di bahunya membuatnya mengurungkan niat. Jika ia tetap bersikeras memprotes dengan Easton saat ini, ia khawatir tidak hanya kerja magangnya yang kemungkinan besar akan bermasalah, tetapi Olivia juga akan terkena imbasnya. Dan ia tidak ingin kedua hal itu terjadi.Alhasil, ia hanya bisa mengalah, menahan kegeramannya sambil meremas rok yang dikenakannya dengan erat.Salah satu ujung bibir Easton terangkat, seakan dia puas dengan sikap Iris yang hanya bisa menerima.“Siapa pun yang tidak signifikan, tidak boleh masuk ruangan rapat tanpa persetujuan dariku!” Jelas sekali bagi siapa pun yang mendengarnya, bahwa orang yang dimaksud oleh Easton adalah Iris.“Emberly
“Kamu tidak boleh masuk!” Emberly menghadang Iris di depan pintu ruang rapat.Iris tidak menyangka Emberly mencegatnya. Akan tetapi yang lebih ia khawatirkan adalah terpisah dari Olivia. Dan terbukti, melewati pundak Emberly, ia melihat Olivia masuk ke dalam ruangan rapat dan menutup pintu dibelakangnya. Menejer Marketing itu tidak mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.Mau tidak mau, Iris harus menjelaskan sendiri keberadaannya di sana kepada Emberly. “Emberly, Miss Moore—”“Miss Moore menejer Marketing, tentu dia boleh masuk. Sedangkan kamu? Apa yang membuatmu merasa istimewa sehingga berpikir bisa menghadiri rapat ini?” tanya Emberly dengan ketus.Iris menarik nafas dan menghembuskannya, menahan diri terhadap sekertaris Easton yang belum mendengar penjelasannya, tetapi sudah menghardiknya.Ia kembali menjelaskan. “Miss Moore mengajakku karena disain promosi yang aku buat—”“Keputusan desain promosi ada ditangan Mr. Sinclair. Bahkan Miss Moore tidak berhak mengatakan siapa pemen
Pagi hari, Iris tergesa-gesa masuk ke dalam taksi. Ia bangun kesiangan setelah semalam sulit untuk tidur.Setelah Easton pergi dari rumah, kedua orang tuanya baru menceritakan padanya apa yang terjadi antara mereka dan Easton.Tiga tahun yang lalu, Grace—ibu kandung Iris menikah dengan Harlan—mantan kekasihnya saat masih sekolah dulu. Ketika Grace menjalin hubungan dengan Harlan, Iris tengah menjalani pertukaran pelajar di kota lain, sehingga ia tidak tahu persis bagaimana awal mula hubungan mereka. Dan saat mereka menikah, Iris pun tidak mengetahui jika ternyata Harlan baru bercerai dari istrinya beberapa bulan sebelumnya. Itu sebabnya, hubungan Easton dan kedua orang tua Iris tidak berjalan dengan baik. Kala itu, Easton bertengkar hebat dengan Harlan dan dia menyalahkan Grace atas perceraian kedua orang tuanya.Dan mengetahui bahwa Easton benar-benar anak kandung Harlan, membuat Iris bertambah tidak tenang. Bukan hanya karena Easton adalah CEO yang terkenal dingin di kantornya,
“Mr. Sinclair… hahaha Anda lucu sekali…” Iris tertawa dengan canggung.“Ini ayahku, Harlan Sinclair. Apa karena nama keluarga kalian sama, maka Anda memanggil ayahku, Dad?” Iris menganggap Easton bercanda.Sebab tidak mungkin Harlan memiliki anak seorang Easton. Pria itu bahkan tidak pernah tersenyum!Iris masih tertawa sendiri. Ia menepuk lengan Harlan.”Dad, ini bosku di tempat magang. Dia—hanya bercanda saja…”Akan tetapi tudak ada satupun dari mereka yang tertawa atau bahkan tersenyum. Keduanya tampak serius.“Apa yang membuatmu berpikir aku sedang bercanda, Miss Villar?” tanya Easton dengan nada dan raut wajah dingin seperti biasanya.Iris berhenti tertawa. Ia ingin mengatakan sesuatu, namun melihat wajah Easton yang sama sekali tidak tersenyum atau tertawa, membuatnya kembali berpikir. Tidak mungkin kan kalau…Iris menoleh kepada Harlan. “Dad…?” Melihat raut wajah ayahnya, perasaan Iris menjadi tidak menentu. Jantungnya berdegup semakin cepat, dan pikirannya berusaha menyangkal
Iris menatap Emberly dengan tidak percaya. Pasalnya Ia melihat sendiri bagaimana sikap mereka saat mereka pertama kali bertemu. Sama sekali asing dan tidak mengenal satu sama lain. Dan itu terjadi hanya beberapa hari yang lalu.Iris sempat bertanya mengenai Easton pada karyawan senior. Mereka mengatakan bahwa Easton dikenal sebagai pengusaha yang gigih dan handal. Hanya dalam beberapa tahun saja, Easton sudah berhasil membesarkan SDP Corp.— perusahaan yang dibangunnya dari nol.Bahkan enam bulan yang lalu, Easton mengakuisisi perusahaan tempat mereka bekerja dan menggantinya dengan nama SDP Corp. Rekam jejaknya sangat profesional, dan dia terkenal sangat serius dan bahkan disebut sebagai workaholic. Mereka juga mengatakan bahwa Easton adalah orang yang tegas dan tidak suka tersenyum. Sedangkan mengenai kehidupan pribadinya, tidak banyak orang yang tahu. Dia tidak memiliki banyak skandal seperti banyak pengusaha muda lainnya. Jarang terlihat dekat dengan perempuan dan bahkan selama i
“Maaf! Maaf… aku—tidak sengaja…” Iris segera meminta maaf. Tangannya mencari-cari sesuatu untuk mengelap muntahan itu. Namun sayangnya ia tidak menemukan apa pun untuk membersihkan jas pria itu.“Kamu baik-baik saja?” Bukannya marah, pria itu justru terlihat khawatir. “Aku—hweeek!” Iris kembali merasa mual. Namun untungnya, kali ini hanya keluar gas saja.“Mari, biar kubantu.” Pria itu melepas jas yang terkena muntahan, lalu membantunya berjalan. “Tidak apa, saya bisa sendiri…” Iris merasa sungkan dan hendak menolak bantuan pria itu.“Tubuhmu lemas. Kamu yakin bisa jalan sendiri? Ayo, tidak usah sungkan. Sedikit lagi sampai.” Pria itu menolak, dan justru mengarahkannya masuk ke dalam ruangan UGD. Iris semakin bingung, nmun ia tidak merasa takut. Sebab di ruangan itu ada beberapa orang perawat. “Saya Dokter Finch. Berbaringlah, biar aku periksa.” “Anda—Dokter?” Iris tidak menyangka jika pria itu adalah seorang dokter. Dia terlihat muda dan trendy. Ia menduga usia mereka tidak j







