Keesokan paginya…
Claire sarapan dengan raut lelah membuat alis Nick terangkat heran, campur cemas.“Kamu kenapa, Claire? Kenapa terlihat selemas ini?”“Entahlah, rasanya tubuhku lelah. Padahal semalam kita hanya jalan sebentar dan menghabiskan waktu mengobrol di café, tapi kenapa tubuhku tetap merasa lelah ya?”“Mungkin karena kamu jarang olahraga.”“Bisa jadi. Kamu tau sendiri sejak dulu aku paling malas kalau disuruh olahraga.”“Olahraga kan tidak selalu melakukan hal berat. Kamu bisa jalan santai setiap pagi sambil menghirup udara segar. Dokter juga menyarankan seperti itu kan kemarin.”“Malas!”Nick hanya menggeleng saat Claire menyuarakan kemalasannya tanpa beban.***Nick melihat Claire yang sedang berbincang dengan seorang pria. Hari ini, dirinya memang sedikit terlambat menjemput Claire. Tidak heran kalau kali ini, Claire lah yang harus menunggu kedatangannya, padahal biasanya Nick yang selalu menunggunya karena dirinya sadar kalauLevin menyerah, meski telah memutuskan untuk memulai kehidupan baru dan melupakan Claire, tapi dirinya gagal. Logika dan hatinya bertolak belakang, Levin belum bisa, atau tidak bisa, melepaskan Claire.Logikanya mengatakan untuk merelakan Claire dan memulai kehidupan baru, tapi hatinya tidak mengizinkan karena Levin masih tetap menginginkan wanita itu. Ingin agar Claire menjadi miliknya. Dirinya tidak rela jika wanita itu pergi dari sisinya. Amarah serta kekecewaan yang awalnya menguasai hati berangsur lenyap, berganti dengan kerinduan mendalam yang menyesakkan dada hingga membuat hari-harinya dipenuhi keresahan. Rasanya semua hal yang Levin lakukan selalu salah, tidak ada yang benar dan itu semua karena kepergian Claire! Sialan! Levin tidak pernah mengira kalau dirinya akan selemah ini dalam menghadapi wanita! Padahal selama ini Levin tidak pernah memiliki kesulitan untuk meninggalkan wanita manapun, tapi nyatanya Claire adalah pengecualian! Bagi Levin, Claire ad
Keesokan paginya…Claire sarapan dengan raut lelah membuat alis Nick terangkat heran, campur cemas. “Kamu kenapa, Claire? Kenapa terlihat selemas ini?”“Entahlah, rasanya tubuhku lelah. Padahal semalam kita hanya jalan sebentar dan menghabiskan waktu mengobrol di café, tapi kenapa tubuhku tetap merasa lelah ya?”“Mungkin karena kamu jarang olahraga.”“Bisa jadi. Kamu tau sendiri sejak dulu aku paling malas kalau disuruh olahraga.”“Olahraga kan tidak selalu melakukan hal berat. Kamu bisa jalan santai setiap pagi sambil menghirup udara segar. Dokter juga menyarankan seperti itu kan kemarin.”“Malas!” Nick hanya menggeleng saat Claire menyuarakan kemalasannya tanpa beban.*** Nick melihat Claire yang sedang berbincang dengan seorang pria. Hari ini, dirinya memang sedikit terlambat menjemput Claire. Tidak heran kalau kali ini, Claire lah yang harus menunggu kedatangannya, padahal biasanya Nick yang selalu menunggunya karena dirinya sadar kalau
Setelah beberapa hari istirahat total, akhirnya Claire dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Claire sadar kalau dirinya tidak bisa bermalas-malasan terlalu lama karena pekerjaan kantornya pasti menumpuk dan lagi kasihan rekan kerjanya yang harus menggantikan pekerjaannya sementara waktu ini. Sedangkan Nick, pria itu selalu memastikan kondisi Claire. Aktivitas antar jemput tidak pernah luput sekalipun hingga Claire merasa dirinya adalah anak kecil yang sedang diantar oleh daddynya ke sekolah dan saat Claire menyatakan pemikirannya, Nick hanya menjawab cuek dengan raut datar,“Kamu memang masih seperti anak kecil yang harus diperhatikan agar tidak ceroboh!” Claire hanya bisa memberengut kesal saat mendengar jawaban Nick. Apakah pria itu tidak sadar bahwa wanita yang dianggapnya seperti anak kecil sebentar lagi akan melahirkan anak kecil? Dasar pria! Hingga hari ini, Nick sedang menunggu kepulangan Claire di depan kantor dimana memang ada kursi taman yang di
Beberapa saat kemudian…Susan menyambut kepulangan Claire dengan sumringah, lega karena nona mudanya akhirnya pulang dari rumah sakit dalam keadaan sehat. Claire hanya bisa meringis kecil saat Susan dan Nick memperlakukannya bagaikan seorang pesakitan yang tidak boleh melakukan apapun. Claire ingin mengeluh tapi mengurungkannya, sadar kalau Susan dan Nick hanya ingin yang terbaik baginya. Tidak heran kalau selama istirahat di rumah Claire diperlakukan seperti ratu. Yang dilakukannya sehari-hari hanya makan, tidur dan bersantai. Dan saat ini, Nick sedang menemaninya duduk di teras depan, menikmati suasana malam.“Claire, ada yang ingin aku tanyakan.”Nada suara Nick yang terdengar serius membuat alis Claire terangkat heran. “Tentang apa, Nick? Kenapa terdengar serius sekali? Aku jadi takut.”Serius, nada suara Nick saat ini mengingatkan Claire kepada hari dimana pria itu mengetahui kehamilannya. Tak urung hal itu membuat Claire curiga. Yakin kalau Nick
Nick memandang Claire yang tampak damai dalam tidurnya. “Sebenarnya apa yang membuat kamu stress, Claire? Kenapa kamu tidak menceritakannya padaku? Bukankah selama ini kamu selalu menceritakan segala hal kepadaku? Tapi kenapa kali ini kamu malah menutupinya? Bukankah kamu sudah berjanji tidak akan menutupi apapun dariku?” Nick sadar kalau pertanyaannya sia-sia belaka karena Claire masih terlelap, tapi itu tidak mengurangi keinginannya untuk menanyakan hal itu saat ini juga. Keesokan paginya…Claire terbangun sambil mengerang lemah. Tubuhnya terasa sakit dan tidak nyaman. Tangan kirinya pun terasa kebas. Claire menoleh dan tersenyum kecil, memahami penyebab kenapa tangannya bisa kebas seperti ini, karena ternyata Nick menindih lengannya dan terlelap disana. Entah sudah berapa lama pria itu tertidur dalam posisi seperti itu. Claire yakin kalau sekujur tubuh Nick akan terasa pegal saat bangun nanti! Namun senyum Claire memudar saat menyadari ada hal penting yan
Nick terdiam mendengar pertanyaan dokter. Bibirnya ingin menyangkal, meski hatinya menginginkan hal sebaliknya, dan mengatakan kalau Claire bukanlah istrinya tapi rasanya itu tidak penting sekarang. Anggap saja saat ini Nick adalah suami gadungan.Yang terpenting saat ini adalah Nick harus tau apa yang terjadi hingga membuat wajah sang dokter terlihat begitu serius saat membahas mengenai Claire. Dengan pemikiran itu, Nick memutuskan tidak mengatakan apapun meski dokter salah mengira tentang status hubungannya dengan Claire. Sedangkan Susan hanya bisa mengulum senyum saat dokter di hadapannya salah sangka, namun enggan mengoreksinya. Apalagi wajah Nick terlihat bingung, antara harus mengoreksi dugaan salah kaprah sang dokter atau mengabaikannya saja. “Seharusnya tidak, Dok. Claire memang bekerja, tapi bidang pekerjaannya adalah finance accounting yang tidak membutuhkan kekuatan fisik dan juga ada asisten yang mengurus rumah,” jawab Nick. “Berarti ada penyebab
Nick mengumpat kasar saat matanya menangkap tetesan darah yang mengalir turun di antara kedua paha Claire, membasahi lantai. Pria itu berteriak panik memanggil Susan dan menggendong Claire, hendak membawanya ke rumah sakit terdekat.Susan memekik kaget saat melihat keadaan nona mudanya. Dengan sigap wanita paruh baya itu memanggil taksi, sadar kalau Nick akan kesulitan untuk melakukannya karena pria itu sedang menggendong Claire. Beruntung rumah yang mereka tinggali berada di area yang terbilang ramai hingga mudah untuk mencari taksi!Sepanjang perjalanan Claire tidak berhenti merintih kesakitan membuat rasa panik Nick kian meningkat, hatinya seolah diremas oleh tangan tak kasat mata saat melihat betapa menderitanya Claire. Apalagi wajahnya tampak pucat karena menahan sakit!“Susan, bagaimana ini? Claire dan bayinya pasti baik-baik saja kan?” tanya Nick, bertanya kepada seseorang yang menurutnya sudah memiliki pengalaman.“Saya yakin nona dan bayinya akan baik-baik s
Setibanya di rumah, Claire menyandarkan tubuhnya yang lelah di sofa empuk ruang tamunya. Sebaris keluhan meluncur dari bibirnya.“Capek banget, Nick. Aku tidak sadar kalau kita sudah menghabiskan waktu seharian.”“Wajar kalau kamu merasa lelah mengingat kamu sangat bersemangat tadi, berpindah dari satu toko ke toko lainnya. Apalagi cukup banyak yang kamu beli.”“Sejak dulu aku selalu suka tempat seperti itu karena banyak barang yang menarik. Jajanan disana pun terlihat menggiurkan untuk dicoba. Ahh, sayangnya waktu kita terbatas karena tiba terlalu sore. Lain kali kita harus datang lebih awal.”“Ya, memang benar, tapi lihatlah sekarang kamu sampai kelelahan seperti ini. Kaki kamu juga sedikit bengkak, Claire,” ucap Nick sambil mengangkat kedua kaki Claire agar bertumpu di pahanya sehingga memudahkan Nick yang ingin memijat kaki Claire.Pria itu memijat kaki Claire dengan lembut membuat Claire memejamkan mata. Pijatan Nick membuat rasa lelah di kakinya sedikit ber
Claire kembali ke ruangannya dengan gundah gulana, sejujurnya Claire merasa heran kenapa mereka harus menjelek-jelekkannya? Ini Melbourne, bukan Indonesia, Claire bukan satu-satunya wanita yang hamil di luar nikah, lalu kenapa mereka tetap bergosip ria? Padahal kehamilannya tidak membebani siapapun, lalu kenapa mereka malah mempermasalahkannya?Claire mendesah, enggan berpikir lebih jauh. Percuma, hanya membebani pikirannya. Claire tetaplah Claire, dirinya akan menjalani hidupnya seperti biasa yang seolah tanpa beban, walaupun apa yang nampak di permukaan sangat amat jauh berbeda dengan perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya. Sejak dulu, Claire tidak pernah membiarkan siapapun mengusik kehidupan pribadinya, jadi walaupun telinganya mendengar berbagai macam gosip buruk yang menyakiti hatinya, tapi Claire tetap tidak mengatakan apapun. Bersikap seolah tidak tau apapun. Tidak berniat menyangkal atau membenarkan setiap gosip yang beredar. Lagipula yang terpent