Home / Romansa / Satu Tahun Jadi Istrimu / Bab 22. Dua Orang Cemburu

Share

Bab 22. Dua Orang Cemburu

Author: Liani April
last update Last Updated: 2025-08-30 10:00:07

“Tavira, tunggu!”

Sebuah suara memanggil dari belakang.

Tavira menoleh cepat.

Seseorang melangkah mendekat. Wajah itu familiar. Senyumnya cerah, mata bulat bersinar, dan gaya santai khas pria yang dulu sering tertawa bersamanya di belakang panggung pemotretan.

“Eshan?” Tavira nyaris tak percaya.

Eshan terkekeh. “Akhirnya kamu melihatku. Dari tadi aku memanggilmu, tapi nggak menoleh juga.”

Tavira nyaris tertawa karena terkejut. “Kamu sedang apa di sini?”

“Taraa~ Aku kerja di sini sekarang,” jawabnya santai. “Divisi keuangan. Baru satu bulan.”

Mata Tavira membulat. “Serius? Di sini? Kenapa kamu nggak bilang padaku?”

Eshan mengangkat bahu. “Karena aku tahu kamu istri bos. Aku gak mau kamu membantuku atau memberi jalan khusus. Kamu tahulah aku mau lulus tes dengan usahaku sendiri.”

Tavira tersenyum, matanya sedikit berkaca. “Kamu masih sama. Enggak mau minta tolong, meski kita berteman lama.”

“Karena kamu panta

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 41. Kebiasaan Tidur

    Darian sudah berada di kamar Tavira setelah mengambil bantal abu-abu dari kamarnya. Dua orang itu menjadi canggung. Makin gugup setelah Darian menutup pintu pelan.Darian berjalan memutari kasur. Tavira kira Darian hendak ke lemari, mengambil selimut seperti saat terakhir kali. Tapi tidak. Darian malah duduk di tepi kasur. Membuat jelas teritori miliknya.Darian tidak berani menatap mata Tavira. Juga tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Hanya menggeser tubuhnya dan mulai berbaring di sebelah Tavira.“Aku tidur di sini. Di sofa bikin punggungku pegal.”Itu saja katanya sambil memunggungi Tavira dan berlagak tidur dengan mendekap kedua tangan.Tentu saja, Tavira terkejut mendengarnya. Butuh sepersekian detik untuknya menyadari apa yang baru didengarnya ini.Tavira jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang merasuki Darian. Tiba-tiba dia meminta hal yang aneh setelah mengantar Mama pulang.Mungkinkah Mama mengatakan sesuatu? Jika buk

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 40. Tidur Sekamar

    “Cinta itu apa?”Pertanyaan yang lugas dengan ekspresi datar datang dari mulut seorang Darian Alastra Haryodipura.Mama tercengang, tidak menyangka. Tapi kemudian tersenyum mengingat di hadapannya ini sosok menantu yang polos. Yang tabu urusan perasaan. Yang bisa tergelincir ke jalan salah jika saja tidak ada yang memandunya.Mama mengulurkan tangan ke pundak Darian. Ia menepuknya perlahan menciptakan kehangatan yang langsung menyebar ke seluruh tubuh Darian.Kalau saja saat ini Darian tidak sedang menyetir, mungkin ia akan menyambut tangan Mama dan menggenggamnya erat. Tepukan di pundaknya itu membuat dirinya lega. Perasaan yang tidak dia mengerti, tapi percaya kalau dunia akan baik-baik saja.“Cobalah kamu lebih mendekat pada Tavira. Nanti, kamu akan tahu apa arti cinta yang sesungguhnya.”Alih-alih menjawab, Mama memberikan saran yang lumrah dilakukan seorang ibu untuk anaknya. Ia tidak mendikte, tapi mengarahkan. Ia tidak mengajari, tapi

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 39. Hanya Satu Bantal

    Tavira tidak sadar kalau Darian sudah pulang kerja. Sejak siang tadi sampai semalam ini, ia terus bersama Mama. Apa saja mereka lakukan, termasuk tur ringan di rumah yang besar dan megah itu.Sekarang sudah pukul sepuluh malam. Kalau saja Darian tidak turun dari kamarnya, mungkin Tavira tidak akan pernah tahu kalau suaminya itu sudah pulang. Bahkan sudah beristirahat di kamarnya."Darian, kapan kamu pulang?” tanya Tavira sembari menghampiri Darian yang wajahnya kusut masai.“Dari tadi.”Itu saja penjelasan Darian. Menolak menerangkan panjang lebar. Toh, itu tidak penting. Yang penting Tavira sudah sadar ada dirinya di rumah itu.“Maaf, aku terlalu asyik dengan Mama, sampai enggak sadar kamu pulang.”“Enggak apa. Aku juga nggak minta disambut.”Selama ini mereka memang jarang menyambut atau bertegur sapa, terutama setelah insiden salah paham yang membuat Tavira membenci Darian. Mereka belum terbiasa lagi berbincang seperti sedia kala.

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 38. Baik-baik Saja

    “Anak nakal. Kamu mau buat keluarga kita malu?” pekik Mama dengan wajah memerah, marah.Tavira tahu pada akhirnya akan begini. Mama adalah orang yang pertama akan menentang sesuatu buruk yang dilakukan putri semata wayangnya itu.Semasa dulu bahkan pernah ia dipukuli lebih keras lagi, ketika Tavira pulang sangat larut apalagi saat itu ia diantarkan seorang pria.Mama penjaga Tavira yang ketat hingga ia jadi wanita baik-baik seperti sekarang ini. Dan karena sekarang sudah menikah, bukan berarti Mama tidak bertanggung jawab menjadi penjaganya lagi.“Mama sudah bilang, berhentilah jadi model. Kamu sudah jadi seorang istri sekarang. Kamu enggak sebebas dulu lagi.”Bibir Mama bergetar, hampir menangis.Terlepas hal apa saja yang didengar Mama mengenai kejadian ini, tapi Tavira lega. Mama masih mengkhawatirkannya. Masih mau repot-repot datang kemari hanya untuk memberikan ‘pukulan cinta’ agar Tavira tidak salah jalan.“Pemotretan apa itu? L

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 37. Pemotretan Ilegal

    Esok paginya, Lila datang ke ruang baca untuk memberitahu bahwa ada seseorang di depan rumah yang ingin bertemu dengan Tavira. Katanya, salah satu teman dekat Tavira.Tavira meminta Lila mempersilakan tamunya masuk ke ruang tamu. Tak butuh waktu lama untuk mengetahui siapa yang datang. Orang itu adalah Dhiya.Begitu melihat Tavira, Dhiya segera memeluknya erat, seperti memeluk seseorang yang hampir saja hilang.“Maafkan aku, Tavira... Aku baru tahu tentang kejadian itu. Aku benar-benar menyesal. Aku nggak tahu Rian merancang proyek seaneh itu untuk pemotretan.”Suara Dhiya bergetar, kalimatnya keluar seperti tumpahan rasa bersalah yang selama ini tertahan.Tavira mengajak Dhiya duduk. Ia tak pernah berniat marah. Meski Dhiya yang mengenalkan Rian, keputusan ikut pemotretan tetap datang dari dirinya sendiri.“Kalau aku tahu proyeknya seperti itu, aku nggak akan pernah ngajak kamu, Vir. Aku tahu kamu nggak suka baju terbuka, apalagi pemotretan

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 36. Bukan Kamu Orangnya

    Sudah tiga hari Tavira mengabaikan Darian di rumah. Ia enggan bertatap muka, bahkan sebentar saja. Marah semarah-marahnya.Meski begitu, Tavira tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Monoton. Tak menyenangkan.Belakangan, ruang baca menjadi markasnya. Ia menghabiskan banyak waktu di sana. Bukan hanya untuk membaca, tapi juga untuk bersembunyi dari lelaki yang pikirannya tak kunjung bisa ia buang.Seperti saat ini, Tavira duduk menyendiri di sofa. Satu per satu ia menggarisbawahi kalimat dalam buku, meski tak satu pun benar-benar ia pahami. Stabilo kuning di tangannya menari hanya demi menciptakan kesan sibuk.Lima baris ditandai. Tak satu pun masuk ke kepala.Ia menyandarkan tubuh ke sofa, menarik napas pendek, lalu memutar-mutar stabilo di jemarinya. Sudah tiga hari seperti ini. Tubuhnya bergerak, pikirannya kosong.Langkah pelan terdengar dari lorong. Tavira tidak menoleh. Ia tahu suara itu. Selalu tenang. Tak terburu. Tapi malam ini,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status