Beranda / Romansa / Satu Tahun Jadi Istrimu / Bab 23. Tak Mau Pulang

Share

Bab 23. Tak Mau Pulang

Penulis: Liani April
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-31 10:00:49

Setelah keluar dari kantor Darian, Tavira tidak langsung memesan kendaraan untuk pulang. Udara siang yang terik tidak cukup panas untuk membakar dingin yang mengendap di dadanya.

Ia berjalan pelan menyusuri trotoar kawasan perkantoran, seolah mencoba mencerna maksud dari pesan Eshan yang masuk ke ponselnya.

‘Hati-hati di jalan. Dan jangan khawatir tentang suamimu. Yang bisa aku bilang, dia menyukaimu, kok. Aku yakin.’

Apa maksudnya? Yang Tavira lihat, tidak sama seperti yang Eshan beri tahu.

Setelah dipikir-pikir lagi, Eshan mana tahu mengenai hubungan rumit antara Tavira dengan Darian. Mungkin saja kelihatan oleh Eshan, bahkan orang lain sekalipun, hubungan Tavira dan Darian baik-baik saja. Harmonis. Tidak tahu ada perjanjian di balik kepura-puraan mereka.

Dan Eshan salah mengartikan hal itu sebagai bentuk rasa 'suka' Darian pada Tavira. Entah apa pun maksudnya.

Ya, pasti begitu.

Dibanding itu, Tavira lebih memik

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 39. Hanya Satu Bantal

    Tavira tidak sadar kalau Darian sudah pulang kerja. Sejak siang tadi sampai semalam ini, ia terus bersama Mama. Apa saja mereka lakukan, termasuk tur ringan di rumah yang besar dan megah itu.Sekarang sudah pukul sepuluh malam. Kalau saja Darian tidak turun dari kamarnya, mungkin Tavira tidak akan pernah tahu kalau suaminya itu sudah pulang. Bahkan sudah beristirahat di kamarnya."Darian, kapan kamu pulang?” tanya Tavira sembari menghampiri Darian yang wajahnya kusut masai.“Dari tadi.”Itu saja penjelasan Darian. Menolak menerangkan panjang lebar. Toh, itu tidak penting. Yang penting Tavira sudah sadar ada dirinya di rumah itu.“Maaf, aku terlalu asyik dengan Mama, sampai enggak sadar kamu pulang.”“Enggak apa. Aku juga nggak minta disambut.”Selama ini mereka memang jarang menyambut atau bertegur sapa, terutama setelah insiden salah paham yang membuat Tavira membenci Darian. Mereka belum terbiasa lagi berbincang seperti sedia kala.

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 38. Baik-baik Saja

    “Anak nakal. Kamu mau buat keluarga kita malu?” pekik Mama dengan wajah memerah, marah.Tavira tahu pada akhirnya akan begini. Mama adalah orang yang pertama akan menentang sesuatu buruk yang dilakukan putri semata wayangnya itu.Semasa dulu bahkan pernah ia dipukuli lebih keras lagi, ketika Tavira pulang sangat larut apalagi saat itu ia diantarkan seorang pria.Mama penjaga Tavira yang ketat hingga ia jadi wanita baik-baik seperti sekarang ini. Dan karena sekarang sudah menikah, bukan berarti Mama tidak bertanggung jawab menjadi penjaganya lagi.“Mama sudah bilang, berhentilah jadi model. Kamu sudah jadi seorang istri sekarang. Kamu enggak sebebas dulu lagi.”Bibir Mama bergetar, hampir menangis.Terlepas hal apa saja yang didengar Mama mengenai kejadian ini, tapi Tavira lega. Mama masih mengkhawatirkannya. Masih mau repot-repot datang kemari hanya untuk memberikan ‘pukulan cinta’ agar Tavira tidak salah jalan.“Pemotretan apa itu? L

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 37. Pemotretan Ilegal

    Esok paginya, Lila datang ke ruang baca untuk memberitahu bahwa ada seseorang di depan rumah yang ingin bertemu dengan Tavira. Katanya, salah satu teman dekat Tavira.Tavira meminta Lila mempersilakan tamunya masuk ke ruang tamu. Tak butuh waktu lama untuk mengetahui siapa yang datang. Orang itu adalah Dhiya.Begitu melihat Tavira, Dhiya segera memeluknya erat, seperti memeluk seseorang yang hampir saja hilang.“Maafkan aku, Tavira... Aku baru tahu tentang kejadian itu. Aku benar-benar menyesal. Aku nggak tahu Rian merancang proyek seaneh itu untuk pemotretan.”Suara Dhiya bergetar, kalimatnya keluar seperti tumpahan rasa bersalah yang selama ini tertahan.Tavira mengajak Dhiya duduk. Ia tak pernah berniat marah. Meski Dhiya yang mengenalkan Rian, keputusan ikut pemotretan tetap datang dari dirinya sendiri.“Kalau aku tahu proyeknya seperti itu, aku nggak akan pernah ngajak kamu, Vir. Aku tahu kamu nggak suka baju terbuka, apalagi pemotretan

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 36. Bukan Kamu Orangnya

    Sudah tiga hari Tavira mengabaikan Darian di rumah. Ia enggan bertatap muka, bahkan sebentar saja. Marah semarah-marahnya.Meski begitu, Tavira tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Monoton. Tak menyenangkan.Belakangan, ruang baca menjadi markasnya. Ia menghabiskan banyak waktu di sana. Bukan hanya untuk membaca, tapi juga untuk bersembunyi dari lelaki yang pikirannya tak kunjung bisa ia buang.Seperti saat ini, Tavira duduk menyendiri di sofa. Satu per satu ia menggarisbawahi kalimat dalam buku, meski tak satu pun benar-benar ia pahami. Stabilo kuning di tangannya menari hanya demi menciptakan kesan sibuk.Lima baris ditandai. Tak satu pun masuk ke kepala.Ia menyandarkan tubuh ke sofa, menarik napas pendek, lalu memutar-mutar stabilo di jemarinya. Sudah tiga hari seperti ini. Tubuhnya bergerak, pikirannya kosong.Langkah pelan terdengar dari lorong. Tavira tidak menoleh. Ia tahu suara itu. Selalu tenang. Tak terburu. Tapi malam ini,

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 35. Ingin Mama

    “Kamu kekurangan uang?! Hah?!”Tavira mengangkat kepalanya. Turut emosi karena kalimat Darian seolah menggambarkan kalau dirinya wanita murahan.“Apa belum cukup semua yang aku berikan padamu, sampai kamu sengaja melakukan pemotretan gak senonoh itu?”“Aku gak melakukan pemotretan untuk uang,” Tavira membalasnya dengan nada ingin menangis.Belum pernah ada yang menghinanya seperti ini. Harga dirinya seperti tercabik-cabik oleh ucapan tidak mengenakan dari Darian.“Lalu apa?” Darian membalas tidak kalah keras.Suasana di dalam rumah menjadi panas. Kalau saja rumah mereka bersebelahan dengan tetangga, mungkin teriakan mereka bisa kedengaran menembus dinding.Para pelayan yang mengintip dari ruangan lain saja nampak tegang dengan pertengkaran suami istri yang pertama kali mereka lihat itu.“Kamu melakukan ini untuk balas dendam, karena aku sudah membuat kamu marah malam itu?”Darian membicarakan tentang malam dimana dirinya

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 34. Butuh Uang

    Tavira menggelung lutut di sudut ruangan, tangisnya tertahan di balik tangan yang menutupi wajah. Isakannya pecah berulang, menggema di kamar ganti sempit yang kini seolah jadi tempat perlindungan sekaligus penjara baginya.Pintu dikunci dari dalam oleh Tavira. Tak seorang pun boleh masuk.Ketukan datang silih berganti. Suara panik, marah, bahkan umpatan terdengar dari luar. Salah satunya adalah suara Rian yang kini tanpa ragu menyebutnya tidak profesional, bersumpah takkan pernah bekerja sama lagi.Bagus. Tavira juga tidak mau bertemu atau bahkan berhubungan dengannya lagi.Pemotretan ini adalah jebakan. Alih-alih seni, yang terjadi lebih mirip pelecehan terselubung.Tavira menunggu di sana, membatu. Menolak mendengar suara-suara di luar, menolak menyadari kenyataan yang baru saja terjadi.Lalu... ketukan baru menggema. Lebih keras. Lebih tegas. Seperti gemuruh badai yang datang menyapu.“Tavira, ini aku. Buka pintunya!”Suara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status