Dunia Tiara Andhara, Gisella Clarissa dan Nancy Stephanie gelap seketika. Sekeras apa pun mereka menggapai, sekuat apa pun mereka berusaha, tubuh mereka semakin ke bawah dan permukaan air di atas terasa semakin jauh dan jauh dan jauh…Akhirnya seluruh dunia Tiara Andhara, Gisella Clarissa dan Nancy Stephanie gelap seketika. Segalanya terasa begitu dingin membekukan sumsum tulang. Sekujur tubuh terasa menggigil nan bergelugut hebat.***Begitu membuka mata mereka, mereka menyadari mereka sudah berada di atas gunung.Gunung? Jelas-jelas tadi ada di lautan… Ada ombak ganas yang membalikkan seisi kapal dan kami semuanya tenggelam. Bagaimana sekarang bisa berada di atas gunung? Ini ada di mana sebenarnya? Tiara Andhara memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan. Hanya tampak hutan belantara yang lebat nan tak berujung. Pepohonan yang menjulang tinggi hingga seolah-olah menembus awan membuat Tiara Andhara, Gisella Clarissa dan Nancy Stephanie sulit mengecek ada di mana sebenarnya mereka berada
Inilah surat keamanan yang kalian perlukan… Jika bertemu dengan siluman, monster, setan ataupun para perampok gunung lainnya, kalian bisa mengeluarkan surat keamanan ini. Surat keamanan ini bisa menghentikan waktu sejenak dan kalian bisa segera menghilang dari tempat tersebut. Kata-kata Pak Reynold Sahah masih jelas terngiang-ngiang di telinga tatkala Beliau menyerahkan surat keamanannya yang terpahat rapi di atas sebuah papan emas berukuran KTP.Surat keamanan itu mereka putuskan disimpan oleh Robert Martin. Mereka juga bersepakat memilih Robert Martin sebagai ketua regu mereka karena IQ-nya yang tinggi dan gaya bicaranya yang diplomatis.Setelah meninggalkan kediaman Pak Reynold Sahah, berangkatlah mereka ke istana pusat menemui Ratu Surgawi. Tujuh cahaya dengan tujuh warna yang berbeda terlihat terbang melintasi cakrawala pagi itu.“Akhirnya aku bisa terbang… Aku bisa terbang…” kata Josh Kian Junos sambil bertepuk tangan sendiri, melayang-layang di atas cakrawala pagi itu.“Senang
“Kita semua akan dipersembahkan kepada raja siluman. Kata siluman ular tengik itu sih begitu…” kata Tiara sudah merasa putus asa.“Katanya para manusia di atas sana sudah tidak pernah memberikan mereka sesajen selama dua tahun belakangan ini. Jadi sebagai gantinya, kitalah yang akan dipersembahkan sebagai sesajen kepada raja mereka,” sambung Gisella juga sudah merasa putus asa.“Aku ingin pulang…” rengek seorang gadis muda yang berada dalam kerangkeng pas di sebelah mereka.“Mendadak aku merindukan Ayah & Ibu. Jika aku bisa selamat dari negeri siluman ini, aku berjanji aku akan menjadi anak yang penurut dan selalu mendengarkan kata-kata Ayah & Ibu.” Terdengar tangisan seorang laki-laki muda yang juga berada dalam kerangkeng yang sama dengan si gadis muda tersebut.“Aku merindukan Josh…” gumam Gisella lirih. Junaidy sedikit mengerutkan dahinya.“Aku juga merindukan Jimmy… Tak kusangka aku benar-benar juga akan mati sebelum aku sempat bertemu dengan arwahnya di lautan tadi. Semoga denga
“Beruang! Beruang!” teriak si ular. Dia melesat secepat kilat ke arah Jimmy Ferry dan Josh Kian.Vritz Victor segera memanjangkan tali-temali ranting pohonnya. Tali-temali ranting pohon milik Vritz segera membelit tubuh si ular. Namun, Vritz melupakan satu hal. Si ular dengan mudahnya bisa mematahkan tali-temali ranting pohonnya. Tetap saja si ular bisa melesat dengan sangat cepat ke arah Jimmy Ferry dan Josh Kian.Josh Kian mau tidak mau memancarkan sinar warna emasnya. Mata si ular menjadi silau dan gerakannya menjadi lambat. Ray Wish menerjang dari belakang. Tubuh si ular terbakar oleh gelombang api yang dipancarkan oleh Ray Wish. Dengan jeritan ketidakberdayaannya, si ular kini terkapar tidak berdaya di tanah.Josh Kian mengubah sinar warna emasnya menjadi sekumpulan pedang-pedang warna emas nan berkilau di bawah terik matahari. Dengan sekali mengibaskan tangan, pedang-pedang emas diarahkan ke siluman ular dan siluman beruang yang tengah terkapar tidak berdaya di tanah. Begitu ped
“Kau sudah menghilang di lautan sana selama hampir seminggu, Tiara… Syukurlah…” kata ibu Tiara Andhara Huang masih tidak ingin melepaskan anak perempuannya dari pelukannya.“Ayah dan Ibu khawatir sekali padamu… Syukurlah kau ditemukan dan kini kembali dengan selamat, Gisella…” kata ibu Gisella.“Mendadak kau meninggalkan Pekan Baru tanpa pamit begitu, Nancy. Ayah dan Ibu khawatir sekali padamu. Kau menghilang di lautan sana sudah lebih dari seminggu, Nancy.” Ibu Nancy menangis mengharu biru dengan anak perempuannya yang masih berada dalam pelukannya.“Maafkan aku, Ayah, Ibu…” Nancy hanya sedikit menggeliat dalam pelukan ibunya. Air matanya kembali terbit dan bergulir turun membasahi pakaian sang ibu.“Relakanlah kepergian Junaidy, Nancy…” kata sang ayah. “Relakanlah kepergiannya. Memang ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa dipaksakan. Dengan merelakan hal-hal yang tidak bisa dipaksakan itu, itu akan membuat Junaidy bisa tenang selamanya di alam sana, dan juga bisa mendatangka
“Seperti yang aku katakan pada kalian semua sebulan lalu, bola kristalku ini telah memilih tujuh calon pengawal tertinggi di kerajaan ini. Bola kristal ini diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Kutegaskan di sini, bola kristal ini tidak pernah meleset.”Ratu Surgawi menampilkan sekali lagi wajah ketujuh calon pengawal tertinggi di kerajaan Negeri Elemen. Sontak para dewi yang hadir dalam auditorium tersebut bersorak kegirangan.“Aduh…! Mereka sungguh ganteng dan tiada duanya…”“Aku ingin segera melihat mereka secara langsung…”“Dari alam manusia kok bisa sih sesempurna ini? Aduh…! Ganteng-ganteng semua… Tidak bosan dilihat terus…”“Hari ini sudah tiba waktunya. Aku mengundang mereka ke istana pusat dan mereka akan memperkenalkan diri mereka satu per satu kepada kita semua,” ujar Ratu Surgawi.Mendadak, Menteri Luar Negeri mengacungkan tangannya.“Apakah ada hal yang tidak Anda setujui, Menteri Luar Negeri?” tanya Ratu Surgawi dengan sebersit senyuman santai.“Kami
Dengan sekali hentakan, Menteri Pemuda & Olahraga melesat naik ke atas podium. Ketujuh calon pengawal kerajaan terhenyak kaget mendapat sambutan yang demikian. Dari belakang si menteri mendadak muncullah lima dewa naga yang lain. Namun, kendati penampilan mereka bertanduk nan berkumis seperti layaknya lima ekor naga, tingkah dan pembawaan kelimanya sungguh menyerupai kucing.“Ini adalah lima calon andalanku, Ibunda Ratu. Jika ketujuh calon pengawal kerajaan ini bisa mengalahkan mereka, tentu saja posisi mereka sebagai tujuh pengawal tertinggi di kerajaan ini bisa dipertimbangkan.”“Anda menentang posisiku di sini, Pak Menteri?” kata Ratu Surgawi dengan mata yang menyala-nyala.“Sudah kukatakan sebelumnya… Ini untuk kebaikan Ibunda Ratu, Putra Mahkota, dan untuk stabilitas negeri ini.” Terlihat senyuman penuh arti menghiasi wajah Menteri Pemuda & Olahraga.Mendadak lagi Menteri Sumber Daya Alam juga menerjang ke atas podium. Ketujuh calon pengawal kerajaan terperanjat kaget dengan keha
“Kau tahu kan perawatan tangan dan kakiku ini sangat mahal! Awas kau ya…!” Ray Wish mulai menunjukkan emosi dan semangatnya.Ray Wish terbang naik ke atas gunung. Si dewa naga setengah kucing mengejarnya. Mendadak nan sekonyong-konyong Ray Wish terjun ke dalam kawah gunung berapi yang masih aktif. Tentu saja si dewa naga setengah kucing kebingungan untuk apa Ray Wish terjun ke dalam kawah gunung berapi yang masih aktif. Bunuh dirikah?Mendadak nan sekonyong-konyong, muncullah bola-bola api kecil dari dalam kawah. Terkenalah tubuh si dewa naga setengah kucing itu. Menjeritlah si dewa naga setengah kucing. Lagi-lagi, mendadak nan sekonyong-konyong, muncullah Ray Wish dari dalam kawah. Dengan sekali mendaratkan satu tapak api murninya, terhempaslah tubuh si dewa naga setengah kucing itu. Tampak ia jatuh terhempas ke tanah. Darah merah segar segera muncrat. Terlihat ia tergeletak tidak berdaya di tanah.Terjadi juga laga tangan dan kaki antara Robert Martin dengan si dewa setengah kucing