Share

Bab 5

Sekian banyak hubungan yang aku jalin sejak Sekolah Menengah Pertama, kenapa baru kali ini aku merasa patah hati, Febri memang dari dulu sangat tulus mencintaiku, Febri sangat berbeda dari laki-laki yang lainnya. Dia laki-laki yang paling baik yang aku kenal.Tapi apa yang telah aku lakukan dengan Adam?

Aku sangat menyesal putus dan kehilangan Febri karena memilih Adam. Apa lagi sekarang Adam telah mencampakkan aku. Ya pria bajingan itu ketahuan selingkuh olehku, pasti banyak wanita yang telah menjadi korban cintanya, tidak hanya aku yang dia jahati. Kini aku harus bagaimana? apakah harus aku hubungi Febri lagi, meminta maaf dan memohon kembali? Apakah Febri mampu mencintai aku setulus dulu lagi? Mungkin di Jogjakarta dia telah memiliki pengganti aku. Dan aku sudah melakukan banyak kesalahan dengan Adam. Febri berhak memiliki penggantiku yang lebih baik dan sempurna, yang pasti bukan aku yang membuatnya kecewa selama ini.

*****

Adam ternyata seorang Buaya Darat, kemarin aku melihatnya kencan dengan wanita lain di Mall. Mereka jalan, bergandengan dan bermesraan tepat di hadapanku. Dia berusaha menghindariku, cukup sudah aku sangat kecewa.

Semalaman ini dia meneleponku, biarkan saja telepon itu berdering. Aku merasa dia telah menghianatiku. Siang ini mungkin dia akan menemui aku di kampus. Aku akan meminta kejelasan kepadanya.

Lebih baik aku fokus membuat Skripsiku, aku tidak ingin pendidikanku yang nyaris lulus ini terganggu oleh tingkah jahatnya ini. Untung saja aku belum lanjut ke tahap yang lebih serius dan melibatkan mama dan papa.

Kesalahan kami dulu biar jadi pelajaran untukku. Mungkin ada jutaan wanita yang bernasib sama denganku, karena kearoganan laki- laki. Dan masih banyak di sana wanita yang lebih buruk dariku dan menjadi budak nafsu birahi. Lebih baik berakhir di sini sebelum semua terlambat dan menjadi makin parah, dari pada saat berumah tangga dia akan melukai hatiku lebih dalam lagi.

"Pap, Yanti pergi ke kampus dulu ya"

Aku dekati papa yang lagi sibuk memberi makan ikan koi kesayangannya di teras samping rumah kami.

"Iya Nak, hati-hati ya"

"Iya Pap, minggu ini Aku akan ada sidang skripsi Pap"

"Terus bagaimana, apakah semuanya lancar?"

"Lancar kok Pap, ya sudah Aku pamit ya ini sudah terlambat."

"Iya Yan, hati-hati ya Kamu, tumben Si Adam tidak menjemputmu Yan?”

“Iya, Dia sibuk Pap.”

Papa pun mengikutiku, ke arah teras depan rumah. Aku memesan taksi Online, dan pak sopir telah menungguku. Hanya sepuluh menit perjalanan ke kampus dan aku pun tiba tepat waktu. Adam mengirimkan pesan suara kepadaku.

"Yan, nanti kita bicara ya, jam 12.00 WIB saat istirahat, Kita cari tempat yang tenang untuk membicarakan hal kemarin."

Aku pun membalasnya, " Iya tunggu saja di depan perpustakaan."

Empat puluh lima menit kemudian, aku pun istirahat. Bergegas aku menghampirinya. Kebetulan kuliahku sudah selesai hari ini, jadi aku akan bebas pergi ke tempat yang tepat di mana aku harus minta putus darinya. Aku lihat dia mendekatiku dia sedang memarkirkan motornya.

"Hai Yanti, kok cemberut begitu sih Sayang."

"Sudahlah Kak, jangan banyak basa - basi, lebih baik kita jalan ke Pantai Nyiur Indah terlebih dahulu, Aku ingin bersantai di sana."

"Baiklah Sayang, Kamu baik deh, nah seperti itu jangan marah kepadaku, kemarin Aku hilap Sayang, aku enggak mungkin mau menggantikan posisimu dengan dia Yanti."

"Ya sudah lekas jalan."

Aku naik ke motornya, dia meliak - liukkan motornya, menggangguku agar aku berpegangan kepadanya. Aku acuhkan saja gurauannya. Hanya kuberi senyum simpul saja. Setengah jam kemudian kami sampai ke pantai yang kami tuju.

"Yan Kamu dari dulu memang pintar deh menenangkan Aku, itu lihat pantainya bagus ya, pantai kesukaan Kamu kan ini?"

"Iya, pantai kesukaanku, di sini banyak kenanga Kita, Aku berkenalan denganmu pertama kali di sini, Kamu mengajak Aku serius di sini, Kamu pun menjahatiku karena telah pulang dari pantai ini."

"Sudah Sayang, Aku ingat kok tentang itu semua."

"Tidak Kamu lupa akan itu semua, Kamu khianati janji yang Kamu buat untukku!!"

"Yan maaf Aku tidak serius dengan Santi, Aku hanya iseng saja. Ya beberapa bulan ini Aku jenuh, Dia hanya SPG rokok saja Sayang, Aku kenal karena pernah satu stan saat kerja kemarin."

"Aku enggak mau dengar semua alasanmu, sudah cukup Kak Adam, Aku rasa Kalian sudah pacaran jauh, Aku lihat bagaimana dekatnya wanita itu bermanja-manja kemarin di Mall, itu tempat umum bagaimana di tempat lain? Tanpa malu kalian bermesraan seperti itu!!"

"Aku tidak seperti itu Yanti, aku tidak sejauh itu dengannya, Dia mah wanita yang dapat di pakai dan di bayar Yanti."

"Ya dan Kau menikmatinya bukan? apa terlalu lama jika menunggu pernikahan Kita nanti, bukan itu persyaratan Kita, untuk saling setia dan tidak mengejar nafsu dulu."

"Yan maaf, Kamu kan tahu bagaimana teman-temanku, mereka membawa pengaruh buruk kepada Aku Yan, Aku hilap."

"Jangan salah kan Mereka Adam, semuanya ada dihatimu, Aku kecewa Adam, kau tega berbuat sejauh itu dengannya di belakangku, sudah berapa kali? apa hanya dengan Dia? apa tidak terbesit wajahku saat berjalan dan bercinta dengannya?"

"Yan aku tergoda...."

"Ya sudahlah Kak Adam, Sayang dan pujaan hatiku dulu, empat tahun sudah kita bersama tapi mungkin semuanya cukup sampai di sini saja."

"Yan, maafkan Aku, Aku janji."

Sebelum dia buat janji-janji lebih jauh, aku letakan jariku di depan mulut manisnya itu.

"Sudah cukup Sayang, Aku tidak pernah maafkan hal ini, sejak lama Kau hafal sifat dan tabiat Aku kan? kita sudah serius, dan Kita sudah menjalani semuanya."

Terdiam dia melihatku, wajahnya berkaca-kaca.

"Yanti tidak kampungan, Yanti tidak kolot, dan Yanti tidak ketinggalan jaman, lanjutkan jalan hidup bebas yang Kau pilih itu, tapi bukan denganku, hari ini tolong pergi jauh dariku, jangan pernah ganggu Aku lagi."

"Yanti, tolong beri satu kesempatan untukku."

"Aku telah memberikan kesempatan itu Adam, sejak dulu sebelum Aku menerimamu di hatiku, Aku tak pernah mencari tahu masa lalumu, Aku tutup mata untuk itu semua, karena Aku percaya kamu! jadi buat apa Kamu menangis hari ini, walaupun Kau nikahi Aku hari ini Aku tak akan menerimanya lagi."

"Aku janji Yanti, percayalah tolong beri Kak Adam 1 kesempatan lagi."

"Tidak Adam, sudah mulai hari ini kita putus, dan menjauhlah dariku, Aku hanya akan menganggapmu teman saja, antarkan Aku pulang sekarang karena sudah muak dan kecewa padamu."

Untuk terakhir kalinya Adam mengantarkan aku pulang. Sedih, tapi itulah keputusan yang telah aku ambil. Dari pada dia terus menyakiti hatiku dan perasaanku. lebih baik kami putus saja. Menyesal, kecewa rasa sakit itu berkecamuk di hatiku, empat tahun bukan waktu yang sebentar untuk memberi waktu dan kepercayaan kepada Adam. Segala mimpi telah aku ukir untuk cinta kami, tapi dengan begitu rendahnya dia iseng menduakanku dengan seorang SPG yang di bilang tidak selevel denganku.

Beberapa minggu berselang.

Kak Adam berkali - kali datang ke rumahku, mama dan papa juga sedikit heran kenapa aku menghindari bertemu dengan Adam. Dan selalu minta si Mbok mengusir Adam dari rumahku dengan beribu alasan.

“Yan, ada apa? Kenapa Mama lihat kamu tidak mau bertemu Adam lagi.”

“Ya Ma, aku sudah putus dengan Adam.”

“Tapi kenapa Yanti?”

“Yanti merasa sekarang sudah tidak cocok dengan Adam Pap.”

“Waduh kenapa Nak, kalau Mama lihat Adam baik dan sayang kepada Yanti.”

“Ya, sesuatu hal Mam, yang pasti Yanti sudah tidak nyaman saja.”

“Ya sudah Mam, kalau anaknya sudah enggak mau ya jangan di paksa.”

“Betul kata Papa, Yanti sekarang lagi mau fokus buat skripsi, lulus, kerja dan lanjut S2 kembali.”

Tak perlu berdebat dengan mama dan papa, aku yakin lama-lama mereka pun akan mengerti dengan keputusanku ini. Mungkin Kak Adam terlihat baik bagi mereka, apa lagi setelah empat tahun Adam selalu main ke rumahku, wajar jika mama dan papa heran jika kami berpisah kini. Dan Adam, jika benar-benar serius ingin berubah pasti akan melakukan pengorbanan lebih untuk selalu di sisiku dan meyakinkan aku. Tapi aku rasa dia tak akan pernah berubah. Dan hal yang membuatnya selalu buruk, karena tidak bisa mencari teman yang baik, masih saja bergaul dengan teman-teman yang berpengaruh buruk, alkohol, motor, wanita. Mereka bangga dengan masa muda yang penuh kebebasan itu. Dan aku merasa sudah tidak ada yang sejalan dengannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status