Share

Bab 16. Rayuan (2)

Matahari tersenyum menyinari bumi. Meski dihiasi awan gelap yang membuat langit menjadi seperti malam tidak membuat dia jenuh untuk melakukan tugasnya.

Di sore yang agak mendung ini, Aarav belajar di ruang tamu. Dia duduk di lantai sembari mengerjakan tugasnya dan sesekali memakan cemilan.

Ana yang melihat anak tuannya duduk di lantai menjadi terkejut. Dia segera menghampiri Aarav dan menegurnya, "Astaga, Aarav. Kamu kan bisa duduk di kursi, tidak baik duduk di bawah. Apalagi ini hujan, nanti kamu bisa sakit karena kedinginan."

Aarav tersenyum kecil.

"Tenang aja, Bi. Aku baik-baik saja."

Ana memutar bola matanya malas.

"Selalu begitu. Baik kalau itu maumu, tapi nanti kalau sakit jangan bilang 'Bibi aku minta teh, Bibi aku ingin itu, dan sebagainya' mengerti?" ujar Ana sambil melipat baju yang dia setrika barusan dan duduk di kursi.

"Hahaha. Memangnya aku pernah bilang seperti itu? Kaya anak kecil saja. Sudahlah, Bi. Kau jangan mencemaskan aku seperti ini,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status