Home / Rumah Tangga / Sebatas Istri Palsu / Bab 5 Menjadi Zelda

Share

Bab 5 Menjadi Zelda

Author: Myafa
last update Last Updated: 2022-12-27 06:59:25

Suara telepon berdering. Nyonya melihat ponselnya berdering dan melihat jika yang masuk ke ponselnya hanya nomor saja. Dia yakin sekali jika itu adalah nomor Finn.

“Myesha.” Nyonya Zoya memanggil Myesha.

Myesha yang sedang merapikan belanjaan langsung menghampiri Nyonya Myesha. Nyonya Zoya langsung menyodorkan ponsel milikinya ketika dirinya datang. Hal itu membuat Myesha bingung.

“Pria itu menghubungi. Angkat dan nyalakan loudspeaker.” Nyonya Zoya memberikan perintah pada Myesha.

Myesha mengangkat sambungan telepon tersebut sesuai dengan perintah. Dia berharap Finn tidak akan mengatakan apa-apa yang membuat Nyonya Zoya marah.

“Halo.” Myesha menyapa seseorang di seberang sana.

“Halo, Zelda.” Finn terdengar menyapa di seberang sana. Nama itu yang dia sebut karena memang nama itulah yang dikenalnya.

Myesha menatap ke arah Nyonya Zoya. Nyonya Zoya menganggukkan kepalanya. Meminta Myesha untuk mengikuti drama nama Zelda itu.

“Iya, Finn.” Myesha menjawab ucapan Finn.

“Aku senang bisa mendengar suaramu.” Finn di seberang sana tampak antusias sekali.

Myesha bingung harus menjawab apa.

“Apa kamu tahu, waktu itu aku mencoba menghubungimu di nomor yang berada di aplikasi jodoh, tetapi nomor itu tidak aktif lagi.” Finn menceritakan kejadian waktu lalu.

Nyonya Zoya mengingat jika nomor yang dipakai untuk mendaftar aplikasi itu adalah nomor lama yang sudah tidak terpakai. “Jawab.” Nyonya Zoya memberikan perintah pada Myesha. Hanya menggerakan mulutnya, tanpa mengeluarkan suara.

“Nomor itu memang sudah tidak aktif. Jadi tentu saja kamu tidak bisa menghubunginya.” Myesha menjelaskan pada Finn.

“Tapi, aku senang akhirnya aku bisa mendapatkan nomormu lagi, dan kali ini tentu saja yang aktif.” Finn terdengar tertawa.

“Iya.” Myesha hanya bisa menjawab itu. Masih bingung harus menjawab apa.

“Zelda, bisakah kita bertemu besok di restoran yang sama?” Finn merasa menghubungi Zelda lewat ponselnya, tentu saja tidak akan puas. Dia ingin bicara banyak dengan Zelda secara langsung.

Nyonya Zoya memberikan isyarat untuk menerima akan hal itu.

Myesha melihat jelas jika Nyonya Zoya memintanya untuk menerima tawaran Finn. “Tentu saja, kita bisa bertemu besok.” Dia menjawab seperti yang diminta oleh Nyonya Zoya.

Di seberang sana Finn tampak begitu senang sekali. “Baiklah, kita bertemu jam sepuluh.”

“Baiklah.” Myesha mengiyakan permintaan Finn. Setelah selesai mengatakan hal itu, dia pun segera mematikan sambungan telepon.

Nyonya Zoya menjauhkan ponselnya dari Myesha. Pandangannya tak lepas dari Myesha. Hal itu tentu saja membuat Myesha begitu takut sekali.

“Dari bagaimana dia berbicara. Terlihat jelas jika dia menyukaimu.” Nyonya Zoya menangkap apa yang didengarnya.

Myesha bingung. Dia sendiri mendengar Finn terlihat tertarik padanya. “Lalu saya harus apa, Nyonya. Apa besok saya ungkap saja jika saya bukan Nona Zelda?” Dia merasa kebohongan ini tidak bisa diteruskan. Karena itu dia mau ini segera diakhiri.

“Jangan.” Satu kalimat yang diucapkan Nyonya Zoya.

Jawaban Nyonya Zoya tentu saja membuat Myesha bingung. “Maksud Nyonya apa?” tanyanya.

“Tetaplah mengaku sebagai Zelda, dan temui dia.”

“Tapi—”

“Zelda entah ke mana, jadi tidak masalah jika kamu mengaku sebagai dirinya. Sekalian agar kita tahu apa yang diinginkan oleh Finn.” Sebelum Myesha selesai bicara, dia pun memotong ucapan Myesha.

Myesha benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi. Kenapa justru Nyonya Zoya mendukung dirinya yang berbohong pada Finn.

“Besok datanglah. Aku yang akan mengantarkanmu.” Nyonya Zoya meyakinkan Myesha.

Myesha sendiri masih bingung dengan situasi yang ada. Namun, saat sang majikan yang mengatakan hal itu, tentu saja hal itu membuatnya mengikuti saja. Dia pun mengangguk. Mengiyakan permintaan Nyonya Zoya.

***

Sesuai dengan janji Finn, Myesha datang ke restoran bersama Nyonya Zoya. Nyonya Zoya memilih menunggu sudut restoran. Memantau Myesha dari kejauhan.

Myesha menunggu Finn di meja yang dulu pernah didudukinya. Dia memang sengaja datang lebih awal karena Nyonya Zoya ingin ikut sekalian dengannya.

“Maaf aku terlambat.” Finn yang baru datang langsung menghampiri Myesha.

“Tidak apa-apa. Aku juga baru datang.” Myesha tersenyum.

Finn duduk dan segera duduk. Kemudian memesan makanan untuknya. Senyum Finn terus saja menghiasi wajahnya. Dia benar-benar senang sekali karena bisa bertemu dengan Myesha.

“Aku sudah tidak bertemu denganmu setahun, tetapi aku tidak melihat perubahan dari wajahmu.” Finn tersenyum ketika melihat wajah Myesha.

“Apa kamu berharap setahun aku akan terlihat semakin tua, begitu?” Myesha menarik senyum manisnya.

“Tidak, tentu saja aku tidak berharap hal itu.” Finn menggeleng. “Yang usiamu saja yang bertambah, tetapi wajahmu tidak menua sama sekali.”

“Apa kamu mau tahu apa rahasianya?” tanya Myesha.

Finn begitu antusias sekali. “Apa?” tanyanya mendekat tubuhnya ke arah Myesha.

“Aku pakai formalin.” Myesha tertawa ketika memberitahu Finn.

Tawa Finn seketika terdengar lepas sekali. Dia benar-benar merasa Myesha begitu lucu. Obrolan mereka yang tadinya serius pun seketika mencair.

Myesha melebarkan senyumnya. Dia mengingat pesan yang diberikan oleh Nyonya Zoya untuk membuat suasana nyaman. Nyonya Zoya merasa jika Finn menaruh hati pada Myesha, jadi Nyonya Zoya meminta Myesha memanfaatkan itu.

Makanan datang. Mereka menikmati makan bersama. Di saat Myesha menikmati makanannya, di meja lain Nyonya Zoya juga memesan makanan.

“Zelda, apa kamu punya kekasih?” Di tengah-tengah obrolan itu, Finn menanyakan akan hal itu.

Myesha yang sedang makan seketika terbatuk. Dengan segera Finn memberikan minuman untuk Myesha agar segera bisa melegakan tenggorokannya yang sakit. Dengan segera Myesha meminum minuman yang diberikan Finn.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Finn yang panik ketika melihat Myesha yang tersedak.

“Tidak.” Myesha menggeleng.

“Apa pertanyaanku begitu mengejutkan?” tanya Finn.

“Emm … tidak juga.” Myesha berusaha tersenyum.

“Lalu, apa kamu punya kekasih?” Finn kembali menanyakan pertanyaan itu.

Myesha bingung menjawab. Setahunya Zelda memang punya kekasih, sedangkan dirinya tidak. Jadi jika yang ditanya dirinya jawabannya adalah tidak. Namun, jika yang ditanya Zelda pasti ada. Myesha menimbang-nimbang apa yang harus dijawabnya.

“Aku tidak punya.” Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Myesha memutuskan menjawab berdasarkan dirinya.

Finn tersenyum. Dia merasa senang karena ternyata Myesha masih belum memiliki kekasih. Jadi dia punya kesempatan untuk mendekati Myesha.

Mereka yang selesai menikmati kembali makannya. Saat seusai makan mereka berbincang sebentar. Menceritakan hal-hal menarik tentang mereka. Dari obrolan itu, mereka berdua begitu merasa nyaman sekali.

“Aku akan mengantarmu pulang.” Finn berdiri. Dia tidak mau sampai Myesha pulang sendiri.

“Mama akan menjemputku nanti, jadi kamu tidak perlu mengantarkan aku.” Myesha menolak tawaran Finn. Dia tidak enak ketika Finn mengantarkannya.

“Kalau begitu aku akan temani kamu untuk menunggu mamamu.” Finn tersenyum.

Kali ini Myesha tidak bisa menolak. Bersama Finn, dia segera menuju ke depan restoran. Nyonya Zoya yang tadi sudah keluar duluan, pura-pura baru datang dan memarkirkan mobilnya. Setelah memarkirkan mobilnya, Nyonya Zoya keluar.

“Siang, Tante.” Finn menyapa Nyonya Zoya.

“Siang.” Nyonya Zoya tersenyum.

“Zelda, tolong kirim alamatmu padaku.” Finn menatap Myesha.

Myesha terkesiap Dia merasa bingung dengan ucapan Finn. “Untuk apa?” tanyanya ingin tahu.

“Aku ingin datang bersama mama dan papaku untuk mengajak berkenalan kamu dan keluargamu.” Finn tersenyum.

Myesha menatap Nyonya Zoya. Dia bingung dengan apa yang dikatakan oleh Finn.

“Apa saya boleh datang, Tante?” Finn menyadari keterkejutan dari Myesha. Hal itu membuatnya bertanya sendiri pada Nyonya Zoya.

“Tentu saja boleh.” Nyonya Zoya pun mengangguk. Tentu saja dia sangat setuju ketika Finn mau datang ke rumah.

“Terima kasih.” Finn tersenyum.

Myesha dan Nyonya Zoya berlalu untuk pergi. Mereka segera masuk ke mobil dan meninggalkan restoran. Saat mobil jauh dari restoran barulah mereka saling bicara.

“Sepertinya Finn menaruh hati padamu.” Nyonya Zoya yang menyetir menoleh sejenak pada Myesha.

“Lalu jika dia datang bersama orang tuanya dan—” Myesha tidak bisa membayangkan jika sampai Finn melamarnya.

“Melamarmu.” Nyonya Zoya melanjutkan ucapan Myesha.

“Iya, jika dia melamar saya lalu bagaimana? Yang dia tahu adalah jika saya adalah Zelda. Pastinya dia akan kecewa jika sampai tahu jika saya bukan Nona Zelda.” Myesha begitu takut sekali.

“Kalau begitu jangan beritahu dia.”

Mendengar ucapan Nyonya Zoya, Myesha membulatkan matanya. Bagaimana bisa dia tidak mengungkapkan jika dirinya bukan Zelda?

Nyonya Zoya menepikan mobilnya. Dia harus bicara dengan Myesha terlebih dahulu. Jika bicara sambil menyetir, dia tidak bisa berkonsentrasi.

“Dengarkan aku. Zelda tidak ada. Zelda juga sudah entah di mana. Jadi kamu bisa memakai identitas Zelda dan menjadi Zelda.”

Myesha membulatkan matanya. “Maksudnya?”

“Menikahlah dengan Finn dengan identitas Zelda. Aku akan mengurus semuanya.”

Myesha hanya bisa terperangah mendengar ucapan dari Nyonya Zoya. Bagaimana bisa dirinya menikah, tetapi dengan identitas orang lain? Bukankah ini namanya penipuan. Dan lagi, pernikahan bukan sebuah permainan. Namun, Nyonya Zoya dengan entengnya mengatakan hal itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sebatas Istri Palsu   Bab 104 Tamat

    Myesha mengembuskan napasnya yang terasa berat. Usia kandungannya sudah sembilan bulan. Tinggal menunggu hari kelahiran saja. Bu Mirna setiap hari ke rumah Myesha. Kebetulan, rumah memang berbeda beberapa blok saja. Jadi masih bisa dijangkau oleh Bu Mirna. Tak hanya Bu Mirna, Mama Risha juga bolak-balik ke rumah Finn. Melihat keadaan menantunya.“Finn sebaiknya kamu tidak bekerja dulu. Ini sudah mendekati tanggal perkiraan hari kelahiran.” Mama Risha memberikan peringatan pada sang anak.“Iya, Ma. Aku memang tidak bekerja.” Sejak hari ini, Finn memutuskan untuk mengerjakan pekerjaanya di rumah saja. Mengingat sang istri akan melahirkan.“Bagus. Jadi kamu bisa menunggu istrimu. Takut-takut jika dia tiba-tiba melahirkan.” Mama Risha merasa was-was. Takut jika menantunya melahirkan. Tidak ada suaminya.Finn yang baru saja mengobrol dengan ibunya menyusul sang istri yang berada di kamar. Sang istri sedang merapikan baju-baju untuk dibawa jika tiba-tiba ke rumah sakit.“Sayang.” Finn meman

  • Sebatas Istri Palsu   Bab 103 Lebih Deket

    Finn dan Myesha langsung segera bergegas untuk ke rumah sakit. Mereka ingin menengok anak Stela dan Sean. Setelah mencari nomor kamar, akhirnya mereka masuk ke kamar tersebut. Tampak Stela yang sedang menggendong anaknya di sana. Sang suami-Sean berada di sebelahnya.“Myesha, Finn.” Stela sudah mendengar cerita tentang Finn dan Myesha. Jadi kini dia sudah tahu nama asli Myesha.Myesha menghampiri Stela dan memberikan ucapan selamat. Dia yang melihat sang anak yang cantik sekali. Tampak menggemaskan sekali.“Selamat, Se.” Finn mengulurkan tangan pada Sean.“Terima kasih.” Sean tersenyum sambil menerima uluran tangan dari Finn.“Lihatlah lucu sekali. Boleh aku menggendongnya?” Myesha begitu bersemangat sekali.“Tentu saja.” Stela mengizinkan Myesha untuk menggendongnya.Myesha memindah bayi yang berjenis kelamin perempuan itu ke tangannya. Dia begitu gemas melihat wajah cantik anak Stela.“Siapa namanya?” Myesha menatap Stela. Penasaran sekali.“Auretta Alexandria.” Stela memberitahu na

  • Sebatas Istri Palsu   Bab 102 Seksi Sekali

    Usia kandungan Myesha sudah mencapai enam bulan. Semakin kandungan Myesha besar, semakin rasa mual itu hilang. Kini Myesha sudah makan dengan lahap sekali. Apalagi jika mama mertuanya membawa makanan untuknya. Dia akan langsung memakannya.Hari ini rencananya mereka akan memeriksakan kandungannya ke dokter. Mereka selalu mengambil waktu di hari sabtu di mana Finn libur.“Apa hari ini kita bisa lihat jenis kelamin anak kita?” Finn menatap sang istri.“Entah, tidak.” Myesha tersenyum. Dia memang mau ini menjadi kejutan. Namun, mama mertuanya begitu penasaran sekali karena ingin melihat cucunya.“Kenapa kamu tidak mau tahu?” Finn menatap sang istri yang sedang berada di depan kaca. Sang istri sedang sibuk merapikan dress panjang yang dipakainya.Sejak hamil Myesha ebih banyak memakai dress panjang atau dress dibawah lutut. Itu untuk memudahkan dirinya bergerak dan agar perutnya lebih nyaman.“Aku mau ini jadi kejutan.” Myesha merasa akan sangat spesial jika tahu saat anaknya lahir.“Tapi

  • Sebatas Istri Palsu   Bab 101 Semanis Muffin

    “Apa rasanya sudah enak?” Mama Risha bertanya pada Bu Mirna.Bu Mirna yang sedang mencicipi masakan merasakan rasa masakan tersebut. Hari ini Bu Mirna dan Mama Risha memasak bersama. Setelah kemarin saling mengobrol tentang masakan, mereka sepakat memasak bersama.“Rasanya sudah enak.” Bu Mirna tersenyum memberikan pendapatnya pada Mama Risha.“Wah … kalau sudah begini, aku bisa membuatnya jika ada arisan.” Mama Risha begitu senang.Hari ini mereka sedang masak rawon. Mama Risha memang tidak bisa membuat masakan itu, alhasil dia meminta Bu Mirna untuk mengajari. Tentu saja Bu Mirna dengan senang hati membantu Mama Risha.Myesha yang sedang duduk menonton televisi mendengar percakapan mama mertuanya dan ibunya. Myesha ikut senang dengan kedekatan dua wanita itu.“Ibu sepertinya bisa buka kelas masak, atau buka jasa catering.” Myeshi mengomentari ibunya yang sedang mengajari Mama Risha memasak.Myesha menoleh pada adiknya. Dia membenarkan ucapan sang adik. Ibunya memang jago memasak. Se

  • Sebatas Istri Palsu   Bab 100 Makan Malam Keluarga

    Myesha begitu senang ketika ibunya ada di rumah. Dia bisa meminta sang ibu memasakkan makanan kesukaannya. Ketika hamil seperti ini, tentu saja membuatnya ingin makan masakan sang ibu.“Apa keluarga Finn menerima kamu yang sudah berbohong?” Bu Mirna yang sedang asyik memasak bertanya pada sang anak.“Mereka menerima, Bu. Myesha juga tidak menyangka mereka akan menerima Myesha.” Myesha begitu senang sekali ketika mama mertuanya menerimanya.“Ibu ikut senang. Ibu juga mau meminta maaf juga pada mereka jika nanti bertemu.” Bu Mirna begitu senang mendengar akan hal itu. Namun, sebagai orang tua, tentu saja dia ingin meminta maaf pada orang tua Finn agar.“Nanti jika bertemu dengan mama dan papa, Ibu bisa sampaikan.” Myesha selalu bangga pada ibunya. Dia memang belajar banyak dari sang ibu tentang arti meminta maaf dan juga memaafkan.Mereka berdua memasak bersama. Memang waktu seperti ini selalu dimanfaatkan untuk bersama-sama.***Myesha mengambilkan baju untuk sang suami. Finn sedang ma

  • Sebatas Istri Palsu   Bab 99 Kedatangan Ibu dan Myeshi

    “Halo, Bu. Apa kabar?” Myesha menghubungi sang ibu. Sudah lama Myesha tidak menelepon ibunya.“Baik, Sha. Kamu sendiri bagaimana? Bagaimana keadaan kehamilanmu?” Bu Mirna di seberang sana bertanya.“Kehamilan Myesha baik, Bu. Mual sudah mulai berkurang perlahan.” Kandungan Myesha sudah mencapai empat bulan. Jadi perlahan mual yang dirasakan mulai berkurang.“Syukurlah. Ibu ikut senang dengarnya?” Bu Mirna di seberang sana merasa senang ketika anaknya baik-baik saja. Bagi orang tua, mendengar anaknya sehat sudah lebih dari cukup.“Apa Myeshi sudah selesai ujiannya?” Adik Myesha sedang ujian akhir sekolah. Jadi tentu saja membuatnya memikirkan adiknya itu.“Dia sudah ujian. Semua sudah selesai tinggal menunggu saja.” Bu Mirna menjelaskan.“Apa berarti dia libur?” Myesha begitu penasaran sekali. Karena setahunya ada jeda waktu sambil menunggu hasil akhir kelulusan.“Iya, Mbak aku libur. Apa Mbak Myesha mau mengajakku ke sana?” Suara Myeshi terdengar dari sambungan telepon.“Aku akan bica

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status