Share

Bab 4 Bertemu Kembali

Satu tahun berlalu dengan cepat. Almeta wedding akhirnya berjuang di tengah kebangkrutan yang menimpa pemilikinya. Myesha masih beruntung, dari ratusan orang, dia masih bisa bekerja. Walaupun tugasnya kini menjadi berlipat ganda.

Satu asisten rumah tangga sudah dipecat. Nyonya Zoya sengaja menyisakan Myesha karena dia bisa bekerja di rumah dan wedding organizer. Jadi Nyonya Zoya bisa berhemat.

Jika ditanya lelah, Myesha tentu saja lelah sekali. Karena dua pekerjaan cukup berat baginya. Dia membantu Nyonya Zoya di rumah mau pun di wedding organizer milik Nyonya Zoya, dan itu menguras tenaga.

Hanya ini yang bisa dilakukan Myesha. Jika dia nekad keluar, dia tidak yakin jika dia akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Karena itu dia memilih bertahan.

Setahun ini Zelda pergi dari rumah dan tidak pernah kembali. Sejak mamanya kesulitan, wanita itu justru pergi meninggalkan sang mama.

“Sha, nanti kita akan pergi ke swalayan. Jadi bersiaplah.” Nyonya Zoya memberitahu Myesha.

Myesha mengembuskan napasnya. Baru saja dia selesai membereskan pekerjaan rumahnya, tetapi sang majikan sudah memintanya untuk bersiap pergi lagi. Sebenarnya, dia merasa lelah sekali. Namun, mau bagaimana lagi. Ini adalah pekerjaannya.

“Baik, Nyonya.” Myesha mengangguk. Dia segera menuju ke kamarnya.

Setengah jam berlalu. Myesha yang sudah siap ikut dengan Nyonya Zoya ke supermarket. Kini Nyonya Zoya tidak memiliki supir. Jadi dia harus mengendarai mobilnya sendiri. Tanpa mengandalkan siapa-siapa. Dia benar-benar berusaha keras untuk berjuang. Terkadang Myesha kasihan. Di saat seperti ini, anaknya justru menghilang bak ditelan bumi. Seolah benar-benar membuat Nyonya Zoya semakin hancur. Melihat hal itu saja, Myesha tidak tega sama sekali.

Mobil sampai di swalayan. Mereka berdua segera turun dari mobil dan menuju ke swalayan. Ada banyak yang mereka harus beli. Terutama bahan untuk catering milik Nyonya Zoya.

“Sha, kamu cari barang-barang ini.” Nyonya Zoya memberikan kertas pada Myesha.

“Baik, Nyonya.” Myesha mengangguk. Dia segera mendorong troli untuk mencari bahan-bahan yang dicarinya. Saat mendapatkan barang-barang yang dicarinya, Myesha segera memasukkan ke dalam troli. Myesha begitu sibuk mendorong troli dari satu lorong ke lorong berikutnya. Mencari barang yang berada di dalam list yang diberikan oleh Nyonya Zoya.

Tepat di lorong puding, dia mencari puding yang dipakai untuk catering. Sayangnya, posisi puding yang berada di atas membuatnya berjinjit. Tinggi badan Myesha yang hanya sekitar seratus lima puluh lima centimeter, membuatnya kesulitan mendapatkan benda yang letaknya terlalu tinggi. Namun, tiba-tiba ada tangan yang membantunya mengambilkannya.

“Terima kasih.” Myesha meraih kardus puding sambil menatap orang yang membantunya. Namun, alangkah terkejutnya Myesha ketika melihat siapa yang membantunya. “Finn.” Sudah setahun sejak pertemuan pertamanya dengan Finn itu, Myesha tidak pernah bertemu kembali dengan Finn. Hampir saja wajah pria itu menghilang dari memorinya, karena terlalu lamanya mereka tidak pernah bertemu kembali.

“Hai, lama tidak berjumpa.” Finn tersenyum. Tadi saat dia hendak mencari barang pesanan sang mama, dia melihat seorang wanita yang mendorong troli. Dia masih ingat betul jika itu adalah Zelda-wanita yang kala itu berkenalan dengannya.

Setahun lalu Finn berusaha menghubungi nomor yang diberikan sang mama. Sayangnya, nomor yang dihubungi itu tidak aktif. Sejak saat itu, Finn tidak pernah bertemu atau pun berkomunikasi dengan Zelda.

Tadi saat melihat Zelda, dia segera menghampiri. Tidak mau kehilangan kesempatan seperti yang sudah terjadi setahun yang lalu.

“Iya, sudah lama kita tidak bertemu.” Myesha masih terkejut sekali karena bertemu dengan Finn. Dia pikir setelah setahun, dia tidak akan pernah bertemu lagi.

Finn melihat jelas jika Myesha masih sama cantiknya dengan dulu. Hanya saja kali ini tampak wajahnya yang kelelahan. Lingkaran hitam di bawah matanya membuatnya terlihat begitu lesu sekali.

“Kamu sudah selesai?” Saat Finn dan Myesha sedang berbicara, tiba-tiba suara Nyonya Zoya terdengar. Wanita paruh baya itu terlihat mendorong troli ke arah Myesha.

Myesha benar-benar takut sekali. Dia tidak menyangka jika Nyonya Zoya datang di saat yang tidak tepat sama sekali.

“Terima kasih.” Myesha tak mau sampai Nyonya Zoya melihatnya dengan Finn. Dia pura-pura berterima kasih. Dia segera mendorong troli meninggalkan Finn.

Finn yang melihat Myesha pergi langsung segera menarik lengan Myesha. “Zelda.” Dia memanggil nama yang memang diketahuinya.

Tubuh Myesha membeku. Dia ingat jika Finn menganggapnya adalah Zelda. Jadi wajar saja jika pria itu memanggilnya dengan nama itu. Namun, yang jadi masalah adalah ada Nyonya Zoya yang merupakan mama dari Zelda. Tentu saja hal itu pasti akan membuat Nyonya Zoya bertanya-tanya. Benar saja Nyonya Zoya menatap Myesha dengan tatapan yang penuh tanya. Kini Myesha benar-benar berada di dalam dilema. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Nyonya Zoya benar-benar terkejut ketika mendengar pria yang berada di belakang Myesha memanggil nama anaknya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang tidak diketahuinya?

Nyonya Zoya mendorong troli miliknya. Mendekat pada Myesha. “Anda siapa?” Pertanyaan itu yang pertama kali ditanyakan oleh Nyonya Zoya.

Finn yang melihat wanita paruh baya menghampirinya, langsung melepaskan tangannya yang berada di lengan Myesha.

“Saya Finn, Tante.” Finn menjelaskan siapa gerangan dirinya.

Nyonya Zoya mengerutkan dahinya dalam. Dia bingung Finn mana pria yang ada di depannya. Karena dia belum pernah mengenal pria itu.

“Saya pernah bertemu Zelda dari situs aplikasi jodoh.” Finn menjelaskan pada Nyonya Zoya.

Nyonya Zoya mengingat-ingat aplikasi jodoh yang dibicarakan Finn. Dia berusaha mengumpulkan memorinya, hingga akhirnya dia mendapatkan kepingan memorinya itu. “Finn Kalandra.” Dia menebak nama pria di depannya itu.

“Iya, saya Finn Kalandra.” Finn membenarkan apa yang dikatakan oleh Nyonya Zoya. Dia menatap Myesha.

Nyonya Zoya merasa heran. Kenapa Finn menatap Myesha terus menerus. Hal itu membuatnya menebak-nebak apa sebenarnya yang terjadi yang tidak diketahuinya.

“Zelda, bisakah aku minta nomor teleponmu.” Finn yang sedari tadi menatap Myesha, mengungkapkan keinginannya.

Nyonya Zoya sebenarnya masih bingung. Namun, melihat Finn mengira Myesha Zelda, dia tentu saja tidak akan melepaskan kesempatan itu. “Catatlah, Nak. 08xxxxxxxxx.” Dia menyebut nomor telepon miliknya.

Finn mencatat nomor telepon yang diberikan oleh Nyonya Zoya. “Aku akan menghubungimu nanti.” Dia beralih menatap Myesha.

“Tentu saja, bukan begitu, Zelda?” Nyonya Zoya menatap Myesha dengan tatapan mengintimidasi.

Myesha benar-benar merasa takut sekali dengan tetapan Nyonya Zoya. Apalagi nama Zelda yang dipakai memanggilnya, membuat semakin ketakutan. “Iya.” Dia segera menjawab.

“Kalau begitu kami pergi dulu, Finn.” Nyonya Zoya berpamitan dengan sopan pada Finn.

“Baik, Tante.” Finn menangguk.

Nyonya Zoya memberikan kode pada Myesha untuk segera pergi.

Tak mau membuat majikannya marah, Myesha pun segera mendorong troli. Mereka berdua menuju ke kasir. Membayar belanjaan yang mereka beli.

Sepanjang jalan sedang berada di swalayan sampai ke mobil, Nyonya Zoya tidak bicara sama sekali membahas apa yang terjadi di swalayan. Hal itu tentu saja membuat Myesha semakin ketakutan.

Tepat saat Myesha masuk ke mobil, Nyonya Zoya hanya menyalakan mobil saja tanpa melajukannya sama sekali. Myesha sudah berdebar-debar dengan apa yang dilakukan oleh Nyonya Zoya.

“Apa ada yang harus kamu jelaskan?” tanya Nyonya Zoya.

Myesha sudah menebak jika itu yang ingin dikatakan oleh Nyonya Zoya pastinya. Hal itu membuat Myesha berdebar-debar. Namun, dia harus menjelaskan semuanya.

“Jadi waktu itu Nona Zelda meminta saya untuk menemui Finn. Di sana Finn mengira saya adalah Nona Zelda.” Myesha mengingat kejadian setahun yang lalu. “Saya benar-benar tidak menyangka dia masih mengingat saya. Padahal sudah setahun yang lalu.” Myesha pikir Finn sudah lupa dengannya. Sama dengannya yang hampir saja dia lupa.

Nyonya Zoya tidak menyangka jika anaknya itu tidak datang dan justru menyuruh Myesha. Padahal jelas-jelas anaknya mengatakan jika datang, dan tanggapan Finn biasa saja. Namun, dari bagaimana Finn mengingat Myesha, tentu saja tanggapan Finn tidak mungkin biasa saja. “Apa kamu tidak berusaha menjelaskan waktu itu?” Nyonya Zoya kembali bertanya.

“Saya-saya ….” Myesha merutuki kesalahannya yang tidak mengatakan kenyataannya kala itu. Jika dia jujur, mungkin tidak akan sampai seperti ini.

“Terpesona dengannya dan tidak mengatakan kenyataannya, begitu?” Nyonya Zoya melanjutkan kembali ucapan Myesha.

Myesha hanya menunduk saja. Waktu itu memang dia merasa tidak mau membuat Finn kecewa karena tahu dirinya bukan Zelda.

Nyonya Zoya melihat Myesha yang menundukkan kepalanya. “Kita lihat, apakah dia akan menghubungimu nanti.” Dia menyalakan mobilnya. Dan segera melajukan mobilnya meninggalkan swalayan.

Myesha hanya menelan salivanya. Dia takut Finn benar-benar akan menghubunginya. Masalahnya adalah nomor telepon yang diberikan pada Finn adalah nomor telepon milik Nyonya Zoya. Jadi segala yang terjadi akan berada di bawah kendali Nyonya Zoya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status