#Sebatas PERMAINAN Pacarku
15. Asing
Ayana menatap kosong keluar kafe. Ucapan Marsel membuatnya berpikir dua kali. Dia tidak tahu apakah cowok itu tengah mengerjainya atau benar-benar tulus. Walau ada secuil kecurigaan, dia tidak munafik. Dia benar-benar bahagia ketika orang yang dia cintai selama ini mengajak kembali. Tapi bagaimana dengan Farez? Atau bagaimana dengan Vanya? Apa dia harus egois untuk menggapai bintangnya? Sebuah tepukan di bahunya membuatnya tersentak. Dengan cepat Ayana menoleh mendapati teman sepekerjanya.
"Kau melamun, Ay?" tanyanya.
Ayana tersenyum tipis. "Ya begitulah," jawabnya dan langsung melanjutkan pekerjaannya yang terhenti. Tangan kanannya dengan cekatan membersihkan meja di depannya.
"Kau ada masalah lagi dengan ibumu?" tanya temannya lagi. Ayana menggeleng pelan. Bukankah benar? Akhir-akhir ini ibunya tampak sibuk dan tidak ada waktu untu
#Sebatas PERMAINAN Pacarku16. Teman BaruBel istirahat pertama berbunyi begitu nyaring. Membuat semua murid berseru senang. Banyak dari mereka yang berhamburan menuju ke kantin. Ada pula beberapa anak yang memilih menetap di kelasnya, begitu pula dengan Ayana. Gadis itu masih setia duduk di bangkunya. Menatap kosong ke depan. Bahkan buku tulisnya masih saja kosong tak tersentuh walau tangan kanannya sudah memang sebuah bolpoin sejak tadi. Tubuhnya memang berada di sana tetapi tidak dengan pikirannya. Dia terus asik berkulat dengan otaknya. Memikirkan kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh cowok yang dia cintai selama ini.Dia tidak tahu apa yang akan direncanakan oleh kakak kelasnya. Apa dia benar-benar menginginkannya untuk di sisinya lagi atau hanya sekedar bermain-main. Dia cukup ragu akan hal itu. Terlebih mereka baru saja memutuskan hubungan beberapa hari yang lalu. Lelah dengan pikirannya yang tak kunjung membuahkan hasil,
#Sebatas PERMAINAN Pacarku17. Siapa, Yua?Ayana membenarkan letak kacamatanya. Dia menatap bingung apa yang terjadi di halaman sekolahnya yang tampak ramai oleh siswa-siswi dan juga beberapa orang berjas hitam dengan kacamata hitam di wajahnya. Beberapa orang dari berjas hitam itu tampak menggertak bahkan sesekali menuding ke arah beberapa murid yang berada di sana."Ada apa sih?" Ayana bertanya-tanya.Dengan langkah cepat dia berbaur bersama para murid lain. Tetapi, sebuah pemikiran mungkin ada anak dari orang kaya yang terjadi aksi perkelahian membuatnya mulai acuh dan memilih pergi dari sana. Tetapi, baru saja membalikkan tubuhnya, suara salah satu murid membuatnya terbingung."Itu om yang namanya, Ayana!" teriaknya seraya menunjuk ke arah Ayana. Sang pemilik nama hanya menatap bingung. Orang-orang berjas itu mencari dirinya? Memangnya ada apa? Ayana kenal saj
#Sebatas PERMAINAN Pacarku18. Kejailan Marsel"Aku tidak tahu kamu benar-benar mencoba untuk berubah atau kembali untuk mmeperbudakku."_Ayana._____________Ayana baru saja keluar dari ruangan perpustakaan setelah selesai melakukan pelatihan bersama Farez dan Bu Ayu. Tidak terasa esok adalah hari di mana dia harus benar-benar berjuang. Meraih kemenangan atas nama sekolah. Gadis itu membenarkan letak kacamatanya, ketika melihat seorang cowok melangkah ke arahnya dengan membawa sebuah kotak yang dia yakini adalah bekal makan. Tidak mau terjebak bersama cowok itu, Ayana memilih berputar. Seketika tubuhnya menabrak dada bidang seseorang, membuatnya meringis dan langsung mengusap dahinya yang sedikit berdenyut."Lo gapapa, Ay?"Dua cowok yang baru saja mengucapkan kalimat itu secara bersamaan pun saling pandang. Sedangkan Ayana, gadis itu menjaga jarak di antara dua
#Sebatas PERMAINAN Pacarku 19. Kerasukan? Hari Ini, Ayana nampak sangat gugup. Dia bahkan berjalan mondar-mandir di depan kelasnya seraya menggigit kuku tangan kanannya. Alasan dia gugup adalah hari ini dia akan melaksanakan lomba Olimpiade bersama Farez. Di seragam kanannya, sudah bertengger cantik pin yang bertuliskan nomer lombanya. Yua yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak menyangka bahwa temannya itu akan segugup itu. Oh ayolah, Ayana itu sangat pintar. Dia yakin temannya itu akan memenangkan lomba ini. Bahkan, gadis itu sudah banyak menyabet piala karena kecerdasannya. Tetapi, Ayana masih saja tidak yakin akan kemampuannya. Yua yang sudah bosan melihat sahabatnya berjalan mondar-mandir bak setrika pun mencoba menenangkannya. Dia menepuk pelan bahu gadis itu dan tersenyum. "Ayolah, kamu gak perlu segugup ini. Ini bukan pertama kalinya kamu ikut lomba, Ay," ujar Yua. Ayana mengembuskan na
#Sebatas PERMAINAN Pacarku20. LombaAyana dan Farez tampak mengerjakan dengan serius. Kerutan di dahi dan juga keringat yang mulai menetes menandakan bahwa mereka benar-benar sungguh dalam mengerjakan soal-soal tersebut. Sesekali Ayana tampak menggoyangkan bolpointnya ke dahinya, mencoba untuk berpikir. Sedangkan Farez, tampak tenang walau dia juga benar-benar cemas. Hingga suara dari salah satu juri memecahkan keheningan. Membuat beberapa orang menghela napas, karena belum sempat mengerjakannya dengan selesai, sedangkan Farez dan Ayana tersenyum lega. Mereka masih bisa mengerjakan semuanya walau ada beberapa jawaban yang menurut mereka kurang tepat. Sembari menunggu hasil apakah mereka akan melanjutkan ke sesi selanjutnya, keduanya memilih menuju ke kantin SMA Harapan–tempat mereka melaksanakan lomba Olimpiade. Keduanya berjalan beriringan, tak jarang banyak siswi yang berbisik-bisik akan ketampanan seorang Farez. Membuat Ayana risih.&
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku21. Memilih"Memilih adalah sesuatu yang sulit bagiku. Salah dalam menentukan maka, aku harus siap terperosok ke jurang kegelapan. Lagi."_Ayana_***Berbeda dengan di SMA Harapan, di mana dia mendapatkan kata selamat dan juga pujian. Di SMAnya sendiri, dia malah mendapatkan cibiran dan juga tatapan tajam dari murid lainnya. Hanya ada beberapa yang mengucapkan selamat, itu pun hanya yang dekat dengannya. Rumor mengenai Marsel yang kembali mengklaim dirinya sebagai kekasihnya membuat namanya kembali ramai diperbincangkan. Ayana pun tidak mengerti dengan jalan pikiran cowok yang satu itu. Dulu memutuskannya dan sekarang kembali mengklaim dirinya sebagai pacarnya. Tetapi, tak urung dia juga amat sangat senang. Jujur saja dia belum bisa melupakan sosok cowok itu. Walaupun berengsek, tetapi dia sudah berhasil membuat hati Ayana tak bisa kembali terbuka dengan mudah untuk dimasukin cowok lainnya.
#Sebatas PERMAINAN Pacarku22. Jalan-JalanSaat ini, Ayana tengah berdiri di depan pintu kamar Erin. Sudah berkali-kali dia mengetuk pintu seraya memanggil sang pemilik kamar. Tetapi, tidak ada sahutan. Karena merasa tidak enak dengan Yua yang sudah menunggunya di depan rumah, Ayana memilih menyelipkan selembar kertas yang berisikan kalimat meminta izin bahwa dia akan pergi berjalan-jalan sebentar dengan Yua. Setelah itu, dia berjalan ke arah pintu luar, menatap sejenak pintu kamar sang mama yang belum jua dibuka. Mengembuskan napas panjang, lalu menutup pintu. Bertepatan dengan itu, kamar Erin terbuka. Muncul seorang perempuan paruh baya dengan wajah lelahnya. Dia berjalan ke arah jendela, mengintip putrinya yang tengah masuk ke dalam mobil milik temannya. Sebulir air mata turun tanpa diminta. Erin tidak tega melakukan hal itu kepada putrinya. Anak darah dagingnya sendiri. Setiap hari dia harus menangis diam-diam di tengah malam, atau memilih
#Sebatas PERMAINAN Pacarku23. Hari Berdua Dengan Zewa"Aku mencintaimu tulus dari hati, bukan dari fisik ataupun dari kelebihan yang kamu miliki."_Zewa_"Aku tidak tahu harus bagaimana bersikap kepadamu. Aku tidak ingin kau pergi, tapi aku pun tidak mau kamu terlalu dekat denganku. Bisakah kamu mengerti?"_Ayana_***Ayana mengembuskan napas panjangnya. Udara kali ini lebih dingin dari biasanya. Seperti musim hujan akan segera datang. Ayana mengeratkan jaket yang dia pakai. Mengusap kedua telapak tangannya berharap bisa menghangatkan tubuhnya. Dia saat ini tengah melangkah menuju ke sekolahnya. Awan hitam juga semakin terlihat menghitam. Sesekali gadis itu berhenti melangkah ketika tubuhnya terhuyung karena terpaan angin yang kencang. Tubuhnya semakin menggigil. Dia mempercepat langkahnya agar segera sampai di sekolahnya. Hingga suara klakson motor seseorang menghentikan