Share

PART 18.

last update Huling Na-update: 2025-02-02 09:38:18

Mendung menggantung sepanjang perjalanan. Embun pagi masih berjatuhan di dedaunan. Turun dari taksi, Lea langsung berlari menyusuri lobi, koridor rumah sakit, tujuannya hanyalah ruangan adiknya. Pagi-pagi sekali dokter menelpon dirinya mengatakan kondisi adiknya yang tiba-tiba anfal. Jelas ia merasa panik, dan langsung bertolak ke rumah sakit.

Melihat beberapa perawat keluar masuk ruangan sang adik, Lea merasa kalut dalam seketika. Tubuhnya lemas, lunglai seperti jelly tanpa tenaga. Ia cengkram ujung kursi tunggu dengan kencang, demi menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Sekejap, ia merasa lemah. Rasa takut akan kehilangan seketika melanda? Ia benar-benar takut kehilangan adiknya. Sudah sejauh ini ia melangkah. Sejauh ini berjuang. Ia rela kehilangan sesuatu yang berharga dalam dirinya. Ia rela menjadi perempuan yang rendah di mata sesama, perempuan yang memalukan, nyaris tak punya harga diri. Haruskah semua berjalan sia-sia. Lea menggelengkan kepalanya dengan kuat. Ia tidak akan sang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sebatas Teman Tidur    PART 31B

    “Masa?” ujar Adrian tak percaya. Memangku dagunya menatap ke arah Lea sambil tersenyum menggoda. Seketika perempuan itu pun membuang pandangannya ke arah luar tak ingin tergoda. Ia tahu Adrian tengah merayu dirinya. Ia lepas seat belt di tubuhnya.“Gak udah sok ganteng!” celetuknya seraya memegang handle pintu.“Emang aku ganteng.”“Narsis!” cibir Lea membuka pintu. Matanya mengedarkan pandangan tersebut yang tampak asing. Hawa dingin pun menyusup di sana. “Ini di mana sih, Ian?” tanyanya menatap bangunan dua lantai di depannya di tengah-tengah kebun teh yang teramat luas. “Bandung,” jawabnya yang membuat Lea seketika melotot ke arahnya. Untuk apa Adrian membawa dirinya sejauh ini. “Ngapain kita kesini, Ian?” “Nanti juga bakal tahu.” Adrian menggandeng tangan Lea. “Ayo masuk.”“Tapi, Ian. Ini....”“Ini vila aku, sayang...” seru Adrian membuat Lea salah tingkah dipanggil sayang. Ya Tuhan, ia benar-benar merasa gila dan bodoh. Bisa-bisanya ia terpesona sejauh ini oleh pria brengsek s

  • Sebatas Teman Tidur    PART 31A

    Entah nantinya akan menjadi takdir atau hanya sekedar hadir.Namun, kini bersamamu adalah tujuanku.Lea Queenara.**“Kenapa bisa terlambat, Lea?” suara itu membuat ia langsung membuka kedua matanya. Terkejut mendapati Adrian dan Ben berada di lift yang sama. Bagaimana bisa pikirnya. ”Pak Adrian, Pak Ben,” cicitnya tak enak hati. Ia memandang sekeliling terkejut mendapati berada di lift eksekutif. “Maaf, Pak. Saya tadi buru-buru sampai tidak berpikir lift mana yang seharusnya saya masuki.”“Aku sih tidak masalah. Aku akan cuma karyawan di sini.” Ben melirik ke arah Adrian yang juga masih diam. “Dan seharusnya itupun berlaku untukmu. Kamu kan orang yang spesial bagi pemilik kantor ini,” lanjutnya yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang direktur. Bukan tanpa sebab, Adrian memilih diam. Menurutnya ini bukan saat yang tepat untuk berbicara dengan Lea, ia tidak mau pembicaraannya justru menimbulkan kemarahan yang meledak, yang berujung perdebatan yang tak usai. Lea pun meliri

  • Sebatas Teman Tidur    PART 30

    Sementara Adrian yang berada di kamarnya mendadak uring-uringan karena ulah Lea. Entah sudah berapa puluh kali ia menelpon dan mengirim pesan Lea, tapi tetap saja tidak ada tanggapan. Ia tak menyangka jika dampaknya akan seperti ini. Bahkan yang terakhir kali nomor Lea sudah tidak aktif. Pikirannya berkelana pada kejadian tadi sore. Sadar bawah ia telah salah langkah, seharusnya bukan seperti itu caranya. Ia bisa mendesak, tetapi mengeluarkan perkataan yang melukai harga diri Lea. Ucapannya seakan-akan menganggap Lea seperti sampah yang tak berarti. “Aaa.....” Ia berteriak kesal. Menyambar kunci mobilnya, keluar dari kamar. Sempat berpapasan dengan sang Mama, tapi ia tidak peduli dan tetap melangkah. Membiarkan Dea berteriak, seolah paham jika ia tanggapi akan semakin menjadi berujung pada perdebatan yang belum usai. Melajukan mobilnya meninggalkan kawasan rumah. Ia berhenti di tepat di gang perumahan Lea. Duduk di sana sekitar lima belas menit sambil sesekali mencoba menelpon Lea,

  • Sebatas Teman Tidur    PART. 29B

    Seperti diberi harapan tapi tidak ada kepastian. Dibuat nyaman namun tak diprioritaskan. Lea Queenara *** “Aku hanyalah pelacur bagimu!!” Deg! Adrian terhenyak mendengar perkataan Lea. Dalam bias pantulan cahaya ruangan ia bisa melihat wajah Lea yang memerah. “Saya permisi!” Adrian menatap nanar pada pintu yang tertutup. Ia tak menduga kemarahan Lea begitu meledak. Selama beberapa bulan mengenalnya, ia seakan baru mengetahui sisi emosi yang lain. “Sial! Apa yang barusan ku lakukan. Bukannya menyelesaikan masalah justru menambah masalah,” umpatnya. Sementara Lea yang baru keluar dari ruangan Adrian langsung menuju toilet, mencuci wajahnya ia berusaha meredakan kemarahannya. Setelahnya ia pun keluar kembali ke ruangan yang sudah sepi, karena memang jam kantor sudah habis. Mengambil tas miliknya, ia buru-buru keluar dari ruangan. Ia tidak ingin sedikit saja bertemu dengan Adrian. “Lea bareng yuk,” tawar Evan. “Gak usah. Aku udah pesan taksi, Van. Tuh taksinya.” Lea

  • Sebatas Teman Tidur    PART 29A

    Sore hari Lea merenggangkan ototnya yang terasa kaku, bersamaan dengan itu ponsel miliknya bergetar ada serentetan notif pesan yang masuk.Lea membukanya dan membaca salah satu pesan yang ternyata dari Adrian.[Berani sekali kau mengabaikan perintahku, Lea!!]Lea tersentak, kesadarannya langsung pulih. Ia baru ingat jika ada perintah ke ruangan Adrian. Karena sangking sibuknya bekerja ia bahkan sampai melupakannya. Mengambil data iklan yang ingin Adrian tanyakan, menghela napas berkali-kali sebelum kemudian beranjak dari tempat duduknya. Di ambang pintu berkali-kali ia menghela napasnya demi meredakan kegugupan yang mendera. Ia harus sadar ini di kantor dan tidak bisa mencampurkan urusan pribadi. Setelah dirasa sudah tenang, ia pun mengetuk pintu ruangan Adrian. Setelahnya mendapatkan sahutan dari dalam, ia pun masuk. Seketika atmosfer ruangan itu terasa menghilang berganti suasana yang mencekam, ia bisa melihat tatapan Adrian yang penuh kekesalan. Namun, sebisa mungkin ia pura-pura t

  • Sebatas Teman Tidur    PART 28.

    Nyaris semalaman Lea tidak bisa memejamkan matanya. Memikirkan langkah apa yang harus ia ambil kedepannya tentang hubungannya dengan Adrian. Dan kini kepalanya benar-benar terasa pening, bahkan merasa tubuhnya pun menggigil. Namun, meski begitu ia tetap memaksa bekerja. Ia yakin kondisinya akan membaik setelah meminum obat.Lea masih sibuk berkutat dengan layar monitor di depannya, saat yang lain sudah pergi istirahat. Ia harus menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat hari ini, karena telah berjanji akan menjemput Lea. Setidaknya di balik rasa sakitnya ada kebahagiaan yang hadir. Ia bahagia adiknya sudah bisa pulang. Karena terlalu fokus Lea bahkan sampai tak menyadari ada sosok pria masuk mendekati mejanya, bahkan ia juga tak begitu mendengar sapaan para karyawan lain. Ia hanya ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan segera.“Lea...” Suara bariton yang ia kenal itu terdengar lebih dekat membuat ia mengalihkan pandangannya, terkejut mendapati Adrian sudah berdiri di sisi mejanya dengan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status