Share

Bab 19. Selamat Malam, Maura

"Nggak apa-apa, Dewangga. Udah aku bilang sebelumnya, kan? Sesama saudara tak perlu ada kata maaf," ujar Alena sambil memaksakan senyumnya.

"Saya tak bisa berlama-lama di sini karena Maura masih menunggu," kata Dewangga sambil bangkit dari duduknya. "Istirahatlah beberapa hari lagi dan jangan memaksakan diri untuk bekerja."

Alena mengangguk kecewa sambil memperhatikan Dewangga yang pergi meninggalkan dirinya. Ada sesuatu dalam dirinya yang ingin meledak, yaitu amarahnya.

"Maura, aku bakal berusaha bikin kamu dan Dewangga bercerai secepat mungkin!"

Di luar, Maura menunduk melamun menatap kerikil sambil bermain ayunan. Derit besi yang beradu membuat Dewangga yang baru keluar dapat menemukannya dengan mudah.

"Maura, ayo pulang," ujar pria itu sambil mendekat dan membuyarkan lamunan wanita itu.

Maura mengangkat wajahnya. Dewangga benar-benar menemui Alena sebentar. Tapi mengapa?

"Masih mau melamun?" tanya pria itu ketika Maura masih belum bergerak.

Maura segera turun dari ayunan dan berdir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status