Wajah lesu tergambar jelas di wajah Sagara sepanjang mobil membawanya bersama Anita menuju sebuah mall terdekat di kota itu.
“Apa ada masalah, Pak?” tanya Anita merasa tak tahan melihat wajah Sagara yang tercetak cukup jelas di kaca mobil.
“Tidak ada,” jawab Sagara singkat. Pandangannya masih menatap luar jendela.
Anita menghela nafas. “Apa karena wanita itu?” tebak Anita.
Sebelumnya Anita sempat melihat Antonio dan Anindita yang duduk santai bersama Sagara sebelum akhirnya pergi terlebih dahulu sebelum ia datang.
“Tidak.”
Dalam kamar hotelnya, Anita sedang asyik berbaring di atas kasur sambil pandangannya tertuju pada sebuah lampu gantung yang terlihat begitu klasik dan indah. Mata bening dengan kornea berwarna coklat gelap itu menatap lampu gantung itu, dalam. Semakin lama matanya menatap semakin larut dirinya dalam pikirannya. Mendadak seraut wajah menyergap masuk dalam pikirannya. Wajah tegas dan terlihat begitu menawan itu membuatnya dirinya tanpa sadar menyunggingkan senyuman tipis.“Ah,,, seandainya saja kamu normal sedikit saja.”Entah sosok siapa yang sedang Anita bayangkan. Namun yang pasti sosok itu sudah mulai merasuk dalam pikiran dan siap mengetuk pintu hatinya yang tidak terkunci.Entah itu di dunianya, atau pun dalam hatinya, Anita s
Anita tampak lesu dan suram semenjak Anniversary hotel Cempaka Indah malam itu. Dirinya menjadi tak bersemangat seperti biasanya. Ia bahkan tak banyak protes saat Sagara memintanya untuk membuatkan kopi lagi, lagi dan lagi.Ocehan dan gerutuan yang biasanya keluar dari mulutnya saat Sagara meminta kopi berulang kali, tak terdengar sama sekali. Anita hanya menanggapi setiap perintah Sagara dengan anggukan dan ucapan iya tanpa ada tambahan kata lain di belakangnya.Hal itu membuat Sagara menjadi ke pikiran dan membuatnya tak bisa bekerja dengan tenang. Ia merasa ruangannya jadi terasa sepi, hampa dan tak nyaman.“Kamu sakit?” tanya Sagara saat Anita meletakkan kopi ke-15. Ia sudah tak tahan untuk tidak bertanya soal perubahan sikap
3 hari sejak Anita keluar dari perusahaan besar DA.crop.Dalam kontrakannya yang hanya sebesar 3x5m², Anita terlihat sedang menghitung persediaan mie instan di dapur mininya.“Ini cukup buat sebulan sih. Tapi kalau setiap hari makan mie,,,” wajah Anita mengerut cemas. Ia tentu tahu resiko bagi orang yang makan mie setiap hari. Resikonya cukup besar. Dan dirinya tak ingin sampai mendapatkan masalah perut karena setiap hari harus makan mie instan.Di tengah kegalauannya melihat isi dapurnya yang hanya berisi 2 dus mie instan yang ia beli 5 bulan lalu, tiba-tiba suara ketukan terdengar dari arah pintu kontrakannya.Anita menoleh ke arah pintunya, i
Sagara duduk termenung di sebuah kafe sambil membaca selembar puisi di tangannya.Bait demi bait, ia baca. Puisi karya Pena Langit ini sebenarnya tidak terlalu buruk jika diperhatikan baik-baik. Meski pemilihan kata-katanya kaku. Namun apa yang ingin disampaikan dalam puisi ini cukup menarik. Tidak terlalu muluk-muluk. Namun sayangnya apa yang tertulis indah dalam puisi ini belum bisa tersampai ke telinga Anita karena ia buru-buru mengusirnya.“Gagal juga. Sepertinya, dia benar-benar membenciku. Tapi kenapa?” gumam Sagara dalam kesendirian.Sagara mulai memikirkan kembali soal alasan Anita keluar dari pekerjaan yang tak beralasan dan mengapa ia begitu membencinya. Namun, karena mendapatkan penolakan yang cukup keras tadi, membuat Sagara tak mampu berpikir terlalu keras.Penolaka
Sehari sebelum Sagara datang membawa tumpukan lowongan pekerjaan untuk Anita. Cecilia sudah terlebih dahulu mengajaknya ke sebuah kafe yang berada di jalan Anggrek seusai ia pulang kerja.Sepanjang perjalanan menuju kafe yang akan mereka tuju. Cecilia menerangkan beberapa hal. Hal pertama yang ia jelaskan adalah, bahwa kafe yang akan mereka tuju merupakan kafe milik saudara kekasihnya, Abyas. Hal yang kedua adalah kafe itu hari ini sedang melaksanakan pesta pembukaan yang dihadiri oleh beberapa teman, kerabat dan karyawan yang besok mulai bekerja. Dan hal ketiga yang Cecilia beritahukan adalah.....“Kau bisa bekerja di sana besok,” kata Cecilia dengan gaya seorang HRD.Untuk beberapa detik Anita tak mampu berkata. Ia hanya membeku
Matahari di pagi ini terasa sangat cerah dan hangat. Membuat semua orang yang terkena sinarnya merasa bersemangat dan bahagia.Puluhan karyawan yang baru sampai di halaman kantor terlihat begitu bersemangat. Mereka terlihat begitu siap untuk menghadapi pekerjaan kantor yang monoton. Pekerjaan yang selalu mereka kerjakan tanpa ada fariasi dalam pekerjaan itu. Hanya duduk dilayar komputer berjam-jam hingga bokong dan mata mereka lelah.Di antara karyawan yang datang dengan penuh semangat. Seorang pria berumur 30 tahun baru saja turun dari mobil mewahnya dan kini sedang berjalan menuju pintu masuk gedung kantor.Wajah tegas penuh karisma dengan rambut hitam legam belah samping yang terlihat rapi. Serta jas berwarna biru tua yang tersemat pada tu
Dengan motor matic hasil meminjam dari Melodi, Anita meluncur menuju tempatnya dulu bekerja. Bibir Anita menggerutu sebal di sepanjang perjalanan. Semua gerutuan itu isinya tentang Sagara. Ia berpikir bahwa Sagara tak ada henti-hentinya menganggu ketenangannya.Gerutuan Anita di sepanjang perjalanan membuat mukanya yang cantik, jadi terlihat seperti angsa yang hendak menyerang mangsanya. Bibirnya manyun tanpa henti sambil sesekali mencibirkan Sagara. Beberapa pengendara yang kebetulan menoleh ke arahnya karena penasaran dengan wajahnya jadi tertawa saat melihat bibir manyunnya.“Mbak? Pagi-pagi kok cemberut. Awas di tilang polisi lho....” kata salah satu pengendara cowok yang sedang berboncengan hendak menuju tempat kerja.Dilihat dari seragam yang di pakai 2 cowok itu, tampaknya mereka bekerja di sebuah pabrik.
Kafe Jasmine merupakan kafe yang terletak di pinggiran kota Surabaya. Letaknya cukup jauh dari ramainya kota Surabaya yang terkenal akan keramaiannya. Namun, meskipun jauh dari pusat kota, kafe ini tetap ramai oleh pengunjung yang di dominasi oleh pelajar. Banyak pelajar dan mahasiswa yang datang ke kafe ini setiap harinya. Hal ini dikarenakan, kafe Jasmine menaruh konsep kafe pelajar. Jadi setiap pelajar yang datang, baik itu murid SMP, SMA atau pun Mahasiswa, akan mendapatkan diskon di setiap pembelian menu. Sehingga sangat ramah di dompet para pelajar. Kafe ini juga menyediakan layanan Wi-Fi yang sangat stabil. Sehingga para pelajar yang ingin mengerjakan soal atau sekedar melepas jenuh di kafe ini. Bisa merasa nyaman dan betah.