Share

Secret Identity
Secret Identity
Author: Ayzahran

PROLOG

Author: Ayzahran
last update Last Updated: 2021-02-03 10:54:33

Mobil ambulance memasuki pekarangan rumah sakit. Petugas kesehatan menurunkan dua orang yang terluka akibat kecelakaan.

Tim medis segera mengambil alih dan membawa masuk ke dalam ruang IGD.

Seorang pria bertubuh tambun bersama dua orang pria lainnya tengah menanti dengan cemas.

“Tolong selamatkan dia!” kata pria itu.

Dia sejak tadi terus mondar-mandir sambil melihat ke arah pintu yang masih menutup rapat.

Tak lama setelah itu, pintu ruang IGD terbuka, seorang dokter keluar dengan melepas masker yang menutupi mulutnya.

“Dok, bagaimana keadaannya?” tanya pria bertubuh tambun itu dengan cemas.

“Dia tidak apa-apa! Dia juga tidak mengalami luka serius, hanya beberapa memar di tubuh setelah mendapat perawatan pasti akan sembuh!”

“Syukurlah!” Pria itu mendesah lega.

"Apa saya bisa membawanya pulang dan dirawat di rumah? Dia tidak suka jika dirawat di rumah sakit."

"Baiklah, setelah memastikan keadaanya stabil, besok sudah bisa rawat jalan di rumah."

“Tapi, orang lain yang dibawa bersamanya itu mengalami koma,” kata dokter lagi.

“Dokter tangani saja pengobatannya, masalah biaya nanti saya yang bertanggung jawab!” 

Dua hari kemudian, kedua mata itu akhirnya membuka perlahan. Terasa berat dan samar. Pandangannya menatap diam langit-langit kamar. 

Apa aku di Surga? Benarkah ini di Surga?

Perlahan, iris amber itu terbuka sempurna. Desain interior dari pencahayaan yang muncul dari bagian dalam plafon kamar tidur dan sisi kanan kiri dinding dekat headboard

tempat tidur.

Dia perlahan bangun dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling dengan bingung.

Plafon kamar tidur terlihat sangat serasi dengan furnitur dan dekorasi yang compact: dari tempat tidur, sofalampu tidur, dan karpet bulu.

Dia menggeleng, menepuk-nepuk kedua pipi.

"Ini bukan mimpi! Ini juga tidak mungkin di Surga. Lalu, aku di mana?" 

Tiba-tiba, suara derik pintu terdengar. Seorang pelayan masuk dengan handuk kecil di tangan kanannya.

"Tuan sudah sadar?" Pelayan itu berlari mendekat. Memastikan.

Pelayan itu segera berlari keluar. Entah pergi ke mana.

"Tuan? Siapa yang dia panggil tuan? Aku? Ah, tidak mungkin!" ucapnya bingung.

Napasnya tertahan, melihat kedua tangan kekar yang tidak lain dari biasanya. Pandangannya mengarah pada kedua kaki. Bukan seperti kakinya. Dadanya naik turun, merasa ada yang aneh. Pandangannya kembali memperhatikan sekeliling, lalu manik mata itu berhenti pada cermin yang menggantung tak jauh dari pintu.

Dia segera turun dari ranjang. Seakan terbang, tubuhnya sangat ringan. Mana mungkin berat badan turun dalam sekejap, tidak masuk akal! 

"AAAARRRGGHH!!!!!" 

Dia menjerit histeris memandang wajahnya yang berubah.

"Si-siapa ini? Ke-kenapa wajahku berubah menjadi pri...a!" 

Matanya membulat, memegang area dada yang tampak rata. Lalu, mengarah pada satu-satunya di bagian bawah perut yang menonjol ke depan.

"AAAARRRGGHH!!! A-apa ini? Bagaimana ini bisa berubah?!" teriaknya syok.

"Aldebaran! Kau baik-baik saja?" Seseorang dengan napas tersengal berlari mendekat ke arahnya.

"Kau panggil siapa? Aldebaran?" Dia menatap tidak percaya.

Orang yang berdiri di hadapannya menatap heran. "Kau tidak amnesia 'kan?"

Tubuhnya mendadak lemas, dia yang disebut Aldebaran terduduk lemas di lantai.

"Apa aku seorang pria? Bagaimana itu mungkin?!" []

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Veedrya
wkwkwkw bangun tidur kujadi ganteng
goodnovel comment avatar
Doctor Rusty
Wkwkw lucu ceritanya. Ud aku arsip
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Secret Identity   EPILOG

    Rara telah bersiap dengan balutan gaun pengantin. Dia benar-benar tampak cantik dan anggun. Aldebaran melamarnya dengan cara tak terduga. Lamaran yang dilakukan Aldebaran sampai viral di berbagai media sosial. Akun i*******m milik Rara dan Aldebaran dibanjiri komentar positif dan ucapan selamat. Momen itu juga ditayangkan di TV nasional selama hampir seminggu. Bahkan beberapa pihak berbondong-bondong menawarkan endorse untuk pernikahan mereka. Hari pernikahan mereka juga sengaja ditayangkan secara langsung dari salah satu stasiun TV dengan rating tertinggi. Rara merasa gugup. Berkali-kali Rara menghela napas. Jantungnya seakan mencelos menunggu akad nikah mereka dimulai. "Kau sangat cantik, Ra!" Monika mendekat seraya memuji. Dia tersenyum tulus melihat dari pantulan cermin. "Terima kasih, Kak! Aku sangat gugup." "Al tidak kalah lebih gugup darimu. Dia masih terus berlatih mengucapkan ijab kabul agar tidak salah." Rara tersenyum h

  • Secret Identity   EXTRA PART

    Rara menggeliat, meregangkan otot-otot. Matanya mengerjap lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Di sinilah Rara, masih tidak percaya berada di kamar sendiri. Seperti mimpi yang panjang baginya.Rara menyibak selimut, merapikan tempat tidurnya. Rara bergegas keluar mendapati Nirmala dan Monika di ruang makan sedang mempersiapkan sarapan."Pagi adikku, Sayang!" Monika menyapa. Tidurmu nyenyak?"Rara mengangguk. "Sangat nyenyak. Bagaimana dengan Kak Monika?""Aku juga. Aku akan merasa nyaman jika tinggal lama di sini!""Tinggal lah selama mungkin. Aku sangat senang jika Kak Monika tinggal di sini!""Benarkah? Apa boleh, Bu?" Monika melirik ke arah Nirmala."Tentu saja. Kau tidak perlu meminta izin.""Kalau dengan ayah, juga boleh?" Monika melempar tatapan ke arah Rara.Nirmala diam sejenak. Rara dan Monika menunggu jawaban Nirmala. "Tergantung usahanya mendapatkan hati ibu kem

  • Secret Identity   77 || Akhir Dari Segalanya (END)

    Aldebaran dan Rara merencanakan janji untuk bertemu setelah Rara melakukan pekerjaan Aldebaran. Mereka akan bersama-sama mencari wanita tua itu. Sebelumnya, Rara dan Aldebaran sudah mencari tahu kue yang dibeli Firman. Dari ucapan Firman, dia tidak membeli di tempat yang Aldebaran maksud dan penjual kue itu bukan wanita tua melainkan wanita muda. Saat ini, Rara sibuk melakukan syuting iklan terakhir sebelum akhirnya dia mengambil libur panjang untuk beberapa bulan ke depan. Aldebaran meminta Rara untuk tidak menerima tawaran karena dia ingin mengajak Rara berlibur membawa Nirmala yang sejak dulu ingin sekali pergi ke Korea. Nirmala sangat gemar menonton drama dari Negeri Gingseng itu. Aldebaran ingin memberikan kejutan sebagai Rara dengan mengajaknya ke sana. "Bu, apa yang bisa Rara bantu?" tanya Aldebaran setelah membereskan kamar Rara. Dia sudah memutuskan tinggal bersama Nirmala. "Rara bantu ibu pergi ke pasar. Ada beberapa bahan masakan yang harus dibeli.

  • Secret Identity   76 || Menerima Keputusan

    Mahesa marah besar begitu mengetahui Ivanka adalah pelaku utama dari kecelakaan yang menimpa Aldebaran. Ivanka sudah dibekuk polisi seminggu yang lalu. Angga sendiri yang melaporkan ibunya setelah semua usaha Angga meminta ibunya menyerahkan diri diabaikan Ivanka. Angga tidak punya pilihan dan terpaksa membuat bukti untuk menjerat Ivanka.Pemberitaan mengenai kasus kecelakaan Aldebaran mengudara selama berhari-hari, para media terus saja membahas motif dan alasan Ivanka melakukan semua itu. Bahkan fans setia Aldebaran merutuki Ivanka dan meminta pihak kepolisian untuk menjatuhkan hukuman mati sebagai efek jera agar tidak ada lagi orang seperti Ivanka yang tega merencanakan pembunuhan pada anak dari suaminya sendiri.Saat ini Ivanka telah duduk di meja persidangan. Sementara Angga duduk di meja saksi memberikan pernyataan. Ivanka tidak bisa mengelak, semua barang bukti mengarah padanya. Kaki tangan Ivanka juga sudah mengakui perbuatan mereka.Ivanka akhirny

  • Secret Identity   75 || Akhirnya Terungkap (Part 2)

    "Akhirnya kau datang juga, Al!" Aldebaran menatap tajam. “Berani sekali kau datang ke rumah ini! Bukankah aku sudah melarangmu untuk tidak menginjakkan kaki di sini?!” “Aku kemari karena mengambil barangku yang tertinggal!” Ivanka berjalan ke arah sofa panjang yang ukiran gagangnya terbuat dari kayu jati. Ivanka menjuntaikan sebuah liontin seraya tersenyum. “Kenapa itu ada padamu?!" suara Aldebaran merendah, terdengar penuh penekanan. "Duduklah! Setidaknya berbincanglah denganku. Kau selalu saja bersikap dingin dari semenjak pertama kali kita bertemu!" Ivanka berujar. Dia memberi isyarat menunjuk dengan dagu ke arah secangkir kopi yang sudah dia siapkan. Ivanka mengangkat cangkir menyeruput kopinya dengan nikmat. "Aku tidak meracunimu. Aku hanya ingin kita berbaikan dan bisa duduk bersama, berbincang hangat layaknya ibu dan anak." Aldebaran meneguk setengah kopi miliknya. "Kau puas? Sekarang kembalikan! Sejak

  • Secret Identity   74 || Akhirnya Terungkap (Part 1)

    Sehari sebelum kecelakaan terjadi.... Ivanka mendatangi RAM Corp setelah berbelanja di butik langganannya. Jam makan siang sebentar lagi dan Ivanka ingin mengajak Mahesa makan di luar. Sudah lama dia tidak jalan berdua dengan Mahesa karena terlalu sibuk dengan bisnis. Ivanka mengumbar senyum pada beberapa karyawan yang berpapasan dengannya. Suara heels pigalle foliies 100 milik Ivanka mengetuk-ngetuk lantai marmer hingga terdengar menggema berirama. Ivanka menunjukkan keanggunan saat menaiki lift menuju lantai utama. Senyum Ivanka kembali terukir begitu sampai di depan meja sekretaris Mahesa. “Nindya, apa Pak Mahesa ada? Katakan aku ada di sini!” titah Ivanka membusungkan dada dengan elegan. “Ada, Bu! Pak Mahesa sedang berbincang dengan Pak Mudi.” “Aku ingin masuk!” “Maaf, Ibu! Pesan Pak Mahesa, dia tidak ingin di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status