Beranda / Romansa / Secret Night / 1. Acara Pernikahan Berantakan

Share

Secret Night
Secret Night
Penulis: Dera Tresna

1. Acara Pernikahan Berantakan

Penulis: Dera Tresna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-01 17:53:34

Ceysa berjalan menelusuri lorong hotel dengan senyum terkembang lebar. Bunga-bunga yang bermekaran di sepanjang lorong yang dilewati, seakan menggambarkan hatinya yang sedang bahagia. Hari ini dia telah menjadi istri seorang Olsen Miller, pria yang akan membawanya keluar dari rumah yang sudah seperti neraka.

“Sekarang aku sudah bebas, hatiku seperti memiliki bersayap dan sayap itu sedang mengepak membawaku terbang meninggalkan kemalanganku,” gumamnya sambil terus berjalan dengan gaun pengantin elegan berwarna putih yang menyapu lantai marmer yang dilalui.

Olsen memang bukan pria yang dia cintai, mereka juga tidak melalui proses pacaran seperti pasangan kekasih pada umumnya yang kemudian memutuskan untuk menikah karena saling mencintai. Pria itu adalah tiket baginya agar dia bisa keluar dari rumah papanya.

Saat papanya mengenalkannya pada Olsen dan menjodohkannya karena kepentingan bisnis, Ceysa dengan senang hati setuju. Apa pun akan dia lakukan agar bisa menjauh dari papa yang dibenci selama ini, termasuk dengan menikahi pria asing yang sama sekali tidak dia kenal.

Setelah upacara pernikahan selesai, dia harus berganti baju untuk merayakan pesta di sebuah ballroom di hotel bintang lima, dengan pesta mewah yang menghabiskan banyak biaya. Pesta itu dihadiri para pebisnis penting di negaranya, tidak heran jika Olsen dan papanya mempersiapkan matang-matang acara tersebut.

Dia tahu jika pesta itu bukanlah pesta pernikahan yang bertujuan untuk menyenangkan hatinya. Pesta itu hanya sebagai kedok agar Olsen dan papanya bisa menjaring lebih banyak relasi bisnis, namun dia tidak peduli apa pun alasan pesta tersebut, yang terpenting malam ini dia bisa segera angkat kaki dari rumah yang puluhan tahun sudah ditinggali.

Dia membuka pintu kamar pengantin yang dipersiapkan untuk malam pertama dan segera mengganti gaun pengantin yang dipakai dengan gaun pesta yang lebih simple untuk mempermudah pergerakan saat menerima tamu dan berdansa dengan suaminya.

Saat ingin mengambil kalung yang akan dipadukan dengan gaun yang dia kenakan, matanya melihat sebuah surat dalam amplop putih yang tertuju untuknya. Ceysa mengambil amplop tersebut dan membalikkannya, mencari siapa pengirim dari amplop tersebut.

Keningnya berkerut heran ketika tidak menemukan siapa pengirimnya. Rasa penasaran membuatnya membuka amplop itu. Jantungnya seakan ingin lepas dari tempatnya mengetahui isi di dalam amplop yang terdapat banyak foto yang tak mampu dia lihat.

Foto itu adalah foto kemesraan Olsen dengan Fania, seorang artis papan atas yang dianugerahi paras cantik dan tubuh indah. Bahkan ada beberapa foto dimana keduanya berada di atas ranjang. Senyum Fania yang tertangkap kamera tampak begitu memuakkan bagi Ceysa.

Tangannya gemetar ketika melihat satu foto yang menusuk hatinya, foto itu adalah foto hasil USG atas nama Fania dengan tulisan di bagian belakang. “Saat ini aku sedang mengandung anak Olsen. Jika kamu tahu diri, lebih baik tinggalkan Olsen sekarang juga sebelum aku merebutnya darimu!”

Seketika Ceysa mengalami dejavu, dia kembali ke masa di mana mamanya meninggal di pangkuannya ketika mendengar papanya berselingkuh dan memiliki anak dari selingkuhan tersebut. Tubuhnya seketika menggigil seperti orang kedinginan, trauma yang selama ini berusaha dipendam, muncul kembali dan mencengkeram.

Tujuan menikah dengan Olsen agar dirinya bisa menjauh dari papanya yang telah berkhianat pada keluarga. Namun sekarang, mana mungkin dia bisa hidup dengan pria yang memiliki karakter sama dengan papanya. Sama saja dia sedang bunuh diri, keluar dari mulut harimau tetapi masuk kembali ke mulut buaya.

“Aku tidak sudi menjalani hidup bersama dengan pria sepertimu, Olsen.”

Tanpa pikir panjang, Ceysa segera berlari keluar hotel dengan masih mengenakan gaun pesta yang seharusnya dia kenakan untuk dansa pertama dengan suaminya. Dia berlari secepat mungkin agar tidak ada yang melihat, terutama suaminya. Sampai di jalan raya, dia segera menghentikan taksi dan pergi menjauh dari tempat pesta pernikahan berlangsung.

Di dalam taksi, tangis Ceysa pecah. Entah dia menangis untuk apa, apakah untuk impian yang hancur atau untuk nasib yang tetap berakhir menyedihkan?

Beberapa kali sopir yang mengendarai taksi itu melirik penasaran dan mencuri lihat dari kaca spion tanpa berkata apa pun. Sopir itu hanya sekali menanyakan alamat tujuan yang ingin dituju, lalu melakukan tugasnya tanpa banyak bicara.

“Anda sudah sampai tempat tujuan,” ucap supir itu yang menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang selama ini ditinggali Ceysa.

Menatap rumah itu, Ceysa langsung teringat jika suaminya tahu alamat rumah tersebut. Sadar jika sikap suaminya keras kepala dan arogan dan bisa menyeretnya keluar dari rumahnya sendiri, dia pun memutuskan untuk tidak kembali ke rumah tersebut.

“Bisakah tunggu sebentar? aku hanya akan mengambil beberapa barang dan pergi lagi.”

Sopir taksi itu mengangguk mengiyakan. Ceysa kemudian berlari masuk ke rumah dan membawa beberapa barang yang dianggap penting, memasukkan semua ke dalam tas lalu kembali keluar dan pergi menggunakan taksi yang sebelumnya dinaiki.

“Ke mana kita pergi sekarang?” sopir taksi itu bertanya.

“Jalan saja dulu, nanti aku akan memberikan petunjuk ke mana kita akan pergi,” balas Ceysa yang sebenarnya tidak tahu ke mana dia harus pergi.

Sudah dua kali taksi yang Ceysa tumpangi keliling kota tanpa tujuan. Setiap kali supir taksi itu bertanya, Ceysa hanya bilang, “jalan saja dulu.”

Sadar jika penumpangnya tidak memiliki tujuan dan jelas, dia kemudian menghentikan mobilnya di pinggir jalan. “Nona, jika Anda tidak memiliki tujuan pasti, sebaiknya Anda turun di sini saja.”

Ceysa terkejut, lamunannya buyar ketika mendapat peringatan dari supir taksi tersebut. “Aku hanya lupa alamat temanku, sekarang sepertinya aku sudah ingat. Bisakah kita lurus saja? tujuan kita sudah hampir sampai,” Ceysa memberi alasan dengan menunjukkan alamat sahabatnya karena tidak tahu harus pergi ke mana lagi.

Saat sampai di alamat tersebut, Ceysa tidak punya alasan lagi untuk tetap berada di dalam taksi, dia terpaksa turun dan mendatangi apartemen sahabatnya. Rasa ragu mengusik hati ketika dia sudah sampai di depan apartemen yang dia tuju. Tidak langsung mengetuk pintu, dia malah berdiri cukup lama di sana.

Hatinya bimbang apakah dia harus meminta bantuan Calvin, sahabat yang selama ini paling mengerti diriny. Semenjak kuliah mereka berteman dan hanya Calvin tempat bercerita. Sikap Calvin berubah ketika mengetahui dirinya ingin menikah. Entah apa yang membuat pria itu tiba-tiba marah padanya.

“Seharusnya aku tidak datang ke sini,” gumam Ceysa pelan. Dia kemudian membalikkan tubuhnya hendak pergi dari tempat itu, tetapi langkahnya terhenti ketika pintu apartemen terbuka dan suara bariton seorang pria menyapa.

“Ceysa, kenapa kamu ada di sini?”

Ceysa segera membalikkan tubuh dan mendapati sahabatnya sedang menatapnya heran. “Aku ...”

“Bukankah hari ini hari pernikahanmu? Kenapa kamu berada di sini?”

Tangan Ceysa saling terkait dan meremas gugup, matanya meredup dan bibirnya kelu tanpa tahu apa yang harus dia katakan. “Maaf jika aku tidak mengundangmu ke pernikahanku.”

Seringai kecewa terkembang di bibir Calvin. “Aku tahu kedudukanku, aku bukan dari kalangan pembisnis yang layak untuk diundang di pestamu. Apakah untuk ini kamu datang ke sini?”

Ceysa menggeleng lemah menjawab pertanyaan sahabatnya. “Aku ke sini karena tidak tahu harus ke mana lagi, pernikahanku sudah hancur.”

Tubuh Ceysa merosot dan terduduk di lantai, tangisnya seketika pecah dan dia pun menutup wajah dengan kedua tangan tanpa mampu menjelaskan lebih rinci lagi tentang apa yang dia alami.

Calvin membeku menatap Ceysa tanpa tahu apa yang harus dia lakukan. Ingin sekali dia memeluk wanita itu dan mengatakan jika selama ini dia menyukainya, namun dia sadar jika Ceysa kini sudah menjadi istri pria lain.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Secret Night   99. Kisah Sempurna

    Kenny terbangun dengan wajah tampan Calvin yang tidur pulas di depannya, nafas pria itu berhembus teratur mengenai keningnya. Aroma mint memenuhi indra pembaunya bercampur aroma tubuh Calvin yang maskulin.“Suamiku sangat tampan,” gumamnya pelan agar tidak membangunkan Calvin.Tangannya terasa gatal untuk menyentuh bibir tebal suaminya, permukaan hangat yang menyentuh permukaan jarinya mengingatkan bagaimana bibir itu membuatnya berteriak berkali-kali.Tak sampai di situ, tangannya bergerak untuk merapikan rambut Calvin yang berantakan. “Kamu terlihat sangat seksi dengan rambut berantakan, ini adalah pemandangan indah yang bisa aku nikmati setiap pagi dan aku bersyukur atas hal ini.”Setelah puas mengagumi suaminya, Kenny turun dari ranjang untuk membersihkan diri, namun belum sempat melangkah, cairan bening mengalir dari inti miliknya. Awalnya dia hanya membeku menatap air yang mengalir di kakinya dan membasahi lantai kamar, namun beberapa detik kemudian kontraksi yang sangat menyaki

  • Secret Night   98. Rahasia Anak Mereka

    Akibat perkataan Olsen dan Ceysa tentang perjodohan anak mereka, Calvin dan Kenny sepakat meminta pada dokter agar tidak diberitahu jenis kelamin anak mereka untuk menghindari tersedotnya pikiran mereka tentang permintaan konyol tersebut.Setelah kehamilan Kenny berjalan lebih dari 9 bulan, mereka mengkhawatirkan hal lain karena Kenny tak kunjung mengalami kontraksi. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Calvin membawa istrinya ke dokter.“Apakah kandungan istriku baik-baik saja? kelahiran anak kami sudah mundur dua minggu dari jadwal yang seharusnya,” terang Calvin.“Aku akan memeriksanya terlebih dahulu,” ujar dokter yang menangani kehamilan Kenny.Dokter itu menyiapkan alat USG untuk memeriksa kondisi bayi yang ada di dalam kandungan Kenny. “Air ketubannya masih bagus, keadaan bayinya juga sehat. Kepala bayinya sudah berada di bawah dan posisinya normal.”Penjelasan dokter membuat Calvin dan Kenny cukup lega.“Jika dalam beberapa hari istriku belum juga kontraksi, apa yang h

  • Secret Night   97. Rasa Kehilangan

    Kenny menangis di depan gundukan tanah merah yang masih basah, dia masih tidak percaya jika nasib papanya akan berakhir tragis. Calvin masih setia berdiri di samping istrinya sambil memeluknya, menunggu Kenny mengikhlaskan kematian papanya.“Udara sudah mulai dingin, sepertinya akan turun hujan. Apakah kita bisa pulang sekarang? Ingat kesehatan dan janin yang sedang kamu kandung,” ujar Calvin lembut mengingatkan istrinya.“Apakah kamu berpikir jika papa sudah bahagia sekarang?” tanya Kenny seolah tak mendengar perkataan suaminya.“Ya, papamu sudah bahagia. Dia sudah bersama mamamu dan berharap kamu pun juga bahagia di dunia ini,” ujar Calvin.Kenny menengadahkan wajah menatap langit yang mendung. “Kamu benar, papa dan mamaku sudah bahagia di sana. Ayo kita pulang sekarang.”Dengan hati-hati, Calvin menuntun istrinya masuk ke mobil lalu membawanya pulang.Beberapa hari berlalu Kenny masih tenggelam dalam kesedihan, dia lebih banyak diam dan sangat jarang tersenyum. Hal tersebut membuat

  • Secret Night   96. Keluar dari Ancaman

    Kenny berusaha lari sekencang-kencangnya agar tidak tertangkap papanya, namun kakinya terasa berat. Dia menoleh ke belakang untuk tahu seberapa jauh jaraknya dengan papanya, hal tersebut membuat keseimbangannya hilang, kakinya tersandung dan hampir jatuh, tubuhnya oleng ke depan dan menabrak seseorang dengan keras.Trauma tentang penculikannya di masa lalu membuatnya berusaha memberontak dari cengkeraman orang yang ditabraknya, dia tidak ingin tertangkap dan dijual lagi oleh papanya.“Kenny, ini aku,” ujar orang itu berusaha menenangkan.Mendengar suara yang tidak asing itu, indra penciuman Kenny langsung menangkap aroma yang selalu dia rindukan. Dia menegakkan wajah dan menatap pria yang memeluknya erat. Air mata yang membuat penglihatannya kabur, tidak menghalanginya untuk mengenali pria tersebut.“Calvin …” gumamnya pelan, lalu pingsan di pelukan suaminya.Fortin yang melihat tatapan membunuh Calvin, menghentikan pengejarannya dan memilih untuk kabur.Jika saja Kenny tidak sedang p

  • Secret Night   95. 5 Tahun Kemudian

    5 tahun kemudian …Musim dingin melingkupi peternakan Nelson membuat hewan-hewan tak bisa keluar dari kandang, begitu juga pemiliknya. Calvin menghabiskan waktu lebih banyak di rumah dan itu sangat merepotkan Kenny.Seperti pagi ini disaat mereka seharusnya sarapan, keduanya masih terkunci di dalam kamar. Wajah Kenny memerah penuh keringat hingga lupa jika saat ini sedang musim dingin, nafasnya memburu kasar ketika Calvin terus bergerak di atasnya.Selama beberapa minggu terakhir pria itu tak pernah bisa jauh darinya, apalagi setelah memasuki musim dingin, sikap Calvin semakin parah. Awalnya Kenny merasa senang ketika suaminya mengikutinya kemanapun dia pergi, tapi semakin lama dia merasa kesal karena akhirnya berujung seperti saat ini.“Aroma tubuhmu sangat menggoda, kamu benar-benar menjadi canduku.” Jantung Calvin berdetak cepat saat mengatakannya.Kenny terpekik ketika Calvin menaikkan tempo gerakan, miliknya terisi sangat penuh, dinding-dinding syarafnya terdesak hingga rasanya i

  • Secret Night   94. Memperbaiki yang Retak

    Kenny merenggangkan tubuh yang terasa pegal setelah melayani keinginan suaminya selama semalaman suntuk. Silau cahaya matahari yang sudah meninggi yang masuk dari jendela kamar, membuatnya harus meletakkan tangan di atas mata untuk melindunginya.Saat menoleh ke samping dia menemukan ranjang tempat Calvin berbaring telah kosong, tetapi dia tersenyum melihat buket bunga yang tergeletak di sana sebagai pengganti.Dia mengambil bunga itu lalu mencium wanginya, aromanya begitu menenangkan dan membuat hormonnya bersorak senang.“Calvin ternyata sangat romantis,” gumamnya sambil mengambil catatan kecil di buket tersebut.“Maafkan aku harus bangun lebih dulu dan tidak menunggumu. Aku tidak tega membangunkanmu karena telah membuatmu kelelahan semalam. Aku harus ke peternakan tetapi akan aku usahakan untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat karena aku tidak sabar ingin bersamamu kembali. Aku mencintaimu.”Suara Kenny menggema membaca catatan kecil dari suaminya. Dia menatap nama suaminya t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status