Share

Part 21

Walau sudah lebih dari setengah jam terjaga, tapi Sandara belum juga berniat menuruni ranjang. Sandara masih betah menatap langit-langit kamarnya dalam keremangan sambil mendengarkan suara ayam berkokok milik sang ayah. Sandara tidak bisa tidur nyenyak karena otaknya sibuk bekerja memikirkan reaksi orang tuanya terhadap keadaannya kini yang tengah berbadan dua. Hampir setiap beberapa jam ia tiba-tiba terbangun dari tidurnya karena saking gelisahnya.

Sandara menghela napas ketika menyadari bahwa kemarin malam ia lupa menyeduh susu. Saking larutnya saling berbalas pesan dengan Ranty dan Barry, ia sampai melupakan minuman yang mulai sekarang akan wajib dikonsumsinya sebelum tidur. Ia langsung mengambil ponselnya di atas nakas untuk melihat jam, ketika mendengar pintu kamarnya beberapa kali diketuk dari luar. Sambil mengikat asal rambut panjangnya, ia menuruni ranjang dan berjalan menuju pintu.

“Pagi, Ma,” Sandara langsung menyapa sang ibu setelah membuka pintu kamarnya.

“Pagi,” Wulan m
Azuretanaya

Silakan follow akun instagramku untuk mengetahui informasi seputar karya-karya terbaru yang aku kerjakan. IG: _azuretanaya

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status