#SekPri_
Sekretaris Pribadi 3Bab 3Duda atau hot Papa nih?“Non, saya pulang dulu.”Assistant rumah tangga Pak Alex, bibik tua bernama bik Yati ini, berpamitan padaku. Aku mengangguk.“Makasih ya, bik,” Kataku.Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Aku sudah memandikan baby Azka dan menyuapinya. Sekarang tinggal menunggu Boss Alex pulang, dan aku juga akan pulang. Aku mendengus kesal. Seharian ini, aku jadi tukang momong, padahal, aku sudah berdandan maksimal tadi pagi. Dasar Boss kamvret, Rasanya geram sama Pak Alex!Baby Azka, mengoceh sendiri. Tangannya menunjuk ke pintu. Mungkin dia ingin keluar kamar.“Azka mau keluar, gendong tante ya? Sekalian tunggu Papamu.”Aku menggendong baby Azka ke ruang tengah. Menyalakan televisi dan mencari channel film kartun dari tivi kabel berbayar ini.“Duduk sini ya, Azka?”Aku menunjuk sofa empuk di depan televisi ini. Azka tidak mau. Dia terus menunjuk pintu keluar, badannya terus menggeliat nggak bisa diam.“Pa_pa, Pa_pa.”Begitu terus celotehnya. Aku menghela nafas. Mengajak dan gendong Azka berkeliling dalam rumah ini. Di tembok tangga menuju lantai atas, netraku berhenti pada sebuah pigura ber lis emas dengan ukuran cukup besar yang bertengger di sana. Ada foto Alex dan seorang perempuan cantik dalam balutan baju pengantin jawa.Aku menatap foto yang cukup besar itu. Itu apa istrinya Pak Alex ya, cantik. Tapi ke mana dia? Aku tidak pernah melihatnya. Boss Alex, waktu jadi manten masih kelihatan kurus. Rambutnya agak panjang.Menurutku, lebih ganteng Boss Alex yang Sekarang. Yang Sekarang, badannya lebih berisi. Wajahnya lebih dewasa, rambutnya rapi, bibirnya seksi. Aku tersenyum sendiri membayangkan wajah Alex. Apa lagi kalau sedang tertawa, lesung pipinya kelihatan. Hehe.Ish, apaan sih, kok aku jadi mikirin Alex? Seharusnya akutu marah sama dia, bukannya senang! Aku mencebik.“Pa_pa, Pa_pa.”Kembali baby Azka mengoceh. Mungkin dia nyari Papanya, jam segini belum pulang juga. Sudah hampir maghrib.“Iya, itu foto Papamu, ya?” tanyaku pada Azka. Tanganku menunjuk foto di atas tangga.“Pa_pa, Pa_pa.”Kok gitu terus sih, dari tadi manggil Papanya terus, nggak pernah manggil Mamanya.“Mamamu, ke mana Azka, dia pergi ya? Pasti gegara Papamu songong,” kataku sambil ketawa sendiri.“Pa_pa.”Kali ini, baby Azka menjerit dan melonjak-lonjak dari gendonganku. Tangannya mengulur ke belakang. Aku menoleh.Astaga!Pak Alex?Sejak kapan dia ada di belakangku, apa dia dengar omonganku tadi dengan Azka?“Hallo, Azka. Sini sayang, ikut Papa songong.” Pak Alex melirik, lalu mengambil Azka dari gendonganku.Astaga! Aku kaget dua kali.Wajahku rasanya panas. Aku malu. Pak Alex keknya denger omonganku tadi yang ngatain dia songong.“Sudah pulang, Pak?”Pak Alex mengangguk. Sambil menggendong Azka, dia melepas dasinya sendiri.“Kalau begitu, saya pamit pulang juga ya, Pak.”Aku bergegas ke kamar Azka, untuk mengambil blazer, tas dan sepatuku.“Lovy, makan dulu. Itu saya sudah beli makanan.”Pak Alex menunjuk plastik hitam berisi makanan, di atas meja makan.Aku menoleh Pak Alex, kupandang sebentar, lalu ku dekati dia.“Sini, Pak, Azka biar sama saya dulu. Pak Alex mandi dulu sana.”Nggak tega rasanya, lihat Boss ganteng, pulang kerja langsung gendong anak. Akhirnya aku mengalah.Pak Alex segera naik ke lantai atas. Aku bermain sebentar dengan Azka. Tak butuh waktu lama, Pak Alex sudah kembali. Dia mengenakan celana jeans dan kaos, casual sekali penampilannya. Aku menelan saliva, takut terpesona. Eh!“Mana Vy, makanannya kok belum disiapin, laper saya." Ucapnya sambil berjalan.Hah?Aku bengong dengan mulut menganga.Dipikir bininya apa? Suruh momong anaknya ama nyiapin makan dia? Somvlak.Bersambung#SekPri_Sekretaris Pribadi 4Bab 4Resign“Pak, saya mau resign.”Aku memberikan surat pengunduran diriku, sebagai sekretaris perusahaan ini, langsung kepada Pak Alex.Pak Alex melirik surat pengunduran diriku di meja. Dia membuang nafas sebentar, lalu menghentikan jarinya yang sedang memainkan mouse.Aku membuang pandangan ke arah lain, tak mau melihatnya. Kekesalanku sudah klimaks, aku tak mau di suruh momong lagi. Pekerjaanku rancu, nggak jelas, nggak sesuai SOP. Jarang di ajak ke meeting penting, nggak pernah di tanya laporan. Lebih sering di suruh jagain baby Azka, sama nemenin si Boss makan.Ogah bingit! Biar pun gajinya gede. Ntar lama-lama aku di suruh mijitin dia lagi. Nggak mau, aku sudah punya pacar. Jangan sampai aku tergoda sama duda di tinggal minggat ini.“Duduk!” Pak Alex menyuruh duduk. Aku mengambil tempat duduk du depannya. Pak Alex, mengambil suratku kemudian membacanya. Aku memutar bola mata dan memasang wajah jutek.“Mau nerusin kuliah?” Pak Alex, membaca alasa
#SekPri_Sekretaris Pribadi 5Bab 5Maafin aku, AzkaHhih, ketemu baby Azka lagi. Aku menghela nafas, nasib … nasib.Etapi, tadi Alex di depan Mamanya, sok jaim lagi, pura-pura nggak kenal aku. Awas, kubalas dia nanti. Mendudukkan baby Azka di atas meja kerjaku. Dia habis bangun tidur. Tadi aku menidurkan di sofa dalam ruangan Bu Susan. Azka juga sudah makan tadi, aku juga yang nyuapin. Hihh! Makin gemes rasanya sama Alex, pingin nimpuk.“Azka, Mamamu itu ke mana, kok aku di suruh momong kamu terus sama Papamu yang songong itu?” “Brrrrprrp brrrrprrp.”Setdah!Baby Azka bermain ludah dan menyemprotnya ke mukaku! Adoouhh! Papa sama anak sama kelakuannya. Papanya songong, anaknya tukang nyemprot. Aku mengambil tissue dan mengelap wajahku. Huh!Mengamati setiap inci wajah Azka di depanku. Ish, mirip banget sama Alex! Kata orang kalau bayi mirip banget sama bapaknya, berarti dulu waktu hamil, ibunya cinta mati sama bapaknya. Demikian juga sebaliknya. Jadi mungkin pas bikin baby Azka, Ma
#SekPri_Sekretaris Pribadi 6Bab 6Nggak ada yang sayang aku“Ma, mau nitip Azka."Alex, hari ini datang lagi ke kantor mamanya lagi sambil menggendong baby Azka. Kebetulan aku sedang berdiskusi dengan bu Susan di ruangannya.Bu Susan, tampak menghela nafas. Dia menatap Alex dan Azka. “Bukankah sudah ada baby sitter, Alex?” “Baby sitter itu, seperti sedang sakit gatal, Ma, tangannya merah-merah gitu. Kasihan Azka kalau ketularan.” ucap Alex. Huh! Alasan saja! Bibirku mencebik.“Mama hari ini sebenarnya banyak kerjaan Lex, nanti Mama mau keluar ketemuan sama ketua assosiasi distributor.” Bu Susan menatap Alex. Alex diam saja. Serba salah jadinya. Aku tahu, target Alex adalah aku. Iya, dia sebenarnya ingin menitipkan Azka padaku, tapi dia sungkan dengan Bu Susan, Mamanya. Dia pikir aku bodoh apa nggak tahu modusnya?Aku langsung berdiri, biarlah aku kerja nyambi momong. Memang dasar Alex ini, Papa songong. “Sini, Azka duduk sama tante Ovy.”Aku mengambil Azka dari gendongan Alex
#SekPri_Sekretaris Pribadi 7Like dulu sebelum baca 🙏Bab 7Nanyain Azka, bukan Alex.“Lovy, ayo aku antar pulang, cepat!” teriak Alex. Suaranya tenggelam dengan derasnya hujan. Alex yang juga basah kuyup, sudah berdiri di depanku. Rambutnya ternyata keriting ikal kalau basah, lucunya ... tak sadar aku malah menatapnya. Terkesima.“Malah bengong, dingin tauk!” Seruan Alex membuatku tergagap. Aku mengangguk. Memang dingin banget mandi air hujan malam-malam. Dengan cepat dan tergesa, Alex menarik tanganku. Dia membuka pintu mobil dan mendorongku masuk. Kemudian Alex berjalan ke depan mobil, lalu dia masuk dan duduk di kursi kemudi.Hheh, Alex menoleh padaku. Bibir seksinya bergetar karena menggigil. Sama sepertiku. Tiba-tiba, Alex membuka kaosnya yang basah, hingga dia bertelanjang dada.Astaga! Aku menutup mata dengan telapak tangan.“M_mau apa?” Tanganku mendorong wajah ke samping sambil bergeser agak menjauh. Netraku membesar. Alex diam saja. Dia mengambil handuk yang tersampi
#SekPri_Sekretaris Pribadi 8Like dulu sebelum baca 🙏Bab 8Aku bukan JombloHujan rintik masih menyapaku pagi ini, ketika turun dari taksi online yang mengantarku berangkat kerja. Bara tidak bisa mengantar karena hujan. Biarlah, dia sedang sibuk bikin skripsi nanti kalau sakit kan kasihan. Aku saja yang mengalah, biar sakit gapapa demi Bara.Aku segera berlari memasuki area kantor sekaligus pabrik makanan ringan ini. Tiga puluh menit aku terlambat. Hujan yang turun di pagi hari menghambat aktivitasku. Pagi ini terpaksa aku memesan taksi online biar nggak kehujanan, tapi apes malah ke jebak macet. Menaruh tas di ruangan aku lalu mengambil buku dan gegas ke ruang Bu direktur, Ibu Susan. “Selamat pagi, Bu.” Sapaku saat memasuki ruangan. Eh! ada Alex di sini. Dia sudah pulang rupanya. Dadaku langsung berdebar. Ish! “Pagi, Pak Alex.” Alex yang sedang duduk mendongak padaku. Sungguh, aku tak bisa menyembunyikan binar di mata ini, aku senang sekali bertemu dia! Apa-apaan ini, Kenapa
#SekPri_Sekretaris Pribadi 9Like dulu sebelum baca 🙏Bab 9KeceplosanSudah jam empat sore, saatnya aku pulang. Bara sudah berjanji padaku untuk menjemput. Hari ini tadi, gajiku dari kantor Bu Susan, sudah di transfer, jadi Bara mau mengajakku jalan-jalan. Sekalian nemenin aku belanja bulanan. Mengambil tas lalu aku keluar menuju ruangan Pak Alex. Pamit dulu.“Pak Alex, aku pulang dulu, ya?”Aku melongokkan kepala di pintu ruangan Pak Alex. Boss-ku menoleh. “Bentar Vy, jangan pulang dulu,” katanya mencegah. Ada apa lagi? Terpaksa aku mengangguk, menyeret kaki mendekati Pak Alex. “Tolong ketikin ini dulu Vy, surat kontrak kerja yang baru dengan PT. Wijaya Prima.”Pak Alex, menunjuk satu bendel berkas di meja. Kira-kira ada sepuluh halaman kertas hvs. Hihh ini sih ngerjain. Kalau ku kerjakan Sekarang, selesainya lebih dari setengah jam. Belum lagi nanti Alex menganggu, minta di bikinin kopi. “Besok saja ya, Pak. Saya harus pulang Sekarang, saya ada perlu.” Elakku.Pak Alex berg
#SekPri_Sekretaris Pribadi 10Like dulu sebelum baca 🙏Bab 10PoV AlexAwal bertemu“SELAMAT PAGI, PAK!”Suara melengking memekakkan telinga pecah di ruangan kerjaku. Aku menutup telinga dengan telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan. Wajahku mengernyit, kaget campur heran.Netraku menyambut kedatangan seorang gadis cantik, berkulit putih, berambut hitam lurus sebahu. Perawakannya mungil, tidak tinggi. Mungkin sekitar seratus lima puluh enam centimeters, tapi dia menutupinya dengan sepatu high heels yang dia kenakan. Bibirnya tipis dan berlipstik warna merah fuchsia. Sepintas wajahnya mirip artis lokal yang dulu terkenal suka tereak OMG Helloww, gitu, lupa aku namanya. “Kamu siapa?”aku bertanya sambil melihatnya.“Saya Lovy, Pak. Sekretaris baru,” jawabnya, masih tetap dengan volume kencang. Kok beda ya? Kemaren foto yang di tunjukkan Pak Darman keknya anaknya kalem, mirip-mirip Andien istriku gitu.Tapi, yang datang kenapa nyablak begini, nggak salah nih, Pak Darman?“Du
#SekPri_Sekretaris Pribadi 11Like dulu sebelum baca 🙏Bab 11Bucin akut “Duda?”Bara mengulangi omonganku tadi. Aku yang merasa keceplosan jadi tak enak. Wah dari pada salah paham, lebih baik ku kenalkan saja Bara sama Pak Alex.“Yuk, aku kenalin.” menarik tangan Bara dan kuajak menghampiri Pak Alex.“Pak Alex!” aku memanggilnya setelah dekat. Pak Alex menoleh dan menghentikan langkahnya. “Lovy?” Pak Alex melempar senyum padaku.“Hehe, iya, … belanja ya, Pak?”“Iya." Pak Alex menatapku kemudian berpindah melihat Bara yang berdiri di sampingku agak ke belakang. Segera menyadari lalu aku mengenalkan mereka.“Ah, ya kenalin ni Pak, Bara, pacar saya.” Tanganku mencolek lengan Bara. “Bara, ni Pak Alex. Pak Alex, ni Bara.” dengan tersenyum tanganku menunjuk silang dua lelaki tampan yang bersamaku. Pak Alex dan Bara saling melempar senyum tipis, kemudian keduanya berjabat tangan.Hufft, aku membuang nafas lewat mulutku. Kok jadi gerah ya, berada di antara dua cogan. Mendadak aku meras