Kira-kira apa yang Ernest lakukan di kantor Marcus ya?
Satu jam sebelumnya di sebuah restoran yang tak jauh dari gedung AW Organizer, Ernest dan Rosy tengah menikmati makan siang berdua.Gadis itu mengenakan dress putih selutut dengan blazer lengan panjang berwarna cream sebagai atasannya. Rambut brunette-nya dibiarkan tergerai membuat Rosy terlihat begitu cantik dan elegan. Tatapan Ernest tak pernah lepas dari gadis itu, ia benar-benar merasa tersihir oleh setiap penampilan Rosy ketika bertemu dengannya.“Aku akan menemui Marcus siang ini untuk mengakui hubunganku dengan Lisa/”“Uhuk-uhuk!” Rosy tersedak potongan daging steak setelah mendengar ucapan Ernest tadi. Ia buru-buru mengambil gelas berisi air mineral yang diberikan Ernest dan meminumnya untuk melegakan tenggorokannya.“Kenapa kau terkejut begitu?” Tanya Ernest dengan kening berkerut bingung.Rosy menatap pria di depannya dengan ekspresi horor seolah baru saja mendengarkan hal yang mengerikan dan bertanya dengan sedikit tergagap. “K-Kau serius?” tanyanya.“Aku sangat serius,” ja
“Izinkan aku memberitahumu ini, kau terlihat begitu menyedihkan, bung. Tidak seharusnya kau membiarkan istrimu memperlakukanmu dengan semena-mena seperti ini, bukankah kau suaminya? Seharusnya dia lebih menghormatimu.”“Aku tahu,” jawab Marcus menghindari tatapan Ernest, ia menggoyangkan gelasnya memperhatikan bagaiamana cairan berwarna merah keunguan itu bergerak di dalamnya. “Aku hanya sedang menghukum diriku sendiri karena sudah mengkhianatinya. Istri manapun pasti akan terluka dengan penghianatan suaminya bukan? Mungkin dengan membiarkannya memperlakukanku sesuka hatinya, itu mampu membuat lukanya sedikit terobati.”Kedua alis Ernest saling bertaut dengan ekspresi tidak senang di wajah pria itu. Ia tidak setuju dengan pernyataan Marcus mengingat ia sangat mengenal bagaimana sosok Lisa yang sebenarnya di belakang pria itu.“Tch. Kau terlalu bodoh, Marcus. Sungguh.”Marcus menatap Ernest dengan sedikit kesal lalu kembali bertanya, “apa kau datang kemari hanya untuk menceramahiku?”“
Setelah berhasil kabur dari Marcus, Ernest langsung melajukan mobilnya menuju rumah Rosy. Ia beberapa kali menekan bel apartemen gadis itu agar segera dibuka. Tubuhnya gemetaran akibat rasa sakit dari setiap pukulan Marcus. Ia benar-benar yakin Marcus pasti akan terus memukulinya hingga sekarat jika Ernest tetap berada di ruangan itu.Membayangkannya saja sudah membuat Ernest merinding kedinginan. Dan ia merasa bersyukur bisa kabur di saat Marcus lengah.Ernest mengangkat kepalanya menatap Rosy yang langsung membuka pintu tak lama setelah ia menekan bel sebanyak tiga kali.“Astaga!! Ernest?!” Rosy berseru kaget begitu melihat kondisi Ernest yang mengerikan. Ia dengan sigap menahan tubuh Ernest yang terhuyung hampir tumbang karena tidak sanggup menahan tubuhnya untuk berdiri lebih lama lagi.“Apa Marcus yang melakukan ini padamu? Dia benar-benar sudah gila,” gerutu Rosy dengan cemas sembari membantu Ernest berjalan menuju sofa untuk berbaring.Ernest hanya meringis menahan sakit sembar
Marcus termenung di dalam sebuah mobil memandangi gedung apartemen Anna di depannya dengan tatapan lirih. Dadanya terasa sesak begitu mengingat semua hal yang telah terjadi selama beberapa bulan ini. Dimulai dari pertemuan pertamanya dengan seorang Anna Walkins, terjadinya hubungan terlarang mereka, Lisa yang melabrak Anna, dan yang terakhir adalah perselingkuhan Lisa dan Ernest. Ia tidak tahu sejak kapan hubungannya dan Lisa berjalan di jalan yang salah hingga membuat gadis itu tega mengkhianatinya seperti ini. Marcus hanya berjalan di jalan yang menurutnya benar, bahkan ia dengan tulus mencintai gadis itu selama ini. Mungkin, karena ia terlalu mencintainya, cinta itu malah membuat gadis itu memanfaatkannya hingga membuat Marcus jatuh. Tapi anehnya, ia tidak merasa begitu terpuruk. Ia merasa lega, meskipun ia dan Lisa akhirnya berpisah dan mengakhiri pernikahan mereka yang baru seumur jagung. Mereka sudah resmi bercerai. Dan butuh waktu dua bulan lebih
“Lalu kenapa kau menemuiku?” tanya Anna balik mencoba mengalihkan pembicaraan.Marcus terdiam sejenak, ia tidak langsung menjawab pertanyaan Anna karena terlalu banyak alasan yang ingin ia sampaikan pada gadis itu.“Sebaiknya kita bicarakan itu nanti, untuk saat ini kita periksa dulu keadaanmu.” Ujar Marcus sembari memasukkan mobilnya ke halaman rumah sakit.Anna hanya diam tidak menjawab Marcus, namun dalam diamnya ia merasa setuju. Ia tidak yakin mampu berbicara dengan tenang jika mereka langsung membahas segalanya saat ini. Ia juga telah membuat janji dengan dokter yang tidak bisa sembarangan ia mundurkan waktunya.Entah sejak kapan mobil itu berhenti dengan Marcus yang langsung turun dan membukakan pintu mobil untuk Anna. Ia membantu gadis itu turun dengan memegang tangannya.Mengabaikan sensasi aneh yang terasa begitu kulit mereka saling bersentuhan karena Marcus sangat merindukan sentuhan gadis itu. Ia hanya bisa menahan diri sekuat tenaga untuk tidak menarik gadis itu ke dekap
Satu jam pun berlalu sejak Marcus membawa Anna untuk mengunjungi sebuah cafe guna membicarakan perihal apa yang telah terjadi selama mereka berpisah. Namun, selama itu pula tak satupun dari mereka berani membuka suara duluan hingga akhirnya Anna mulai merasa terganggu dan tidak nyaman.“Jika tidak ada yang ingin kau katakan, maka aku akan kembali sekarang,” Anna beranjak berdiri sembari mengambil tasnya hendak pergi, melihat itu dengan sigap Marcus menahan tangannya dan memintanya untuk duduk kembali.“Aku akan mengatakannya, jadi duduklah dulu,” bujuk Marcus dengan ekspresi memelas.Anna menghela napas berat dan kembali duduk, ia menatap Marcus dengan tangan bersedekap menunggu pria itu berbicara.“Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku telah resmi bercerai dengan Lisa sebulan yang lalu. Semua itu bermula dari Ernest yang mendatangiku sekitar tiga bulan lalu dan memberitahuku semuanya, mengenai perselingkuhannya dengan Lisa selama ini. Dengan semua bukti-bukti perselingkuhan Lisa akh
“ASTAGA MARCUS! APA KAU BODOH?!” Anna mengerang frustasi melihat ekspresi bodoh Marcus ketika menyebutkan nominal angka uang yang sangat banyak.Bahkan pernikahan Marcus dan Lisa kemarin saja tidak lebih dari $800.000 !!“Ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan berbicara pada Rosy tentang hal ini dan memintanya untuk mengembalikannya padamu!”“Anna, percayalah. Itu bukan nominal yang berat untukku. Menurutku itu setara dengan kesempatanku untuk bisa bertemu denganmu. Itu bahkan momen yang tidak bisa kubeli dengan uang sekalipun.”Anna menatap Marcus seolah pria itu adalah orang gila. Ia tidak percaya bahwa uang satu juta dollar adalah nominal yang kecil bagi Marcus.“Tidak! Aku tetap akan menegur Rosy dengan atau tanpa izinmu sekalipun. Sekali lagi kuingatkan, aku bukan barang yang bisa diperjual belikan. Bahkan aku akan tetap menemuimu jika kau menunjukkan ketulusan dan keseriusanmu, Marcus.”Marcus tertegun di tempatnya memandangi Anna terkejut. Ia tidak menduga bahwa Anna akan bersedia
“Kau sudah kembali?” Suara Rosy dari ruang tengah membuat Anna menghentikan langkahnya dan menatap gadis itu dengan ekspresi penuh arti, membuat Rosy sedikit khawatir karena Anna menatapnya seperti itu.“K-kenapa kau menatapku begitu?” tanya Rosy sedikit gugup."Apakah kau benar-benar bertanya karena kau tidak tahu apa yang kau lakukan salah, atau kau hanya berpura-pura tidak tahu?"Pertanyaan Anna sukses membuat Rosy menelan saliva dengan gugup dan mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan Anna yang kini sudah berdiri di dekatnya.Gadis itu dengan cepat tersenyum lebar dan berdiri untuk memeluk Anna dengan manja sebelum berkata, “Apakah kau marah? Jangan membenciku karena tidak memberitahumu sebelumnya, aku melakukannya karena benar-benar peduli dan mengkhawatirkanmu."“Setidaknya kau harus memberitahuku dulu jika kau benar-benar memikirkan perasaanku,” jawab Anna sembari menghela napas berat. Ia pun melepaskan pelukan Rosy dan duduk di sofa tempat Rosy duduk tadi.Melihat k