Share

01. Menolak Berpisah

Tangisan Rhea mulai reda setelah ditenangkan oleh Rayn -adiknya- dan Isabell. Dua manusia yang paling memahami Rhea itu datang usai Danial pinta. Setelah keduanya datang, Danial pergi entah ke mana.

"Kakak nggak mau cerai, Rayn." lirihan Rhea yang terdengar begitu menyedihkan membuat perasaan Rayn ikut hancur.

"Kakak tidak bisa memaksakan perasaan Mas Danial." ujar Rayn masih terus menenangkan Rhea. Sejujurnya, Rayn juga kesal dengan Danial karena pria itu mengingkari janjinya untuk menjaga sang kakak. Nyatanya, Danial malah membuat Rhea tenggelam dalam keterpurukan.

"Tapi, Rayn, kakak yakin Mas Danial masih cinta sama kakak!"

Rayn menggeleng, menyadarkan Rhea dari harapan semu yang wanita itu buat sendiri.

"Lebih baik bercerai saja, Kak. Aku tau setelah kakak melakukan operasi pengangkatan rahim, keluarga Mas Danial sudah nggak memperlakukan kakak seperti dulu lagi, kan?"

Rhea menggeleng, mengelak kebenaran yang Rayn ketahui. Rhea mengerti kalau keluarga Danial kecewa padanya, itu wajar. Rhea juga tau kalau itu adalah konsekuensi yang harus ia terima karena tidak bisa memberikan keturunan untuk Danial.

Sayangnya, Rhea tidak menyangka kalau keluarga Danial malah tidak bisa menerima kekurangannya itu. Mereka bahkan membuang Rhea seakan ia tidak berguna lagi.

"Aku setuju sama Rayn, buat apa mempertahankan rumah tangga kalian! Sekarang kamu tau kan percuma memahami kekecewaan mereka kalau mereka tidak pernah memahami kondisi kamu sama sekali!" timpal Isabell menggebu-gebu. Sebagai teman curhat Rhea, Isabell ikut geram dengan perlakuan keluarga Danial ke Rhea selama ini.

"Aku masih cinta sama Mas Danial."

Terdengar menggelikan. Namun, satu-satunya yang memberatkan keputusan Rhea untuk berpisah adalah ketakutan wanita itu jika hidupnya harus berjalan tanpa Danial. Hanya Danial dan Rayn yang Rhea miliki di dunia yang kejam ini. Rhea masih amat mencintai suaminya, tidak menyurut sedikitpun perasaannya ke Danial meski berkali-kali hatinya diterpa luka.

"Harusnya aku tidak melakukan operasi waktu itu."

Rayn menggeleng tak setuju, tangannya beralih ke telapak tangan Rhea yang dingin dan berkeringat. "Tidak ada yang perlu disesali, Kak. Keputusan kakak saat itu sudah benar, yang terjadi sekarang pun bukan kesalahan kakak. Mas Danial yang memilih berpisah, dan bukan penyakit kakak penyebabnya."

* * *

Langkah ringan Danial berpijak di lantai bar. Alunan merdu musik jazz menyambut kehadiran pria yang tampak frustasi itu.

Danial mengambil tempat duduk di depan bartender, ia memesan minuman dengan kadar alkohol yang tinggi. Malam ini Danial ingin kewarasannya hilang agar dapat melupakan masalah yang sedang dilaluinya. Sisa pertengkarannya dengan Rhea menambah benang kusut di kepala Danial.

"Enjoy your drink, Sir." ujar bartender tampan itu seraya meletakan gelas wine ke hadapan Danial.

Sebagai respon, Danial mengangkat sebelah alisnya kemudian menyesapnya sesaat.

"Bos!" tepukan tangan seseorang dipundak Danial kontan membuatnya menoleh. Pria itu mendengus usai mengetahui siapa pelaku yang memanggilnya dengan sebutan 'Bos' itu.

Cleo, -pelakunya, menunjukan gigi sebelum memilih untuk menduduki diri di sebelah Danial. Selain bawahan Danial di kantor, Cleo juga sahabat Danial sejak masa kuliah.

"Lagi ada masalah?" tanya Cleo. Sebagai pemilik Bar yang sedang Danial singgahi, Cleo tau kalau Danial hanya datang disaat pria itu memiliki masalah saja.

Danial menggeleng sambil memainkan gelas winenya. "Cleo." panggil Danial.

Cleo memasukan rokok ke dalam bibirnya, lalu menyalakan ujung batang nikotin itu. "Apa?" jawabnya sambil mengeluarkan asap dari dalam hidungnya.

"Aku menceraikan Rhea."

Cleo terkekeh. Belum habis satu gelas wine, tapi Danial sudah mabuk.

"Aku lebih percaya jika kau mengatakan Aktaraja Holding mengalami kebangkrutan." sarkas Cleo tidak mempercayai ucapan Danial.

Aktaraja Holding adalah perusahaan besar milik keluarga Danial, perusahaan itu bahkan masuk ke dalam daftar 10 perusahaan berpengaruh di negeri ini berdasarkan kapitalisasi pasar. Kalau kebangkrutan Aktaraja holding saja sebuah kemustahilan, bagaimana dengan perceraian Danial dan Rhea? Itu sangat di luar nalar Cleo.

"Aku serius." tekan Danial, tatapannya menghunus kuat manik legam milik Cleo.

"Danial, kau..." Wajah Cleo menegang, kalimatnya yang menggantung membuat Danial mengangguk, ia kira Cleo sudah memahami maksudnya. "....Apa kau sudah mabuk?" lanjut Cleo membuat Danial menggeram kesal.

Satu sisi tubuh Danial terkepal. Memang Si bodoh Cleo tidak bisa diajak berbicara hal serius.

"Aku serius, Cleo! Aku menceraikan Rhea!" ujar Danial dengan nada suara yang meninggi. Memberi penekanan ke Cleo kalau apa yang ia katakan adalah sebuah kesungguhan.

Cleo mengerjapkan matanya beberapa kali, wajahnya ngeblank seperti orang bodoh. Ucapan Danial sulit untuk dicerna oleh Cleo secara rasional.

"Kau serius?" tanya Cleo satu kali lagi, lengkap dengan raut seriusnya.

Danial mengangguk penuh yakin.

Perlahan Cleo memalingkan wajahnya, ia menyesap wine milik Danial lalu menatap Danial kembali.

"Apa aku harus memberimu ucapan selamat?" tanyanya. Sebuah hantaman keras dari tangan Danial langsung mendarat di kepala pria itu.

Cleo meringis, "Sakit, bodoh!"

"Kau yang bodoh!" balas Danial lebih galak. Cleo merengut ketakutan sebelum kembali menyesap minuman Danial hingga tandas.

"Apa aku ketinggalan sesuatu? kau memiliki masalah dengan Rhea akhir-akhir ini?" sesi tanya-jawab dibuka. Selama lima tahun Danial menjalani bahtera rumah tangga dengan Rhea, bisa dikatakan kalau Cleo adalah dinding rumah mereka yang selalu tau seperti apa keadaan di dalam rumah itu. Sayangnya, kasus sebesar ini ia mendadak tuli dan tidak tau apa-apa.

Pertanyaan Cleo membuat Danial menundukan pandangannya, "Masalahnya bukan ada di aku atau pun Rhea." jawabnya menggantungkan kalimat.

"Apa ini karena orang tua mu?" sambung Cleo menebak. Sudah Cleo katakan kalau ia adalah dinding rumah Danial dan Rhea. Sudah lama Cleo tau masalah keluarga Danial yang tidak terima jika Rhea tidak bisa memiliki anak lagi. Itu semua karena Danial yang menceritakannya.

Wajah sesal Danial tampakan, "Namun ini tetap salahku karena tidak bisa mempertahankan Rhea untuk tetap di sisiku." penyesalan terdengar kental dari suaranya.

"Jelas salahmu! masa tuamu nanti akan kau habiskan bersama istrimu, bukan dengan orang tuamu! kenapa kau malah mendengarkan mereka dari pada memilih istrimu sendiri?!" Cleo terdengar marah. Cleo cukup dekat dengan Rhea, wanita itu memiliki hati yang baik sesuai dengan indah wajahnya. Maka dari itu Cleo sangat menyayangkan keputusan Danial yang menyia-yiakan wanita seperti Rhea.

"Aku tidak punya pilihan, Cleo! Keluargaku terus menekan Rhea dan menempatkannya di perasaan bersalah karena tidak bisa memberikanku keturunan. Bibi dan sepupuku bahkan membicarakannya secara terang-terangan di depan Rhea. Aku hanya tidak ingin melihat Rhea terus merasa tersiksa."

Cleo membuang napas panjang. Sekarang ia mengerti kenapa Danial memilih jalan keluar seperti itu.

"Tapi, penyakit itu bukan salah Rhea. Kenapa semua keluargamu sangat menyebalkan, Danial?!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status