Share

59. Kalut

Tatapan Weni menerawang jauh ke atas, ia kini tengah menatap langit-langit kamarnya. Rasa sesak yang terus saja dirasakannya hari ini tak kunjung hilang.

Terlebih saat tadi ia beberapa kali mengajak Rena pulang tapi terus di tolak, ia akan pulang saat Ayahnya pulang. Hal itu membuatnya mendapat cacian dari keluarga Haris.

Weni bahkan bisa mendengar bisik-bisik tetangganya yang mengatakan bahwa dirinya tak becus merawat satu anak saja. Entah bagaimana sang tetangga tahu, tapi yang pasti Weni kembali di hakimi.

Hanya satu kesalahan, membuatnya terlihat jelek Dimata siapa pun. Hanya goresan kecil, tapi seakan itu adalah goresan yang besar.

“Kenapa semua jadi seperti ini?” gumam Weni yang terus saja tak mendapatkan jawaban apa pun atas pertanyaannya.

Ia mencoba menutup matanya, berharap semua bisa lebih tenang. Berharap perasaan dan pikirannya kembali berjalan dengan baik.

Seharian ia tak makan, bahkan tak merasakan lapar. Namun tenaganya terus terkuras dengan kegiatan rumah tanggany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status