Share

Part 4

Author POV

Alex dan Elica saling melempar tatapan tajam. Untuk beberapa saat mereka belum ada yang mau memulai berbicara. Elica sebenarnya sudah lelah jika dia harus meladeni ucapan pria gila didepan nya ini. Begitupun dengan Alex, dia ingin mendengar sebuah alasan yang akan keluar dari mulut manis Elica.

"Apa yang kau lakukan di kamar ku, Mr Dawson" tanya Elica acuh dan berjalan menuju meja rias. Alex belum menjawab pertanyaan Elica, dia masih menatap Elica lewat cermin dengan tajam. Tapi Elica mencoba untuk menghiraukan nya.

"Aku menunggumu 2 jam di kampus mu, bukan kah kau sendiri yang bilang kau paling benci dengan menunggu. Kemana kau tadi pergi?" ucapan Alex dingin.

"Aku ada kegiatan tambahan tadi, dan aku lupa memberi tahu mu karena ponsel ku mati"

"Apa yang kau maksud kegiatan tambahan dengan seorang pria dan pergi kesebuah Mall begitu?"

"Mengikuti ku rupanya, lalu kenapa kau bertanya" Alex yang mulai geram dengan jawaban Elica, akhirnya beranjak dari duduknya nya dan berjalan ke arah Elicaca yang sedang mengoleskan krim tidur di wajah nya. Alex langsung membalikkan tubuh Elica menghadap nya dan menarik pinggang Elica.

Elica yang terkejut hanya diam, begitu alex tiba-tiba memeluk nya. Alex memposisikan wajah nya di celekuk leher Elica. Nafasnya memburu seolah sedang menahan amarahnya. Elica masih diam. Begitupun saat tangan menyentuh pundak nya dan menuju ke tangan Elica. 

"Buang gelang ini sayang, aku tidak suka milikku memakai barang dari pria lain selain aku" ucap Alex sededuktif mungkin.

"Bagaimana jika aku tidak mau?" jawab Elica malah menantang alex

"Aku yang akan melepasnya dari tangan mu, beserta dengan baju yang kau pakai saat ini. Kau mau aku melakukan nya?" Kini Alex mulai menggesekkan hidung nya di hidung Elica. Dia sangat menyukai aroma dari gadis ini. Aroma vanila yang begitu manis. Ingin sekali setiap saat alex menyesap bibir itu tanpa henti.

Mendengar hal itu Elica hanya tersenyum menyeringai. Sepertinya tujuan nya menghancurkan hubungan Alex dan ibu nya akan berhasil. Buktinya saja sekarang Alex sudah mau bertekuk lutut kepadanya.

"Apa yang membuat mu menjadi sangat posesif kepada gadis 20 tahun ini, Mr Dawson? Bukan kah kau bilang sangat mencintai ibu ku. Hm?" tanya Elica dengan mengelus dada Alex dengan gerakan menggoda.

Alex yang menerima perlakuan tersebut langsung memejamkan mata nya menikmati sentuhan Elica. Yeah, dia sangat senang ketika gadis nya ini bersikap agresif untuk menggodanya.

"Well, kurasa aku mulai tertarik dengan mu nona, andaikan saja kita bertemu lebih awal, mungkin aku akan memilih mu menjadi pasangan hidup ku. Tapi sayang nya aku juga mencintai ibumu" jelas Alex yang tengah menatap Elica yang tatapan nya sudah dipenuhi nafsu.

Elica yang mendengar hal itu hanya tersenyum miris. 

Elica pun mulai mendorong dada Alex agar sedikit menjauh, Alex mendapati perlakuan Elica langsung mengangkat satu alis nya pertanda dia bingung dengan sikap Elica yang tiba-tiba berubah.

"Kenapa? Apa kau marah, sayang?"

"Aku hanya mengingatkan mu Mr. Dawson jika aku sangat membencimu. Jangan lupakan hal itu. Dan segeralah keluar aku sangat lelah"

Elica pun membalikkan kembali tubuh nya menghadap cermin untuk melakukan aktivitas nya kembali mengoleskan krim ke wajah nya yang tadi di ganggu Alex.

"Jangan mengacuhkan ku Elica, aku tidak suka. Dan lepaskan gelang ini"

Kini Alex memposisikan dirinya memeluk Elica dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak Elica. Dan terus menatap setiap gerakan Elica.

"Ini dari kekasih ku, dan aku menyukai gelang ini kenapa aku harus melepaskan nya?" Jawab Elica dengan nada yang dibuat polos yang malah membuat nya mendapat tatapan tajam Alex dari cermin.

Alex yang sudah geram akhirnya dia pun langsung melepas paksa gelang tersebut hingga gelang itu terputus. Elica sangat kaget dengan perlakuan Alex tersebut, dia sebenernya ingin memaki perlakuan Alex tapi dengan cepat Alex langsung mencium nya dengan cepat. Ciumannya sangat menyakitkan, terasa jika sekarang Alex sangat marah kepada nya.

Elica mencoba mendorong Alex dengan sekuat tenaga, namun usaha nya sia-sia. Kini Alex malah mencoba membuka piyama tidur nya. Namun segera ditampik oleh tangan Elica. Alex tidak menyerah dan akhirnya dia merobek piyama Elica dengan cepat.

Ciuman nya pun kini sudah menjalar ke leher Elica, Elica pun juga masih belum menyerah. Dia masih mencoba memberontak dengan memukul-mukul dada Alex.

"Berhenti brengsek" Alex tidak menghiraukan ucapan Elica. Dia malah makin gencar mencumbu elica. Bagi Alex semua tubuh Elica terasa manis di bibir nya.

Elica pun menyerah, dia tidak memberontak lagi. Dia membiarkan Alex menjamah tubuh nya. Alex pun juga merasa terkejut dengan diam nya Elica yang tiba-tiba. Tidak mendapat penolakan lagi, tapi Alex justru menghentikan aksinya tersebut. Dia menatap elica yang tertunduk. Dia berpikir, gadis yang selama ini keras kepala sedang menunduk dan dia juga melihat air mata Elica mulai terjatuh di pipi mulusnya.

Alex pun mengangkat dagu Elica, agar gadisnya itu menatapnya. Ya, dia sudah memantapkan hatinya dengan mengklaim Elica kini menjadi gadisnya.

"Maaf sayang, aku hilang kendali tadi. Jangan menangis oke?" ucap Alex dengan lembut seraya menghapus air mata Elica. Terlihat bibir Elica sedikit membengkak karena ulah nya tadi yang menyerang Elica tiba-tiba. Dia kira Elica akan mengikuti permainan nya ternyata gadis itu malah bersikap di luar dugaannya.

Alex pun dengan lembut menarik Elica ke dalam pelukannya. Lama mereka berpelukan akhirnya Alex pun menggendong Elica ala bridal menuju ranjang. Dia meletakan Elica dengan hati-hati. Lalu kembali memeluk gadis itu. Dia mengelus rambut Elica dengan sayang. Sesekali dia juga mencium kening elica. Hingga tanpa sadar elica pun sudah tertidur diperlukan nya, mungkin karena nyaman.

Lama Alex memperhatikan wajah cantik Elica. Bulu mata yang lentik, hidung nya yang mungil, dan bibir nya yang membuat candu nya untuk selalu mencium Elica. Dia berpikir, apa kah dia sekarang benar-benar sudah tertarik dengan gadis ini.

Akhirnya Alex beranjak dari ranjang Elica dan keluar dari kamar Elica. Rasa nya tenggorokan nya haus, lalu dia pun berjalan menuju dapur. Ini sudah pukul tengah malam, kondisi dapur sudah sepi tidak ada pelayan disana. Ketika Alex sedang meneguk minuman nya, tiba-tiba Hilda, ibunya Elica datang.

"Rupa nya kau disini, kenapa belum tidur Alex?" Ucap hilda penuh perhatian

"Aku haus sayang, jadi aku kesini" jawab Alex lalu kembali minum. 

"Aku tadi ke kamar mu, tapi kau tidak disana, lalu kau dari mana?" Seketika Alex langsung menghentikan minumnya lagi, dia nampak berpikir sejenak.

"Aku ada di ruang kerja, aku tertidur disana saat mengerjakan pekerjaan ku" jawaban Alex yang dibarengi dengan senyuman palsu berbohong. Padahal dia baru saja dari kamar Elica gadisnya yang sebentar lagi menjadi anak tirinya. Yang tadi jika ia sedikit saja hilang kendali maka dipastikan gadis itu sudah menjadi milik nya seutuhnya. Yah, karena Sekarang tujuan Alex adalah hal itu.

Alex pun meletakkan gelasnya di meja, lalu berjalan menghampiri hilda. Dengan satu tarikan dia menarik tangan Hilda agar dia mendekat kearahnya.

"Lalu kenapa kau juga belum tidur sayang, apa kau tidak bisa tidur karena kau teringat belum memberikan ku ciuman sebelum tidur?" ucap alex berbisik ke telinga hilda.

Hilda yang mendengar nya lalu tersenyum.

"Maafkan aku Alex, karena tadi aku sibuk jadi aku melupakan semua keperluan mu" Hilda mulai mengelus rahang alex Dengan pelan.

"Maka dari itu sebagai gantinya cium aku sayang" alex nilai menarik pinggang hilda untuk mendekat kearahnya. Dan hilda pun tidak menolak. Dia langsung mencium Alex dan dengan senang hati Alex langsung membalas ciuman wanita itu, yang sebentar lagi menjadi istrinya.

Namun dengan sialnya saat ditengah dia berciuman dengan Hilda, Alex justru membayangkan sedang berciuman dengan Elica. Otak nya benar-benar tidak beres sekarang.

Tanpa berlama-lama Alex pun malah melepaskan ciuman tersebut, yang membuat Hilda terkejut. Belum sempat hilda berbicara, Alex justru membuka mulutnya.

"Ini sudah malam, kau istirahat saja pasti kau sudah lelah sayang, dan terimakasih untuk yang tadi" ucap Alex sambil mengedipkan satu mata nya lalu mencium kening Hilda. Dan akhirnya hilda pun mengangguk setuju dan pergi meninggalkan Alex.

Alex pun memejamkan mata nya lalu mengusap wajah nya kacau. Semua ini gara-gara Elica. Membuat pikiran nya selalu tertuju ke gadis itu.

TBC

SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA. JANGAN LUPA LIKE, VOTE, DAN TINGGALKAN KOMENTAR YA. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status