Author POV
Alex dan Elica saling melempar tatapan tajam. Untuk beberapa saat mereka belum ada yang mau memulai berbicara. Elica sebenarnya sudah lelah jika dia harus meladeni ucapan pria gila didepan nya ini. Begitupun dengan Alex, dia ingin mendengar sebuah alasan yang akan keluar dari mulut manis Elica.
"Apa yang kau lakukan di kamar ku, Mr Dawson" tanya Elica acuh dan berjalan menuju meja rias. Alex belum menjawab pertanyaan Elica, dia masih menatap Elica lewat cermin dengan tajam. Tapi Elica mencoba untuk menghiraukan nya.
"Aku menunggumu 2 jam di kampus mu, bukan kah kau sendiri yang bilang kau paling benci dengan menunggu. Kemana kau tadi pergi?" ucapan Alex dingin.
"Aku ada kegiatan tambahan tadi, dan aku lupa memberi tahu mu karena ponsel ku mati"
"Apa yang kau maksud kegiatan tambahan dengan seorang pria dan pergi kesebuah Mall begitu?"
"Mengikuti ku rupanya, lalu kenapa kau bertanya" Alex yang mulai geram dengan jawaban Elica, akhirnya beranjak dari duduknya nya dan berjalan ke arah Elicaca yang sedang mengoleskan krim tidur di wajah nya. Alex langsung membalikkan tubuh Elica menghadap nya dan menarik pinggang Elica.
Elica yang terkejut hanya diam, begitu alex tiba-tiba memeluk nya. Alex memposisikan wajah nya di celekuk leher Elica. Nafasnya memburu seolah sedang menahan amarahnya. Elica masih diam. Begitupun saat tangan menyentuh pundak nya dan menuju ke tangan Elica.
"Buang gelang ini sayang, aku tidak suka milikku memakai barang dari pria lain selain aku" ucap Alex sededuktif mungkin.
"Bagaimana jika aku tidak mau?" jawab Elica malah menantang alex
"Aku yang akan melepasnya dari tangan mu, beserta dengan baju yang kau pakai saat ini. Kau mau aku melakukan nya?" Kini Alex mulai menggesekkan hidung nya di hidung Elica. Dia sangat menyukai aroma dari gadis ini. Aroma vanila yang begitu manis. Ingin sekali setiap saat alex menyesap bibir itu tanpa henti.
Mendengar hal itu Elica hanya tersenyum menyeringai. Sepertinya tujuan nya menghancurkan hubungan Alex dan ibu nya akan berhasil. Buktinya saja sekarang Alex sudah mau bertekuk lutut kepadanya.
"Apa yang membuat mu menjadi sangat posesif kepada gadis 20 tahun ini, Mr Dawson? Bukan kah kau bilang sangat mencintai ibu ku. Hm?" tanya Elica dengan mengelus dada Alex dengan gerakan menggoda.
Alex yang menerima perlakuan tersebut langsung memejamkan mata nya menikmati sentuhan Elica. Yeah, dia sangat senang ketika gadis nya ini bersikap agresif untuk menggodanya.
"Well, kurasa aku mulai tertarik dengan mu nona, andaikan saja kita bertemu lebih awal, mungkin aku akan memilih mu menjadi pasangan hidup ku. Tapi sayang nya aku juga mencintai ibumu" jelas Alex yang tengah menatap Elica yang tatapan nya sudah dipenuhi nafsu.
Elica yang mendengar hal itu hanya tersenyum miris.
Elica pun mulai mendorong dada Alex agar sedikit menjauh, Alex mendapati perlakuan Elica langsung mengangkat satu alis nya pertanda dia bingung dengan sikap Elica yang tiba-tiba berubah.
"Kenapa? Apa kau marah, sayang?"
"Aku hanya mengingatkan mu Mr. Dawson jika aku sangat membencimu. Jangan lupakan hal itu. Dan segeralah keluar aku sangat lelah"
Elica pun membalikkan kembali tubuh nya menghadap cermin untuk melakukan aktivitas nya kembali mengoleskan krim ke wajah nya yang tadi di ganggu Alex.
"Jangan mengacuhkan ku Elica, aku tidak suka. Dan lepaskan gelang ini"
Kini Alex memposisikan dirinya memeluk Elica dari belakang dan meletakkan dagunya di pundak Elica. Dan terus menatap setiap gerakan Elica.
"Ini dari kekasih ku, dan aku menyukai gelang ini kenapa aku harus melepaskan nya?" Jawab Elica dengan nada yang dibuat polos yang malah membuat nya mendapat tatapan tajam Alex dari cermin.
Alex yang sudah geram akhirnya dia pun langsung melepas paksa gelang tersebut hingga gelang itu terputus. Elica sangat kaget dengan perlakuan Alex tersebut, dia sebenernya ingin memaki perlakuan Alex tapi dengan cepat Alex langsung mencium nya dengan cepat. Ciumannya sangat menyakitkan, terasa jika sekarang Alex sangat marah kepada nya.
Elica mencoba mendorong Alex dengan sekuat tenaga, namun usaha nya sia-sia. Kini Alex malah mencoba membuka piyama tidur nya. Namun segera ditampik oleh tangan Elica. Alex tidak menyerah dan akhirnya dia merobek piyama Elica dengan cepat.
Ciuman nya pun kini sudah menjalar ke leher Elica, Elica pun juga masih belum menyerah. Dia masih mencoba memberontak dengan memukul-mukul dada Alex.
"Berhenti brengsek" Alex tidak menghiraukan ucapan Elica. Dia malah makin gencar mencumbu elica. Bagi Alex semua tubuh Elica terasa manis di bibir nya.
Elica pun menyerah, dia tidak memberontak lagi. Dia membiarkan Alex menjamah tubuh nya. Alex pun juga merasa terkejut dengan diam nya Elica yang tiba-tiba. Tidak mendapat penolakan lagi, tapi Alex justru menghentikan aksinya tersebut. Dia menatap elica yang tertunduk. Dia berpikir, gadis yang selama ini keras kepala sedang menunduk dan dia juga melihat air mata Elica mulai terjatuh di pipi mulusnya.
Alex pun mengangkat dagu Elica, agar gadisnya itu menatapnya. Ya, dia sudah memantapkan hatinya dengan mengklaim Elica kini menjadi gadisnya.
"Maaf sayang, aku hilang kendali tadi. Jangan menangis oke?" ucap Alex dengan lembut seraya menghapus air mata Elica. Terlihat bibir Elica sedikit membengkak karena ulah nya tadi yang menyerang Elica tiba-tiba. Dia kira Elica akan mengikuti permainan nya ternyata gadis itu malah bersikap di luar dugaannya.
Alex pun dengan lembut menarik Elica ke dalam pelukannya. Lama mereka berpelukan akhirnya Alex pun menggendong Elica ala bridal menuju ranjang. Dia meletakan Elica dengan hati-hati. Lalu kembali memeluk gadis itu. Dia mengelus rambut Elica dengan sayang. Sesekali dia juga mencium kening elica. Hingga tanpa sadar elica pun sudah tertidur diperlukan nya, mungkin karena nyaman.
Lama Alex memperhatikan wajah cantik Elica. Bulu mata yang lentik, hidung nya yang mungil, dan bibir nya yang membuat candu nya untuk selalu mencium Elica. Dia berpikir, apa kah dia sekarang benar-benar sudah tertarik dengan gadis ini.
Akhirnya Alex beranjak dari ranjang Elica dan keluar dari kamar Elica. Rasa nya tenggorokan nya haus, lalu dia pun berjalan menuju dapur. Ini sudah pukul tengah malam, kondisi dapur sudah sepi tidak ada pelayan disana. Ketika Alex sedang meneguk minuman nya, tiba-tiba Hilda, ibunya Elica datang.
"Rupa nya kau disini, kenapa belum tidur Alex?" Ucap hilda penuh perhatian
"Aku haus sayang, jadi aku kesini" jawab Alex lalu kembali minum.
"Aku tadi ke kamar mu, tapi kau tidak disana, lalu kau dari mana?" Seketika Alex langsung menghentikan minumnya lagi, dia nampak berpikir sejenak.
"Aku ada di ruang kerja, aku tertidur disana saat mengerjakan pekerjaan ku" jawaban Alex yang dibarengi dengan senyuman palsu berbohong. Padahal dia baru saja dari kamar Elica gadisnya yang sebentar lagi menjadi anak tirinya. Yang tadi jika ia sedikit saja hilang kendali maka dipastikan gadis itu sudah menjadi milik nya seutuhnya. Yah, karena Sekarang tujuan Alex adalah hal itu.
Alex pun meletakkan gelasnya di meja, lalu berjalan menghampiri hilda. Dengan satu tarikan dia menarik tangan Hilda agar dia mendekat kearahnya.
"Lalu kenapa kau juga belum tidur sayang, apa kau tidak bisa tidur karena kau teringat belum memberikan ku ciuman sebelum tidur?" ucap alex berbisik ke telinga hilda.
Hilda yang mendengar nya lalu tersenyum.
"Maafkan aku Alex, karena tadi aku sibuk jadi aku melupakan semua keperluan mu" Hilda mulai mengelus rahang alex Dengan pelan.
"Maka dari itu sebagai gantinya cium aku sayang" alex nilai menarik pinggang hilda untuk mendekat kearahnya. Dan hilda pun tidak menolak. Dia langsung mencium Alex dan dengan senang hati Alex langsung membalas ciuman wanita itu, yang sebentar lagi menjadi istrinya.
Namun dengan sialnya saat ditengah dia berciuman dengan Hilda, Alex justru membayangkan sedang berciuman dengan Elica. Otak nya benar-benar tidak beres sekarang.
Tanpa berlama-lama Alex pun malah melepaskan ciuman tersebut, yang membuat Hilda terkejut. Belum sempat hilda berbicara, Alex justru membuka mulutnya.
"Ini sudah malam, kau istirahat saja pasti kau sudah lelah sayang, dan terimakasih untuk yang tadi" ucap Alex sambil mengedipkan satu mata nya lalu mencium kening Hilda. Dan akhirnya hilda pun mengangguk setuju dan pergi meninggalkan Alex.
Alex pun memejamkan mata nya lalu mengusap wajah nya kacau. Semua ini gara-gara Elica. Membuat pikiran nya selalu tertuju ke gadis itu.
TBC
SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA. JANGAN LUPA LIKE, VOTE, DAN TINGGALKAN KOMENTAR YA.
Keesokan pagi nya, Alex dan Hilda sudah terlihat rapi dengan baju ala kantoran yang mereka pakai. Mereka berdua sedang sarapan. Terlihat Elica turun dari kamarnya dengan menuruni tangga. Dia berjalan ke arah meja makan yang memperlihatkan ibu nya dan Alex.Elica pun duduk dihadapan ibu nya. Sedangkan Alex berada di tengah."Pagi semua" sapa Elica dengan nada malasnya lalu duduk."Pagi sayang, kau mau sarapan apa? Roti atau sereal?" Tanya sang ibu dengan lembut.Dengan mengacuhkan ibunya, Elica tidak menjawab. Malah mengambil roti tawar yang dihadapan nya lalu memakannya langsung. Melihat sikap Elica, baik ibunya dan Alex kini tengah memandang kearah Elica."Kau ada kelas hari ini, sayang? Apa mau berangkat bersama Mommy?""Aku tidak masuk hari ini" jawab Elica Acuh."Aku akan ingin bertemu Daddy, mungkin aku akan menginap disana malam ini
vote dulu jangan lupa dan tinggalkan komentar setelah membaca Malam hari pukul 12 malam, Elica dan Alex terlihat pulang bersama. Jangan berfikir Mereka tidak melakukan hal di luar batas hingga pulang selarut ini. Hanya saja Alex meminta Elica untuk menemaninya makan malam juga. Elica berniat menolak, namun sial nya Alex mengancam nya dengan pernikahan bersama ibu nya. Elica pun hanya bisa menuruti kemauan Alex saat ini. Mereka berdua terlihat memasuki Mansion mewah Alex. Dan sepertinya semua orang sudah tertidur. "Kalian dari mana?" Tanya Hilda tiba-tiba yang membuat Alex dan Elica terkaget. "Sayang kau belum tidur?" Ucap Alex mendekati Hilda berniat mengalihkan pembicaraan. "Belum. Aku menunggu kalian, kenapa kalian bisa pulang bersama?" "Tadi aku bertemu Elica di luar. Dia sedang bersama temannya. Jadi aku mengajak nya untuk pulang bersama" Jelas Alex berbohong. "Benarkah itu Elic
Malam hari Elica dan ayah nya sedang menonton tv bersama. Elica memposisikan kepalanya di pangkuan sang ayah. hal yang sudah lama dia tidak lakukan, membuat nya merindukan kenangan bersama keluarga dulu sebelum semua kehancuran ini terjadi. sang ayah pun fokus ke layar tv sambil mengelus rambut halus Elica. Dia senang karena malam ini tidak merasa kesepian karena ada anak kesayangan nya yang menginap di rumah. "Daddy" "kenapa sayang?" "apa Daddy masih mencintai Mommy?" sejenak sang ayah tidak langsung menjawab pertanyaan Elica. "Daddy selalu mencintai kalian. entah itu Mommy mu ataupun kau Elica. Daddy rela melepaskan Mommy mu asalkan dia bahagia dengan kehidupan nya sekarang, begitu pun juga kau nak. Bagi Daddy kebahagiaan kalian lebih penting daripada diri Daddy sendiri" Elica pun terdiam mendengar ucapan ayah nya. Bagi Elica di dunia ini pria yang terbaik adalah ayah nya. tempat dia pulang, dan tempat dia mengadu semua nya.
Jangan lupa Like vote dan tinggalkan komentar setelah membaca....Hargai karya Author...Keesokan harinya Elica pergi ke apotek untuk membeli pil kontrasepsi. Dia sadar betul sudah dua kali dia tidur dengan Alex tanpa menggunakan alat kontrasepsi, dan Elica pun tidak ingin menanggung resiko jika kedepannya dia akan hamil anak pria Brengsek itu.Mengingat tadi pagi Elica hanya ditinggalkan begitu saja di kamar setelah Alex berhasil meniduri nya lagi. Sialan memang.Mobil Elica terlihat sudah sampai di Apotek. Dia pun turun dan bergegas masuk ke dalam."Elica"Panggil seorang wanita yang sontak membuat Elica menoleh. Sesaat Elica pun mengangkat sebelah alisnya setelah melihat wanita tersebut."Kak mia"Wanita itupun terlihat berjalan mendekat kearah Elica. Dia adalah Mia, anak dari bibi nya."Hai Elica, aku tidak menyangka bis
Vote dan Like dulu sebelum baca, dan tinggalkan komentar setelah membaca.Hargai karya Author yah...3 hari kemudian.Elica terlihat masih tiduran di ranjang nya, padahal hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Namun dia juga belum beranjak sedikit pun dari tempat tidur nya itu. Mengingat hari ini dia juga tidak masuk kuliah karena sedang tidak enak badan, tapi 15 menit yang lalu Leo tiba-tiba menelpon nya dan mengajak dia makan siang bersama dengan alasan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Elica.Jadi dengan terpaksa Elica pun harus bergegas untuk Bagun dari tidurnya itu.Bahkan Elica pun tadi pagi juga tidak ikut sarapan bersama, karena dia yang minta agar makanan nya di bawakan ke kamarnya. Tapi sepertinya ibu nya juga tidak menghiraukan hal itu, mungkin karena ibu nya juga sedang sibuk mengurus pernikahannya.30 menit berlalu, Elica sudah berbeda dari sebelumnya. Dia sudah rapi den
Budayakan vote dulu sebelum membaca ya beb...Dan tinggalkan komentar setelah membaca....Plaakkk....Elica terlihat sangat marah atas apa yang Alex ucapkan di menampar Alex hingga wajah Alex menoleh ke samping sangking keras nya tamparan tersebut. Tanpa Alex sadari ucapan nya itu sangat merendahkan diri Elica secara langsung."Bajingan kau Alex. Kau tidak pantas mengatakan hal itu padaku. Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau perbuat kepada ku? Kau sudah merusak ku dan juga hidup ku, BRENGSEK" teriak Elica di depan wajah Alex, tak hanya Elica. Alex pun juga terpancing emosi dengan teriakan Elica.Dengan cepat Alex langsung mendorong Elica sambil mencekik leher nya."Kau pikir kau siapa bisa berteriak di depan ku, hah. Kau harus nya sadar Elica, kau itu hanya jalang di mata ku. Padahal aku sudah menawarkan banyak hal menguntungkan pada mu. Tapi begini kah cara terimakasi
Follow IG : @akiokokoru_69Budayakan vote Like dan tinggalkan komentar setelah membaca.Meskipun baru pertamakali Elica bertemu dengan teman-teman Leo, namun mereka semua sudah akrab dengan kedatangan Elica. Hal yang Elica syukuri juga, semua pikiran negatif nya pada teman Leo tidak lah benar. Termasuk Disa, dia adalah wanita yang menyambut Elica dengan antusias. Wanita dengan rambut pendek itu selalu menemani Elica dengan obrolan dan celoteh nya yang tidak bisa diam."Kau tidak minum Elica?" Tanya Disa."Tidak. Aku akan menyetir untuk pulang nanti""Ah begitu, ku kira kau kesini dengan Leo tadi. Tapi tidak asyik jika kau belum minum, cobalah sedikit saja" Ujar Disa kemudian menyodorkan segelas kecil Vodka pada Elica."Dia tidak mau Disa, jangan memaksa nya" Leo yang mulai geram karena Disa menyuruh Elica minum, akhirnya merebut gelas tersebut dari tang
Follow IG : @akiokokoru_69Jangan lupa vote Like dan tinggalkan komentar setelah membacaSiang hari Leo sengaja pulang ke apartemen nya untuk membawakan Elica makan siang. Dia telah sampai di depan pintu kemudian menekan kode apartemen nya. Leo pun masuk dan mencari keberadaan Elica, namun beberapa saat dia telah berkeliling menyusuri ruang apartemen nya, diapun belum menemukan keberadaan Elica.Leo pun langsung merogoh saku nya dan mengambil ponsel milik. Dia menelpon Elica, namun ponsel nya juga tidak aktif. Dia pun makin bingung dan cemas akan keberadaan Elica sekarang. Leo kembali menelpon seseorang yang tak lain adalah penjaga yang ada di Club nya. Menanyakan apakah Elica telah mengambil mobilnya yang berada di Club nya atau tidak, namun dia mendapatkan jawaban jika mobil Elica masih terparkir disana.Karena dia tidak mendapatkan keberadaan Elica akhirnya Leo memutuskan untuk kembali ke kantor n