Share

Part 3

Pagi hari terasa hangat di dalam mansion Alexander Dawson. Terlihat 3 orang sedang sarapan dengan posisi diam. Yaitu Alex, hilda dan Elica.

Hilda merasa sekarang keluarga nya sudah lengkap, ada anak dan kekasih nya yang satu meja makan dengan nya. Membuat tersenyum tanpa menganggu sarapan orang yang ada di sana.

"Hari ini kamu berangkat kuliah nya mau diantar Mommy apa supir sayang?" Tanya hilda pada Elica yang sedang menyuapkan sarapan ke mulutnya.

"Aku naik bus saja Mom"

"Kenapa tidak mau sama supir sayang, nanti kamu terlambat sayang. lagi pula di bus itu panas. Berdesak-desakan" mendengar hal itu Elica langsung menghentikan sarapan nya.

"Bukan kah dari dulu aku selalu memakai bus, kenapa Mommy sekarang mempermasalahkan nya? Apa Mommy pikir sekarang sudah jadi orang kaya? Ingat mom, ini semua milik orang lain bukan harta kita. Jangan berbangga diri" jawab Elica datar

"Tutup mulut mu Elica. Dari kemarin kau selalu berbicara tidak sopan" Hilda mulai tersulut oleh perkataan nya sendiri. Berbeda dengan Alex yang enggan ikut campur dengan pertikaian kecil antara ibu dan anak itu.

"Mom sendiri yang mulai"

"Baiklah. Bagaimana jika Elica berangkat dengan ku saja. Kamu mau kan Elica" kini Alex mulai angkat berbicara menengahi.

Mendengar hal itu Elica langsung menatap Alex tajam. Seolah-olah dia tidak suka tapi dia berpikir ulang. Ini adalah momen tepat untuk menjalan kan tujuan nya. Mau tidak mau di harus menyamping kan ego nya dahulu.

"Oke aku mau, pasti menyenangkan berangkat kekampus diantar oleh calon ayah tiri ku ini"

Ucap elica sarkas.

"Baiklah ayo kita berangkat sekarang nanti kau terlambat. Honey, aku berangkat dulu dan aku yang akan mengantarkan Elica ke kampus nya" ucap alex ke hilda, hilda pun mengangguk mengiyakan. Alex pun mendekat ke arah Hilda dan mengecup keningnya. 

Melihat hal memuakkan itu, Elica langsung memutar bola mata nya dan meninggalkan pasangan kekasih yang menjijikan itu. Dan keluar menuju mobil Alex.

Alex POV

Kini aku kan Elica tengah berada di dalam mobil menuju ke kampus nya, dia hanya diam menatap ke arah luar jendela. Kadang aku heran dengan sikap gadis ini. Kadang membuat kesal tapi jika diam begini sangat menggemaskan. Aku mencuri-curi pandang kepadanya. Lalu ku beranikan diri menggenggam tangan nya, dia tampak terkejut tapi tidak menolak. Aku lirik ke arah nya dia masih diam.

"Apa kamu masih marah soal Mommy mu tadi?" Tanyaku memecahkan keheningan.

"Jangan membahas nya lagi fokuslah menyetir" jawabnya datar.

"Kau ingin mobil apa, bukan kah tadi malam kau minta mobil, hm?"

Dia masih diam dan nampak berpikir.

"Lupakan, ku kira aku salah menilai mu. Kau tidak sekaya yang ku pikirkan. Ingin memberiku mobil saja seperti nya kau harus berfikir semalaman." 

Sungguh mulut gadis ini ternyata sangat tajam. Aku menggertak kan rahang ku. Aku yang tersulut emosi karena tersinggung perkataan nya yang secara tidak langsung mengatakan aku ini miskin. 

Aku menepikan mobil ku di samping jalan dan menghentikan nya. Dia menatapku tampak bingung. Ku longgarkan Dasi ku yang terasa mencekik leherku. Ku tatap dia tajam. Tapi rupanya dia malah bersikap biasa saja. Dia mentapku dengan mengerutkan alisnya.

"Kau pikir aku tidak mampu membeli kan mu sebuah mobil? Bahkan jika aku mau, aku bisa membeli harga diri mu itu, Elica" kutarik dagunya. Dia tampak terkejut. Tapi tiba-tiba mataku terfokus pada bibir nya yang ranum itu. 

Tanpa berpikir panjang aku langsung melumat bibir ranum itu. Yeah. Rasanya sangat manis dan memabukkan. Ku lihat Elica mengerjapkan mata nya berkali-kali karena terkejut. Tapi dia belum membalas ciumanku. Akhirnya aku mengigit bibir bawah nya, dan betul saja dia langsung memekik. Tak ku sia-siakan kesempatan itu untuk menerobos masuk ke mulut nya. 

Alex End.

Author POV.

Elica berusaha mendorong dada Alex namun Alex malah mencengkeram rahang nya kuat. Sungguh, Elica sudah kehabisan oksigen di paru-paru nya. Akhir nya dia pun mencoba mengigit bibir alex kuat dan alex pun langsung melepas kan ciuman nya itu.

Nafas kedua nya sama-sama terengah-engah. Elica memejamkan mata nya sambil mengatur nafas nya. Dan Alex malah menatap tajam Elica. Tatap yang mengartikan bahwa diri nya sudah di selimuti nafsu.

"Aku tidak keberatan jika hari ini tidak masuk kerja, kita bisa ke hotel untuk melanjutkan aktivitas kita, sayang" ucap Alex berbisik sambil membenarkan rambut Elica ke belakang telinga.

Elica yang mendengar itu langsung membuka mata dan menatap tak percaya pada Alex.

"Jadi, sekarang kau mau bermain api dibelakang ibu ku, denganku?" Tanya Elica pelan.

"Bukan kah itu tujuan mu, sayang. Aku tidak keberatan asal bisa bercinta dengan mu. Bagaimana?"

Sekarang Alex justu merayu elica. Tatapan nya tidak bisa luput dari bibir elica. 

"Jemput aku nanti sore, aku tidak mau menunggu lama. Dan aku akan memberikan jawaban untuk mu Mr.Dawson" ucap Elica dibuat menggoda dengan mengelus rahang Alex. Alex yang sudah dipenuhi nafsu hanya bisa memejamkan matanya menikmati sentuhan Elica.

"Sekarang antar aku ke kampus, karena aku sudah muak satu mobil dengan mu. Dan jangan lupa mobil nya. Karena kau sudah mencuri 2 ciuman dari ku" mendengar hal itu Alex hanya tertawa. Jawaban elica sangat tidak terduga. Sama seperti orangnya.

"Baiklah sayang" Alex hanya menurut dan sembari mengacak-acak rambut elica. Dia pun melanjutkan laju mobil nya dijalan.

Meraka berdua pun tiba di kampus Elica. Elica pun melepaskan sabuk pengaman dan bersiap untuk turun. Belum sempat ia keluar dari mobil, Alex menahan lengan nya.

"Jangan dekati pria asing saat di kampus" Elica yang mendengar nya mengernyitkan dahi nya

"Kenapa sekarang kau mengatur ku Mr. Dawson"

"Karena aku tidak ingin milikku di sentuh pria lain. Sekarang aku mengklaim dirimu menjadi milikku, mengerti" ucap alex dengan wajah yang serius.

"Dasar pria gila, singkirkan tangan mu" Elica pun menepis tangan Alex dan keluar dari mobil tersebut. Dan berjalan menjauh dari pandangan Alex.

Saat Elica tengah berjalan di halaman kampus tiba-tiba pundak nya di tepuk oleh seseorang. Dan Elica pun berbalik menghadap orang tersebut.

"Pagi Elica, kamu sudah mulai berangkat ke kampus rupanya" tanya si pria dengan mata coklat nya yang indah. Dia adalah Devan. Pria yang sejak lama menyukai Elica.

"Oh kau rupanya Devan. Iya kemarin aku absen karena ada urusan keluarga" jawab Elica disertai senyuman. Dan Devan pun mengangguk mengerti.

"Kau sudah sarapan Elica?"

"Sudah tadi dirumah" mengucapkan rumah, tiba-tiba dia kembali teringat dengan Alex si pria sialan itu.

"Baiklah ayo kita masuk bersama ke ruang kelas" Elica pun hanya mengangguk setuju.

Devan selalu duduk disampingnya Elica, namun Elica tidak pernah keberadaan dengan hal tersebut. Karena Devan pria yang baik dan selalu perhatian kepadanya nya.

Dulu Devan pernah menyatakan perasaannya kepada Elica. Namun Elica menolak dengan alasan lebih nyaman menjadi teman seperti saat ini. Tapi devan tidak pernah marah dengan keputusan Elica. Dia selalu sabar menunggu dan dia yakin suatu saat Elica akan membuka hati untuk nya.

"Elica apa sore ini kamu sibuk"

"Tidak, memangnya kenapa Devan?"

"Lusa adik ku ulang tahun, aku bingung membeli hadiah apa, apa kamu bisa membantu ku mencari hadiah?" Elica nampak berfikir, dia tidak mungkin menolak membantu Devan.

"Baiklah" jawab Elica sambil tersenyum

" Terimakasih Elica" devan sangat senang. Padahal membeli hadiah adalah alasan nya saja. Sebenar dia ingin mengajak Elica jalan-jalan. Tapi jika dia berkata jujur Elica pasti menolak nya.

Hari pun mulai sore, Elica dan Devan akhir nya pergi bersama ke sebuah pusat perbelanjaan. Mereka berdua memilih hadiah apa yang cocok untuk untuk adik perempuan Devan. 

Akhirnya mereka membeli sebuah gelang yang sangat cantik. Gelang itu dipilih langsung oleh Elica. Namun yang membuat Elica terkejut, gelang itu justru Devan berikan untuk Elica. Devan beralasan pilihan yang dipilih elica berarti Elica menyukai nya. Dan untuk adiknya sendiri adalah gelang yang Devan pilih sendiri.

Elica yang awal nya menolak akhirnya menerima gelang tersebut, karena Devan bilang itu sebagai ucapan terimakasihnya karena sudah mengantarkan nya membeli hadiah. Elica pun terlihat senang. Setelah membeli hadiah mereka pun bersiap pulang. 

Tadi nya devan mau mengajak Elica makan malam tapi Elica menolak. Beralasan bahwa ibu nya akan khawatir karena hari sudah malam.

Dan sial nya, dia lupa bahwa sore tadi dia sudah memiliki janji dengan Alex untuk di jemput di kampus.

Devan pun mengantar elica hanya sampe halte, itu karena Elica yang meminta. Akan rumit jika devan tau Elica sekarang tinggal di mansion Alex yang super mewah.

Elica telah sampai di mansion Alex. Memasuki ruang tamu semua terlihat sepi. Apa semua nya sudah tidur. Padahal masih jam 9 malam. Diapun langsung masuk kekamar nya dan membersihkan diri . 

Sekitar 15 menit dia selesai mandi dia, Elica pun keluar kamar mandi. Dan betapa terkejutnya dia bahwa sekarang Alex sudah masuk ke kamar nya dan sedang bersandar di ranjang nya sambil menatap nya tajam dan tangan yang bersedekap. Tapi sungguh Alex tampak sangat tampan dengan baju tidur satin nya yang menampilkan dada nya yang bidang itu. Elica hanya menelan ludah nya sendiri.

"Kau tau, aku paling benci dengan orang yang melupakan janjinya. Kira-kira hukuman apa yang tepat untuk orang yang ingkar janji dan malah pergi dengan lelaki lain, sayang?" Ucap alex terdengar dingin. 

TBC

Aku usahain up nya tiap hari. Tapi mohin untuk Like, komentar dan follow ya guys🙏😁

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Alak Hita
menarik di ikuti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status