Pagi hari terasa hangat di dalam mansion Alexander Dawson. Terlihat 3 orang sedang sarapan dengan posisi diam. Yaitu Alex, hilda dan Elica.
Hilda merasa sekarang keluarga nya sudah lengkap, ada anak dan kekasih nya yang satu meja makan dengan nya. Membuat tersenyum tanpa menganggu sarapan orang yang ada di sana.
"Hari ini kamu berangkat kuliah nya mau diantar Mommy apa supir sayang?" Tanya hilda pada Elica yang sedang menyuapkan sarapan ke mulutnya.
"Aku naik bus saja Mom"
"Kenapa tidak mau sama supir sayang, nanti kamu terlambat sayang. lagi pula di bus itu panas. Berdesak-desakan" mendengar hal itu Elica langsung menghentikan sarapan nya.
"Bukan kah dari dulu aku selalu memakai bus, kenapa Mommy sekarang mempermasalahkan nya? Apa Mommy pikir sekarang sudah jadi orang kaya? Ingat mom, ini semua milik orang lain bukan harta kita. Jangan berbangga diri" jawab Elica datar
"Tutup mulut mu Elica. Dari kemarin kau selalu berbicara tidak sopan" Hilda mulai tersulut oleh perkataan nya sendiri. Berbeda dengan Alex yang enggan ikut campur dengan pertikaian kecil antara ibu dan anak itu.
"Mom sendiri yang mulai"
"Baiklah. Bagaimana jika Elica berangkat dengan ku saja. Kamu mau kan Elica" kini Alex mulai angkat berbicara menengahi.
Mendengar hal itu Elica langsung menatap Alex tajam. Seolah-olah dia tidak suka tapi dia berpikir ulang. Ini adalah momen tepat untuk menjalan kan tujuan nya. Mau tidak mau di harus menyamping kan ego nya dahulu.
"Oke aku mau, pasti menyenangkan berangkat kekampus diantar oleh calon ayah tiri ku ini"
Ucap elica sarkas.
"Baiklah ayo kita berangkat sekarang nanti kau terlambat. Honey, aku berangkat dulu dan aku yang akan mengantarkan Elica ke kampus nya" ucap alex ke hilda, hilda pun mengangguk mengiyakan. Alex pun mendekat ke arah Hilda dan mengecup keningnya.
Melihat hal memuakkan itu, Elica langsung memutar bola mata nya dan meninggalkan pasangan kekasih yang menjijikan itu. Dan keluar menuju mobil Alex.
Alex POV
Kini aku kan Elica tengah berada di dalam mobil menuju ke kampus nya, dia hanya diam menatap ke arah luar jendela. Kadang aku heran dengan sikap gadis ini. Kadang membuat kesal tapi jika diam begini sangat menggemaskan. Aku mencuri-curi pandang kepadanya. Lalu ku beranikan diri menggenggam tangan nya, dia tampak terkejut tapi tidak menolak. Aku lirik ke arah nya dia masih diam.
"Apa kamu masih marah soal Mommy mu tadi?" Tanyaku memecahkan keheningan.
"Jangan membahas nya lagi fokuslah menyetir" jawabnya datar.
"Kau ingin mobil apa, bukan kah tadi malam kau minta mobil, hm?"
Dia masih diam dan nampak berpikir.
"Lupakan, ku kira aku salah menilai mu. Kau tidak sekaya yang ku pikirkan. Ingin memberiku mobil saja seperti nya kau harus berfikir semalaman."
Sungguh mulut gadis ini ternyata sangat tajam. Aku menggertak kan rahang ku. Aku yang tersulut emosi karena tersinggung perkataan nya yang secara tidak langsung mengatakan aku ini miskin.
Aku menepikan mobil ku di samping jalan dan menghentikan nya. Dia menatapku tampak bingung. Ku longgarkan Dasi ku yang terasa mencekik leherku. Ku tatap dia tajam. Tapi rupanya dia malah bersikap biasa saja. Dia mentapku dengan mengerutkan alisnya.
"Kau pikir aku tidak mampu membeli kan mu sebuah mobil? Bahkan jika aku mau, aku bisa membeli harga diri mu itu, Elica" kutarik dagunya. Dia tampak terkejut. Tapi tiba-tiba mataku terfokus pada bibir nya yang ranum itu.
Tanpa berpikir panjang aku langsung melumat bibir ranum itu. Yeah. Rasanya sangat manis dan memabukkan. Ku lihat Elica mengerjapkan mata nya berkali-kali karena terkejut. Tapi dia belum membalas ciumanku. Akhirnya aku mengigit bibir bawah nya, dan betul saja dia langsung memekik. Tak ku sia-siakan kesempatan itu untuk menerobos masuk ke mulut nya.
Alex End.
Author POV.
Elica berusaha mendorong dada Alex namun Alex malah mencengkeram rahang nya kuat. Sungguh, Elica sudah kehabisan oksigen di paru-paru nya. Akhir nya dia pun mencoba mengigit bibir alex kuat dan alex pun langsung melepas kan ciuman nya itu.
Nafas kedua nya sama-sama terengah-engah. Elica memejamkan mata nya sambil mengatur nafas nya. Dan Alex malah menatap tajam Elica. Tatap yang mengartikan bahwa diri nya sudah di selimuti nafsu.
"Aku tidak keberatan jika hari ini tidak masuk kerja, kita bisa ke hotel untuk melanjutkan aktivitas kita, sayang" ucap Alex berbisik sambil membenarkan rambut Elica ke belakang telinga.
Elica yang mendengar itu langsung membuka mata dan menatap tak percaya pada Alex.
"Jadi, sekarang kau mau bermain api dibelakang ibu ku, denganku?" Tanya Elica pelan.
"Bukan kah itu tujuan mu, sayang. Aku tidak keberatan asal bisa bercinta dengan mu. Bagaimana?"
Sekarang Alex justu merayu elica. Tatapan nya tidak bisa luput dari bibir elica.
"Jemput aku nanti sore, aku tidak mau menunggu lama. Dan aku akan memberikan jawaban untuk mu Mr.Dawson" ucap Elica dibuat menggoda dengan mengelus rahang Alex. Alex yang sudah dipenuhi nafsu hanya bisa memejamkan matanya menikmati sentuhan Elica.
"Sekarang antar aku ke kampus, karena aku sudah muak satu mobil dengan mu. Dan jangan lupa mobil nya. Karena kau sudah mencuri 2 ciuman dari ku" mendengar hal itu Alex hanya tertawa. Jawaban elica sangat tidak terduga. Sama seperti orangnya.
"Baiklah sayang" Alex hanya menurut dan sembari mengacak-acak rambut elica. Dia pun melanjutkan laju mobil nya dijalan.
Meraka berdua pun tiba di kampus Elica. Elica pun melepaskan sabuk pengaman dan bersiap untuk turun. Belum sempat ia keluar dari mobil, Alex menahan lengan nya.
"Jangan dekati pria asing saat di kampus" Elica yang mendengar nya mengernyitkan dahi nya
"Kenapa sekarang kau mengatur ku Mr. Dawson"
"Karena aku tidak ingin milikku di sentuh pria lain. Sekarang aku mengklaim dirimu menjadi milikku, mengerti" ucap alex dengan wajah yang serius.
"Dasar pria gila, singkirkan tangan mu" Elica pun menepis tangan Alex dan keluar dari mobil tersebut. Dan berjalan menjauh dari pandangan Alex.
Saat Elica tengah berjalan di halaman kampus tiba-tiba pundak nya di tepuk oleh seseorang. Dan Elica pun berbalik menghadap orang tersebut.
"Pagi Elica, kamu sudah mulai berangkat ke kampus rupanya" tanya si pria dengan mata coklat nya yang indah. Dia adalah Devan. Pria yang sejak lama menyukai Elica.
"Oh kau rupanya Devan. Iya kemarin aku absen karena ada urusan keluarga" jawab Elica disertai senyuman. Dan Devan pun mengangguk mengerti.
"Kau sudah sarapan Elica?"
"Sudah tadi dirumah" mengucapkan rumah, tiba-tiba dia kembali teringat dengan Alex si pria sialan itu.
"Baiklah ayo kita masuk bersama ke ruang kelas" Elica pun hanya mengangguk setuju.
Devan selalu duduk disampingnya Elica, namun Elica tidak pernah keberadaan dengan hal tersebut. Karena Devan pria yang baik dan selalu perhatian kepadanya nya.
Dulu Devan pernah menyatakan perasaannya kepada Elica. Namun Elica menolak dengan alasan lebih nyaman menjadi teman seperti saat ini. Tapi devan tidak pernah marah dengan keputusan Elica. Dia selalu sabar menunggu dan dia yakin suatu saat Elica akan membuka hati untuk nya.
"Elica apa sore ini kamu sibuk"
"Tidak, memangnya kenapa Devan?"
"Lusa adik ku ulang tahun, aku bingung membeli hadiah apa, apa kamu bisa membantu ku mencari hadiah?" Elica nampak berfikir, dia tidak mungkin menolak membantu Devan.
"Baiklah" jawab Elica sambil tersenyum
" Terimakasih Elica" devan sangat senang. Padahal membeli hadiah adalah alasan nya saja. Sebenar dia ingin mengajak Elica jalan-jalan. Tapi jika dia berkata jujur Elica pasti menolak nya.
Hari pun mulai sore, Elica dan Devan akhir nya pergi bersama ke sebuah pusat perbelanjaan. Mereka berdua memilih hadiah apa yang cocok untuk untuk adik perempuan Devan.
Akhirnya mereka membeli sebuah gelang yang sangat cantik. Gelang itu dipilih langsung oleh Elica. Namun yang membuat Elica terkejut, gelang itu justru Devan berikan untuk Elica. Devan beralasan pilihan yang dipilih elica berarti Elica menyukai nya. Dan untuk adiknya sendiri adalah gelang yang Devan pilih sendiri.
Elica yang awal nya menolak akhirnya menerima gelang tersebut, karena Devan bilang itu sebagai ucapan terimakasihnya karena sudah mengantarkan nya membeli hadiah. Elica pun terlihat senang. Setelah membeli hadiah mereka pun bersiap pulang.
Tadi nya devan mau mengajak Elica makan malam tapi Elica menolak. Beralasan bahwa ibu nya akan khawatir karena hari sudah malam.
Dan sial nya, dia lupa bahwa sore tadi dia sudah memiliki janji dengan Alex untuk di jemput di kampus.
Devan pun mengantar elica hanya sampe halte, itu karena Elica yang meminta. Akan rumit jika devan tau Elica sekarang tinggal di mansion Alex yang super mewah.
Elica telah sampai di mansion Alex. Memasuki ruang tamu semua terlihat sepi. Apa semua nya sudah tidur. Padahal masih jam 9 malam. Diapun langsung masuk kekamar nya dan membersihkan diri .
Sekitar 15 menit dia selesai mandi dia, Elica pun keluar kamar mandi. Dan betapa terkejutnya dia bahwa sekarang Alex sudah masuk ke kamar nya dan sedang bersandar di ranjang nya sambil menatap nya tajam dan tangan yang bersedekap. Tapi sungguh Alex tampak sangat tampan dengan baju tidur satin nya yang menampilkan dada nya yang bidang itu. Elica hanya menelan ludah nya sendiri.
"Kau tau, aku paling benci dengan orang yang melupakan janjinya. Kira-kira hukuman apa yang tepat untuk orang yang ingkar janji dan malah pergi dengan lelaki lain, sayang?" Ucap alex terdengar dingin.
TBC
Aku usahain up nya tiap hari. Tapi mohin untuk Like, komentar dan follow ya guys🙏😁
Author POVAlex dan Elica saling melempar tatapan tajam. Untuk beberapa saat mereka belum ada yang mau memulai berbicara. Elica sebenarnya sudah lelah jika dia harus meladeni ucapan pria gila didepan nya ini. Begitupun dengan Alex, dia ingin mendengar sebuah alasan yang akan keluar dari mulut manis Elica."Apa yang kau lakukan di kamar ku, Mr Dawson" tanya Elica acuh dan berjalan menuju meja rias. Alex belum menjawab pertanyaan Elica, dia masih menatap Elica lewat cermin dengan tajam. Tapi Elica mencoba untuk menghiraukan nya."Aku menunggumu 2 jam di kampus mu, bukan kah kau sendiri yang bilang kau paling benci dengan menunggu. Kemana kau tadi pergi?" ucapan Alex dingin."Aku ada kegiatan tambahan tadi, dan aku lupa memberi tahu mu karena ponsel ku mati""Apa yang kau maksud kegiatan tambahan dengan seorang pria dan pergi kesebuah Mall begitu?""Mengikuti ku
Keesokan pagi nya, Alex dan Hilda sudah terlihat rapi dengan baju ala kantoran yang mereka pakai. Mereka berdua sedang sarapan. Terlihat Elica turun dari kamarnya dengan menuruni tangga. Dia berjalan ke arah meja makan yang memperlihatkan ibu nya dan Alex.Elica pun duduk dihadapan ibu nya. Sedangkan Alex berada di tengah."Pagi semua" sapa Elica dengan nada malasnya lalu duduk."Pagi sayang, kau mau sarapan apa? Roti atau sereal?" Tanya sang ibu dengan lembut.Dengan mengacuhkan ibunya, Elica tidak menjawab. Malah mengambil roti tawar yang dihadapan nya lalu memakannya langsung. Melihat sikap Elica, baik ibunya dan Alex kini tengah memandang kearah Elica."Kau ada kelas hari ini, sayang? Apa mau berangkat bersama Mommy?""Aku tidak masuk hari ini" jawab Elica Acuh."Aku akan ingin bertemu Daddy, mungkin aku akan menginap disana malam ini
vote dulu jangan lupa dan tinggalkan komentar setelah membaca Malam hari pukul 12 malam, Elica dan Alex terlihat pulang bersama. Jangan berfikir Mereka tidak melakukan hal di luar batas hingga pulang selarut ini. Hanya saja Alex meminta Elica untuk menemaninya makan malam juga. Elica berniat menolak, namun sial nya Alex mengancam nya dengan pernikahan bersama ibu nya. Elica pun hanya bisa menuruti kemauan Alex saat ini. Mereka berdua terlihat memasuki Mansion mewah Alex. Dan sepertinya semua orang sudah tertidur. "Kalian dari mana?" Tanya Hilda tiba-tiba yang membuat Alex dan Elica terkaget. "Sayang kau belum tidur?" Ucap Alex mendekati Hilda berniat mengalihkan pembicaraan. "Belum. Aku menunggu kalian, kenapa kalian bisa pulang bersama?" "Tadi aku bertemu Elica di luar. Dia sedang bersama temannya. Jadi aku mengajak nya untuk pulang bersama" Jelas Alex berbohong. "Benarkah itu Elic
Malam hari Elica dan ayah nya sedang menonton tv bersama. Elica memposisikan kepalanya di pangkuan sang ayah. hal yang sudah lama dia tidak lakukan, membuat nya merindukan kenangan bersama keluarga dulu sebelum semua kehancuran ini terjadi. sang ayah pun fokus ke layar tv sambil mengelus rambut halus Elica. Dia senang karena malam ini tidak merasa kesepian karena ada anak kesayangan nya yang menginap di rumah. "Daddy" "kenapa sayang?" "apa Daddy masih mencintai Mommy?" sejenak sang ayah tidak langsung menjawab pertanyaan Elica. "Daddy selalu mencintai kalian. entah itu Mommy mu ataupun kau Elica. Daddy rela melepaskan Mommy mu asalkan dia bahagia dengan kehidupan nya sekarang, begitu pun juga kau nak. Bagi Daddy kebahagiaan kalian lebih penting daripada diri Daddy sendiri" Elica pun terdiam mendengar ucapan ayah nya. Bagi Elica di dunia ini pria yang terbaik adalah ayah nya. tempat dia pulang, dan tempat dia mengadu semua nya.
Jangan lupa Like vote dan tinggalkan komentar setelah membaca....Hargai karya Author...Keesokan harinya Elica pergi ke apotek untuk membeli pil kontrasepsi. Dia sadar betul sudah dua kali dia tidur dengan Alex tanpa menggunakan alat kontrasepsi, dan Elica pun tidak ingin menanggung resiko jika kedepannya dia akan hamil anak pria Brengsek itu.Mengingat tadi pagi Elica hanya ditinggalkan begitu saja di kamar setelah Alex berhasil meniduri nya lagi. Sialan memang.Mobil Elica terlihat sudah sampai di Apotek. Dia pun turun dan bergegas masuk ke dalam."Elica"Panggil seorang wanita yang sontak membuat Elica menoleh. Sesaat Elica pun mengangkat sebelah alisnya setelah melihat wanita tersebut."Kak mia"Wanita itupun terlihat berjalan mendekat kearah Elica. Dia adalah Mia, anak dari bibi nya."Hai Elica, aku tidak menyangka bis
Vote dan Like dulu sebelum baca, dan tinggalkan komentar setelah membaca.Hargai karya Author yah...3 hari kemudian.Elica terlihat masih tiduran di ranjang nya, padahal hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Namun dia juga belum beranjak sedikit pun dari tempat tidur nya itu. Mengingat hari ini dia juga tidak masuk kuliah karena sedang tidak enak badan, tapi 15 menit yang lalu Leo tiba-tiba menelpon nya dan mengajak dia makan siang bersama dengan alasan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Elica.Jadi dengan terpaksa Elica pun harus bergegas untuk Bagun dari tidurnya itu.Bahkan Elica pun tadi pagi juga tidak ikut sarapan bersama, karena dia yang minta agar makanan nya di bawakan ke kamarnya. Tapi sepertinya ibu nya juga tidak menghiraukan hal itu, mungkin karena ibu nya juga sedang sibuk mengurus pernikahannya.30 menit berlalu, Elica sudah berbeda dari sebelumnya. Dia sudah rapi den
Budayakan vote dulu sebelum membaca ya beb...Dan tinggalkan komentar setelah membaca....Plaakkk....Elica terlihat sangat marah atas apa yang Alex ucapkan di menampar Alex hingga wajah Alex menoleh ke samping sangking keras nya tamparan tersebut. Tanpa Alex sadari ucapan nya itu sangat merendahkan diri Elica secara langsung."Bajingan kau Alex. Kau tidak pantas mengatakan hal itu padaku. Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau perbuat kepada ku? Kau sudah merusak ku dan juga hidup ku, BRENGSEK" teriak Elica di depan wajah Alex, tak hanya Elica. Alex pun juga terpancing emosi dengan teriakan Elica.Dengan cepat Alex langsung mendorong Elica sambil mencekik leher nya."Kau pikir kau siapa bisa berteriak di depan ku, hah. Kau harus nya sadar Elica, kau itu hanya jalang di mata ku. Padahal aku sudah menawarkan banyak hal menguntungkan pada mu. Tapi begini kah cara terimakasi
Follow IG : @akiokokoru_69Budayakan vote Like dan tinggalkan komentar setelah membaca.Meskipun baru pertamakali Elica bertemu dengan teman-teman Leo, namun mereka semua sudah akrab dengan kedatangan Elica. Hal yang Elica syukuri juga, semua pikiran negatif nya pada teman Leo tidak lah benar. Termasuk Disa, dia adalah wanita yang menyambut Elica dengan antusias. Wanita dengan rambut pendek itu selalu menemani Elica dengan obrolan dan celoteh nya yang tidak bisa diam."Kau tidak minum Elica?" Tanya Disa."Tidak. Aku akan menyetir untuk pulang nanti""Ah begitu, ku kira kau kesini dengan Leo tadi. Tapi tidak asyik jika kau belum minum, cobalah sedikit saja" Ujar Disa kemudian menyodorkan segelas kecil Vodka pada Elica."Dia tidak mau Disa, jangan memaksa nya" Leo yang mulai geram karena Disa menyuruh Elica minum, akhirnya merebut gelas tersebut dari tang