Home / Rumah Tangga / Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku / 9 - Aku Merindukanmu, bisakah kita?

Share

9 - Aku Merindukanmu, bisakah kita?

Author: Inthary
last update Huling Na-update: 2025-09-15 22:47:28

Muka Mayang langsung pucat begitu melihat Sunan mempertanyakan siapa teman istrinya. "Em, nggak tahu. Coba kamu tanya sendiri sama Saquyna."

Sunan yang tidak begitu peduli hanya mengangguk dan pergi membawa uang tiga puluh juta yang dia kantongi. Dia hanya perlu membayar hutang dua puluh juta pada Deni, sisanya dia bisa pakai untuk judi.

Semalam Satria, tetangganya, mendapat untung lebih dari separuh dari satu putaran permainan. Kalau Sunan bisa bermain lebih dari tiga putaran, bayangkan saja berapa keuntungannya?

Dengan mantap, Sunan mendatangi tempat Deni yang meskipun di siang bolong sudah banyak orang. Dia tersenyum bangga ketika berhasil membayar full hutangnya pada Deni.

"Mau main lagi?" tanya Deni sambil menghitung lembaran uang di tangannya.

"Tentu, Om. Mana yang kosong?" tanya Sunan dengan sombongnya. Dia sangat yakin bisa membawa uang berkali-kali lipat untuk Saquyna. Dengan begitu istrinya bisa melihat bahwa dia bisa berguna juga.

°°°

"Apa? Kamu meminjamkan uang pada M
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   17 - Selingkuh? Bukan Teman?

    [Halo, ini Gusti, teman Saquyna] Sinta menekan tombol loudspeaker lalu seketika menoleh pada Saquyna. Tatapan matanya mengancam putrinya karena putrinya sudah mencoba berbohong padanya. "Teman? Sejak kapan?"[Sejak beberapa minggu yang lalu. Saya bisa jelaskan siapa saya, Bu. Jangan memarahi Saquyna karena semua yang terjadi adalah salah saya]Gentleman sekali! "Apa kalian benar-benar teman?"Gusti terdiam di ujung sana. "Kamun menyukai Saquyna?""Ibu!" sentak Saquyna kesal. "Jangan bikin aku malu! Berikan ponselku!"Sinta tidak peduli dengan rengekan Saquyna. Dia sangat penasaran siapa sebenarnya Gusti ini. "Kenapa nggak jawab?"[Berikan alamat rumah ibu, saya yang akan menjelaskan secara langsung]Sinta mengiyakan. Dia memberikan alamat rumahnya pada Gusti berharap pria itu datang secepatnya agar dia bisa menghardik Saquyna jika memang instingnya benar. Setelah Sinta memutuskan panggilannya, bola matanya melebar ke arah putrinya. "Kamu nggak pernah begini loh, Sa! Ibu sudah ber

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   16 - Nomor Siapa Ini?

    "Bekerja dengan kamu? Dimana?" tanya Saquyna penasaran. Dia sama sekali tidak pernah berpikir untuk resign dari pekerjaannya sekarang karena Mayang sudah banyak membantunya. Namun, perasaannya yang menggebu membuatnya berpikir ulang. "Hanya cafe kecil. Kamu hanya perlu duduk manis di sana," ucap Gusti. Entah sejak kapan mereka mencoba lebih santai lagi dalam berkomunikasi. Pelukan lengan Gusti yang tiba-tiba mengerat menjadi pertanda bahwa dia masih ingin melanjutkan kisah cinta mereka. "Aku hanya punya ijazah SMA," elak Saquyna. "Tak masalah. Ijazah bisa dibeli. Aku bisa membuat kamu memiliki ijazah tinggi," ucap Gusti. Bibirnya mengecup dahi Saquyna dengan sayang, "kamu mau lulusan fakultas mana?""Kalau tiba-tiba ada yang mengenaliku sebagai karyawan toko? Atau ada yang mencoba menggali informasiku? Bagaimana kalau kamu malah jadi sasaran mereka?" tanya Saquyna bertubi-tubi. Mendengar hal itu, Gusti tertawa terbahak sampai bahunya bergetar. "Tenanglah. Cafe kecil yang aku maksu

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   15 - Ter-terserah Kamuh

    Bangunan yang terlihat megah itu, selalu indah di mata Saquyna. Entah berapa kali Saquyna membayangkan jika dirinya menginap di hotel semewah itu dengan fasilitas yang membuatnya betahSaquyna menyunggingkan senyumnya ketika Gusti menghentikan mobilnya di depan pelataran hotel itu. Gusti turun lebih dulu lalu beralih ke pintu samping untuk memastikan Saquyna turun dengan selamat. "Terimakasih," ucap Saquyna sembari tersenyum. Gusti membalas senyuman manis Saquyna dengan kerlingan jahil di matanya. Lalu, pria itu membawa Saquyna masuk. Satpam depan menyapa Gusti dengan ramah, lalu menanyakan kabarnya. Saquyna tidak berpikir kalau sikap sopan pria berseragam itu aneh.Setelah mereka masuk lebih jauh lagi, Gusti menghentikan langkahnya. "Bentar ya. Saya mau meja resepsionis dulu. Kamu duduk saja di sana."Saquyna mengangguk sambil melihat ke arah tunjuk Gusti. Beberapa sofa set yang terlihat empuk, menggugah selera Saquyna untuk mendudukinya. Baru beberapa langkah, seseorang memangg

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   14 - Candle Light Dinner Di Kamar Hotel Saja

    "Berisik! Kamu tahu aku baru tidur jam empat pagi. Ngapain sih teriak-teriak?" sungut Sunan dengan mata yang masih terkantuk-kantuk. Saquyna ternganga. "Kamu menamparku, Mas?""Minta maaf sama ibu. Kamu keterlaluan, Sa. Niat ibu baik. Uang yang diminta bukan untuk foya-foya kok. Ibu cuma mau beli sofa. Lagian uangmu juga nggak cukup kan? Ibu nggak maksa minta semuanya kan? Udahlah. Kamu jangan perhitungan, Sa, biar rejekimu makin lancar," jelas Sunan sambil menggaruk kepalanya yang setengah gatal. "Aku mau tidur lagi. Jangan berisik! Ibu juga pergi saja kalau nggak ada lagi yang mau diomongin."Ainun merasa di atas angin karena Sunan membelanya. Uang yang dia ambil paksa dari Saquyna, segera dimasukkan ke dalam dompet. "Ibu pergi saja kalau begitu. Lama-lama di sini kepala ibu pusing. Terutama menyangkut menantu yang nggak bisa menghargai mertuanya."Begitu Ainun dan Sunan meninggalkan Saquyna, wanita itu meneteskan air mata. Hanya beberapa saat sampai akhirnya dia sadar, percuma kal

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   13 - IBU KETERLALUAN!

    Panik! Saquyna berlari menghampiri Gusti yang terbaring lemah di lantai ruang tamu. Pria itu terlihat tidur dengan nyaman tapi Saquyna memandangnya berbeda. Pantas saja pria itu tidak ada kabar. Pasti pekerjaannya membuatnya lelah setengah mati. Saquyna sadar jika dia terlalu mengkhawatirkan Gusti padahal hubungan mereka hanya sebatas selingkuhan. Tapi, entah kenapa dia tidak rela kalau Gusti kenapa-napa. Digerakkannya bahu Gusti dengan cepat, sambil berkata lumayan keras, "Gusti! Kenapa kamu pingsan? Gustiii!"Gusti tidak juga bangun membuat Saquyna semakin panik. Dia menempelkan telinganya di atas dada Gusti untuk memastikan bahwa pria itu tidak meninggal. "Masih bernapas," gumam Saquyna pelan. Suhu tubuh Gusti juga normal. "Memang saya masih bernapas," sahut Gusti tiba-tiba. Mata Saquyna mendelik ketika mendengar suara Gusti. Seketika dia mendongakkan kepalanya, dengan posisi wajah menghadap wajah Gusti. "Kamu masih hidup kan?"Gusti terkekeh tanpa suara, "Iya. Kamu pikir say

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   12 - Sstt! Jangan Berisik!

    Gusti menahan napas. Pria itu menekan tubuhnya sedemikian rupa agar tidak merangsek keluar. Pasalnya almari kecil itu berisi banyak barang yang sewaktu-waktu bisa terjun bebas bersamanya. Samar-samar Gusti mendengar percakapan Saquyna dan Sunan. Rasa ingin membela Saquyna sangat besar. Jika Sunan mengetahui hubungan mereka, dia juga tidak akan rugi. Dia bisa membawa Saquyna pergi dari rumah sialan itu. Sayangnya logikanya lebih bermain dari pada perasannya. "Kalau kamu selalu menuduhku berselingkuh, suatu saat tuduhan kamu akan terwujud, Mas. Ingat! Ucapan adalah doa. Hati-hati dalam berucap!" ucap Saquyna. Gusti mengulum senyum. Tidak perlu menunggu suatu saat karena sekarang pun mereka sudah berselingkuh. "Jangan membalikkan ucapanku, Sa!""Kamu duluan yang menuduhku," sela Saquyna. "Kalau begitu jelaskan! Kacamata siapa ini?""Punya suami Mayang. Aku mau mengembalikannya tapi lupa. Kacamatanya kebawa waktu aku mengambil barangku di meja kasir. Jangan salah paham lagi kamu, Ma

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status