Home / Zaman Kuno / Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu! / Bab 200. Membuat Jenderal Tertegun Sesaat

Share

Bab 200. Membuat Jenderal Tertegun Sesaat

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2025-09-21 11:38:28

Karena sudah datang, Chun Mei tak tinggal diam.

Masing-masing dari mereka bertiga menduduki kursi tunggal dengan mengelilingi meja bundar.

Di meja sudah ada seteko teh. Asap tipis mengepul dari teko porselen putih berhiaskan bunga plum, menguarkan aroma teh hangat yang menenangkan, tetapi tak mampu meredakan ketegangan yang membalut ruangan itu.

Kaisar duduk di kursi paling tegak, sandarannya tinggi, tubuhnya bagaikan pilar yang menopang langit. Sorot matanya dingin, tapi setiap kali beralih ke arah Chun Mei, tatapannya berubah lembut.

Di sisi kanan, Chun Mei duduk tenang. Jemari halusnya meraih teko, gerakannya anggun seolah dia memang terlahir untuk memerankan peran tuan rumah yang sempurna.

Cairan keemasan dituangkannya perlahan, mengisi cawan di hadapan Permaisuri Yuwen. Suara aliran teh terdengar lembut, sedang di telinga Yuwen, bagaikan ejekan yang menetes setetes demi setetes, menguji kesabaran.

“Permaisuri,” setiap suku kata yang keluar dari mulutnya dibalut keramahan yang ny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 210. Kabar itu Mendorong Kaisar Datang ke Permaisuri Yuwen

    Sore di hari yang sama. Tak pernah sekalipun paman kedua jenderal Shang datang ke kediaman pribadi jenderal, dan sekalinya dia datang .... Pria tua itu menyodorkan tiga lembar lembar lukisan gadis beserta keterangan identitasnya, sembari berkata, “Tiga gadis ini adalah pilihan keluarga, silahkan kamu pilih satu untuk pendamping.”Ekspresi jenderal Shang tampak tak senang. Nafasnya diembus kasar, tangannya terulur. Bukan untuk mengambil selembar kertas di sana, melainkan memijat pelipis sendiri.“Kamu menolak lagi, heh!” tegur pamannya seraya berkacak pinggang.Jenderal tidak menggeleng juga tidak mengangguk. Namun, tetap. Wajahnya melukiskan ketidaksukaan.“Umurmu sudah tidak muda lagi!” kesal paman kedua, ”memangnya kamu tidak ingin melepas keperjakaan apa?”Jenderal Shang menjawab asal. “Ada banyak gundik di rumah linglong.”Plak!Saat itu juga paman kedua Shang memukul lengan sang jenderal, yang tidak sempat jenderal Shang hindari padahal biasanya dia cekatan.Hening.Jenderal Sh

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 209. Chu Qiao Dibodohi

    “Racun lalat hitam tidak punya penawar, tapi punya obat pereda sakitnya saat racun itu bereaksi.” Suara Chun Mei jatuh dengan jelas, bagai palu godam yang menghantam dada Chu Qiao. Chun Mei melanjutkan, “Makannya racun ini biasa digunakan Tuan dan bidak. Fungsinya, bidak akan tetap patuh pada tuannya, karena tuannya lah yang akan memberikan obat pereda dari efek racun itu.” Penggambaran Chun Mei sama persis dengan yang dialami Chu Qiao. Membuatnya membeku menahan amarah. Bagaimana tidak? Chu Qiao diberi janji mendapat obat penyembuh racun lalat hitam oleh Li Jiancheng, asal syaratnya adalah dia harus berhasil membunuh jenderal Shang. Faktanya, racun lalat hitam tak akan pernah bisa diobati! Chu Qiao merasa telah dibodohi. Wajahnya merah, karena amarah meledak-ledak dalam dada. Li Jiancheng bukan hanya membodohi wanita itu, tetapi juga mengirimnya langsung ke lubang kuburannya sendiri. “Kenapa kamu mendadak mempertanyakan ini?” Chun Mei bertanya. “Apa kamu terkena rac

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 208. Sandiwara Chun Mei

    “Ahhh—!” Teriakan Chun Mei melengking, pecah menembus dinding paviliun. Tabib Jiang dan Chu Qiao, yang baru saja melangkah beberapa tindak dari kamar, sontak berhenti. Keduanya saling pandang sepersekian detik, sebelum kaki mereka serentak bergerak kembali, secepat mungkin menuju kamar Chun Mei. “Yang Mulia!” suara Chu Qiao panik, hampir menabrak pintu saat dia mendorongnya terbuka. Tabib Jiang di belakangnya, napasnya tersengal, tubuhnya terasa berat tapi jantungnya berdegup kencang, seperti dipukul palu dari dalam. Dalam pikirannya hanya satu ... Mungkinkah ramuan itu langsung bereaksi? Keringat dingin kian deras mengalir di pelipisnya. Tangannya menggigil saat dia ikut menerobos masuk. Namun, pemandangan di dalam kamar membuat mereka berdua serentak tertegun. Chun Mei bukan tergeletak sekarat seperti dugaan tabib Jiang. Sebaliknya, wanita itu tampak bersembunyi di balik kursi ukiran dekat jendela, tubuhnya sedikit membungkuk, wajahnya menegang penuh kewaspadaan. Di dekat ka

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 207. Tekanan Permaisuri Yuwen

    Tabib Jiang adalah pejabat yang bersih, tetapi pada hari ini ... “Kakek—” Satu-satunya cucu perempuan tabib Jiang ada di tangan permaisuri Yuwen! Tidak untuk mengajaknya bermain atau makan permen, melainkan menjadikannya tawanan supaya tabib Jiang yang bersih itu bersedia mengikuti perintah permaisuri Yuwen. Ide gila itu atas saran nenek permaisuri! Tabib Jiang berlutut, tubuh tuanya gemeteran, bukan hanya karena rasa takut tapi juga karena tangisan menderu. Bagaimana tidak? Pria tua ini sangat menyayangi cucu perempuannya. Malah, cucu perempuan ini lahir dari satu-satunya anak perempuan dia yang sudah meninggal dua tahun lalu. Melihat sekarang kedua tangan cucu perempuannya diikat permaisuri Yuwen, perasaan tabib Jiang bagai tercabik-cabik. Terlebih gadis berusia empat tahun itu menangis sesenggukan, memperlihatkan rasa sakit sekaligus panik. “Apa yang Tabib Jiang tunggu?” Senyum puas permaisuri Yuwen terangkat. “Apa kamu sudah tidak mencintai cucu perempuanmu lagi?” Tab

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 206. Tentang Chu Qiao

    Di paviliun naga emas. Pintu ruang kerja Kaisar tertutup rapat. Sunyi menelan ruangan luas itu. Kaisar berjalan lurus ke arah dinding utama, tempat peta topografi kota kekaisaran terbentang. Jemarinya terulur, berhenti tepat di atas garis merah yang melintang dari utara ke timur. Jenderal Shang mengekor di belakang. Tubuh tegapnya berhenti satu langkah lebih jauh, pandangannya menancap pada peta yang sama. Sejenak tak ada suara. Hanya desiran halus kain jubah, dan napas yang berat tertahan. “Formasi pertahanan kota harus seluruhnya dirubah, bahkan kita juga harus menutup dua jalan rahasia permanen yang lama, menggantinya ke jalan rahasia baru,” tegas Kaisar meski sorot matanya tetap tenang. Jenderal mengangguk. “Selesaikan semuanya kurang dari satu bulan, bisa?” Meski Kaisar bertanya seolah memastikan kesanggupan jenderal, tetapi jawabannya hanya satu. Bisa! Sekali lagi jenderal mengangguk. “Aku akan mengusahakan semuanya sesuai perintah anda, Yang Mulia.” Kaisar

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 205. Liu Ning Sudah Jadi Mayat

    Pintu kamar Zi'er; adik kandung Chu Qiao, perlahan tertutup dari luar, menyisakan bunyi kecil yang nyaris tertelan oleh hiruk pikuk samar dari lantai bawah rumah hiburan. Kepala wanita itu menunduk sebentar, menenangkan dirinya, lanjut kedua kakinya bergerak pelan menapaki lantai kayu lorong panjang. Setiap langkahnya berirama dengan dentum halus papan kayu, memberi kesan seolah dia berjalan di antara waktu yang sangat rapuh. Tatkala sampai di ujung lorong, pandangan Chu Qiao jatuh pada anak tangga yang menurun ke lantai satu. Dia sempat berhenti sejenak, menarik napas panjang, menenangkan riuh gelisah dalam dadanya. Namun, di kamar lain, tepat di balik pintu yang tertutup rapat, seorang wanita lain berdiri tegak. Ci Zi; mata-mata Jenderal Shang, bersandar dengan punggung menempel ke daun pintu, tubuhnya seolah menyatu dengan bayangan pekat ruangan. Tatapannya lurus ke depan, menembus gorden tipis yang menari-nari tertiup angin. Dia telah mendengar meski tidak melihat. **

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status