Share

Bab 95. Kabar Mu Fei.

Penulis: Zhang A Yu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-09 08:45:25

Di Pondok Jingxu.

Udara sore di luar kota Kekaisaran berbau tanah lembab, bercampur samar aroma obat-obatan. Angin menelusup dari celah jendela bambu, membawa suara daun bambu beradu pelan.

Selir Mu Fei duduk di hadapan meja panjang yang di atasnya berderet botol-botol kecil berisi ramuan herbal. Di belakangnya, seorang tabib berusia separuh baya baru saja membereskan kotak obat, membungkuk hormat sebelum pamit.

"Ramuan ini akan mempercepat pemulihan, tapi bekasnya tetap butuh waktu," ucap tabib itu, suaranya hati-hati, seolah sedang berjalan di atas tali tipis.

"Jangan terlalu banyak melihat cermin, Nyonya Mu Fei. Semakin Anda gelisah, semakin lambat kulit beregenerasi."

Mu Fei tidak menjawab, hanya meliriknya lewat pantulan cermin perunggu di meja. Tabib itu mengerti isyaratnya, segera menunduk dan keluar.

Kini hanya ada dia dan bayangan dirinya.

Perlahan, Mu Fei mengangkat cermin perunggu itu. Pantulan wajahnya kini sudah jauh berbeda dari saat pertama kali dia dikiri
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 100. Chun Mei yang Kaisar Lihat.

    Kaisar Lin Yi menelan potongan kue manis terakhir. Teksturnya lembut, rasa gula maltnya masih terasa di lidah. Namun, tak lama setelahnya, ada sesuatu yang berbeda. Rasa berat mulai menjalar dari tengkuk ke pelipisnya! Pusing. Lalu, berubah kantuk yang tiba-tiba, pekat seperti kabut yang menelan kesadarannya. Sebagai seorang Kaisar, dia terlalu terlatih untuk mengabaikan firasat. Dan firasat itu kini berteriak; ada yang tidak wajar. Ada yang sudah diatur sebelum dia duduk di sini. Dan dalangnya, tak perlu dia mencari jauh. Pandangan matanya menajam ke arah Nenek Permaisuri juga Permaisuri Yuwen yang masih duduk anggun, senyum mereka terlalu tenang untuk momen seperti ini. Sayang sekali, kesadarannya merosot lebih cepat daripada langkahnya untuk menghindar. Tubuhnya terasa berat, otot-ototnya seperti kehilangan perintah. Dia hanya sempat meraih kepala, menekan pelipisnya yang berdenyut, sebelum meja rendahnya bergeser karena seseorang membantunya berdiri. Tangan itu kecil tapi m

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 99. Jebakan Permaisuri Yuwen

    Kotak brokat biru zamrud tergeletak di meja rias Chun Mei. Isinya masih di dalam. Tak sedikitpun menarik minatnya, meski itu hanya sekedar sentuhan. Dia, Chun Mei, mendengarkan laporan Liu Ning dengan teliti, tetapi sorot matanya mengarah kotak brokat di permukaan meja. Hingga Liu Ning selesai melapor, barulah Chun Mei bertanya, “Kapan kamu menemukan barang itu?” “Siang ini, di depan pintu kamarmu, Nyonya. Dan di negara yang luas ini, hanya ada satu yang bisa memberikan hadiah semahal itu dengan cara demikian.” Kaisar. Karena itu, Chun Mei tidak tertarik membukanya. Melainkan membiarkan kotak brokat biru zamrud itu tergeletak begitu saja seperti barang murahan. “Nyonya sudah dengar, belum?” pancing Liu Ning. Chun Mei balas menatapnya tak bersemangat, tetapi sorot matanya mengisyaratkan tanda tanya. Liu Ning menyeret kursi, sengaja duduk lebih dekat, selayaknya penggosip yang siap menyebarkan berita penting maupun tidak penting. “Katanya, akhir-akhir ini wajah Yang Mulia sanga

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 98. Dihukum Li Liandi

    Brak! Sore itu Li Liandi akhirnya sampai di kediaman Li. Pulang-pulang langsung menendang gerbang kediaman, membuat pelayan tua di baliknya, yang berniat membuka, seketika tersentak mundur lalu tertunduk dalam-dalam. Li Liandi melangkah lebih ke dalam. Wajahnya merah padam siap membakar siapapun yang digapainya. Menyadari kepala keluarga Li ini sedang tidak baik-baik saja, setiap pelayan yang berpapasan dengannya alhasil tertunduk, bahkan ada pula yang membungkuk nyaris menyentuh lutut sendiri. Hingga akhirnya pria tua itu tak sengaja melihat Li Jiancheng, yang entah akan pergi ke mana, Li Liandi tanpa basa-basi melemparkan belati dari ikat pinggangnya ke arah keponakannya itu. Belati itu melesat tajam, mengiris udara sore yang lembap, berputar sekali sebelum menancap ke tiang kayu di samping kepala Li Jiancheng, hanya sejengkal dari pelipisnya. Li Jiancheng tertegun sesaat, napasnya tertahan. Matanya, yang awalnya terkejut, perlahan berubah tajam. "Sejak kapan paman ingin memb

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 97. Mencari Hadiah.

    Pagi itu di Paviliun Naga Emas, uap hangat masih mengepul dari tungku perunggu, bercampur aroma kayu gaharu.Kaisar baru saja selesai mandi, rambutnya masih basah sebagian, jatuh menutupi bahu, dan hanya mengenakan jubah dalam tipis warna putih. Kasim Feng berdiri di sisi pintu, memegang lipatan pakaian dinas Kaisar yang berwarna hitam emas, siap untuk dikenakan. Namun, sebelum satu langkah pun mendekatkan pakaian itu ke tubuh Kaisar, pintu ganda kamarnya terbuka keras.“Lin Yi!”Suara serak tapi tajam itu menusuk udara pagi, diikuti langkah cepat seorang wanita tua yang tetap terlihat berwibawa meski keriput telah mengukir wajahnya.Dialah nenek permaisuri, bagai badai yang menerobos, mengabaikan salam dan larangan kasim Feng yang panik mencoba menahannya.“Yang Mulia! Sudah lima tahun ini kamu seperti ini!” serunya dengan mata menyipit tajam.Kaisar yang tengah meraih ikat pinggang hanya bisa menghela napas panjang. “Nenek—”“Diam!” potongnya cepat, mengangkat tongkat giok yang sela

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 96. Mulai Bergerak.

    Di Paviliun Selir Agung.Cahaya sore menembus tirai tipis, membiaskan kilau emas pada hiasan rambut giok yang menghiasi kepala selir agung. Dia duduk anggun di kursi tunggal berlapis sutra ungu tua, sandaran punggungnya tinggi, memantulkan bayangan tubuhnya yang ramping tapi berwibawa.Secangkir teh melati beruap di meja kecil di sampingnya belum juga tersentuh. Bukan itu yang menarik perhatiannya. Di jemari lentiknya, dia memutar-mutar sebuah botol kaca kecil berleher ramping, berisi cairan bening kehijauan. Botol itu berkilau ketika terkena cahaya, seolah menyimpan rahasia yang tak boleh disentuh sembarang orang.Botol itulah wewangian peninggalan selir Zhao.Wewangian yang konon memikat siapa saja yang menciumnya. Mengikat hati, membutakan pikiran. Namun, selir Zhao mengatakan, pesonanya menyimpan racun yang tak bisa dideteksi tabib mana pun.Selir agung tersenyum samar, bibirnya menyentuh permukaan cangkir tanpa menyesapnya. Matanya yang teduh dan licin memandangi botol itu sejena

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 95. Kabar Mu Fei.

    Di Pondok Jingxu. Udara sore di luar kota Kekaisaran berbau tanah lembab, bercampur samar aroma obat-obatan. Angin menelusup dari celah jendela bambu, membawa suara daun bambu beradu pelan. Selir Mu Fei duduk di hadapan meja panjang yang di atasnya berderet botol-botol kecil berisi ramuan herbal. Di belakangnya, seorang tabib berusia separuh baya baru saja membereskan kotak obat, membungkuk hormat sebelum pamit. "Ramuan ini akan mempercepat pemulihan, tapi bekasnya tetap butuh waktu," ucap tabib itu, suaranya hati-hati, seolah sedang berjalan di atas tali tipis. "Jangan terlalu banyak melihat cermin, Nyonya Mu Fei. Semakin Anda gelisah, semakin lambat kulit beregenerasi." Mu Fei tidak menjawab, hanya meliriknya lewat pantulan cermin perunggu di meja. Tabib itu mengerti isyaratnya, segera menunduk dan keluar. Kini hanya ada dia dan bayangan dirinya. Perlahan, Mu Fei mengangkat cermin perunggu itu. Pantulan wajahnya kini sudah jauh berbeda dari saat pertama kali dia dikiri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status