หน้าหลัก / Fantasi / Selir Pangeran Murong / SPM - Part 2. Pangeran Murong yang Tampan

แชร์

SPM - Part 2. Pangeran Murong yang Tampan

ผู้เขียน: Ummu Nadin
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-06-07 17:11:50

Angin musim dingin bertiup menusuk tulang. Xin Qian baru menyadari penampilannya yang hanya mengenakan kaos lengan hitam tipis. Seiring pulihnya kesadaran, tubuhnya mulai menggigil.

“T-tuan, bisakah kalian membawaku ke tempat yang lebih hangat?!” lirihnya menahan gigil.

Tak ada yang bereaksi. Para pria ini tampak tidak peduli dengan kondisinya. Negara Qing mungkin musuh besar mereka. Hingga Xin Qian dianggap sebagai ancaman yang harus segera dilenyapkan.

Jika dipikir-pikir, mati di tangan Lin Chao Feng setidaknya sedikit lebih baik. Mungkin saja masih ada orang yang memakamkan jasadnya. Sebaliknya, jika dia mati di tempat asing ini. Siapa yang akan mengenangnya?

"Apa kalian tidak dengar? Aku bukan mata-mata. Aku justru datang untuk memberikan bantuan pada kalian. Dengar tidak?" Tidak bisa dibiarkan, Xin Qian harus berusaha sekuat tenaga untuk menyakinkan mereka. Dia tidak rela harus mati ketika baru saja sampai di tempat konyol ini.

"Lancang! Berani sekali kamu memarahi Dewa Perang Da Liang kami!" Salah seorang pengawal meraung marah. Tidak bisa menoleransi sikap Xin Qian yang bersikap tidak sopan pada majikan mereka.

"Kalian yang lancang. Seharusnya kalian dengarkan ucapanku. Aku bilang, aku datang untuk membantu kalian, kenapa tidak percaya?" Xin Qian balas meraung, tidak terima diperlakukan seperti ini. Di zaman modern, tidak ada seorangpun yang berani menindasnya. Dia adalah pembunuh berdarah dingin. Membunuh orang tanpa mengedipkan mata.

“Kamu!” Pria berjubah biru yang tadi menggertak menatap Xin Qian penuh amarah.

"Kenapa? Mau membunuhku?" Xin Qian balas meraung.

"Yunxi, Xue, Ming Ye!" Pria berhanfu hitam itu segera menghentikan Yunxi, sebelum salah satu pengawalnya itu benar-benar membunuh Xin Qian.

"Menghadap, Yang Mulia." Pria agung bermartabat itu melemparkan tatapan dingin pada Xin Qian.

"Kurung dia!" titahnya.

Xin Qian masih tertegun saat pria tampan yang membuatnya terpana itu menurunkan perintah.

"Baik, Yang Mulia." Segera, mereka bergegas menyeret tubuh gadis itu menjauh.

Xin Qian terbangun dari mimpi buruknya. Tadi, dia masih berharap bahwa pria tampan itu akan sedikit berbelas kasih saat dia mengatakan akan membantunya. Ternyata harapannya jauh panggang dari api.

Pangeran Ketiga Dinasti Murong adalah Dewa Perang yang memimpin markas militer di perbatasan ini atas perintah Kaisar. Sejak pecah perang besar antara Da Liang dan Da Qing, Pangeran Ketiga yang bertanggung jawab menjadi panglima tertinggi. Tiga pria yang menyeret tubuh Xin Qian tanpa belas kasih itu adalah para pengawal utama Pangeran Ketiga. Mereka membawa Xin Qian ke penjara seperti yang diperintahkan majikannya.

"Aku bersumpah, kalian pasti akan menyesal jika memperlakukanku dengan buruk. Aku akan membalas dendam." Xin Qian yang telah dilumpuhkan, tak sanggup melawan. Kendati demikian, pantang baginya untuk memohon pada orang lain.

Tiga pengawal itu terkejut. Mereka mengira, Xin Qian akan memohon ampun untuk dilepaskan. Tidak disangka, gadis aneh ini justru memaki mereka.

"Nyalimu cukup besar, Nona!" Pengawal bernama Yunxi memukul tengkuk Xin Qian geram.

"Kalian akan menyesal. Aku akan membalas kalian semua." Xin Qian masih berteriak memaki.

"Apa kamu tidak bisa menghargai nyawamu sendiri. Yang Mulia sudah berbaik hati tidak membunuhmu, kamu berani tidak berterimakasih?!" Yunxi mendengus dingin.

Yunxi melemparkan tubuh Xin Qian ke dalam jeruji besi setelah menyita ransel dan rompi anti peluru yang dikenakan Xin Qian. "Jika bukan karena Yang Mulia menghentikanku, nyawamu itu sudah hilang sejak tadi, Nona mata-mata.”

"Mata-mata kepalamu! Hei, aku harus bilang berapa kali kalau aku bukan mata-mata! Cepat beri tahu majikanmu, jika dia membunuhku, dia akan rugi!"

Yunxi dan yang lainnya telah menghilang dari tempat itu. Mengabaikan ucapan Xin Qian sepenuhnya. Gadis itu hanya bisa mendengus. Ada begitu banyak kejutan hari ini. Sikap Yunxi, Xue dan Ming Ye membuatnya kesal. Jika dalam kondisi normal, dia pasti akan menghajar mereka hingga babak belur. Harga diri Xin Qian sebagai pembunuh berdarah dingin tercederai.

Di kediaman Pangeran Ketiga, barang-barang Xin Qian tergeletak di atas meja. Empat orang itu tampak serius memeriksa. Beraneka jenis benda yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya.

Ming Ye tanpa sengaja menekan tombol power pada ponsel Xin Qian. Cahaya terang ponsel membuatnya kaget setengah mati. “A-apa ini benda spiritual?” pekiknya. Untung saja dia tidak melemparkan benda itu.

Semua orang saling pandang dengan wajah bodoh. Belum sempat bereaksi, kini terdengar suara bip bip bip dari arloji yang dipegang Yunxi. Cahaya biru berkedip-kedip membuat tangan Yunxi gemetar.

Sejak tadi, Xue dia menimang-nimang dompet milik Xin Qian yang telah diperiksanya berulang kali. Kartu kredit dan berbagai jenis kartu debit yang diduganya sebagai senjata sejenis suriken telah diperiksa olehnya. “Senjata ini tidak mengandung racun,” ucapnya sembari menghela napas lega.

Kini, dia sibuk dengan lembaran uang dollar dan yuan milik Xin Qian. “Apakah ini kertas mantra? Gambarnya aneh sekali,” gumamnya.

Yunxi kini sibuk dengan penemuannya yang baru. Mp3 player yang berisi berbagai jenis musik favorite Xin Qian menarik perhatian Yunxi. Begitu dia menekan tombol play, musik genre klasik Conquest of Paradise seketika mengalun. Seakan terbius, empat orang itu diam terpaku.

“Y-yang Mulia, gadis bermarga Xin itu mempunyai banyak benda surgawi. M-mungkinkah dia datang ke sini memang untuk membantu kita?” Xue memberanikan diri bersuara. Pangeran Ketiga tidak merespon. Kendati demikian, dia juga mempunyai kecurigaan senada. Jenis pistol laras pendek dan granat membuatnya tertarik. Meski dia tidak mengerti bagaimana cara menggunakannya, Pangeran Ketiga mempunyai firasat bahwa dua benda yang dipegangnya itu adalah senjata ampuh.

Dalam pertempuran terakhir dengan Da Qing, kedua belah pihak bertempur habis-habisan selama tiga puluh hari. Bukan tidak mungkin, Da Qing mengirimkan Xin Qian kepada mereka.

"Apa dia dikirim oleh Qing Sheng?" gumamnya pelan. Kedatangan Xin Qian yang tiba-tiba di dekat markas militer mereka, mendatangkan kecurigaan besar.

"Menjawab, Yang Mulia. Hamba belum pernah melihat wanita Da Qing berpenampilan seperti ini sebelumnya," sahut Ming Ye.

Sang Pangeran memasukkan kembali semua barang Xin Qian ke dalam ransel. Tas ransel ini terbuat dari bahan berkualitas bagus dengan jahitan rapi. Pangeran Ketiga kagum melihat model dan jahitan yang sangat rapi. Bahkan milik Kaisar Da Liang pun tidak ada yang sebagus ini. Terlebih, sekelompok benda aneh yang baru pertama dilihatnya.

"Benar, kita harus berhati-hati dengan identitas wanita ini. Dia tidak sederhana." Xue menambahkan.

Meski diam tidak menanggapi ucapan Xue dan Ming Ye, Pangeran Ketiga membenarkan asumsi mereka. Identitas Xin Qian pastinya tidak sederhana.

"Apa sudah ada kabar dari mata-mata kita?" tanyanya.

Xue terlihat ragu untuk melaporkan sesuatu.

"Katakan!" titahnya tegas.

"Ehm, tidak ada pergerakan sama sekali dari sana, Yang Mulia. Ini sungguh aneh."

"Hamba akan menyelidiki asal usul gadis bermarga Xin itu, Yang Mulia,” imbuhnya kemudian.

"Baiklah, mari kita kembali ke penjara." Sang Pangeran tidak sabar mendapatkan pengakuan. Xin Qian meringkuk kedinginan di lantai penjara yang dialasi jerami kering. Pria itu menatap dingin.

"Siram dengan air dingin!" titahnya.

Yunxi bergegas membawa sebaskom air dingin dan menumpahkan di wajah Xin Qian.

"Uhuk uhuk uhuk."

Xin Qian yang tertidur seketika bangun. Antara kaget dan marah, Xin Qian seketika berdiri. Baru saja berniat memarahi, Xin Qian mengurungkan niat saat melihat pria yang diduganya sebagai Kaisar itu ada di antara mereka. Terbius dengan penampilan megah Pangeran Ketiga yang membuat Xin Qian merasa rendah diri.

"Jangan membuang waktuku. Cepat katakan, bahwa kamu adalah mata-mata Da Qing!" Sang Pangeran berkata tanpa ekspresi.

Xin Qian ternganga. Interogasi macam apa ini. Tiba-tiba dia disuruh mengakui sebagai mata-mata Da Qing.

"Mata-mata Da Qing apanya! Lelucon!" Xin Qian yang sudah berusaha menahan diri kini dibuat emosi.

"Jangan bicara sembarangan dengan Pangeran Ketiga!” Xue dan Ming Ye reflek menghunuskan pedangnya di leher Xin Qian, membuatnya tanpa sadar mundur dua langkah.

Temperamen para pria tampan ini benar-benar buruk. Tidak bisa disinggung sama sekali. Sejak masuk zaman kuno ini, mereka selalu mengancamnya dengan bilah pedang.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Xin Qian lemah. Sebaiknya di harus mengendalikan diri. Dengan kejeniusan dan nama besarnya sebagai pembunuh tingkat atas, dia tidak boleh gegabah. Xin Qian sudah memutuskan untuk tidak bersikap impulsif.

"Katakan dengan jujur, kamu dari mana?"

"Bukankah tadi aku sudah bilang, aku utusan dari sekte Emei. Ketua sekte memerintahkanku untuk membantu kalian. Kenapa masih terus bertanya!” Xin Qian memutuskan untuk membuat identitas palsu sebagai murid salah satu perguruan yang dia sebutkan secara acak.

Dia tidak tahu di era ini ada perguruan dengan nama Sekte Emei atau tidak. Asalkan dia bisa menyebutkan identitasnya, itu akan lebih baik daripada dia menyebutkan bahwa dirinya berasal dari masa depan yang tersesat di zaman kuno.

"Sekte Emei?" Pangeran Ketiga menatap Xin Qian dingin.

"Benar." Xin Qian terlalu percaya diri.

“Yang Mulia, bukankah Sekte Emei sudah lama menutup diri, tak ingin terlibat dengan dunia persilatan sama sekali?” Yunxi berkata pelan.

Xin Qian kaget setengah mati mendengar ucapan Yunxi. ‘Aah, celaka. Ternyata Sekte Emei benar-benar ada di era ini.’ Rasa panik berkelebat sekilas di matanya. Namun, dia langsung tersenyum dengan sangat manis supaya tidak mengundang kecurigaan. Sudah terlanjur mengenalkan diri sebagai anggota Sekte Emei, mana mungkin akan mengingkarinya sekarang.

“Mana plakat tanda pengenalmu?!” Xue meminta bukti. Di dunia persilatan, murid tingkat atas tiap perguruan mempunyai plakat giok sebagai identitas. Xin Qian seharusnya memilikinya, jika memang dia benar-benar anggota Sekte Emei.

“Bukankah kalian sudah menggeledah carrier milikku! Tanda pengenalku ada di sana!”

“Tunjukkan padaku!” Yunxi melemparkan ransel pada Xin Qian. Gadis itu membuka dompet dan mengambil kartu tanda pengenal yang dimilikinya, membuat para pria itu mengerutkan dahi.

“Lihat, kalian bisa membaca, bukan. Di sini tertulis, namaku Xin Qian. Apa kalian masih tidak percaya?!”

Tiga pengawal Xuan Yuan saling pandang. Tanda pengenal macam apa ini? Apakah Sekte Emei begitu miskin, hingga memberikan tanda pengenal berupa kartu tipis seperti ini?

Xin Qian mencoba membaca keraguan yang tersirat di wajah empat pria yang ada di hadapannya. Gadis itu melihat penampilan mereka dengan teliti, dia menemukan ada plakat giok bertuliskan identitas mereka yang menggantung di pinggang masing-masing.

“Aah, Sekte Emei memang mempunyai terobosan yang berbeda. Kami cukup menggunakan kartu tipis ini, semua data bisa dilihat dengan alat seperti itu. Ini sangat canggih, apa kalian tidak tahu!” Xin Qian berkata dengan sombong sambil menunjuk ipad miliknya.

“Bukankah kalian sudah melihat semua barangku? Aku berani jamin, bahkan Kaisar kalian tidak mempunyai apa yang aku punya!”

Pangeran Ketiga menghela napas panjang, tak ingin memperpanjang perdebatan perkara kartu identitas. "Apa alasan gurumu? Selama ini Da Liang tidak mempunyai hubungan yang baik dengan Sekte Emei."

"Kami kali ini harus turun gunung dan memberi kontribusi pada negara kalian. Sebenarnya, Guru sudah begitu lama ingin melakukannya, tapi kami ada urusan yang sangat mendesak sebelumnya." Xin Qian berkata dengan begitu fasih. Sekarang di telah bertambah satu lagi keahliannya, yaitu berakting.

"Negara kalian? Bukankah ini juga negaramu?" sembur Yunxi kesal. “Da Liang kalian, memangnya Sekte Emei bukan penduduk Da Liang?”

Xin Qian, "..."

‘Bukan, negaraku adalah Tiongkok. Entah apa nama negara kalian yang aneh ini, teriaknya dalam hati.’

"Iya, benar. Da Liang juga negaraku." Xin Qian berkata dengan gembira.

“Kalau begitu, katakan pada kami semua benda aneh yang ada di dalam tas milikmu itu!”

Sreett sreett sreett

Baru saja Pangeran Ketiga menyelesaikan kalimatnya. Ada beberapa anak panah meluncur masuk.

"Ada penyusup, kejar!"

Ming Ye dan Xue sudah menghilang dari pandangan mata dalam sekejap. Pangeran Ketiga mengejar setelah memastikan pada Yunxi untuk menjaga Xin Qian baik-baik. Urusan mereka dengan Xin Qian akan dilanjutkan setelah menyelesaikan urusan dengan penyusup.

Xin Qian ternganga melihat kecepatan gerak Pangeran Ketiga yang hanya dalam satu kedipan mata sudah menghilang bagai asap. Ilmu bela diri orang-orang ini sangat tinggi.

"Ternyata kemampuanku di sini, sedikit tidak berguna," keluhnya pelan.

Sebelumnya, dia begitu berbangga diri dengan kemampuan bela dirinya yang melampaui orang lain. Namun, melihat kemampuan empat pria ini, Xin Qian patah hati. Sepertinya butuh waktu lama untuk bisa mengalahkan para pria yang menyekapnya ini. Jadi, dia harus membuat pilihan yang tepat demi keselamatannya. Sebelum dia sampai di tempat yang aman, dia harus memanfaatkan mereka semua sebagai teman. Setelah itu, dia baru akan merencanakan untuk melarikan diri.

"Aku tidak boleh bertindak sembarangan. Untuk sementara, aku harus menuruti mereka semua."

Hal pertama yang harus dilakukannya adalah dia harus mendapatkan kepercayaan dari Pangeran tampan itu. Kendati Xin Qian merasa benci harus mengabdi pada seseorang. Namun apa boleh buat, di tempat aneh ini dia bisa mati kapan saja jika tidak mempunyai dukungan.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (4)
goodnovel comment avatar
Fitri Yah
sukaaaaaaaaaaaaaaaaa aaaaaaaa aaaaa
goodnovel comment avatar
Indah Syi
kecanduan q
goodnovel comment avatar
Gery Hermawan
lanjut membaca
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 140. The End

    Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain. Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an. Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicaraka

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 139. Hukuman yang Layak

    Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 138. Hukuman Apa?

    Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 137. Eksekusi

    Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 136. Lin Chao Feng Ditangkap

    Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat

  • Selir Pangeran Murong    SPM - Part 135. Mesin Waktu

    Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status