Share

SPM - Part 2. Pangeran Murong yang Tampan

Xin Qian tidak mempunyai pilihan lain kecuali alur mengikuti. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah menyelamatkan nyawanya terlebih dahulu.

Saat ini, dia berada di tempat yang tidak dikenal. Belum cukup, bahkan dirinya menjadi tawanan tanpa mengetahui situasi apa yang sedang terjadi di tempat ini.

Hah, sungguh konyol.

Mati di tangan Lin Chao Feng setidaknya membuatnya tidak mati penasaran, tapi mati di tangan para pria aneh ini. Bukankah hanya akan membuatnya mati penasaran?

"Apa kalian tidak dengar? Aku bukan mata-mata. Aku justru datang untuk memberikan bantuan pada kalian. Dengar tidak?" Tidak bisa dibiarkan, Xin Qian harus berusaha mengumpulkan tenaga untuk meyakinkan mereka.

Pria yang baru saja datang melontarkan tatapan dingin pada Xin Qian. Pria ini adalah Dewa Perang Da Liang, Murong Xuan Yuan.

Penampilan gadis ini memang tidak layak untuk berhadapan dengan seorang Murong Xuan Yuan yang sedingin es.

"Lancang!" Salah seorang pengawal meraung marah.

Gadis ini sungguh tidak sopan berbicara di depan majikan mereka.

"Kalian yang lancang. Seharusnya kalian dengarkan dulu ucapanku. Aku bilang, aku datang untuk membantu kalian, kenapa tidak percaya?" Xin Qian balas meraung.

Di zaman modern, tidak ada seorang pun yang berani menindasnya. Dia adalah pembunuh berdarah dingin. Bahkan membunuh orang tanpa berkedip. Sekarang, dia diperlakukan seperti ini. Bagaimana mungkin Xin Qian bisa terima?

"Kalian tidak percaya?"

Ternyata, tidak semudah itu meyakinkan orang zaman kuno.

Xin Qian mendengus pelan.

Bahkan ketika Murong Xuan Yuan mendengarkan kalimat Xin Qian, dia semakin curiga. Darimana asal wanita aneh ini? Mereka sudah menjelajah berbagai negara di daratan ini. Jelas-jelas pakaian ini belum pernah mereka temui sebelumnya di negara manapun.

Apalagi sikap wanita aneh ini mencurigakan.

"Yunxi!"

"Menghadap, Yang Mulia."

"Kurung dia!"

Xin Qian masih linglung saat pria tampan yang membuatnya terpana itu menurunkan perintah.

"Hamba menjalankan perintah, Yang Mulia." Segera, tiga anak buahnya itu bergegas menyeret tubuh Xin Qian menjauh. Mau tidak mau, Xin Qian terbangun dari mimpi buruknya.

Tadi dia masih mengira bahwa pria tampan itu akan sedikit berbelas kasih saat dia mengatakan akan membantunya.

"Tidak, kalian pasti akan menyesal jika memperlakukanku dengan buruk. Aku pasti akan membalas dendam." Xin Qian merasa begitu bodoh.

Tiga pengawal itu terkejut. Mereka mengira, Xin Qian akan memohon ampun untuk dilepaskan. Tidak disangka, gadis aneh ini justru memaki mereka.

Mungkin kejutan hari ini terlalu banyak, sehingga membuatnya tidak terlihat seperti dirinya. Jika dalam kondisi normal, dia pasti akan menghajar para pria ini hingga babak belur.

Situasi yang terjadi saat ini masih membuat gadis itu linglung.

"Lancang!" Pengawal bernama Yunxi itu memukul tengkuk Xin Qian geram.

Wanita kurang ajar ini bahkan berani bicara dengan nada tinggi di depan majikan mereka. Betapa kurang ajar.

"Kalian akan menyesal. Aku akan membalas kalian semua." Xin Qian meraung penuh amarah.

"Apa kamu tidak bisa menghargai nyawamu sendiri. Yang Mulia sudah berbaik hati tidak membunuhmu, kamu masih berani mengkritik." Yunxi mendengus dingin.

Sikap Yunxi, Xue dan Ming Ye membuat gadis ini kesal. Harga diri Xin Qian sebagai pembunuh berdarah dingin terlukai dengan perlakuan para pengawal ini.

"Kalian...."

"Apa lagi? Kamu harus menghargai kebaikan Yang Mulia. Seorang mata-mata harusnya langsung dibunuh."

Pria yang dipanggil dengan sebutan Yang Mulia itu hanya menatap dingin dari kejauhan saat mendengarkan umpatan Xin Qian.

"Benar-benar pemberani." Dia mendengus dingin.

Saat hendak melangkah pergi, Murong Xuan Yuan tiba-tiba mengurungkan niat. Tadi dia hanya melirik sebentar ke arah Xin Qian yang diseret menuju penjara.

Wajahnya terlihat jijik melihat pakaian aneh yang dikenakan wanita itu. Pakaian macam apa itu? Seorang wanita yang berpakaian ketat membentuk lekuk indah, bukankah hanya seorang pelacur? Di zaman ini, wanita bahkan memakai pakaian berlapis sebelum mengenakan hanfu.

Apakah wanita ini seorang pelacur?

Xin Qian masih membantah tuduhan sebagai mata-mata. Dia berkata benar.

"Mata-mata? Hey, aku sudah bilang kalau aku bukan mata-mata. Cepat beri tahu aku, ini daerah mana?" Dari kejauhan Xuan Yuan mendengar Xin Qian meraung marah.

Wanita itu benar-benar sulit dihadapi. Terpaksa mereka menotok dan membuat Xin Qian tidak sadarkan diri ketika membawanya ke penjara. Sesampai di sana, tangan dan kaki gadis itu terikat dengan rantai besi.

Salah siapa, Xin Qian tiba-tiba terjatuh di samping markas militer perbatasan mereka. Saat ini dua pasukan dari kerajaan Da Liang dan Kerajaan Qing sedang berperang.

Ketika tiba-tiba muncul wanita berpakaian aneh di markas militer, semua orang tentu saja curiga. Hanya orang gila yang melepaskan Xin Qian begitu saja.

"Hormat, Yang Mulia." Sosok tubuh Murong Xuan Yuan melesat mengikuti para pengawalnya yang membawa tubuh Xin Qian yang tidak sadarkan diri.

"Lapor, Yang Mulia. Dia belum mengaku?" Yunxi melapor. Murong Xuan Yuan hanya mengangguk sekilas. Dia sudah mendengar semuanya dari jauh.

Pria bermahkota giok itu menatap curiga dengan ransel hitam yang masih menempel di punggung Xin Qian.

"Lucuti, aku ingin melihat apa isinya!" titahnya sambil menunjuk benda aneh di punggung wanita itu.

"Baik."

"Awasi dia, Yunxi! Ming Ye dan Xue ikut aku!" Murong Xuan Yuan melesat kembali ke barak. Diikuti Ming Ye dan Xue di belakang. Sementara Yunxi melemparkan Xin Qian dalam jeruji besi.

Di dalam barak Yang Mulia Pangeran Ketiga Murong Xuan Yuan, pria itu menurunkan perintah.

"Ming Ye, bawa benda itu ke sini!"

Pria bernama Ming Ye segera menyerahkan tas ransel yang digendong oleh wanita bernama Xin Qian.

"Dia bermarga Xin. Hamba akan menyelidiki asal usulnya, Yang Mulia."

Pria yang disebut Yang Mulia itu bernama Murong Xuan Yuan, Pangeran ketiga di kerajaan Da Liang. Saat ini dia adalah Jendral tertinggi militer Da Liang. Dia bertanggung jawab penuh untuk memenangkan pertempuran ini.

Setelah tiga puluh hari bertempur habis-habisan. Kekuatan Negara Qing sudah terkuras, begitupun juga dengan mereka.

"Apa dia dikirim oleh Qing Sheng?" gumamnya pelan.

"Menjawab, Yang Mulia. Hamba belum pernah melihat wanita berpenampilan seperti ini sebelumnya." Wanita ini jelas-jelas wanita aneh. Di musim dingin suhu udara begitu dingin. Dia hanya memakai pakaian aneh seperti itu. Apakah dia cari mati?

Murong Yuan, membolak-balik isi ransel. Tas itu berisi bermacam benda. Dia tidak mengerti benda apa yang ada di dalam tas tersebut. Sekelompok benda aneh yang baru pertama dilihatnya. Sebaiknya dia berhati-hati. Jangan-jangan itu jebakan atau semacam senjata rahasia.

Pangeran Ketiga Murong Xuan Yuan memasuki pemikiran yang mendalam. Sekeras apapun usahanya memikirkan benda-benda yang ada di depannya, dia tidak berhasil memahami.

"Benar, kita harus berhati-hati dengan identitas wanita ini. Dia tidak sederhana." Xue menambahkan.

Tas ransel yang terbuat dari bahan berkualitas bagus dengan jahitan rapi, sulit ditemukan di zaman ini. Wanita ini mempunyai tas sebagus ini, dia pasti mempunyai banyak uang untuk memesan tas seperti ini, bukankah dia bukan orang biasa.

"Apa sudah ada kabar dari mata-mata kita?" Xuan Yuan berkata datar.

Dia benar-benar penasaran dengan identitas wanita ini. Benda-benda yang dibawanya sangat aneh.

Jika mata-mata kerajaan Qing mempunyai benda-benda asing seperti ini untuk menyerang. Bukankah itu pertanda buruk?

Xue terlihat ragu akan melaporkan sesuatu.

"Katakan!" titahnya tegas.

"Ehm, tidak ada pergerakan sama sekali dari sana, Yang Mulia. Tidak ada kabar sama sekali yang mengabarkan mereka mengirimkan mata-mata dengan membawa benda aneh." Xue melaporkan apa yang diketahuinya.

"Baiklah."

Dia harus mencari cara untuk membuka mulut wanita tersebut. Bagaimana pun caranya.

Kilat licik melintas di matanya. Dia mempunyai pemikiran. Sudut bibir tipis pria tampan itu terangkat saat memikirkan hal tersebut.

Lalu, saat malam mulai datang, dia bergegas melangkah menuju penjara dimana tawanan wanita itu dikurung.

Ketika Xuan Yuan datang, wanita berpakaian aneh itu masih meringkuk di lantai dingin penjara tak sadarkan diri.

"Dasar pelacur tak tahu malu. Berpakaian seperti ini di markas militer!" dengus Xuan Yuan jijik.

Di era ini, wanita begitu menjaga diri. Memakai baju berlapis-lapis. Tak terlihat bentuk tubuhnya. Wanita ini bahkan tidak tahu malu.

"Siram dengan air dingin!" titahnya pada pengawal Yunxi.

"Baik." Yunxi yang membawa sebaskom air dingin dan menumpahkan di wajah Xin Qian.

"Uhuk uhuk uhuk."

Xin Qian yang tidak sadarkan diri mulai membuka mata. Di musim sedingin ini, menyiram dengan air dingin. Benar-benar tindakan kejam.

"Jangan membuang waktuku. Cepat katakan, bahwa kamu adalah mata-mata kerajaan Qing!" Xuan Yuan berkata tanpa ekspresi.

Xin Qian ternganga. Interogasi macam apa ini. Tiba-tiba dia disuruh mengakui sebagai mata-mata kerajaan Qing.

"Kerajaan Qing apanya! Apa itu kerajaan Qing? Lelucon!" Baru saja tersadar Xin Qian sudah dibuat emosi.

"Kamu...."

Baru saja menyelesaikan kalimatnya. Xue dan Ming Ye sudah menghunuskan pedangnya di leher Xin Qian.

Temperamen para pria tampan ini benar-benar buruk. Tidak bisa disinggung sama sekali.

Tunggu!

Kerajaan Qing? Jadi sekarang ini dia masuk di abad berapa?

Badai Tornado itu ... benar-benar telah membawanya ke zaman leluhur.

Aah, ini baru benar-benar lelucon. Menyadari dia baru saja lepas dari buruan mafia dunia modern, tapi menjadi tawanan pria aneh di era kerajaan. Sungguh terlalu.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Xin Qian lemah. Sebaiknya di harus mengendalikan diri.

Orang-orang zaman kuno ini memang tidak mudah dihadapi. Ini adalah markas militer. Ada begitu banyak pasukan Da Liang di tempat ini, sedangkan dirinya seorang diri.

Dengan kecerdasannya sebagai pembunuh tingkat atas yang selama ini telah membuat nyawanya dihargai satu juta dollar, dia tidak boleh gegabah. Xin Qian sudah memutuskan untuk tidak bersikap impulsif.

"Katakan dengan jujur, kamu dari mana?"

Huh, mana mungkin Xin Qian bilang telah berteleportasi dari zaman modern. Entah sekarang dia transmigrasi di tahun berapa. Xin Qian tidak tahu harus menjawab apa. Sekarang, dia tidak tahu nama-nama wilayah di era ini.

Sungguh sial.

"Aku ... aku utusan dari sekte Emei. Ketua sekte memerintahkanku untuk membantu kalian."

Hah....

Untung saja Xin Qian sangat cerdas. Dia menemukan sebuah alasan. Entahlah di era ini ada nama Sekte Emei atau tidak. Asalkan dia bisa menyebut salah satu asal usul itu akan lebih baik daripada dia menyebutkan bahwa dirinya berasal dari zaman modern dan bertransmigrasi ke zaman kuno karena dibawa oleh mesin waktu.

"Sekte Emei?" Murong Xuan Yuan menatap Xin Qian dingin.

Dia pernah mendengar ada sekte Emei, tapi sekte itu tidak mau ikut campur dalam dunia politik selama ini. Kenapa tiba-tiba mereka datang memberi bantuan. Apakah ada konspirasi yang tidak dia ketahui?

Xuan Yuan besar dan tumbuh di dalam istana yang penuh dengan intrik. Tentu saja dia tidak bisa menurunkan kewaspadaan sama sekali pada orang asing.

"Benar." Xin Qian terlalu percaya diri.

"Apa alasan gurumu? Selama ini Da Liang tidak mempunyai hubungan yang baik dengan Sekte Emei." Xuan Yuan berkata tanpa ekspresi.

Aah, celaka. Ternyata Sekte Emei benar-benar ada di era ini. Rasa panik berkelebat sebentar di mata Xin Qian. Namun, dia langsung tersenyum dengan sangat manis.

"Kami kali ini harus turun gunung dan memberi kontribusi pada negara kalian. Sebenarnya, Guru sudah begitu lama ingin melakukannya, tapi kami ada urusan yang sangat mendesak sebelumnya." Xin Qian menyadari sekarang di telah bertambah satu lagi keahlian, yaitu berakting.

"Negara kalian? Bukankah ini juga negaramu?" sembur Yunxi kesal. Da Liang kalian, memangnya Sekte Emei bukan penduduk Da Liang?

Xin Qian, "..."

Bukan, negaraku adalah Tiongkok. Entah apa nama negara kalian yang aneh ini, teriaknya dalam hati.

"Iya, benar. Da Liang juga negaraku." Xin Qian berkata dengan gembira.

"Baik, kalau kamu berniat membantu kami. Lalu benda-benda apa ini?"

Sreett sreett sreett

Baru saja Xuan Yuan menyelesaikan kalimatnya. Ada beberapa anak panah meluncur masuk.

"Ada penyusup, kejar!"

Ming Ye dan Xue sudah menghilang dari pandangan mata dalam sekejab. Murong Xuan Yuan mengejar setelah memastikan pada Yunxi untuk menjaga Xin Qian baik-baik. Urusan mereka dengan Xin Qian akan dilanjutkan setelah menyelesaikan urusannya.

Xin Qian terngaga melihat kecepatan gerak Xuan Yuan yang berkedip dan menghilang bagai asap. Ilmu bela diri orang-orang ini sangat tinggi.

"Ternyata kemampuanku di sini, sedikit tidak berguna," keluhnya pelan.

Di zaman modern, bela diri Xin Qian sudah termasuk tinggi, sulit mencari tandingannya. Dia menjadi agen pembunuh nomor satu karena kejeniusannya. Ilmu peringan tubuh dan gerakan bela diri yang mumpuni.

Namun, dia ... tercengang dengan kemampuan para pria berpakaian aneh di depannya itu.

"Saya tidak boleh bertindak seenaknya. Untuk sementara, saya harus menuruti mereka semua." Xin Qian telah menyalakannya dalam hati. Dia sudah berteleportasi sejauh ini, akan sia-sia jika mati di tempat ini.

Sebelum dia sampai di tempat yang aman, dia harus memanfaatkan mereka semua sebagai teman. Setelah itu, dia baru berencana untuk melarikan diri.

Lebih baik lagi, dia harus mendapatkan dukungan dari pria tampan itu. Sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip hidup Xin Qian sebelumnya. Namun apa yang bisa dibuat, di tempat yang aneh ini dia bisa mati kapan saja jika tidak memiliki dukungan.

Beberapa kali, Yunxi hanya menatap Xin Qian dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

Bersambung

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Indah Syi
kecanduan q
goodnovel comment avatar
Gery Hermawan
lanjut membaca
goodnovel comment avatar
Retna Handayani
xin qian ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status