Beberapa sosok tubuh berkejaran menjauhi penjara dimana Xin Qian disekap. Gerakan yang cepat dan terampil menunjukkan bahwa mereka semua mempunyai kemampuan bela diri di atas rata-rata. Bahkan beberapa sosok berbaju hitam itu begitu mudah menyusup di tengah penjagaan ketat para prajurit yang berjaga di barak militer.
"Ada penyusup, tangkap!" Seorang prajurit heboh memanggil teman-teman saat angin musim dingin bercampur dengan riuh pertarungan menampar gendang telinganya. "Berani sekali mereka menyusup di markas militer Da Liang kita." "Orang-orang Da Qing cukup bernyali besar." "Tuan Xue dan Tuan Ming Ye pasti akan menangkap mereka semua." Dalam waktu sekejap mata, para prajurit berkerumun menyaksikan pertarungan tujuh lawan dua. Para pria berpakaian serba hitam serentak menyerang Xue dan Ming Ye. Dentang suara pedang yang saling beradu merobek udara. Kilatan pedang bergerak cepat, sulit diikuti mata normal. Hanya bisa dilakukan oleh seniman bela diri berkemampuan tinggi. Pertarungan sengit pun tak terelakkan. Tujuh orang berpakain serba hitam itu mengeroyok Ming Ye dan Xue. Teng teng teng "Siapa kalian?" Xue bertanya dengan tenang. Napasnya sangat teratur, tak terlihat kepayahan sama sekali meskipun dia dikeroyok oleh empat orang. "Kami adalah utusan dewa pencabut nyawa." "Cari mati!" Xue menebas ke leher pria itu. Sial, serangannya berhasil ditangkis. "Mau tahu Dewa kematian yang sesungguhnya, lihat ini!" seru Xue sambil tersenyum miring. Xue begitu enteng mengimbangi serangan dari empat orang seniman bela diri. Pengawal tampan berjubah hijau itu bergerak dengan lincah. Memutar tubuh, menunduk, miring ke kanan dan ke kiri menghindari serangan. Lalu balas menyerang tanpa henti seperti gerakan tarian pedang yang indah. Tubuhnya terlihat berkedip-kedip seperti bayangan saking cepatnya bergerak menyerang dan menghindar silih berganti. Sementara Ming Ye tak jauh berbeda. Dengan ganas, dia malawan tiga orang penyusup dengan gerakan trengginas. "Sebaiknya kalian menyerah saja!" Ming Ye berkata tegas dan dingin. "Jangan harap. Kami datang untuk mencabut nyawa Xuan Yuan." "Lancang!" Ming Ye meraung. Dia bergerak menekan dengan agresif, tapi teratur. Menyerang dan menghindar dengan gerakan yang cepat dan gesit. Teknik pertarungan yang berkebalikan dengan Xue yang bergerak lembut tapi mematikan. Kehebatan pengawal pribadi Dewa Perang Da Liang bukan hanya nama besar belaka. Meskipun dikeroyok oleh mereka yang berkemampuan di atas rata-rata, Ming Ye dan Xue begitu lincah menghindari tebasan pedang, bahkan memberi serangan balik yang berhasil membuat musuh kewalahan. "Memang pantas menyandang nama besar pengawal pribadi Pangeran Ketiga." Salah satu dari pria berpakaian hitam itu memberi pujian. "Omong kosong, kalian yang tidak punya kemampuan. Jangan banyak mengoceh." Ming Ye meraung dan menebas secepat kilat pada pria yang lengah di depannya. Dalam satu tebasan, pria itu roboh ke tanah. Melihat salah satu temannya sudah dijatuhkan, dua orang yang mengeroyok Ming Ye meraung marah. Kesempatan kembali datang pada Ming, karena emosional keduanya juga dijatuhkan dalam waktu singkat. Dengan cepat prajurit yang sejak tadi menonton pertarungan ikut menghunuskan pedang di leher tiga pria yang telah terkapar di tanah. Ming Ye segera melompat untuk membantu Xue yang masih berjuang melawan empat orang. Mendapatkan bantuan Ming, satu demi satu dari empat orang itu berhasil dijatuhkan. Ming Ye dan Xue akhirnya berhasil meringkus tujuh orang yang lancang menyusup di markas mereka. "Katakan, siapa Tuan kalian?" Ming Ye menghunus pedang di leher salah satu di antara mereka. Sementara Xue juga melakukan hal yang sama pada yang lainnya. Bukan memberi jawaban, para penyusup hanya menyeringai. Kendati berada dalam situasi hidup dan mati, tak ada sorot ketakutan sama sekali di mata mereka. Dalam hitungan detik, mereka menggelepar mati bersamaan. Ming Ye memeriksa mulut sanderanya. Aroma racun menyapa penciuman. "Sial! Mereka menggigit racun.” Hanya bisa membuang napas kecewa melihat kenyataan tersebut. Xue dan Ming Ye tidak bisa mencegah mereka bunuh diri. Tujuh orang penyusup semuanya mati dengan cara yang sama. "Pasukan berani mati. Sial!" Xue mengepalkan tangan. Dia pernah mendengar sekelompok pembunuh yang siap mengorbankan nyawa dalam melaksanakan tugas. Mereka sudah menyiapkan racun di mulut mereka. "Mari kita lapor pada Pangeran Ketiga." Ming Ye bergegas untuk pergi. Namun sebelum mereka berbalik, seorang pria tampan yang bermahkota giok dengan momentum kedatangan yang begitu agung dan bermartabat terbang di udara dengan pakaian hitam megah bersulam benang emas. Jubahnya berkibar bagaikan dewa yang turun dari langit. "Pangeran Ketiga." Ming Ye dan Xue memberi hormat. Murong Xuan Yuan menatap dingin tujuh mayat yang terkapar di hamparan salju. Amarah berkilat dari matanya. "Mereka semua mati?" tanyanya datar. "Iya, Yang Mulia." Ming Ye melapor dengan wajah penuh penyesalan. Seharusnya mereka bergerak lebih cepat untuk membuang racun di dalam mulut mereka. "Berani sekali mereka mati tanpa memberi tahu siapa tuan mereka," dengusnya. Hari ini terlalu banyak kejutan yang mereka temui di Markas. Saat ini mereka belum berhasil mengungkap sosok Xin Qian, sekarang ada tujuh orang penyusup yang datang mengacaukan Markas. "Apakah mereka berhubungan dengan gadis aneh itu, Yang Mulia?" tanya Xue curiga. Xue merasa curiga jika tujuh orang ini ada hubungannya dengan wanita aneh bernama Xin Qian yang tadi pagi mereka tangkap. "Sebaiknya kita selidiki dengan hati-hati." Pangeran ketiga tidak ingin bertindak gegabah. Kendati belum yakin sepenuhnya dengan pengakuan Xin Qian, dia tidak boleh serta merta menganggap tujuh penyusup itu ada kaitannya dengan Xin Qian. Ming Ye dan Xue membuang napas gusar. Sudah tujuh hari ini Da Liang dan Da Qing melakukan gencatan senjata. Masing-masing pihak telah berada di jalan buntu. Setelah satu bulan penuh mereka terus bertempur di medan perang. Sumber daya yang mereka miliki makin menipis. Ransum dan tambahan amunisi dari ibukota kekaisaran entah kapan akan datang. Xue membakar lumbung pangan di markas Da Qing dua hari sebelum akhirnya keduanya sepakat untuk gencatan senjata. Dalam situasi ini, sudah sepantasnya Xue mencurigai Da Qing. Mungkin saja mereka memberi perintah untuk membunuh Pangeran Ketiga untuk keluar dari kebuntuan. "Sepertinya mereka sudah tidak sabar untuk kembali bertempur, Yang Mulia," tukas Ming Ye geram. Pangeran Ketiga menipiskan bibirnya mendengar ucapan Ming Ye. Para penyusup melepaskan panah beracun. Tujuan mereka jelas adalah untuk membunuhnya. Tadi pagi, dia telah menerima kabar bahwa tiga hari lagi pasukan dari Ibukota Hanzhou akan tiba. Apa yang menjadi sumber kekhawatirannya terkait ransum, tambahan pasukan dan persenjatan telah terpecahkan. Tidak masalah bagi Da Liang untuk kembali mengakhiri gencatan senjata. "Ayo kembali!" Tiga bayangan melesat kembali ke penjara dimana Xin Qian dikurung. Yunxi memberi hormat begitu sosok Pangeran Ketiga muncul di depannya, diikuti Ming Ye dan Xue di belakang. "Apa mereka teman-temanmu?" tanya pria itu penuh aura penekanan. Xin Qian terkesiap. Hanya bertanya beberapa kata, tapi membuat jantungnya bergetar. Pria ini benar-benar menakutkan. Tatapan dingin menembus rasa percaya diri Xin Qian. Gadis itu masih dalam keadaan terikat rantai besar sedang duduk dengan tenang di atas tumpukan jerami. "B-bukan. Semua anggota Sekte Emei adalah wanita. Apa kalian belum pernah mendengar?" Xin Qian berkilah. Tadi dia mendengar sekilas kalau Sekte Emei menutup diri dari dunia persilatan. Artinya, ada banyak rahasia yang tidak diketahui oleh banyak orang. Kali ini dia berbohong, mereka mungkin akan percaya. Yang paling penting saat ini adalah dia harus menepis kecurigaan para pria hebat ini. Kemampuan bela diri mereka jelas-jelas tidak terlampaui olehnya. Benar saja, sekali lagi bintang keberuntungan sedang berpihak pada Xin Qian. Sang Pangeran tidak membantah ucapannya. Artinya, bahwa Sekte Emei di zaman ini memang hanya beranggotakan wanita. Diam-diam Xin Qian mengurut dada. "Sekarang, jelaskan satu persatu!" Xue menumpahkan isi tas ransel milik Xin Qian yang dibawanya dari zaman modern. Mereka menatap aneh dengan barang-barang yang ada di dalam tas tersebut. Ini pertama kalinya mereka melihat barang aneh ini. Ada ponsel, ipad, mp3 player, earpiece alat komunikasi yang sering digunakan dengan dua rekannya, detektor logam, pistol laras pendek dan granat serta jenis senjata lainnya. Barang-barang ini akan menjadi sumber kecurigaan jika Xin Qian tidak bisa menjelaskan dengan baik. “Baiklah, aku akan menjelaskannya pada kalian semua benda surgawi ini,” sahutnya berusaha tenang untuk menguasai keadaan. “Benda surgawi?” Empat pria itu saling pandang. “Tentu saja. Kalian pikir benda-benda seperti ini adalah benda sembarangan? Cepat lepaskan rantainya!” Berhasil mendapatkan rasa penasaran Pangeran Ketiga, Xin Qian merasa di atas angin. Xuan Yuan hanya mengibaskan tangan santai dan rantai itu putus begitu saja. “Aku tidak akan segan jika kamu berbohong!” Xin Qian melongo. “Tidak berani!” balasnya sembari tersenyum semanis mungkin. “Kalau begitu, cepat jelaskan!” Yunxi sudah kehilangan kesabaran. Xin Qian berdiri dengan percaya diri. Dia mulai menjelaskan semua benda itu satu persatu dengan gaya meyakinkan. “Dengan alat ini, orang bisa berkomunikasi jarak jauh. Dari satu kota dengan kota lain, dari satu negara dengan negara lain.” Dahi empat pria itu berkerut saat Xin Qian menjelaskan tentang fungsi ponselnya. “Berkomunikasi jarak jauh? Bagaimana bisa? Jangan bicara omong kosong!” Yunxi merasa apa yang disampaikan Xin Qian adalah omong kosong belaka. Xin Qian tidak bisa membuktikannya di sini. “Benar, alat ini memang jadi tidak berguna di tempat ini Sayang sekali wilayah Da Liang ini kekurangan energi spiritual.” keluhnya. Ponselnya kehilangan sinyal. Tidak ada menara bts di tempat bobrok ini. “Apakah di tempat tinggal anda, energi spiritual begitu berlimpah?” Xue mulai tertarik. “Tentu saja, bahkan semua orang di tempatku menggunakannya untuk berkomunikasi setiap hari.” “Kalau benar begitu, pasti ada banyak harta karun surgawi di Sekte Emei?” Ming Ye ikut penasaran. Xin Qian tertawa renyah. Merasa bahwa percakapan ini sangat konyol. “Baiklah, lupakan ponsel. Sekarang aku tunjukkan pada kalian senjata canggih milikku.” Xin Qian mengelus pistol laras pendeknya. “Perhatikan baik-baik!” Gadis itu menembak dinding penjara. Suara letusan timah panas mengagetkan semua orang. Serentak, Xue, Ming Ye dan Yunxi menghunus pedang untuk melindungi majikan mereka. Mereka takut Xin Qian akan melukai Pangeran Ketiga. “Hei, aku sedang memperagakan cara kerja senjata canggihku!” Xin Qian melemparkan pistolnya untuk menurunkan kewaspadaan mereka. Setelah situasi kembali tenang, Xi Qian menghela napas. “Kalian lihat hasilnya, bukankah ini hebat? Bahkan dinding penjara setebal ini bisa berlubang oleh senjataku.” Xin Qian berkata bangga. “Hanya lubang sekecil ini, kamu berani membanggakan diri? Yang Mulia bahkan bisa meruntuhkan dinding ini dengan menggerakkan tangan dari jauh,” ejek Yunxi. Xuan Yuan mempunyai tenaga dalam tinggi. Kemampuan pistolnya tidak dianggap hebat. “Aku tahu kalian mempunyai tenaga dalam tinggi. Mudah saja melakukannya. Tapi lihatlah, aku bahkan tidak memiliki tenaga dalam. Hanya dengan menarik pelatuk, bisa membunuh orang dari jarak jauh.” Xuan Yuan tidak mengalihkan tatapan matanya sedikitpun. Penjelasan Xin Qian benar-benar menarik. Guru besar kekaisaran bahkan tidak bisa menjelaskan sebaik wanita ini. “Jika pasukan kalian mempunyai senjata ini bukankah….” Mata Pangeran Ketiga berkedip beberapa kali, menunjukkan minat pada ucapan Xin Qian. Namun, tiba-tiba gadis itu menyesali ucapannya. Apakah semua akan baik-baik saja jika senjata yang dibawanya ini digunakan sekarang? Mendadak Xin Qian sakit kepala. “Aarggh, kepalaku sakit sekali,” pekiknya sembari memegang kepala. Xin Qian tidak ingin melanjutkan. Terlalu sulit baginya untuk menjelaskan granat dan senjata lainnya di depan seorang Dewa Perang. Dia butuh waktu untuk memikirkan ulang keputusannya. "Beri dia obat dan pakaian yang layak!" titah Pangeran Ketiga kemudian. "Tidak ada pakaian wanita di barak militer, Yang Mulia," sahut Yunxi. "Ambilkan pakaianku!" titahnya. Tiga pengawal, "..." Xue, Yunxi dan Ming Ye saling pandang. Bahkan Pangeran Ketiga bersedia memberikan pakaiannya secara pribadi untuk wanita aneh ini. Apakah tidak berlebihan? "T-tapi bukankah itu----" "Apa kalian mau dia mati kedinginan?" Pangeran Ketiga berkata dingin tak bisa dibantah. “B-baik.” Ming Ye bergegas mengambilkan pakaian milik Xuan Yuan. Dalam tradisi Da Liang, jika seorang pria memberikan pakaiannya secara pribadi pada wanita, artinya orang itu akan menjadikan si wanita sebagai miliknya. Xin Qian adalah gadis yang belum jelas asal-usulnya. Para pengawal jelas tidak rela. Kendati demikian, mereka tidak punya pilihan lain kecuali patuh. "Pakai ini. Jangan berpakaian seperti wanita penghibur!" Yunxi menyerahkan pakaian majikannya pada Xin Qian dengan rasa tidak rela. Xin Qian, "..." ‘Wanita penghibur kepalamu!’ Padahal Xin Qian sudah berpakaian cukup sopan untuk ukuran zaman modern. Bisa-bisanya Yunxi menghinanya sebagai wanita penghibur. Sayangnya, dia tidak bisa berkonfrontasi dengan siapapun sekarang. Posisinya sangat rentan. Salah-salah justru akan membuat nyawanya terancam. Pilihan terbaik untuknnya saat ini adalah patuh. Ada sebuah ruangan tersembunyi yang bisa digunakan untuk berganti pakaian tak jauh dari sana. Xue dan Yunxi menunggu tak jauh dari tempat itu. Tak berapa lama kemudian, Xin Qian selesai mengenakan hanfu hitam dengan detail bordiran benang emas di bagian dada dan pinggang yang begitu indah. Tak ada jepit rambut indah di Markas militer. Jadi, dia hanya mengikat rambut ekor kuda dengan pita berwarna emas. Dia tetap memakai sepatu boot dari bahan kulit yang dibawanya dari zaman modern.Penampilan Xin Qian yang mempunyai postur tinggi 170cm terlihat heroik seperti pendekar dari zaman kuno. Xue dan Yunxi tidak bisa menutupi rasa kagetnya begitu melihat penampilan Xin Qian yang berubah seratus delapan puluh derajat. "Cepat, Yang Mulia Pangeran sudah menunggu,” bentak Xue ketika mulai menguasai diri. "Tunggu kita mau kemana? Aku bisa berjalan sendiri!" Dua pria itu membawa Xin Qian keluar dari penjara dengan kasar. Gadis itu tidak terima diperlakukan layaknya seorang tawanan. Benar-benar tidak menghormati harga dirinya. "Jangan coba-coba kabur dari sini, atau kamu akan mati!" Bukannya melepaskan, Yunxi mengancam dengan dingin. 'Kabur kepalamu! Mana mungkin berani kabur. Ilmu kalian begitu tinggi,' keluh Xin Qian dalam hati. Nasib seorang pembunuh nomor satu yang kepalanya dihargai satu juta dollar diperlakukan seperti seorang tawanan oleh orang-orang zaman kuno. Jika rekan-rekannya tahu, bukankah dia hanya akan menjadi bahan tertawaan. Sungguh menyedihkan.Dua tahun sejak kehadiran Pangeran Ketiga di Kota Chang'an, kehidupan di kota ini sudah sangat jauh berbeda. Pasar-pasar sangat ramai didatangi orang-orang dari luar wilayah. Chang'an memproduksi barang-barang yang tidak dihasilkan oleh kota-kota yang lain. Penduduk yang semula hidup di bawah garis kemiskinan, kini bisa hidup lebih baik. Pangeran Ketiga mengembangkan obat-obatan herbal, berbagai jenis senjata, sutera berkualitas tinggi dan berbagai barang lain yang hanya ada di Kota Chang'an. Permaisuri Xin dijuluki jenius yang berhasil menciptakan terobosan baru dalam menghasilkan berbagai barang tersebut. Apa yang pernah Xin Qian lihat di zaman modern, dia mengembangkannya di tempat ini disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang terbatas. Kendati demikian, hal tersebut menjadi terobosan yang luar biasa. Buktinya, berbagai barang tersebut mampu membuat nama Chang'an yang semula tak pernah diperhitungkan oleh dunia, sekarang menjadi salah satu kota yang paling banyak dibicaraka
Seorang wanita tua duduk merana di dalam jeruji besi. Ada besi berbentuk bulat sebesar bola dan rantai besar yang terikat di kakinya. Dengan usia setua Nenek Bai yang berusia lebih dari enam puluh tahun, para penjaga penjara surgawi memang sedikit berlebihan. Tanpa diikat dengan rantai sebesar itu saja, Nenek Bai tidak mungkin bisa melarikan diri dari sini. Xin Qian membuang napas melihatnya. Orang-orang zaman kuno memang sangat tidak masuk akal. "Bagaimana hasil pemeriksaan Nenek Bai?" bisik Xin Qian pada suaminya."Dia menemukan Lin Chao Feng pingsan di pinggir sungai. Setelah setengah hari menunggu, pria itu baru siuman. Nenek Bai mengajaknya pulang dan mengakuinya sebagai cucu. Hanya itu saja pengakuannya." Xuan Yuan berkata datar."Hmm, cukup masuk akal," sahut Xin Qian.Pangeran Ketiga menoleh. Ditatapnya wajah cantik Xin Qian dengan dahi mengernyit."QianQian, katakan padaku, kenapa kamu bisa bilang bahwa penjelasannya cukup masuk akal?" Xuan Yuan bahkan tidak percaya sama s
Sehari berselang selepas proses eksekusi Lin Chao Feng, Mei Yin dan Qionglin bergegas untuk menemui Permaisuri Xin. Ketika keduanya sampai di depan aula Paviliun Bulan, Xue yang datang menemui."Tuan Xue, ada hal yang harus saya sampaikan pada Permaisuri Xin hari ini." Wanita tua itu berinisiatif untuk berkata lebih dahulu sebelum Xue bertanya."Guru Mei harap menunggu sebentar. Hamba akan menyampaikan kepada Permaisuri Xin terlebih dahulu." Xue segera berlalu setelah selesai mengatakan kalimat tersebut."Guru, apa Anda yakin akan memberi hukuman untuk Qian'er?" ungkap Qionglin."Tentu saja, kejahatan Qian'er sudah begitu berat. Ada ratusan pasukan Da Liang yang mati keracunan, sedangkan ribuan lainnya terinfeksi racun. Apakah ini jenis kejahatan ringan?" sahut Mei Yin.Meski Qian'er adalah murid yang dirawatnya sendiri sejak masih kecil. Kejahatan tetaplah kejahatan. Dia tidak bisa mengabaikan nyawa ribuan orang yang menderita karena kasih sayangnya pada Qian'er. Apalagi, Qian'er ma
Xuan Yuan tidak memberi izin Permaisuri Xin untuk mengikuti proses hukuman Lin Chao Feng. Tak ingin memberi kesempatan untuk penjahat itu melihat wajah cantik Xin Qian barang sebentar saja supaya tidak menyisakan rasa sesal di dalam hatinya di ujung kematian. Pangeran Ketiga memang sekejam itu.Eksekusi hukuman ini disaksikan oleh penduduk Kota Chang'an."Untuk pelajaran bagi kalian semua yang masih menyimpan niat jahat untuk mencelakai kami, sebaiknya segera hapus baik-baik dari hati kalian. Kalian saksikan, pria ini bernama Lin Chao Feng, dia berniat untuk mencelakai Permaisuri Xin dan dua pangeran kecil. Aku tidak akan segan memenggal kepala orang ini." Xuan Yuan berpidato dengan tegas. Kembali ke zaman feodal adalah nasib buruk bagi Lin Chao Feng. Dia harus mati menyedihkan di tempat bobrok ini, tanpa seorang pun yang menangisi.Pria penjelajah waktu itu tidak terima dengan hukuman ini. Dia sama sekali tidak menyangka nyawanya akan berakhir begitu saja tanpa ampun di tempat yang
Lin Chao Feng berusaha melarikan diri ketika Xue datang. Raut panik pria penjelajah waktu dari zaman modern itu begitu kentara, tak bisa disembunyikan. Semua alat-alat yang dibawanya dari zaman modern sudah diamankan oleh pasukan Pangeran Ketiga."Lin Chao Feng, sebaiknya kamu menyerah saja!" Xue berkata datar dan dingin. Pengawal Xuan Yuan yang mempunyai karakter nyaris sama dengan majikannya adalah Xue. "Sialan, aku sudah ketahuan!" Sekuat tenaga, Lin Chao Feng berusaha melarikan diri. Pada akhirnya, ketahuan juga. "Pangeran Ketiga ingin kamu memberi penjelasan. Sebaiknya kamu tidak melawan, atau kamu tidak akan dilepaskan dari penjara surgawi." "Tidak akan semudah itu menangkapku!" Lin Chao Feng tidak terbiasa diancam oleh orang lain. Tak suka mendengar Xue menekannya sedemikian rupa."Mari kita coba!" Xue mulai menyerang. Lin Chao Feng mencoba untuk menghadapi.Jika di zaman modern, kemampuan bela diri Lin Chao Feng bisa dibilang tangguh. Namun, sayang sekali dia salah mendapat
Xin Qian tertegun melihat barang-barang yang ada di dalam kotak kayu tersebut ketika terbuka. Sementara Xuan Yuan hanya melipat tangan ke belakang dengan dahi berkerut, tak paham.Ada beberapa benda asing di mata Xuan Yuan yang tergeletak di dalam kotak kayu tersebut."QianQian, benda apa ini?" tanyanya penasaran.Tak jauh dengan benda yang dibawa oleh Xin Qian ketika datang ke tempat ini, benda-benda aneh yang tidak dimengerti fungsinya oleh Xuan Yuan.Namun bedanya, Lin Chao Feng datang ke sini dengan sengaja. Tentu saja dia telah mempersiapkan segala hal yang diperlukan.Beberapa makanan kering berbentuk biskuit. Ada juga kapsul yang obat-obatan. "Botol ini berisi racun, Yun. Yang ini juga, entah apa yang akan dilakukannya dengan racun-racun ini." Yunxi menerima botol plastik dan memegangnya merasa aneh, karena belum ada botol seperti ini di zaman kuno. Pengawal itu memberi tulisan 'racun' di luar botol tersebut. "Yang ini kapsul makanan sehat." Yunxi dan Xue yang baru saja dat