Setelah berhari-hari Xin Qian sibuk bekerja di di halaman belakang kediaman panglima, hari ini Xuan Yuan merawat gadis ini dengan baik di ruangan pribadinya. Xin Qian tidur seharian di ranjang Xuan Yuan tanpa segan. Baru ketika hari mulia petang, gadis itu membuka matanya karena kelaparan.
"Ummph.... Lapar." Xin Qian belum membuka mata, tapi tangannya sudah bergerak mencari ponsel di nakas untuk memesan makanan secara online.Sejak berteleportasi di zaman kuno, ini adalah tidur paling nyenyak yang dirasakan Xin Qian. Ketika bangun, dia masih linglung, lupa keberadaannya sekarang telah berlempar di dunia paralel."Mana ponselku?" gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur. Sedikit tidak sabar, karena perutnya sudah menuntut untuk diisi."Apa Anda mencari benda yang Anda sebut sebagai barang pribadi itu?" Xuan Yuan menyerahkan tas ransel milik Xin Qian.Begitu terdengar suara Xuan Yuan, gadis itu mendengus pelan. Samar-samar dia teringat tadi pagi, dia baru saja menyelesaikan tugasnya."Jam berapa?" tanyanya tanpa sadar."Di luar sudah gelap, sebentar lagi malam." Xuan Yuan sudah berusaha menghafal satu demi satu barang yang ada di dalam ransel Xin Qian.Pangeran Ketiga Da Liang itu tahu, jam adalah penunjuk waktu.Xin Qian melompat dari ranjang. Dia baru benar-benar tersadar saat ini dia berbicara dengan Murong Xuan Yuan."Yang Mulia." Xin Qian memberi salam.Xuan Yuan tersenyum tipis. Sejak tadi pagi, dia menjaga Xin Qian secara pribadi. Hanya duduk melamun di kursi yang ada di sebelah ranjang dan memandangi Xin Qian yang tertidur dengan tatapan rumit."Ke-kenapa Anda di dalam ruangan saya?" Xin Qian ingin meraung, tapi dia cukup tahu batasan. Bahkan semua tempat di sini adalah milik pria ini.Xuan Yuan kembali tersenyum melihat wajah Xin Qian memerah. Gadis ini tidak pernah mempunyai teman pria istimewa di zaman modern. Situasinya saat ini benar-benar membuatnya canggung."Anda bahkan tidur di ranjangku seharian, Nona. Tidak apa, kita bisa berbagi ranjang malam ini." Xuan Yuan berkata sambil menahan senyum."M-maksud Anda, saya tidur di ruangan Anda?" cicit Xin Qian merasa malu.Xin Qian menggigit bibirnya dengan wajah memerah. Jadi ... dia yang tidur di kamar Xuan Yuan?Kenapa pria ini mendadak bersikap sebaik ini?Xuan Yuan mengangguk pelan sembari menahan senyum. Kendati demikian, tak bisa menyembunyikan sudut bibirnya terangkat naik."Tidak, tidak bisa. Aku akan tidur di belakang." Xin Qian bergegas melangkah. Dia telah melupakan perutnya yang keroncongan karena belum makan seharian.Xuan Yuan bergerak cepat, meraih tangan gadis itu dan menahannya."Kita makan dulu, bukankah Anda sedang kelaparan?" sindirnya."Itu ... itu memang benar. Aku sangat lapar," jawabnya pelan menahan malu.Tak berapa lama kemudian, para pelayan telah menyiapkan makan malam. Keduanya makan bersama dengan tenang. Xin Qian sangat kelaparan, karena dari pagi tidak makan apapun, sehingga dia makan sangat lahap tidak sungkan sedikit pun pada Xuan Yuan.Wanita zaman ini makan hanya sedikit dan gerakan yang lambat dan anggun, berbeda dengan yang dilakukan Xin Qian. Gadis ini bahkan tidak malu terus menyuapkan makanan padahal mulutnya masih penuh, membuat Xuan Yuan tertawa kecil."Makan pelan-pelan, Nona!" ucapnya."Mana bisa pelan-pelan, aku hampir mati kelaparan!" sahutnya dengan mulut penuh makanan.Xuan Yuan geleng-geleng kepala. Dia meletakkan dua potong daging di mangkok Xin Qian dan berkata lembut, "aku tidak akan berebut makanan denganmu, makanlah pelan-pelan!"Tiga pengawal yang baru saja datang menatap pemandangan aneh itu. Mereka sudah menjadi pengawal Pangeran Ketiga Da Liang sejak kecil, tapi belum pernah menyaksikan hal seperti ini.Pangeran Ketiga makan bersama orang asing dengan suasana hati yang sangat baik. Tiga pengawal saling bertukar pandang tidak mengerti.Kendati demikian, mereka tidak berkata apa-apa."Mari kita coba senjata ciptaanku!" Xin Qian sudah kembali bertenaga setelah menghabiskan makan malamnya."Baik."Mereka bergegas menuju tempat yang sebelumnya pernah dipakai untuk menguji senjata surgawi ini.Xuan Yuan ingin membuktikan kemampuan Xin Qian. Benarkah, gadis cantik ini dipercaya oleh Para Dewa untuk menciptakan senjata surgawi ini?Xue mengeluarkan beberapa butir senjata dewa ini dari kotak yang dibawanya."Mohon maafkan saya, Yang Mulia. Saya hanya diizinkan untuk membuat dua puluh biji." Xin Qian pura-pura bersedih. Seakan-akan untuk membuat senjata ini, dia membutuhkan izin."Ini sudah lebih dari cukup, Nona." Xuan Yuan tidak mendesak Xin Qian untuk membuatnya lebih banyak.Dia cukup tahu diri. Bantuan dari Sekte Emei pada Da Liang sudah sangat besar.Xin Qian hanya sedang berusaha melindungi dirinya sendiri. Dengan mengatakan bahwa ini senjata surgawi, dia telah menekan ambisi orang-orang itu untuk tidak sembarangan membuat senjata ini.Keahliannya ini akan menjadi dua mata pisau. Akan menjadi berkah jika dipakai oleh seorang kaisar yang bijaksana. Begitu juga sebaliknya, ini akan menciptakan kehancuran dunia jika digunakan oleh kaisar yang rakus dengan kekuasaan.Dia tidak bisa membayangkan peperangan zaman kuno yang masih didominasi dengan senjata kuno, tiba-tiba berubah menggunakan granat. Bukankah Xin Qian akan merubah sejarah?Bagaimanapun, sudah terlambat bagi Xin Qian untuk menyesalinya. Dia sudah terlanjur menunjukkan kemampuannya merakit senjata pada orang-orang zaman kuno ini."Yunxi, lakukan seperti aku melakukannya sebelumnya!" titah Xin Qian pada Yun.Yunxi cemberut. Di tempat ini, dia hanya akan melaksanakan perintah dari Xuan Yuan. Kurang ajar sekali wanita ini, berani memberi perintah padanya sembarangan.Xuan Yuan menatap Yunxi tajam. Jika diterjemahkan, itu artinya adalah perintah baginya untuk patuh pada Xin Qian.Bukankah ini menyebalkan. Wanita aneh ini bahkan bisa bersikap seenaknya sekarang."Baik."Segera, Yunxi melemparkan granat sesuai perintah Xin Qian.BooomSuara ledakan terdengar memecah keheningan malam. Tidak kalah dengan sebelumnya, granat yang dibuat oleh Xin Qian ini benar-benar hebat.Xuan Yuan tersenyum puas."Sebarkan berita bahwa Da Liang mendapatkan senjata surgawi!" Xuan Yuan memberi perintah.Dia yakin, dalam beberapa hari lagi Qing akan gempar saat mendengar berita ini. Di saat itu, Da Liang akan menyerbu dengan gagah berani.Murong Yuan sama sekali tidak menyesal meskipun Xin Qian hanya bisa membuat granat tidak lebih dari jumlah jari di tubuh.Sebenarnya, dia hanya menginginkan senjata ini untuk segera mengakhiri perang. Jika bisa, tidak perlu mengungkit tentang granat ini pada kaisar. Namun apakah bisa menyembunyikan rahasia sebesar ini di istana? Bahkan dinding istana mempunyai mata dan telinga.Baiklah, dia akan memikirkan hal itu lain kali."Nona Xin Qian, kami berhutang budi pada Sekte Anda. Lain kali kami harus mengirim hadiah besar jika peperangan ini berhasil kita menangkan." Murong Xuan Yuan bersinar bahagia.Belum pernah dia bertemu dengan seorang gadis yang mempunyai kemampuan membuat senjata sebelumnya. Apalagi ini adalah senjata surgawi. Keahlian yang bahkan tidak dimiliki oleh pria di zaman ini."Tapi saya mau meminta satu hal pada Anda, Yang Mulia."Murong Xuan Yuan menatap Xin Qian rumit. Meskipun dia baru mengenal gadis ini, tapi budi yang telah diberikan Xin Qian terlalu besar. Bukan hanya pada dirinya secara pribadi, tapi untuk negara Da Liang. Tidak terlalu berlebihan jika Xin Qian mempunyai permintaan."Katakan!"Xin Qian terlihat ragu sebelum mengatakannya. Tiga pengawal pribadi Yang Mulia Pangeran Ketiga menatap dingin pada wanita itu. Sebaiknya wanita itu jangan meminta sesuatu yang berlebihan, atau mereka akan membuat perhitungan.Empat pria itu menunggu Xin Qian membuka mulutnya dengan perasaan rumit.BersambungXin Qian akhirnya bersuara di bawah tatapan empat pria yang penasaran dengan apa yang diinginkannya."Aku ... aku hanya berharap kelak Anda bisa melindungi saya, Panglima," cicitnya pelan. "Lancang!" Yunxi meraung.Memangnya Xin Qian ini siapa? Berani-beraninya meminta perlindungan Yang Mulia. Xin Qian yang seharusnya melindungi dan mengorbankan nyawa untuk Xuan Yuan, bukan sebaliknya."Jangan kira, karena kamu sudah berhasil membuat senjata, kamu bisa meminta hal yang tidak masuk akal seperti itu!" gertak Yunxi tidak suka."Apa kamu tahu siapa yang kamu ajak bicara? Sembarangan meminta penjagaan Yang Mulia."Tak henti-hentinya, Yunxi memarahi Xin Qian. Xue dan Ming Ye hanya saling pandang melihat Yunxi yang sejak mereka bertemu masih terus saja cerewet memarahi Xin Qian.Yunxi mendengus kasar.Orang kurang ajar mana yang meminta perlindungan secara pribadi dari Dewa Perang Da Liang ini. Mereka semua yang ada di tempat ini bahkan rela mengorbankan nyawa demi melindungi Xuan Yuan. Se
Di perbatasan selatan Da Liang, semua aktivitas kembali berjalan dengan normal. Xuan Yuan masih menempatkan pasukan yang secara bergiliran berkeliling untuk memastikan keamanan.Hari-hari damai setelah peperangan besar dengan kerajaan Qing disambut dengan bahagia oleh masyarakat perbatasan. Mereka bisa kembali melakukan aktivitas dengan normal seperti sebelum peperangan berlangsung.Cuaca semakin menghangat seiring dengan pergantian musim. Tak ada lagi salju yang menutupi jalanan dan atap-atap barak markas militer Da Liang.Batang-batang pohon aprikot telah memunculkan kuncup bunga. Kuncup bunga magnolia ungu dan bunga plum merah muda mulai bermekaran indah. Bahkan bisa dikatakan bahwa, sebagian besar kuncup telah mekar mewarnai pemandangan perbatasan selatan dengan bunga berwarna putih dan merah muda. Di halaman belakang kediaman Xuan Yuan yang luas, Xin Qian sedang duduk melamun sendirian. Ada penyesalan dan kerinduan untuk bisa kembali ke kampung halaman."Musim semi telah datang
Tubuh Ming Ye terasa kebas dan dingin, karena pengaruh kekuatan tenaga dalam yang diarahkan kepadanya. Tenaga dalam setinggi ini hanya dimiliki oleh Dewa Perang Da Liang, dia tahu itu. Namun, kenapa majikannya itu mengeluarkan tenaga dalam untuk memperingatinya? Memangnya dia salah apa? Ming Ye masih bertanya-tanya dalam hati."Yang Mulia, hamba hanya----""Pergi!" usirnya tanpa menunggu Ming Ye menyelesaikan kalimat.Ming Ye dan Xin Qian, "..."Kenapa Xuan Yuan marah? Bukankah tadi baik-baik saja?Mereka juga tidak mengerti alasan apa yang membuat pria ini tiba-tiba memiliki aura membunuh yang besar. Ming Ye sudah gemetaran tidak kuat menahan aura membunuh yang sebesar ini. Tenaga dalam Xuan Yuan sangat tinggi.Ming Ye segera melarikan diri. Menyelamatkan nyawanya jauh lebih penting daripada bertanya."Yang Mulia, mari kita makan bersama," ajak Xin Qian begitu tiga pengawal pribadinya menghilang dari pandangan mata."Kelak, jangan menerima pemberian dari pria lain!" Wajah Xuan Yuan di
Udara musim semi berembus hangat. Di markas militer perbatasan selatan, tiga pengawal pribadi Xuan Yuan sibuk menyiapkan pasukan yang akan kembali ke Hangzhou pagi ini.Semalaman mereka tidak bisa tidur demi memastikan kondisi sang Majikan. Meskipun mereka khawatir, tapi perjalanan kembali ke Hangzhou tidak bisa ditunda lagi. Semangat pasukan yang sudah rindu dengan keluarga begitu bergelora."Apa Yang Mulia belum keluar dari ruangan pribadinya?" tanya Yunxi kepada Xue yang berjaga di samping pintu.Xue hanya menggeleng lemah. Ada kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan dari sorot matanya.Dua pengawal pribadi Xuan Yuan itu terdiam. Yunxi ikut berdiri tegap di sisi lain pintu. Mereka akan menunggu beberapa saat lagi. Jika Xuan Yuan belum keluar, mereka akan mengetuk pintu.Mereka akhirnya bisa bernapas lega ketika melihat Xuan Yuan terlihat baik-baik saja saat saat membuka pintu ruangan pribadinya."Hormat, Yang Mulia." Yunxi dan Xue memberi hormat begitu Xuan Yuan melangkah keluar
Xin Qian memutuskan di dalam hati, dia harus merawat pria ini sampai mereka tiba Istana. Setelah mendapatkan hadiah dari Kaisar, dia akan segera pergi dari Istana sejauh mungkin.Melihatnya, Xuan Yuan merasa senang. Bahkan bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum. Xue yang masih ada di sana tidak bisa berkata apa-apa.Majikannya ini sudah berubah menjadi aneh akhir-akhir ini. Pria dingin itu sudah menjadi majikannya selama belasan tahun, tapi baru kali ini mempunyai senyuman yang begitu berlimpah."Yang Mulia, apakah masih ada lagi perintah untuk hamba?" tanya Xue. Dua orang ini saling memberi perhatian dengan hangat, sungguh membuatnya canggung berada di antara mereka."Pergi!"Xuan Yuan mengibaskan tangannya, memberi tanda supaya Xue keluar dari kereta.Xue, "..."'Anda bisa tersenyum dan bersikap lembut pada Nona Xin Qian. Kenapa begitu galak pada hamba, Yang Mulia?' batin Xue.Xue hanya bisa menghela napas tak berdaya. Mana mungkin dia berani melanggar perintah. Hanya saja, dia mer
Berita tentang kepulangan dua puluh ribu pasukan Da Liang dari perbatasan selatan sudah sampai di telinga Kaisar. Meskipun pasukan besar itu baru akan sampai di Hangzhou satu pekan lagi, Kaisar telah menyiapkan sambutan yang luar biasa.Kemenangan besar yang telah diraih oleh pasukan Da Liang, membawa nama harum pasukan yang dipimpin oleh Murong Xuan Yuan.Di sepanjang jalan Ibukota, dipasangi lampion yang dihias indah. Hiasan dari kain sutera berwarna merah sepanjang beberapa kilo meter terlihat begitu mewah. Entah berapa tael emas yang dihabiskan Kaisar untuk memberi sambutan ini."Di sebelah sini ditambah lagi lampionnya!" Seorang pria berpakaian prajurit militer Da Liang berdiri di sana mengawasi orang-orang yang sedang menghias jalanan sesuai perintah Kaisar."Baik, Komandan.""Pasukan besar satu pekan lagi akan tiba, Pangeran Ketiga adalah putra kebanggan Kaisar. Jangan sampai ada kesalahan sama sekali!" titahnya pada prajurit yang bekerja di sepanjang jalan.Pangeran Ketiga ada
Di Istana Xi Wei, Istana Pangeran Ketiga, Selir Hui Yuan Shi---ibunda Murong Xuan Yuan sibuk menyiapkan upacara penyambutan kedatangan putranya dengan menyelenggarakan seleksi pemilihan selir.Satu pekan yang akan datang, ketika Murong Xuan Yuan sampai di Hangzhou, pemilihan selir akan dilakukan oleh putranya sendiri dari kandidat yang telah lulus seleksi."Fu Jing, sudah sejauh apa seleksi calon selir?" tanya Selir Hui pada pelayan pribadinya."Melapor, Yang Mulia Selir. Sampai saat ini, masih ada empat puluh wanita yang berhasil lulus ujian seleksi," sahut Fu Jing gembira."Bagus, pastikan ujian selesai dalam tiga hari lagi. Sisanya, akan dipilih oleh Yuan'er sendiri di hari pemilihan selir." Selir Hui tersenyum lebar.Sudah terlalu lama Istana Xi Wei berada dalam kesunyian. Murong Xuan Yuan selalu menolak untuk memiliki selir. Dalam istana sebesar ini, tidak ada penghuni lain selain para pelayan dan pengawal. Xuan Yuan lebih sering menghabiskan waktunya di markas militer, daripada
Dua puluh ribu pasukan Da Liang yang telah berjalan selama dua belas hari dari perbatasan selatan semakin bersemangat. Pasalnya, hari ini mereka akan sampai di Ibukota. Akhir peperangan yang baik, mereka sama sekali tidak menyesal menjadi bagian dari pasukan Dewa Perang Da Liang.Pasukan besar ini sangat panjang. Kepala pasukan sudah berada di depan gerbang kota Hangzhou, sedangkan ekornya masih berada dua puluh kilo meter ke belakang.Berada di barisan paling depan, Murong Xuan Yuan, mengenakan seragam resminya sebagai panglima tertinggi Da Liang. Kaisar memerintahkan semua orang berdiri di sepanjang jalan untuk menyambut kedatangan pasukan besar Da Liang yang baru saja memenangkan peperangan.Sorak sorai penduduk Hangzhou yang memberi sambutan sungguh menarik perhatian. Xin Qian menghela napas, saat ini dia telah menjadi bagian dari pasukan Da Liang.Pangeran Ketiga duduk di atas kuda ferghana hitam tampak gagah penuh keagungan. Tubuhnya yang terbungkus dengan seragam militer membua