Home / Romansa / Semakin Red Flag Semakin Cinta / Aku Nggak Mau Anakku Dibikin Di Tempat Orang Buang Kotoran

Share

Aku Nggak Mau Anakku Dibikin Di Tempat Orang Buang Kotoran

last update Huling Na-update: 2025-04-25 20:59:56

“Nyet, sekalian lo pesenin untuk Lalad ya,” ujar Rain pada Ale.

Ale lantas bertanya pada Lady. “Kalau kamu mau minum apa, Dy?”

Lady melirik gelas Zee dan Alana yang berisi cola sebelum memberi jawaban. “Samain kayak Zee dan Alana aja deh,” putusnya.

”Oke.”

Sejak kehadirannya bergabung bersama mereka, Lady melihat Alana dan Zee tidak banyak bicara. Alana yang biasanya ceria saat ini tampak murung. Hmm, dia kenapa ya?

Tidak ingin mencampuri urusan keduanya, Lady tidak bertanya apa-apa. Ia memindahkan perhatiannya pada Rain di sebelahnya.

”Rain, nanti minumnya jangan terlalu banyak. Inget, kita lagi tinggal di rumah Bunda, bukan apartemen,” ucap Lady. Khawatir kalau sampai Rain mabuk berat.

“Iya, iya, bawel…,” jawab Rain yang untuk kesekian kali mengecup puncak kepala sang istri. “Lagian Bunda nggak bakal tahu, Bunda kan udah tidur,” sambungnya lagi.

Rain kemudin beralih pada Alana yang tidak menimpalinya seperti biasa. “Tante kenapa? Aku perhatiin dari tadi cemberut kayak orang lagi sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Distraksiku Adalah Bercinta Denganmu (Part Dewasa)

    Rain merangkul erat pinggang Lady, membawanya berjalan menjauh dari dance floor. Rain tersenyum sekilas pada beberapa orang yang mengenalinya dan menyapanya.“Rain, kamu beneran mau kita ngelakuinnya di mobil?” Lady masih ragu sambil celingukan ke kanan dan ke kiri, memindai situasi di sekelilingnya. Lady khawatir jika nanti sedang asyik masyuk tiba-tiba saja ada yang menangkap basah mereka.“Udah, Lad, nggak usah banyak tanya, masuk aja dulu.” Rain menuntun Lady agar naik ke mobil di saat perempuan itu masih berdiri termangu.Setelah lady masuk duluan barulah Rain ikut naik dan menutup pintu. Embusan napas lepas keluar dari mulut Rain menunjukkan ia merasa lega berada di tempat ini.“Geser, Lad.” Rain meminta Lady untuk menggeser posisinya bukan agar ia bisa duduk di sebelah perempuan itu tapi untuk berbaring di pangkuannya.Lady menundukkan kepala, memandang Rain dengan tatapan sayang seraya membelai kepala laki-laki itu. Rain saat ini lebih terlihat bagaikan seorang anak yang seda

    Huling Na-update : 2025-04-26
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Rahasia Yang Disembunyikan Perempuan Itu

    Malam semakin menua, tapi justru geliat kehidupan di Broken Wings semakin menguar. Musik yang menghentak menenggelamkan setiap pemilik jiwa yang berada di dalamnya. Membuat mereka melupakan bahwa kehidupan yang sebenarnya ada di luar sana.“Ale, kita pulang yuk,” ajak Zee setelah melirik jam di pergelangannya. Perempuan itu mulai khawatir. Sepuluh menit berlalu dari pukul satu malam, dan ia masih berkeliaran di luar.“Udah nggak betah sama aku?” Ale menggoda Zee sembari menyunggingkan senyum hangat untuk perempuan itu.Zee balas melengkungkan bibir. “Bukan begitu, tapi ini udah larut malam. Udah jam satu sepuluh menit.” Meskipun hatinya masih merasa berat, tapi Ale terpaksa harus mengakhiri kebersamaan mereka malam itu. Kemudian bola matanya bergulir liar mencari Rain, namun tak menemukannya. Jangan-jangan Rain dan Lady masih berada di mobil hingga saat ini.”Zee, duduk dulu yuk, pulangnya bentar lagi.” Ale mengalihkan Zee untuk sesaat.“Kenapa? Tapi ini udah terlalu malam.” Zee agak

    Huling Na-update : 2025-04-26
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Zee Dan Kejujurannya

    Hal pertama yang dilakukan Rain dan Lady setibanya mereka di rumah adalah mandi, membersihkan diri setelah aktivitas manusia dewasa yang mereka lakukan di mobil tadi. Sesudahnya mereka sama-sama beristirahat.“Duh, Rain, aku capek banget, pengen tidur aja sampai minggu depan,” ujar Lady tanpa bermaksud mengeluh. Sekarang saja tubuhnya mulai terasa remuk. Ia rasa butuh waktu satu hari lagi untuk beristirahat, tapi hal lain sudah menantinya.“Ya udah, tidur gih sampai minggu depan.” Rain menimpali sambil tertawa.Lady merapat ke sisi Rain. Sedangkan laki-laki itu membiarkan pergelangannya dijadikan istrinya sebagai bantal. Seraya tangannya melingkari tubuh lady, bibirnya ikut mengecup puncak kepala sang istri dengan penuh cinta.”Aku tahu kamu kelelahan. Kita baru nyampe tapi aku udah ngajak kamu clubbing. Udah gitu aku malah minta yang iya-iya.”Senyum kecil terbit di bibir Lady. “Tumben kamu sadar?”“Aku sadar kok, tapi kalau kepengen mau diapain? Percuma juga ada istri, ya nggak sih?

    Huling Na-update : 2025-04-26
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   I'm Yours And You're Mine

    Ini adalah menit kesepuluh Ale termangu di tempatnya setelah pengakuan Zee tadi. Dan hingga detik ini ia masih sukar memercayai semua penuturan perempuan itu. Bukannya Ale tidak percaya pada Zee, namun yang ditolak logikanya adalah tentang kehamilan Sydney.”Ale, udah jam dua.” Zee memberitahu setelah melihat penunjuk waktu digital di ponselnya.Ale tersentak menyadari malam sudah semakin larut dan saat ini sedang menuju pagi.”Sorry, Zee, aku kebawa perasaan, berasa aku sendiri yang mengalami. Bukan apa-apa, Rain udah kuanggap sebagai saudara sendiri. Apalagi sekarang mereka lagi bahagia-bahagianya. Aku nggak tega kebahagiaan mereka dirusak oleh hal-hal kayak gini.”“Aku juga minta maaf. Harusnya tadi aku menahan diri buat nggak kasih tahu kamu. Tapi aku pikir kamu adalah orang yang tepat. Kamu bisa bicarakan ini sama Rain terlebih dulu, anggap aja sebagai bentuk antisipasi kalau Sydney minta pertanggungjawaban.”Ale mengusap mukanya gusar. Mungkin nanti setelah tiba di apartemennya

    Huling Na-update : 2025-04-27
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kedatangan Tamu Istimewa

    “Siapa yang datang pagi-pagi begini, Nda?” tanya Rain setelah Bibi berlalu meninggalkan ruang makan.“Bunda juga nggak tahu,” jawab Kanayya seraya menyeka bibirnya dengan serbet. Lebih awal mengakhiri sarapan pagi itu.“Pasien mungkin ya, Nda?” kata Lady ikut mengira.“Bisa jadi sih. Bunda ke depan dulu.” Kanayya bangkit dari kursi untuk kemudian meninggalkan tempat itu.Tinggallah Rain berdua dengan Lady di ruang makan.Rain merasa gemas melihat mulut Lady yang celemotan oleh bekas susu. Ia mengulurkan tangan menjangkau bibir sang istri dan menyapukan jemari di sana. “Ada bekas susu nempel di mulut kamu.”Selama sepersekian detik Lady terpana. Semakin hari cara Rain memperlakukannya bertambah manis.“Kok malah bengong? Habisin gih,” suruh Rain agar Lady lekas menuntaskan sarapan pagi. Ia tertawa sambil mengusap lembut pundak sang istri.“Eh, iya,” gumaman kecil keluar dari mulut Lady setelah sadar dari ketermanguan.*Kanayya menggegas langkah ke ruang depan lantaran tidak ingin tamu

    Huling Na-update : 2025-04-27
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Dia Bukan Anakku

    “Bunda yang nelfon?” tanya Lady pada Rain setelah panggilan tersebut berakhir.“Iya, Bunda minta aku ke ruang tamu sekarang. Yuk, Lad, kamu udah siap kan? Sekalian kita berangkat.”“Siapnya udah dari tadi, tapi kan kamu yang nahan aku.”Rain terkekeh. Dirangkulnya punggung Lady keluar dari kamar. Tapi sebelumnya Rain masih sempat melabuhkan kecupan hangat di puncak kepala istrinya.”Ini Bunda manggil kamu ada hubungannya ya sama tamu di depan?””Nggak tau juga, Lad. Aku belum sempet nanya telfonnya udah dimatiin. Bunda cuma minta aku ke ruang tamu.”Rain tidak berkata apa-apa setelahnya. Ia pikir mungkin yang datang berkunjung saat ini adalah salah satu teman sang bunda yang ingin bertemu dengannya. Nyatanya ia salah. Persis seperti Kanayya tadi langkahnya tertahan kala mengetahui siapa yang kini tertangkap oleh lensa matanya.Ada Sydney di sana. Apa tidak salah? Mau apa dia di sini? Rain mulai bersikap waspada.”Bae…” Sydney mendesis penuh keharuan kala melihat pria yang dicintainya

    Huling Na-update : 2025-04-28
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kebesaran Hati Lady

    Keluarga Sydney sudah pergi meninggalkan rumah Kanayya sejak lima menit yang lalu. Setelahnya Kanayya langsung masuk ke kamar. Meninggalkan Rain dan Lady berdua di ruang tamu.Lady ikut angkat kaki dari sana, masuk ke dalam kamarnya seperti Kanayya. Pengakuan Sydney dan keluarganya tadi membuat otaknya kosong. Lady tidak dapat berpikir apa-apa.Rain yang baru saja menyadari jika Lady sudah beranjak dari sisinya menyusul ke kamar. Ia dapati istrinya itu sedang duduk sendiri di tepi jendela sambil melamun.Rain berjalan mendekat, menghampiri Lady. Ia ikut duduk di sebelah perempuan itu. Mereka sama-sama terdiam untuk menit yang lama. Rain tidak tahu harus mulai dari mana. Hingga detik ini ia masih mencoba meredakan kecamuk di dadanya.Dalam diam Rain meraih tangan Lady, menguncinya dalam genggaman. Tidak ada penolakan apa-apa dari perempuan itu. Semenit, dua menit, tiga menit, keduanya masih sama-sama diam. Hingga menit kelima Rain tidak tahan untuk tetap bungkam.“Lad, kamu marah?”Lad

    Huling Na-update : 2025-04-28
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Autogila

    Tidak tahu berapa lama Rain berada di kamar Kanayya. Tadi setelah bertangisan, meminta maaf, dan berbicara dari hati ke hati Rain berbaring di samping Kanayya sambil memeluknya hingga keduanya sama-sama tertidur. Saat Rain terbangun, Kanayya masih tidur. Tapi Rain tidak yakin jika Kanayya benar-benar pulas. Sesekali bundanya itu tersentak dan bergerak-gerak seperti sedang mengalami mimpi buruk. Rain harap semoga saja kejadian pahit ini tidak terbawa ke dalam mimpinya.“Maafin aku, Bunda,” pinta Rain sekali lagi sambil mengecup dahi Kanayya. Setelahnya ia keluar dari sana.Rain berpapasan dengan Lady di depan pintu kamar mereka. Istrinya itu sudah rapi. Sebelah tangannya menjinjing kantong besar berisi oleh-oleh yang dibelinya untuk anak toko Cake Palace.“Lad, tadi aku ketiduran di kamar Bunda. Kamu mau ke mana?” tanya Rain.“Mau ke toko.” Lady yakin dengan beraktivitas di luaran pikiran dan perasaannya akan jauh lebih baik.“Pake mobil kamu?”Lady gelengkan kepala. Setelah Ale resig

    Huling Na-update : 2025-04-29

Pinakabagong kabanata

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pengakuan Yang Tidak Disadari Rain

    Alana mencoba menghiraukan keberadaan Ale dan Zee. Ia menganggap keduanya tidak ada di sana. Alana mengembalikan atensinya yang tadi terbagi pada buku di tangannya. Alana membangun konsentrasinya dengan susah payah dan mengabaikan siapa pun yang berada di sana. Nyatanya tidaklah semudah itu. Kehadiran Ale dan Zee yang terus tertangkap oleh ruang matanya tidak hanya mengganggu pikiran, tapi juga hatinya.Apa sebaiknya ia pulang saja dan menyingkir dari sini? Dari pada matanya tercemar dan hatinya bertambah perih. Sebaiknya begitu kan? Pergi dan melipir diam-diam.Setelah menimbang-nimbang selama beberapa menit Alana memutuskan untuk pergi daripada sakit sendiri menyaksikan kebersamaan sepasang sejoli tersebut.Lalu Alana memasukkan buku dan ponsel yang tadi ia letakkan di atas meja ke dalam tasnya. Bangkit dari duduk dengan perlahan, Alana menarik langkah pelan. Ia berjalan dengan sangat berhati-hati agar tidak menimbulkan suara apa pun yang akan menarik perhatian orang-orang agar ter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Keperjakaannya Terlalu Sayang Ia Berikan Pada Hewan Laut

    Ale dan Zee baru saja meninggalkan Nirwana Mall. Mobil yang Ale kendarai bergerak pelan di jalan raya.“Kita ke rumah Rain dulu ya, Zee?””Nggak jadi ke toko Lady?”“Jadi, tapi Rain juga mau ikut ke sana.”“Boleh, kan kamu yang nyetir.” Zee coba bercanda dan pria kharismatik di sebelahnya langsung menebar senyum maut.”Kamu tadi kenapa bisa ada di Nirwana?” Ale tanya begitu karena haram hukumnya buat keluarga Jacob menginjakkan kaki di area milik keluarga Lee.”Kebetulan lewat dan mau ke ATM, ya udah, aku langsung berhenti.””Alesan.”“Kok alesan?”“Pasti lagi nyariin aku. Sengaja kan biar bisa ketemuan?”Zee tak kuasa menahan tawa menanggapi kenarsisan pria di sebelahnya.Ale memandang pada Zee dan tersenyum penuh makna. “Cantik banget.”“Apanya yang cantik?””Bajunya.”Refleks Zee menurunkan pandangan mengamati busananya sendiri. Saat ini ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dan bagian ujung baju diselipkan ke dalam rok span berwarna beige yang panjangnya hanya sebatas lutut. Z

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Yang Hamil Siapa, Yang Manja Siapa

    Melihat Rain senang dan sebahagia ini Lady juga ikut semringah. Ini baru rencana tapi Rain sudah sebahagia itu, apalagi jika nanti mereka benar-benar memiliki anak.“Lad, kayak yang Bunda bilang ke kamu kita kudu usaha, kita harus bakar kalori tiap hari, dari sekarang kita harus atur jadwalnya, Lad, kalau perlu tiga kali sehari kayak minum obat,” ucap Rain bersemangat.”Itu sih modus kamu aja kalii…” Lady tertawa sembari mencubit kecil lengan sang suami.“Modus untuk kebaikan apa salahnya?” Rain berkilah dan membalas cubitan Lady di tangannya dengan kecupan di pipi perempuan itu”Dasar kamu tuh ya, paling pinter kalau cari alasan.”Rain menarik Lady ke dekapannya saat istrinya itu berniat untuk pergi. ”Mau ke mana, Lad?”“Ya ke toko dong, mau ke mana lagi memangnya?”“Nggak bisa kamu di rumah aja? Temenin aku, Lad…” Rain memeluk Lady, berbisik di telinganya lalu menggigitnya pelan yang membuat Lady jadi meremang.“Aku kan harus kerja, Rain…,” kata Lady menolak.“Kamu kan owner, ngapai

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Lepas Pil KB

    Surat perjanjian kesepakatan itu akhirnya ditandatangani oleh kedua belah pihak. Keluarga Jacob akhirnya menyetujui meskipun awalnya keberatan dengan beberapa poin perjanjian yang dirasa memberatkan mereka. Namun, Wisnu serta Reno sebagai kuasa hukum berhasil mengatasinya.Rain dan ketiga perempuan tersayangnya pulang setelah semua tuntas. Namun sebelum itu Wisnu sempat berbisik padanya menanyakan Camry yang Rain janjikan. Pria itu sepertinya khawatir jika kliennya sampai ingkar."Pak Wisnu tenang saja, besok Bapak bisa ambil mobilnya. Kalau sekarang saya capek, Pak." Begitu jawaban Rain tadi. Syukurlah sang pengacara mau mengerti dan tidak mendesak.Mereka pulang ke rumah dengan kepala yang jauh lebih ringan. Satu masalah sudah terselesaikan. Rain harap setelah ini tidak ada masalah lain yang memberati kepalanya."Lad, kayaknya aku butuh distraksi." Rain memeluk Lady yang sedang mengganti baju dari belakang. Mereka baru saja tiba di rumah dan sekarang sedang berada di kamar.Lady mem

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Permintaan Maaf Sydney

    Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu dengan didampingi kuasa hukum masing-masing.“Maaf, kalau kami terlambat,” kata Wisnu membuka percakapan.“Tidak sama sekali.” Reno yang menjawab. Keduanya sama-sama melempar senyum hangat.Wisnu kemudian menyapa keluarga Jacob satu per satu. “Gimana kabarnya, Pak Jacob? Sehat?”Jacob menganggukkan kepala sambil tersenyum berwibawa.“Bu Jasmine sehat juga kan? Arisan lancar, Bu?”“Lancar, Pak. Bisa kita mulai sekarang?” Perempuan itu sudah kehabisan kesabarannya.“Tentu saja bisa, Bu. Tapi sebelum dimulai dan saya membacakan isi kesepakatan, sebaiknya Sydney juga hadir di sini.”“Sebentar.” Jasmine lalu beranjak dari sana untuk kemudian memanggil anaknya di kamar.Selagi menunggu, Wisnu dan Reno saling mendekat dan berbicara dengan suara separuh berbisik mengenai kesepakatan mereka.Selang beberapa menit kemudian Jasmine kembali muncul beserta Sydney serta perawat pribadi. Sementara yang lain duduk di sofa, Sydney duduk sendiri di ku

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Win-Win Solution

    Sudah berbatang-batang rokok Rain isap. Puntungnya juga hampir menggunung memenuhi asbak. Sementara Wisnu sedang berbicara dengan Kanayya di dalam rumah.Rain menggeleng-gelengkan kepalanya nyaris putus asa kala menyadari saat ini sedang berhadapan dengan siapa. Mau tidak mau Rain mulai menyadari kebenaran perkataan Wisnu bahwa untuk menghadapi orang seperti Jacob dibutuhkan intrik yang cerdik.‘Tuhan… bantuin gue dong…’ Ia berteriak di dalam hati. Di saat itu Rain baru menyadari bahwa mungkin seseorang bisa membantunya. Ale. Jika selama ini sahabatnya itu selalu ada untuknya maka kali ini pasti Ale bisa menolong.”Nyet, bantuin gue,” ucap Rain ketika panggilan terhubung dengan Ale melalui saluran telepon.“Gue harus bantu apa? Kalau gue bisa pasti akan gue lakuin.” Ale menjawab dari seberang sana.“Gue udah bikin perjanjian sama bokapnya Sydney, tapi masa iya sih semua poinnya merugikan gue.” Rain kemudian menceritakan secara detail apa saja isi kesepakatan itu termasuk menyebutkan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Yang Gagal

    “Gimana, Mas Rain? Apa sudah cukup jelas? Apa masih ada yang ingin ditanyakan?” tanya Reno, pengacara keluarga Jacob setelah sekian menit Rain masih termangu.“Saya nggak bisa tandatangani surat ini sekarang, Pak.” Rain menjawab sembari memandang lurus ke arah sang kuasa hukum.Seluruh keluarga Sydney terkejut mendengar penolakan Rain.“Kenapa? Apa ada yang kurang jelas? Saya bisa terangkan kalau Mas Rain masih kurang mengerti.”“Saya mengerti apa maksud dan tujuannya. Tapi saya nggak setuju pada beberapa poin di dalam surat perjanjian ini.” Rain menyatakan keberatan.“Bagian mana yang Mas Rain tidak setuju? Mungkin kita bisa bicarakan sama-sama.” Reno terus berusaha membujuk Rain. Sebagai kuasa hukum tentunya pria itu piawai bersilat lidah dan andal bernegosiasi.”Hampir semua bagian saya tidak setuju, terutama poin nomor dua, lima dan enam. Untuk apa konferensi pers? Apa kalian ingin membuat saya malu? Kalian ingin orang-orang jadi tahu, begitu tujuan kalian?”“Mas Rain, tolong jang

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Bersama

    Jasmine sontak memandang pada Rain dengan tatapan curiga. Untuk apa laki-laki itu hanya meminta berdua saja dengan anaknya di dalam ruangan? Jangan-jangan Rain akan mencelakakan Sydney. Pikiran buruk perempuan itu semakin liar berputar di kepalanya."Kenapa kami harus keluar? Kamu mau apa?" Jasmine memandang miring pada Rain."Saya mau bicara dengan anak Tante.""Tapi kenapa harus berdua? Memangnya apa yang mau dibicarakan?""Tentang solusi masalah ini. Apa Tante nggak ngerti juga? Nanti kalau saya sudah selesai bicara dengan Sydney, Tante dan semuanya boleh masuk. Tapi sekarang tolong kasih saya waktu untuk bicara berdua." Suara tegas Rain kembali membahana.Kemudian Jasmine memandang pada suaminya meminta pertimbangan. Lelaki itu mengerti dan lekas angkat suara. "Kalau kamu memang mau membicarakan solusinya kenapa hanya berdua? Kenapa kami tidak boleh berada di sini?""Om tenang saja, saya hanya minta waktu sebentar. Saya nggak akan mencelakai Sydney kalau memang hal itu yang ada d

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Anaknya Gugur Kan? Dia Juga Mati kan?

    Sukar dijabarkan dengan kata-kata bagaimana terkejutnya Kanayya setelah mendengarkan penuturan Jacob padanya. Pikirannya masih sibuk mencerna beberapa menit setelah panggilan dari laki-laki itu berakhir. Hingga kemudian ia tersadar lantas bergerak keluar dari kamarnya.“Rain, ini Bunda!” Kanayya berseru seraya memanggil nama sang putra. Ia merasakan getaran dari suaranya sendiri.Selang beberapa detik setelahnya daun pintu pun terbuka bersama dengan sosok Lady yang kini berdiri tegak di hadapannya.”Iya, Nda?””Rain mana, Dy?” kejar Kanayya cepat.”Lagi pasang baju, baru siap mandi.”“Kalau sudah selesai langsung temui Bunda.”“Baik, Nda.”Kanayya meninggalkan kamar anaknya sedangkan Lady menutup pintu dan menghampiri Rain yang sedang berpakaian.“Rain, tadi Bunda yang manggil, kalau udah selesai langsung temui.” Lady memberitahu sesuai dengan apa yang didengarnya dari Kanayya tadi.“Bunda mau ngomong apa, Lad?”“Aku juga nggak tahu, tapi dari yang aku lihat di mukanya Bunda kayak yan

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status