Share

Ngambek

last update Last Updated: 2025-04-08 15:30:46

”Rain, sorry, aku nggak bisa pulang, aku kan lagi kerja. Tolong kamu beli aja dulu ya. Atau biar aku yang pesenin, gimana?”

“Kan udah gue bilang nggak mau. Maunya lo yang masak, ngerti nggak sih?”

“Aku ngerti, ngerti banget malah, tapi kamu harus ngerti aku juga dong.”

”Lad, lo lupa kalau lo seorang istri? Lo lupa kalau nyokap minta lo buat ngurus gue dengan baik?”

“Aku inget dan nggak akan pernah lupa. Tapi kamu juga harus ngertiin aku, Rain.”

”Oh, jadi gitu? Ya udah, gue tinggal bilang sama nyokap kalau lo nggak melayani gue dengan baik. Bahkan tugas yang paling dasar juga nggak lo lakuin.”

“Nggak perlu sampai melibatkan Bunda segala, aku pulang sekarang.”

Klik.

Lady tidak tahu kalau saat ini Rain sedang tersenyum puas. Lelaki itu baru saja berpikir bagaimana cara agar Lady tidak betah dengannya dan syukur-syukur minta cerai. Kalau sudah cerai nanti hidupnya akan bebas seperti dulu. Ia tidak perlu lagi merasa bersalah pada Kanayya. Toh, ia sudah mencoba dan jangan salahkan dirinya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
virna putri
childish banget sih si Rain.. ga bisa apa sesudah ijab itu kmrn ngomong baik2 mau dibawa kemana pernikahan nya.. dijalanin kayak gmn.. sebel ihhh..
goodnovel comment avatar
eld
denis anak lo nyebelin banget sumpah! bangkit ga dari kubur buat marahin anak lo ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Yang Berkuasa

    Di dalam kamarnya Lady bersandar di belakang pintu. Ia mendengar dengan jelas semua kata-kata Rain, termasuk nada kekesalan dari suara laki-laki itu. Lady membiarkan saja. Tidak peduli Rain mencak-mencak di luar sana.Lady lebih memilih membaringkan badannya di kasur. Waktunya hanya sedikit karena sebentar lagi harus berangkat kuliah. Melelahkan, pikirnya. Tapi demi masa depan ia harus mengabaikan semua rasa itu. Toh selama ini hari-harinya jauh lebih melelahkan.Hanya sepuluh menit saja waktu yang dibutuhkan Lady untuk beristirahat karena setelahnya ia harus pergi.“Mau ke mana lagi lo?” tanya Rain begitu Lady keluar dari kamar dan bersiap-siap untuk berangkat.“Kuliah.” Lady menyahut singkat. Tidak ingin bertanya apa, kenapa dan bagaimana mengenai kejadian tadi siang.“Kapan sih lo wisudanya? Perasaan dari dulu lo kuliah mulu.”Lady mengernyit keheranan dan menatap pria di hadapannya lebih lekat. “Perasaan? Kamu ngomongnya kayak yang udah kenal lama sama aku dan tahu aku banget. La

    Last Updated : 2025-04-08
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pacarnya Boleh Banyak Tapi Istrinya Hanya Satu

    “Ternyata di belakang gue kayak gini kelakuan lo.””Kayak gini gimana?” Lady merasa terganggu oleh kata-kata Rain yang sungguh sangat tidak enak didengar sehingga dia harus menoleh ke arah laki-laki itu.”Kalau tadi gue nggak muncul lo mau ke mana sama dia?” tanya Rain curiga. Sejenak melepaskan pandangan dari jalanan di hadapannya untuk melihat ke arah perempuan di sebelahnya.“Kan mau pulang.””Bohong,” tuding Rain tidak percaya.”Jadi menurutmu mau ke mana?” Lady balas menantang Rain.“Mana gue tahu. Mungkin aja lo check in di hotel.””Astaga, Rain, kamu tega banget nuduh aku kayak gitu.”Sebrengsek-brengseknya Rain namun Lady tidak menduga jika lelaki itu akan tega menudingnya sehina itu.Rain mendengkus. “Jangan sok suci lo. Lupa dulu pernah kerja di mana?”“Jadi pikiran kamu ternyata sepicik itu?””Gue nggak picik. Tapi gue bicara berdasarkan bukti. Kalau tadi gue nggak muncul lo pasti udah kelayapan sama dia.”Lady memilih diam dan berhenti membela diri. Tidak ada gunanya dan h

    Last Updated : 2025-04-09
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kejutan Besar

    “Indonesia panas ya?” keluh perempuan itu sembari menyalakan pendingin udara di kamarnya. Disusul dengan merebahkan badan ke pembaringan yang empuk. Penerbangan panjang lebih dari dua belas jam membuatnya bener-benar lelah tapi happy.Semestinya perempuan itu masih belum akan kembali ke Indonesia. Hanya saja ia ingin memberi kejutan pada kekasihnya yang setengah mati ia rindukan.”Gimana Maldives?” tanya Zee yang baru saja masuk ke kamarnya.”Menyenangkan. Aku jadi males pulang. Aku kepikiran buat diriin resort di sana. Aku pikir prospeknya pasti bagus,” jawab Sydney, perempuan yang baru saja pulang dari Maldives setelah hampir dua minggu berada di sana.”Boleh juga, Papi pasti setuju. Ntar deh aku lobi Papi.”Percakapan antara Zee dan Sydney yang awalnya membahas prospek usaha resort di Maldives, kemudian bergeser. Wajah Zee berubah tegang ketika Sydney mulai menanyakan Rain.”Zee, selama aku pergi kamu pernah ketemu sama Rain?””Ehm, nggak tuh.” Zee berbohong. Di saat yang sama ia m

    Last Updated : 2025-04-09
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pecah

    Dengan panik Sydney merogoh tas mencari ponsel. Satu-satunya yang sangat ingin ia lakukan saat ini adalah menelepon Rain dan meminta penjelasan dari laki-laki itu.”Cepetan jawab telepon aku, Rain!!!” teriak Sydney tidak dapat lagi menahan emosinya.“Mbak, jangan teriak-teriak di sini, nanti tetangga bisa denger, nggak enak.” Dengan kalemnya Lady mengingatkan.“Diam lo!” sergah Sydney, sementara ponsel semakin erat menempel di telinganya.Tidak ingin memperpanjang pertengkaran dan membuat Sydney semakin emosi, Lady membungkam mulut. Namun matanya tidak beranjak dari muka perempuan itu, mengawasinya.”Duh, Rain, kamu ke mana aja sih? Angkat telfonnya please!” Sydney yang kehilangan kesabaran lantaran Rain tidak menjawab panggilannya mondar-mandir di apartemen Rain dengan ponsel tetap menempel di telinga. Kenapa justru di saat begini Rain malah susah dihubungi?“Rain ke mana?” sergahnya pada Lady.Lady tersenyum kalem sembari mengedikkan bahu.“Katanya lo istrinya, kok nggak tahu?”“Say

    Last Updated : 2025-04-09
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Perasaan Bersalah

    Rain membawa Sydney pergi dari apartemennya. Tidak tahu ke mana. Tapi yang jelas jauh dari sana.“Han, kamu udah makan? Kita makan dulu ya, aku laper nih.” Rain mengusap perut dengan sebelah tangan untuk menguatkan pernyataannya.”Aku udah kenyang, aku nggak mau makan. Lagian kamu dari tadi kenapa sih ngomongnya muter-muter?””Muter-muter gimana, Han?”“Kamu nggak jawab pertanyaan aku, malah ngelantur ke mana-mana. Aku cuma pengen klarifikasi dari kamu. Yang dibilang cewek halu tadi nggak bener kan? Dia bohong kan? Lagian kenapa dia bisa ada di apartemen kamu? Dia jadi pembantu di sana? Disuruh bunda kamu lagi?”Rain berdeham menjernihkan tenggorokannya yang keruh. Sementara matanya aktif mencari tempat bicara yang tepat dengan Sydney.”Bae, ngomong dong, jangan diam aja!” Sydney yang tidak sabar mengguncang-guncang lengan Rain agar segera bicara. Membuat lelaki itu menepi di pinggir jalan.“Ngapain kita di sini?” tanya Sydney sambil menganalisa situasi di sekitarnya.“Katanya mau ngo

    Last Updated : 2025-04-10
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Berdua

    Sudah larut malam, dan Lady masih betah menunggu di sofa depan televisi. Seharusnya ia bisa masuk ke kamarnya dan langsung tidur. Tapi telepon dari Kanayya beberapa menit yang lalu membuatnya tetap bertahan di sana sampai Rain pulang.Malam ini gara-gara insiden dengan Sydney tadi Lady terpaksa bolos kuliah karena sudah terlambat juga. Lalu Kanayya meneleponnya.“Kamu di mana, Dy?”“Di apartemen, Nda.””Nggak kuliah?””Nggak, Nda, dosennya lagi ada urusan jadi cuma dikasih tugas disuruh kumpulin minggu depan.” Pada bagian ini Lady berbohong karena tidak mungkin mengatakan tentang keributan kecil dengan Sydney tadi.”Rain mana?”“Rain lagi ke luar, Nda.”“Kamu nggak ikut?””Nggak, lagian katanya Rain nggak lama, cuma sebentar.”“Tapi hubungan kalian baik-baik aja kan?””Baik, Nda. Semua lancar, nggak ada masalah.”“Bunda nggak lagi nanya kamu ada masalah lho, Dy.”Lady akhirnya terjebak oleh pernyataannya sendiri.“Eh, maksudku hubunganku dengan Rain baik-baik aja. Tadi Rain ke luar ka

    Last Updated : 2025-04-10
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Suami Rese'

    Pagi-pagi sekali saat sedang menyiapkan makanan di ruang belakang Lady mendengar suara bel di depan sana yang membuatnya mengabaikan sejenak aktivitasnya menyediakan menu sarapan pagi untuk Rain.Lady menggegas langkah ke ruang depan dan mendapati Ale sedang berdiri tegak di hadapannya. Tingginya persis sama dengan Rain. Membuat Lady berada tepat di bawah dagu mereka. Pria ini juga tak kurang gagahnya. Jika wajah Rain lebih baby face maka Ale memiliki garis rahang yang tegas.”Pagi, Lady, Rain sudah siap?””Dia mau ke mana? Dia mau pergi ya?” tanya Lady kebingungan karena seingatnya Rain tidak mengatakan apa-apa padanya.“Pagi ini aku dan Rain akan ke Megantara, Rain ada jadwal latihan.””Oh, Rain belum bangun. Emang latihannya jam berapa?”’Ya ampuh tuh bocah!’ Ale memekik geram di dalam hati.”Jam delapan pagi ini.”“Wah, satu jam lagi berarti!” Lady ikut panik mengetahuinya. “Masuk dulu, Le, silakan duduk.” Lady mempersilakan manajer Rain itu setelah sedari tadi mereka berbicara sam

    Last Updated : 2025-04-10
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Buang Isi

    Rain mengusap keringat yang meleleh di pelipisnya sambil meneguk air minum dari botol mineral di tangannya. Latihan hari ini sangat melelahkan dan ia lumayan kesulitan membangun konsentrasi. Entah kenapa.“Kamu lagi ada masalah? Nggak biasanya kamu kayak gini,” tegur Kendrick—pelatihnya—bule asal Swedia yang teramat fasih berbahasa Indonesia. “Kalau ada masalah tinggalin dulu di rumah, jangan dibawa ke sini,” sambungnya lagi.“Nggak ada, aku nggak ada masalah apa-apa.” Rain membantah karena menurutnya ia baik-baik saja.”Kalau nggak ada kenapa kamu bisa ngerem mendadak kayak tadi?”“Mungkin karena aku kelamaan libur, jadinya lupa cara pegang setir.”“Ah, ada-ada saja. Besok aku nggak mau terima apa pun alasan kamu. Ingat, Rain, F3 sebentar lagi, kita mesti prepare semua dari sekarang.”Rain menghela napas panjang. “Ya, aku tahu.””Sekarang mau lanjut atau break dulu?””Break aja deh, kayaknya aku lagi kurang vitamin.”Pelatihnya mengangguk sambil menepuk ringan pundaknya. “Pulanglah,

    Last Updated : 2025-04-11

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Keperjakaannya Terlalu Sayang Ia Berikan Pada Hewan Laut

    Ale dan Zee baru saja meninggalkan Nirwana Mall. Mobil yang Ale kendarai bergerak pelan di jalan raya.“Kita ke rumah Rain dulu ya, Zee?””Nggak jadi ke toko Lady?”“Jadi, tapi Rain juga mau ikut ke sana.”“Boleh, kan kamu yang nyetir.” Zee coba bercanda dan pria kharismatik di sebelahnya langsung menebar senyum maut.”Kamu tadi kenapa bisa ada di Nirwana?” Ale tanya begitu karena haram hukumnya buat keluarga Jacob menginjakkan kaki di area milik keluarga Lee.”Kebetulan lewat dan mau ke ATM, ya udah, aku langsung berhenti.””Alesan.”“Kok alesan?”“Pasti lagi nyariin aku. Sengaja kan biar bisa ketemuan?”Zee tak kuasa menahan tawa menanggapi kenarsisan pria di sebelahnya.Ale memandang pada Zee dan tersenyum penuh makna. “Cantik banget.”“Apanya yang cantik?””Bajunya.”Refleks Zee menurunkan pandangan mengamati busananya sendiri. Saat ini ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dan bagian ujung baju diselipkan ke dalam rok span berwarna beige yang panjangnya hanya sebatas lutut. Z

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Yang Hamil Siapa, Yang Manja Siapa

    Melihat Rain senang dan sebahagia ini Lady juga ikut semringah. Ini baru rencana tapi Rain sudah sebahagia itu, apalagi jika nanti mereka benar-benar memiliki anak.“Lad, kayak yang Bunda bilang ke kamu kita kudu usaha, kita harus bakar kalori tiap hari, dari sekarang kita harus atur jadwalnya, Lad, kalau perlu tiga kali sehari kayak minum obat,” ucap Rain bersemangat.”Itu sih modus kamu aja kalii…” Lady tertawa sembari mencubit kecil lengan sang suami.“Modus untuk kebaikan apa salahnya?” Rain berkilah dan membalas cubitan Lady di tangannya dengan kecupan di pipi perempuan itu”Dasar kamu tuh ya, paling pinter kalau cari alasan.”Rain menarik Lady ke dekapannya saat istrinya itu berniat untuk pergi. ”Mau ke mana, Lad?”“Ya ke toko dong, mau ke mana lagi memangnya?”“Nggak bisa kamu di rumah aja? Temenin aku, Lad…” Rain memeluk Lady, berbisik di telinganya lalu menggigitnya pelan yang membuat Lady jadi meremang.“Aku kan harus kerja, Rain…,” kata Lady menolak.“Kamu kan owner, ngapai

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Lepas Pil KB

    Surat perjanjian kesepakatan itu akhirnya ditandatangani oleh kedua belah pihak. Keluarga Jacob akhirnya menyetujui meskipun awalnya keberatan dengan beberapa poin perjanjian yang dirasa memberatkan mereka. Namun, Wisnu serta Reno sebagai kuasa hukum berhasil mengatasinya.Rain dan ketiga perempuan tersayangnya pulang setelah semua tuntas. Namun sebelum itu Wisnu sempat berbisik padanya menanyakan Camry yang Rain janjikan. Pria itu sepertinya khawatir jika kliennya sampai ingkar."Pak Wisnu tenang saja, besok Bapak bisa ambil mobilnya. Kalau sekarang saya capek, Pak." Begitu jawaban Rain tadi. Syukurlah sang pengacara mau mengerti dan tidak mendesak.Mereka pulang ke rumah dengan kepala yang jauh lebih ringan. Satu masalah sudah terselesaikan. Rain harap setelah ini tidak ada masalah lain yang memberati kepalanya."Lad, kayaknya aku butuh distraksi." Rain memeluk Lady yang sedang mengganti baju dari belakang. Mereka baru saja tiba di rumah dan sekarang sedang berada di kamar.Lady mem

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Permintaan Maaf Sydney

    Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu dengan didampingi kuasa hukum masing-masing.“Maaf, kalau kami terlambat,” kata Wisnu membuka percakapan.“Tidak sama sekali.” Reno yang menjawab. Keduanya sama-sama melempar senyum hangat.Wisnu kemudian menyapa keluarga Jacob satu per satu. “Gimana kabarnya, Pak Jacob? Sehat?”Jacob menganggukkan kepala sambil tersenyum berwibawa.“Bu Jasmine sehat juga kan? Arisan lancar, Bu?”“Lancar, Pak. Bisa kita mulai sekarang?” Perempuan itu sudah kehabisan kesabarannya.“Tentu saja bisa, Bu. Tapi sebelum dimulai dan saya membacakan isi kesepakatan, sebaiknya Sydney juga hadir di sini.”“Sebentar.” Jasmine lalu beranjak dari sana untuk kemudian memanggil anaknya di kamar.Selagi menunggu, Wisnu dan Reno saling mendekat dan berbicara dengan suara separuh berbisik mengenai kesepakatan mereka.Selang beberapa menit kemudian Jasmine kembali muncul beserta Sydney serta perawat pribadi. Sementara yang lain duduk di sofa, Sydney duduk sendiri di ku

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Win-Win Solution

    Sudah berbatang-batang rokok Rain isap. Puntungnya juga hampir menggunung memenuhi asbak. Sementara Wisnu sedang berbicara dengan Kanayya di dalam rumah.Rain menggeleng-gelengkan kepalanya nyaris putus asa kala menyadari saat ini sedang berhadapan dengan siapa. Mau tidak mau Rain mulai menyadari kebenaran perkataan Wisnu bahwa untuk menghadapi orang seperti Jacob dibutuhkan intrik yang cerdik.‘Tuhan… bantuin gue dong…’ Ia berteriak di dalam hati. Di saat itu Rain baru menyadari bahwa mungkin seseorang bisa membantunya. Ale. Jika selama ini sahabatnya itu selalu ada untuknya maka kali ini pasti Ale bisa menolong.”Nyet, bantuin gue,” ucap Rain ketika panggilan terhubung dengan Ale melalui saluran telepon.“Gue harus bantu apa? Kalau gue bisa pasti akan gue lakuin.” Ale menjawab dari seberang sana.“Gue udah bikin perjanjian sama bokapnya Sydney, tapi masa iya sih semua poinnya merugikan gue.” Rain kemudian menceritakan secara detail apa saja isi kesepakatan itu termasuk menyebutkan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Yang Gagal

    “Gimana, Mas Rain? Apa sudah cukup jelas? Apa masih ada yang ingin ditanyakan?” tanya Reno, pengacara keluarga Jacob setelah sekian menit Rain masih termangu.“Saya nggak bisa tandatangani surat ini sekarang, Pak.” Rain menjawab sembari memandang lurus ke arah sang kuasa hukum.Seluruh keluarga Sydney terkejut mendengar penolakan Rain.“Kenapa? Apa ada yang kurang jelas? Saya bisa terangkan kalau Mas Rain masih kurang mengerti.”“Saya mengerti apa maksud dan tujuannya. Tapi saya nggak setuju pada beberapa poin di dalam surat perjanjian ini.” Rain menyatakan keberatan.“Bagian mana yang Mas Rain tidak setuju? Mungkin kita bisa bicarakan sama-sama.” Reno terus berusaha membujuk Rain. Sebagai kuasa hukum tentunya pria itu piawai bersilat lidah dan andal bernegosiasi.”Hampir semua bagian saya tidak setuju, terutama poin nomor dua, lima dan enam. Untuk apa konferensi pers? Apa kalian ingin membuat saya malu? Kalian ingin orang-orang jadi tahu, begitu tujuan kalian?”“Mas Rain, tolong jang

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Bersama

    Jasmine sontak memandang pada Rain dengan tatapan curiga. Untuk apa laki-laki itu hanya meminta berdua saja dengan anaknya di dalam ruangan? Jangan-jangan Rain akan mencelakakan Sydney. Pikiran buruk perempuan itu semakin liar berputar di kepalanya."Kenapa kami harus keluar? Kamu mau apa?" Jasmine memandang miring pada Rain."Saya mau bicara dengan anak Tante.""Tapi kenapa harus berdua? Memangnya apa yang mau dibicarakan?""Tentang solusi masalah ini. Apa Tante nggak ngerti juga? Nanti kalau saya sudah selesai bicara dengan Sydney, Tante dan semuanya boleh masuk. Tapi sekarang tolong kasih saya waktu untuk bicara berdua." Suara tegas Rain kembali membahana.Kemudian Jasmine memandang pada suaminya meminta pertimbangan. Lelaki itu mengerti dan lekas angkat suara. "Kalau kamu memang mau membicarakan solusinya kenapa hanya berdua? Kenapa kami tidak boleh berada di sini?""Om tenang saja, saya hanya minta waktu sebentar. Saya nggak akan mencelakai Sydney kalau memang hal itu yang ada d

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Anaknya Gugur Kan? Dia Juga Mati kan?

    Sukar dijabarkan dengan kata-kata bagaimana terkejutnya Kanayya setelah mendengarkan penuturan Jacob padanya. Pikirannya masih sibuk mencerna beberapa menit setelah panggilan dari laki-laki itu berakhir. Hingga kemudian ia tersadar lantas bergerak keluar dari kamarnya.“Rain, ini Bunda!” Kanayya berseru seraya memanggil nama sang putra. Ia merasakan getaran dari suaranya sendiri.Selang beberapa detik setelahnya daun pintu pun terbuka bersama dengan sosok Lady yang kini berdiri tegak di hadapannya.”Iya, Nda?””Rain mana, Dy?” kejar Kanayya cepat.”Lagi pasang baju, baru siap mandi.”“Kalau sudah selesai langsung temui Bunda.”“Baik, Nda.”Kanayya meninggalkan kamar anaknya sedangkan Lady menutup pintu dan menghampiri Rain yang sedang berpakaian.“Rain, tadi Bunda yang manggil, kalau udah selesai langsung temui.” Lady memberitahu sesuai dengan apa yang didengarnya dari Kanayya tadi.“Bunda mau ngomong apa, Lad?”“Aku juga nggak tahu, tapi dari yang aku lihat di mukanya Bunda kayak yan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aksi Nekat Sydney

    Dentingan notifikasi handphone Rain menginterupsi Rain dan Lady yang sedang bermesraan. Mereka baru saja tiba di rumah sekitar beberapa menit yang lalu dan menghabiskan waktu di kamar.“Siapa lagi sih?” gumam Rain kesal.Lady membantu Rain menjangkau ponsel dan memberikan pada sang suami.Mendapati pesan dari Sydney, Rain berdecih jengkel. “Mau apa lagi sih dia?”Rain kemudian menekuri ponselnya selama beberapa saat. Membaca pesan yang dikirimkan Sydney padanya. Sempat terdiam namun kemudian tertawa ringan. “Ada-ada aja,” gumamnya pelan.“Ada apa, Rain? Siapa yang chat?” tanya Lady di sebelahnya. Rain memberikan gawainya pada Lady agar sang istri bisa membacanya sendiri.Menerima ponsel yang disodorkan Rain, Lady terdiam cukup lama. Sebagai sesama wanita hatinya jelas tergugah. Ia sangat mengerti apa yang dirasakan Sydney. Kasihan, pikirnya.Apa yang Lady pikirkan lantas ia sampaikan pada sang suami. “Rain, kasihan dia.”“Lad, itu hanya modus, aku harap kamu jangan sampai luluh. Dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status