“Eeeel, kamu udah pulang?” Suara Alzea terdengar dari ruang televisi disusul langkah kaki mendekat menuju ruang tamu di mana Elzio sedang membuka sepatunya.
Mata Alzea sembab namun bibirnya tersenyum dan kali ini senyum itu sampai ke mata mungkin saking bahagianya Elzio pulang cepat.Elzio mematung menatap Alzea yang berjalan mendekat.Baru dia lihat lagi senyum tulus di bibir Alzea, Elzio jadi serba salah, dia bimbang apakah harus bicara dengan Alzea sekarang karena pasti akan melunturkan senyum itu.“Kamu mau makan malam apa? Akan aku buatkan apapun yang kamu mau.” Alzea meraih tangan Elzio untuk dia genggam.Alzea selalu melakukan itu setiap Elzio pulang ke rumah tidak peduli tangannya akan dihempaskan Elzio.“Al … kita harus bicara,” kata Elzio dengan suara beratnya yang mampu membuat Alzea merinding.Seakan tahu apa yang akan Elzio bicarakan, senyum di bibir Alzea seketika pudar, sorot matanya berubahAlzea tidak tidur semalaman, saat pagi menjelang dia pergi ke dapur membuat sarapan untuk suaminya.Wajah cantik Alzea bermuram durja dengan lingkaran hitam di bawah mata, padahal sudah Alzea tutupi dengan make up setelah mandi tadi tapi Elzio masih bisa melihatnya.Selama sarapan pagi Elzio tidak berhenti mencuri tatap kepada Alzea dengan cara paling cool.Alzea tidak bicara, sorot matanya sendu menatap piring dan tampak tidak berselera makan.Elzio juga memilih tidak mengeluarkan suara, dia sudah mengungkapkan niatnya kepada Alzea jadi Alzea bisa bersiap untuk bercerai setelah satu tahun pernikahan mereka.Alzea masih mengantar Elzio hingga pintu dan langsung menutup pintu begitu pria itu melewati bingkainya.Dan yang Alzea lakukan seharian adalah menangis karena tidak ingin kehilangan Elzio.Alzea ingin egois sekali saja, dia akan berusaha keras untuk membuat Elzio kembali mencintainya.Malamn
“Eeeel, kamu udah pulang?” Suara Alzea terdengar dari ruang televisi disusul langkah kaki mendekat menuju ruang tamu di mana Elzio sedang membuka sepatunya.Mata Alzea sembab namun bibirnya tersenyum dan kali ini senyum itu sampai ke mata mungkin saking bahagianya Elzio pulang cepat.Elzio mematung menatap Alzea yang berjalan mendekat.Baru dia lihat lagi senyum tulus di bibir Alzea, Elzio jadi serba salah, dia bimbang apakah harus bicara dengan Alzea sekarang karena pasti akan melunturkan senyum itu.“Kamu mau makan malam apa? Akan aku buatkan apapun yang kamu mau.” Alzea meraih tangan Elzio untuk dia genggam.Alzea selalu melakukan itu setiap Elzio pulang ke rumah tidak peduli tangannya akan dihempaskan Elzio.“Al … kita harus bicara,” kata Elzio dengan suara beratnya yang mampu membuat Alzea merinding.Seakan tahu apa yang akan Elzio bicarakan, senyum di bibir Alzea seketika pudar, sorot matanya berubah
“El ….” Suara Alzea terdengar begitu Elzio membuka pintu unit apartemen.Elzio mengangkat pandangannya setelah melepas sepatu sehingga netranya dengan netra Alzea bertemu.“Kamu belum tidur?” Elzio bertanya dingin.“Belum, aku nunggu kamu pulang.” Alzea mendekat, meraih tangan Elzio yang kemudian dia genggam.“Bagaimana kalau aku enggak pulang? Kamu akan nungguin aku sampai besok?” Elzio bertanya random karena kesal melihat Alzea yang masih saja bersikap baik padanya.Alzea menganggukan kepalanya disertai senyum. “Tapi kalau bisa kamu pulang ya, El … kamu suami aku.” Alzea mengerjap pelan, bibirnya masih tersenyum tapi Elzio yakin kalau di balik senyum itu menyimpan banyak kesedihan.Elzio tahu kalau Alzea tengah terluka dan semestinya dia tidak boleh menyiksa Alzea terus seperti ini.“Kamu mau mandi air hangat? Aku siapkan ya?” Alzea bertanya membuyarkan lamunan Elzio yang sedari tadi menatap wajahnya kosong.“Enggak usah.” Elzio melepaskan tangan Alzea dan melengos begitu saja masuk
Sarapan pagi kali ini terasa hening setelah tadi malam Elzio dan Alzea sedikit bicara tentang masa depan hubungan mereka.Elzio tidak berani bicara banyak dulu, tidak sampai hati mengatakan yang sebenarnya kepada Alzea.Sedangkan Alzea masih melayani Elzio seperti biasa, meski matanya sembab karena memeras air mata semalaman tapi dia berusaha mengembangkan senyum di bibirnya.“El …,” panggil Alzea di tengah sarapan pagi.Elzio hanya mendongak menatap Alzea sebagai respon.“Nanti malam … mau aku masakin apa? Makan malam sama aku ya?” Alzea melayangkan dua pertanyaan sekaligus.Elzio menatap Alzea sesaat dia lantas menggelengkan kepala dengan sangat menyesal.“Aku memiliki janji nanti malam.” Elzio sengaja jujur agar Alzea membencinya.Tapi reaksi Alzea adalah menganggukan kepala disertai senyum ironi di bibir.Setelah sarapan pagi dia mengantar Elzio hingga depan pintu.“Hati-hati ya El …,” ucap Alzea lalu Elzio pergi begitu saja tanpa peluk atau cium seperti biasa.Alzea menyimpan tan
Elzio selalu pulang malam semenjak Alzea menemukan pesan manis dari wanita lain di ponsel pria itu.Alzea tidak berani memprotes atau mempertanyakan karena takut memercik pertengkaran.Dia diam dan menerima meski hatinya gundah gulana.“Tadi papa telepon, katanya besok mau ke sini.” Alzea berujar sembari membantu Elzio membuka kancing kemeja di dadanya.“Ngapain?” Elzio bertanya dingin.“Kangen sama anaknya mungkin … usahakan besok pulang cepet ya, biar papa enggak banyak nanya … kamu mau aku buatkan makan malam apa?” “Apa aja,” sahut Elzio datar.“Tunggu,” kata Alzea saat Elzio hendak memutar badan usai kemejanya berhasil ditanggalkan Alzea.Elzio menatap lekat Alzea yang juga sedang menatapnya dengan pendar sendu di mata.Detik selanjutnya Alzea memeluk Elzio, menempelkan sisi wajah di dada bidang polos pria itu.“Aku kok kangen sama kamu ya, El?” Alzea bergumam.Kedua tangan Elzio berada di sisi tubuh, enggan membalas pelukan Alzea.“Aku minta maaf ya, kalau aku ada salah … sikap
Alzea berusaha mengabaikan sikap dingin Elzio, dia mencoba berpikiran positif dan melupakan prasangka buruk yang mengotori hati serta pikirannya.Setiap hari Alzea tetap melakukan perannya sebagai seorang istri, memenuhi kebutuhan gizi Elzio dengan baik dan menunggunya pulang.Tidak ada yang memintanya agar menunggu Elzio pulang dulu baru makan tapi Alzea melakukan itu agar bisa makan malam dengan Elzio.Makan malam selalu terasa nikmat kalau dilakukan bersama Elzio.Tapi hari ini Elzio belum juga sampai ke rumah meski malam telah larut.Alzea tidak menyerah begitu saja, dia tetap menunggu sampai ketiduran di meja makan.Sementara itu, di sebuah apartemen—banyak tawa dan canda menemani makan malam Elzio dan mantan kekasihnya.Setelah makan malam, Angela dan Elzio pindah ke ruang televisi.Layaknya seperti sepasang kekasih yang telah berpisah kemudian bertemu kembali, banyak momen yang mereka berdua bahas sampai tidak terasa kalau hari sudah larut malam.“Aku pulang ya,” kata Elzio ser