“Zeaaaa!” Prabu merentangkan kedua tangan menyambut menantunya di teras rumah.“Om … eh, Papa … Apakabar?” Alzea balas menyapa.“Baik donk.” Tubuh Alzea kaku karena canggung dipeluk papa mertua.“Ayo masuk,” ajak Prabu sembari merangkul pundak Alzea.“Pa … tapi Zea enggak lama ya, Zea belum ketemu ayah.” “Loh … kamu mau pulang ke rumah ayah kamu? Elzio bilang katanya kamu akan menginap di sini.” Alzea mengerjap lalu menggelengkan kepala pelan. “El enggak bilang apa-apa sama Zea, Pa.” “Kamu sudah siapkan kebayanya untuk besok?” Prabu mengalihkan pembicaraan.Beliau sudah diberitahu Elzio kalau Alzea akan pulang untuk wisuda.“Belum, Pa … Zea mau bongkar baju mama dulu di gudang, siapa tahu ada kebaya yang masih bisa Zea pake.” “Kalau gitu, kita berangkat ke butik sekarang.” Prabu merangkul pundak Zea lagi kali ini berbalik arah kembali menuju teras.“Enggak usah, Pa ….” Alzea mencoba menolak, kakinya berhenti melangkah.“Jangan nolak, Papa sakit hati nanti kalau kamu nolak.” “Tap
Last Updated : 2025-07-29 Read more