Share

Ternyata Pria Tampan

Author: Erna Azura
last update Huling Na-update: 2025-07-08 21:04:51

Alzea mengembuskan napas panjang usai kata Syah berkumandang yang menandakan kalau dia telah berganti status dari gadis menjadi seorang istri.

Hatinya tidak berhenti berucap syukur karena ternyata yang menikahinya adalah spek cowok anime bukan pria tua seusia sang ayah.

Alzea dan Elzio sempat berfoto sambil memegang buku nikah, itu pun tanpa senyum di bibir Elzio.

Tidak ada foto bersama keluarga karena Elzio tidak suka difoto.

“Pa … aku enggak bisa ikut makan siang ya, nanti sore aku ditunggu meeting sama klien di Singapura.”

“Loh, jadi kamu mau langsung pergi gitu aja? Gimana sih? Kita makan siang dulu sama keluarga istri kamu,” sergah Prabu memaksa.

Elzio menghadapkan tubuhnya pada Irawan yang langsung gelagapan karena ditatap begitu lekat oleh sang menantu.

“Pak … bisa saya pergi sekarang? Ada pertemuan yang harus saya hadiri,” kata Elzio penuh wibawa membuat gentar hati Irawan.

“Oh Silahkan … Silahkan.” Irawan malah mengijinkan dengan mudah.

Elzio menoleh pada papanya, sorot mata pria itu seakan mengatakan kalau dirinya yang menang dan segera saja dia mendapat tatapan malas dari Prabu.

“Pak Irawan … saya lupa belum kasih tahu Pak Irawan, karena Zio mengurus perusahaan saya yang di Singapura jadi Zea akan ikut tinggal dengan Zio di Singapura.” Prabu memberitahu.

“Apa?!!!” Irawan, Linda dan Alenka kompak berujar demikian.

Pasalnya selama ini Alzea yang membersihkan rumah, mencuci dan menstrika baju mereka.

Alzea juga yang merawat Irawan jadi kalau Alzea tidak ada, bisa repot hidup mereka.

Sebelumnya tidak terpikir oleh mereka kalau Alzea menikah, gadis itu akan dibawa suaminya.

“Nanti ‘kan Pak Irawan bisa mempekerjakan pembantu untuk menggantikan tugas Alzea.” Prabu sedang bersarkasme sambil tersenyum sinis.

Irawan dan Linda saling menatap lantas balas tersenyum kecut.

“Tapi apakah boleh nanti Zea pulang untuk bertemu ayah?”

Alzea bertanya dengan mata yang sudah menampung buliran kristal, mereka lupa belum meminta persetujuannya.

Mentang-mentang Alzea sudah mereka beli jadi Prabu maupun Elzio merasa tidak perlu bertanya apakah Alzea bersedia diboyong ke Singapura.

Tidak, bukan seperti itu. Sengaja Prabu memberi tahu hal tersebut sekarang agar tidak ada alasan baik Alzea dan Irawan untuk menolak.

Karena percayalah, Prabu melakukan ini demi kebaikan Alzea mengingat kedekatan mendiang istrinya dengan ibunda Alzea.

“Boleh donk, kamu boleh pulang kapan aja kamu mau …,” kata Prabu membuat Alzea lega.

Namun sesungguhnya yang memberi ijin bukan Prabu melainkan Elzio yang merupakan suami Alzea.

Jadi akan Prabu serahkan urusan itu kepada Elzio.

Elzio yang sudah bisa membaca maksud papanya itu memberikan tatapan sinis.

“Dasar pria tua licik.” Elzio membatin

“Ayah … enggak apa-apa Zea tinggal? Nanti Zea pulang seminggu sekali.”

Kening Elzio langsung berkerut menunjukkan ketidaksetujuannya.

“Enggak apa-apa … kamu juga enggak usah pulang sering-sering,” kata Irawan setelah melihat ekspresi menantunya.

Alzea tersenyum tapi sorot matanya tampak sendu.

“Kok ayah gitu? Apa benar kata kak Alenka kalau ayah mau menjual kami? Jadi sekarang aku udah dijual, gitu?” Alzea jadi overthinking padahal Irawan hanya ingin putrinya bahagia.

“Kalau gitu Zea pulang dulu ya, mau packing.” Alzea meminta ijin.

“Enggak perlu, beli baju baru aja nanti di Singapura.” Elzio mengatakannya dengan suara rendah tapi penuh penekanan seperti memaksa.

“Kami pergi, Pa.” Elzio pamit kepada sang Papa kemudian menoleh pada mertuanya.

“Pak Irawan, kami pamit…,” kata Elzio tanpa bersedia mendengar persetujuan Alzea.

Elzio memegang lengan Alzea kemudian menyeretnya keluar dari gedung KUA.

“Eeeh … eeh … El, tunggu dulu … Zea belum pamit.” Alzea terseok mengejar langkah Elzio yang panjang.

“Mau pamit ke mana? Kamu tadi bilang akan pulang sering-sering … jadi enggak perlu pamit, nanti juga kamu pulang.” Elzio mengatakannya setengah menggerutu dan sebenarnya dia sedang bersarkasme tapi dianggap Alzea kalau kalimat Elzio barusan secara tidak langsung telah menyetujui mengenai rencana kunjungan rutinnya ke rumah Irawan.

Sementara itu, Irawan hanya bisa menatap sendu pada punggung sang putri yang pergi menjauh.

Tidak ada lagi yang merawatnya karena tahu kalau istrinya bahkan tidak mampu melakukan sebaik Alzea.

Namun sekarang sang putri sudah aman dan akan hidup bahagia.

Elzio membuka pintu mobil kabin belakang, dia meminta Alzea masuk lebih dulu kemudian baru lah dia menunduk dalam saat masuk ke dalam mobil karena tubuhnya yang menjulang.

“Langsung ke Bandara, Pak!” titah Elzio kepada sang driver.

“Baik, Pak!” Pria driver menjawab cepat.

Setelah itu Elzio mengeluarkan ponsel dari saku jas dan menempelkannya di telinga.

“Hallo, Man … jangan undur meetingnya, saya akan tiba siang ini juga.” Elzio berujar kembali kepada seseorang di ujung panggilan sana.

Alzea terus mengawasi gerak-gerik Elzio kemudian tersenyum saat Elzio menoleh menatapnya tajam karena merasa terganggu.

“Kirim filenya sekarang, akan saya baca dalam perjalanan pulang,” kata Elzio lagi memberikan perintah kepada sekretarisnya.

Elzio terlihat memutus sambungan telepon, dia menoleh mempertemukan tatap dengan Alzea yang masih menatapnya dengan mata berbinar.

Alzea terpesona, dia yakin tidak akan sulit mencintai Elzio.

“Apa?” Elzio bertanya dengan tampang dingin yang teramat tampan.

Alzea menggelengkan kepalanya, bibir gadis itu tersenyum tipis.

Elzio mengeluarkan iPad dari saku jok depan.

Dia mulai mengerjakan sesuatu di sana dan beberapa saat kemudian dia menoleh karena tidak bisa lagi mentolelir Alzea yang masih terus menatapnya.

“Alzea.” Elzio menggeram.

“Ya El?” Alzea tersenyum.

“Berhenti menatap aku seperti itu!” seru Elzio membentak membuat Alzea terhenyak.

Dia berjengit menjauh, hati Alzea mencelos matanya mulai berkaca-kaca.

“Ma-af,” kata Alzea dengan suara tercekat menahan tangis.

Alzea melempar tatap ke luar jendela, jantungnya berdetak kencang membuat napasnya memburu.

Sekuat tenaga menahan agar buliran kristal itu tidak mengalir.

Bukannya imun dengan bentakan karena setiap hari mendapatkannya dari Linda-sang ibu tiri—Alzea malah trauma dan selalu ingin menangis setiap kali dibentak apalagi oleh orang yang dia harapkan bisa melindungi dan menyayanginya seperti Elzio.

Elzio jadi merasa bersalah, tapi dia tidak memiliki waktu untuk membujuk Alzea mengingat ada bahan meeting yang harus dia pelajari.

Mobil yang mereka tumpangi akhirnya tiba di Bandara namun tidak seperti biasanya, mobil tersebut masuk lebih jauh ke dalam landasan pacu kemudian berhenti di samping pesawat yang mesinnya menyala.

Di tengah kebingungan yang melanda Alzea, Elzio keluar dari mobil kemudian pintu di samping Alzea dibuka oleh driver.

“Silahkan, Bu!”

“Makasih Pak,” sahut Alzea dengan senyum meski terdapat jejak air mata di kelopak matanya.

Di ujung tangga pesawat paling bawah, Elzio menatap Alzea tajam seolah menunggu sehingga Alzea bergegas menghampirinya.

“Kita naik ini, El?” Alzea bertanya sembari menaiki anak tangga dengan kedua tangan sedikit mengangkat rok.

“Hem.” Elzio yang menaiki tangga di depannya menggumam sebagai jawaban.

“Selamat Siang, Pak!” Kabin kru menyapa ramah.

Wanita cantik itu juga tidak lupa menyapa Alzea. “Selamat siang, Bu.”

Alzea balas tersenyum dan mengucapkan Terimakasih.

Matanya mengedar ke sekeliling, baru kali ini dia menaiki privat jet jadi tampak bersemangat dan senang sekali sampai melupakan sakit hati dibentak Elzio.

Alzea mendapati suaminya sudah duduk di bagian tengah kabin, pria itu menatap Alzea dengan tatapan lebih lembut sekarang.

Meski begitu, Alzea tidak mengambil duduk di samping Elzio dan malah duduk di kursi paling belakang yang jauh dari suaminya.

Elzio sempat bertanya-tanya di dalam hati kalau mungkinkah istrinya tengah merajuk tapi kemudian berusaha tidak peduli.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Tamat

    “Zea … kamu sarapan dulu ya, kamu ‘kan harus menyusui.” Irni datang membawa piring berisi sarapan pagi dan gelas berisi air mineral.Beliau menarik kursi lalu duduk di depan Alzea yang sedang di-makeup oleh penata rias terbaik Singapura.Irni memiliki kesempatan menyuapi Alzea karena Azzam dan Azura sedang diawasi sementara oleh Elzio serta Hengky dan Nugie yang baru datang tadi malam. Elzio dan Alzea belum menyewa jasa Nanny lantaran mereka merasa tidak terlalu repot mengurus si kembar. Papanya si kembar itu masih trauma dan sampai sekarang pun orang-orang bertubuh kekar berpakaian casual masih berkeliaran di sekitar gedung Penthouse ditugaskan untuk menjaga Alzea dan si kembar.“Azzam dan Azura sama siapa, Bun?” Alzea bertanya dengan mulut penuh makanan.“Sama papanya, om Hengky dan Nugie.” Irni menjawab santai.Nugie dan om Hengky baru saja tiba tadi malam dan menginap di Penthouse.Mereka senang sekali bertemu Azzam dan Azura terutama Nugie yang baru pertama kali ini bertemu.Ba

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Rindu Ayah

    Alzea langsung berdiri dari lantai berkarpet saat menyadari sosok sang ayah baru saja memasuki ruang televisi di mana dia berada saat ini bersama si kembar yang berbaring di bouncer bayi elektrik.“Ayah.” Alzea menyapa, mata indah ibu muda itu berbinar bahagia mengabarkan sejuta rindu.Alzea meninggalkan kedua anaknya tapi masih dalam pengawasan Irni karena beliau juga ada di sana.Alzea berhenti melangkah tepat di depan Irawan, tersenyum dengan mata berkaca-kaca lantas memeluk Irawan.“Ayah … Zea kangen.” Dan pecah lah tangis Irawan, beliau sampai meraung membuat Alzea bingung.“Ayah … udah Ayah.” Alzea masih memeluk sang ayah, mengusap-ngusap punggungnya lembut.“Maafin Ayah, Zea … maafin Ayah.” Irawan berujar di antara tangisnya.Beliau sangat menyesali perbuatannya yang selama ini tidak adil memperlakukan Alzea.Irni merotasi bola matanya, jijik rasanya dia mendengar kalimat permintaan maaf mantan suaminya itu yang telah dengan sengaja dan sadar menyiksa putri mereka, menjadikann

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Ingin Bertemu Sang Ayah

    “Sayang … Bunda dari tadi belum keluar kamar, Bunda marah karena aku bilang mau ngundang ayah ke baby shower si kembar … kamu yang bujuk Bunda donk biar mau makan.” Alzea menceritakan kegundahannya kepada sang suami yang baru saja pulang bekerja disertai sebuah permintaan yang luar biasa sangat sulit dan tidak mungkin Elzio lakukan.“Sayaaaaa … kamu ‘kan tahu bunda juga lagi kecewa sama aku.” Elzio mengesah sembari mengerutkan wajahnya.Alzea tergelak. “Coba dulu sayang … ayo.” Alzea memaksa, mendorong tubuh suaminya ke depan pintu lamar Irni.Dia tidak bisa meminta bantuan Hengky karena beliau sudah kembali ke Jakarta dan Nugie yang tiba-tiba membatalkan kedatangannya karena ada suatu urusan.Elzio mengesah, pundaknya melorot tapi tak ayal tangannya terangkat mengetuk pintu kamar Irni.Otak Elzio langsung memerintahkan anggota tubuhnya untuk melakukan keinginan Alzea atas dasar cinta yang besar.Tok … Tok …Tok …“Tante Irni.” Elzio menambahkan suara agar Irni tahu yang mengetuk pin

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Permintaan Alzea

    “Apa?” Suara bunda melengking saat melontarkan pertanyaan menggunakan satu suku kata tersebut.Matanya juga membulat menatap nyalang.Alzea baru saja menceritakan tentang apa yang dialaminya beberapa minggu lalu dan nyaris membuatnya meregang nyawa.“Mungkin Zea memang harus melalui ini dan dengan begitu El juga jadi sangat membenci Angela sampai berusaha keras untuk membuat Angela dihukum berat, jadi ke depannya enggak mungkin El berpaling lagi dari Zea apalagi kembali sama Angela … Bunda enggak perlu marah sama El ya, ini udah jalan terbaik yang ditetapkan Tuhan … yang penting Zea sama Azzam selamat.” Alzea buru-buru menggiring Irni pada suatu pemikiran positif agar tidak semakin membenci Elzio.“Ya Tuhan, Zea … Bunda sampai enggak habis pikir kamu bisa mengalami itu semua … Prabu enggak pernah cerita apa-apa sama Bunda.” Sepertinya Irni kecewa kepada Prabu.“Papa Prabu khawatir Bunda kepikiran … memang Zea yang meminta agar papa Prabu enggak cerita masalahnya ini dulu sama Bunda …

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Bertemu Angela

    Sebenarnya Elzio sangat keberatan sewaktu Alzea menagih janji untuk bertemu dengan Angela.Angela itu makhluk yang tidak bisa diprediksi, Elzio khawatir Angela akan menyakiti Alzea.Tapi janji harus ditepati dan akhirnya Elzio sendiri mengantar Alzea bertemu Angela di Lembaga Pemasyarakatan.“Aku enggak mau masuk bertemu dia jadi kamu harus dijaga sama petugas … aku akan tunggu di luar ….” Alzea sudah membuka mulut untuk memprotes namun kembali mengatupkannya karena Elzio menyela.“Eit … enggak ada protes, aku mempertaruhkan banyak hal mengijinkan kamu bertemu Angela,” Elzio memperingatkan.Mereka sedang berjalan beriringan di sebuah lorong mengikuti petugas yang mengantar ke sebuah ruangan di mana nanti menjadi tempat paling aman pertemuan antara Angela dengan Alzea.Alzea tersenyum kemudian menempelkan sisi wajahnya di lengan berotot Elzio.“Iyaaaaa.” Alzea memanjangkan kata, tidak rela menyetujuinya tapi harus agar bisa bicara dengan Angela.Sekali saja, dia ingin bicara banyak de

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Akan Menepati Janji

    Elzio meninggalkan Alzea dan kedua anaknya sebentar untuk menandatangani kontrak bisnis dengan Thomas.Rencananya setelah ini dia akan mengambil cuti agar bisa membantu Alzea merawat putra dan putri mereka.Namun kedatangan Hengky dan Irni sepertinya membuat Elzio berubah pikiran.Dia belum memandatkan apa-apa pun perihal pekerjaannya selama cuti nanti kepada Arman.Elzio dan Thomas berjabat tangan setelah menandatangani kontrak bisnis yang diprediksi akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.“Sayangnya saya tidak memiliki anak, andaikan ada … akan saya jodohkan dengan anak Anda agar kita bisa melanjutkan kontrak bisnis ini menjadi jangka panjang.” Thomas berkelakar.“Sepertinya Anda sudah harus mencari seorang istri dan memiliki anak.” Tak disangka, Elzio menyambut baik ide Thomas tersebut.Keduanya lantas tertawa.Acara penting perusahaan telah selesai dilaksanakan, kini mereka melanjutkannya dengan makan siang.Sebuah restoran dengan menu Italia menjadi pilihan pihak Elzio untuk m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status