Share

Berkorban Demi Ayah

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 20:47:56

Akhirnya Alzea menyanggupi permintaan sang ayah untuk menikah dengan Prabu agar bisa melunasi semua hutang dan perusahaan ayah Irawan mendapat suntikan dana segar sehingga bisa bangkit dari kebangkrutan.

Pagi itu Alzea bangun dengan hati resah, bagaimana tidak?

Dia akan menikah dan akan menghabiskan sisa umurnya dengan pria yang tidak dia cintai.

Pernikahannya pun hanya dilakukan di kantor urusan agama tanpa pesta dan tamu undangan.

Baguslah, Alzea jadi tidak perlu menjelaskan apapun kepada dunia kenapa dia menikahi pria tua seusia ayahnya.

“Cieee … yang mau nikah,” ledek Alenka, sengaja masuk ke dalam kamar Alzea hanya untuk menjatuhkan mentalnya.

Alzea tersenyum tipis menatap sang kakak tiri dari pantulan cermin, sudah terbiasa dengan sikap Alenka yang seperti itu.

Walau bagaimanapun Alenka adalah kakak tirinya jadi Alzea tidak bisa membenci.

“Lo mau nikah sama om-om pake baju kaya gitu? Enggak ada baju yang lebih seksi? Mana nafsu si om Prabu liat lo pake baju sederhana gitu! Yang belahan dadanya keliatan, enggak ada?”

“Enggak ada Kak, ini gaun pengantin punya bunda waktu nikah sama ayah.”

Padahal Alenka sedang meledek Alzea tapi gadis itu menanggapi dengan serius.

“Nyokap bokap lo dulu waktu nikah miskin banget ya sampe gaun pengantinnya sederhana banget?” Alenka belum puas sebelum Alzea menangis karena sakit hati.

Alzea membungkam mulutnya tidak terprovokasi meski perih mulai terasa di dalam dada.

Menurut Alzea, gaun pengantin milik bunda Irni sangat indah dan mencerminkan sang bunda yang meski sederhana tapi selalu tampak elegan.

Gaun dengan lengan pendek dan kerah V bermodel A-Line yang panjangnya hingga betis itu berbahan sutra tebal.

Potongannya sangat rapih sehingga lekukan di pinggang Alzea tampak nyata.

Alzea yang berambut panjang hanya mengikat sebagian rambutnya di belakang dan sebagiannya lagi terurai.

Dia juga berdandan tipis agar terlihat seperti seorang pengantin pada umumnya.

Meski Alzea tidak mencintai Prabu tapi dia harus menghargai sang calon suami yang telah dan akan banyak membantu perekonomian keluarganya.

Alzea mengabaikan Alenka yang tersenyum tipis meledek dengan kedua tangan terlipat di dada mengamati gerak-geriknya.

Bukan hanya gaun pengantin, Alzea juga menggunakan heel milik sang bunda yang berwarna putih senada dengan gaun pengantinnya.

Alzea kembali menatap dirinya di cermin, menatap sendu pada sosok yang selama belasan tahun terakhir telah banyak menderita.

“Terimakasi Zea, karena sudah bertahan sejauh ini … semangat terus ya, seperti biasa … kamu pasti bisa melalui ini….” Alzea membatin menyemangati diri sendiri.

“Kak … aku duluan ya.” Alzea pamit sebelum meninggalkan Alenka di kamarnya.

Alenka merotasi bola mata malas lantas keluar menyusul Alzea.

Dia juga sudah siap untuk mengantar sang adik yang akan menikah dengan pria tua.

Irawan dan Linda pun telah menunggu di ruang tamu.

“Lama banget sih!” gumam Linda kesal.

“Maaf, Bu …,” ucap Alzea penuh penyesalan.

Irawan bangkit dari sofa, sama sekali tidak menegur istrinya yang selalu bersikap ketus pada Alzea meski sekarang Alzea telah berkorban untuk mereka.

“Cantiknya anak ayah ….” Irawan meraih tangan Alzea kemudian menggenggamnya erat.

“Makasih Ayah.” Alzea tersenyum tulus.

“Maafkan Ayah ya, Zea ….” Suara ayah terdengar serak, matanya pun berkaca-kaca.

Alzea menganggukan kepala sambil memperbaharui senyumnya kemudian memeluk ayah.

“Kalau nanti perusahaan Ayah sudah bangkit dan kamu ingin bercerai dengan pak Prabu, bilang sama Ayah ya … nanti Ayah akan menjemput kamu.”

Kalimat Irawan itu membuat Alzea terharu. “Iya, Yah …,” balas Alzea dengan suara tercekat.

Linda berdecak lidah kesal melihat momen haru yang tidak penting baginya itu.

“Ayo-ayo, keburu macet … nanti kita telat lagi.” Linda keluar lebih dulu dari dalam rumah diikuti Alenka.

Irawan dan Alzea mengurai pelukan, keduanya berangkulan keluar dari rumah tidak lupa mengunci pintu.

Lama-lama Alzea merasa gugup, jantungnya berdetak kencang membayangkan kalau setelah menikah pasti ada malam pertama.

Menurut penilaiannya Prabu memang tampan tapi usia beliau terlalu tua jadi bukan tipe pria yang disukainya.

Telapak tangan Alzea mulai terasa dingin, gugup menyerang lebih dahsyat saat mobil yang dikemudikan Alenka memasuki pelataran parkir KUA.

Linda dan Alenka yang duluan turun, Irawan menunggu Alzea yang tubuhnya tengah bergetar di kursi kabin belakang.

Buliran kristal mulai muncul membasahi pelipisnya, wajah Alzea juga pucat sekali.

“Zea … kamu enggak apa-apa?” Irawan bertanya perhatian.

Demi Tuhan, dia menyesal menjual putrinya kepada Prabu.

Tapi Irawan sudah tidak bisa membatalkannya sekarang.

“Enggak, Yah … sebentar ya, Zea menenangkan diri dulu …,” katanya meminta pengertian.

Irawan setia menemani Alzea hingga sang putri lebih tenang dan siap untuk melakukan upacara Agama pernikahan dengan Prabu.

Alzea akhirnya turun diikuti Irawan, dia mengaitkan tangan di lengan sang ayah dan berusaha mengembangkan senyum agar semua orang percaya kalau dia sedang bahagia karena akan menikah.

Seorang pria berjas bernama Andre yang Irawan kenal sebagai sekertaris Prabu menyambut di depan pintu utama di mana Linda dan Alenka sudah sampai lebih dulu.

“Pak Irawan … Nona Zea, silahkan sebelah sini.”

Hanya Alzea dan Irawan yang disapa ramah oleh Andre, pria itu lantas menuntun mereka ke sebuah ruang tunggu.

“Hallo Zea,” sapa Prabu ramah, beliau sudah lebih dulu ada di sana.

Prabu Danaraja terlihat tampan dengan stelan jas dan dasi kupu-kupi di lehernya.

“Hallo om Prabu,” sapa Alzea, meraih tangan Prabu lantas mengecup punggung tangannya.

Benarkan, belum apa-apa Alzea sudah memperlakukan Prabu seperti ayahnya sendiri.

“Pak Irawan, sehat?” Prabu yang tampak bahagia pun bertanya.

“Sudah mendingan, Pak!” balas Irawan sembari menjabat tangan Prabu.

“Hallo Bu Linda … Alenka, Apakabar?” sapa Prabu basa-basi.

“Baik, Pak!” Linda yang menjawab.

Seorang pria muda tampan bertubuh tinggi atletis masuk ke ruangan itu.

Sang pria tampan juga menggunakan stelan jas namun lebih santai karena kancing kemeja teratasnya sengaja dibuka.

Alenka tidak bisa mengalihkan tatap dari pria itu, tanpa dia sadari kalau mata dan mulutnya terbuka.

Air liur nyaris menetes di sudut bibirnya.

Alzea juga tidak memungkiri kalau pria itu memang sangat tampan sampai matanya sering berkhianat menatap ke arah sosok tampan itu yang entah siapa dan apa urusannya di ruangan ini.

“Zio … sini, kenalkan ini pak Irawan … mantan suaminya tante Irni.” Prabu memanggil Elzio dan dengan ekspresi datarnya pria itu mendekat.

“Ini Elzio … anak saya, apa Pak Irawan masih ingat?” kata Prabu mengenalkan.

Elzio mengulurkan tangan menjabat tangan Irawan.

“Oooh ya Tuhan, sudah besar kamu sekarang.”

“Maaa, bilang sama pak Prabu … jodohin Alenka sama anaknya aja … ganteng banget, Maaa ….” Alenka berbisik pada mamanya.

“Iya … iya … nanti mama bilangin, kamu tenang dulu.” Linda juga sangat antusias.

Mengingat Prabu Danaraja adalah Konglomerat yang memiliki tambang minyak di Yordania dan perusahaan Trading di Singapura belum lagi pria itu juga memiliki perusahaan tambang batu-bara di Negri kita tercinta ini yang sudah bisa dipastikan kalau putranya akan mewarisi semua kekayaannya itu.

“Dua wanita cantik ini adalah ibu Linda, istri dari pak Irawan dan Alenka … anak sambungnya pak Irawan.” Tidak lupa Prabu memperkenalkan Linda dan Alenka yang malu-malu kucing saat bersalaman dengan Elzio.

Meski raut wajahnya datar tapi Elzio mengangguk sopan dan mau bersalaman dengan Linda dan Alenka.

“Dan gadis cantik ini adalah Alzea Kinandari … dia yang akan menikah dengan kamu,” kata Prabu kepada Elzio membuat ekspresi di wajah Linda, Alenka dan Irawan juga Alzea syok.

Sedangkan ekspresi Elzio masih datar tidak antusias ataupun tampak menolak.

“Gi-gimana maksudnya, Pak?” Irawan terbata menuntut penjelasan.

“Jadi sebenarnya saya hanya mengetes saja, siapa di antara kedua anak gadis pak Irawan yang rela berkorban untuk keluarganya … tentu saya harus memilih gadis terbaik dan tulus untuk menjadi pendamping hidup Elzio … dan ternyata Alzea yang bersedia berkorban …,” tutur Prabu menjelaskan dengan senyum penuh kepuasan terkembang di bibirnya.

Jadi sebenarnya Prabu sudah bisa melihat karakter setiap anggota keluarga Irawan dan apa yang terjadi di rumah itu meski hanya sekilas.

Beliau ingin menyelamatkan Alzea yang ditindas oleh ibu tiri tanpa ada pembelaan dari ayahnya.

Prabu sengaja memberikan penawaran agar Irawan bisa membayar hutang dengan cara memberikan salah satu anak gadisnya untuk dia nikahi dan sudah bisa Prabu duga kalau Alzea yang bersedia dikorbankan.

Dan Prabu tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan Alzea, dia akan menikahkan Alzea dengan putra semata wayangnya.

Prabu juga sebenarnya berbohong kepada Elzio sewaktu mengatakan kalau mendiang mamanya Elzio dan bundanya Alzea telah menjodohkan mereka semenjak Alzea masih di dalam kandungan.

Beliau melakukan itu agar Elzio bersedia menikah dengan Alzea.

Alzea menatap dalam pria yang sebenarnya akan menikahinya, dia tidak pernah percaya keajaiban tapi sekarang dia mempercayainya.

Perlahan senyum Alzea terbit membuatnya terlihat ribuan kali lebih cantik sekaligus manis hampir membuat Elzio diabetes.

Tidak perlu ditanya bagaimana ekspresi wajah dan perasaan Alenka juga Linda saat ini yang sedang dilanda penyesalan karena menolak lamaran Prabu.

Dan tentu saja perubahan pengantin pria untuk sang putri itu membuat Irawan lega dan ikut merasa bahagia.

“Pak! Penghulunya sudah siap,” kata Andre memberitahu.

Elzio yang tampangnya masih datar itu mengulurkan tangan ke depan Alzea yang kemudian tanpa ragu meraih tangan Elzio.

Mereka berdua keluar lebih dulu dari ruang tunggu diikuti Prabu yang merangkul pundak Irawan.

“Maaa, Alenka mau nikah sama Elzio.” Alenka menghentakan kakinya merengek seperti anak kecil.

Lidah Linda berdecak kesal karena takdir mempermainkannya.

“Lagian kenapa si Prabu itu pake ngetes-ngetes segala sih?” Linda bersungut-sungut.

Di luar sana, Alzea yang melangkah beriringan menuju sebuah ruangan dituntun Andre terus menatap Elzio dari samping.

Elzio yang tinggi menjulang membuat Alzea harus mendongak meski sudah memakai heels tujuh sentimeter.

“Liatnya ke depan, nanti kamu kesandung …,” gumam Elzio memperingati tanpa balas menoleh menatap calon istrinya.

“Kamu beneran manusia, kan?” Dengan polosnya Alzea bertanya, matanya masih memaku tatap pada wajah tampan Elzio.

Dia tidak khawatir tersandung karena tangannya tengah melingkar di lengan pria itu.

“Menurut kamu?” Elzio balik bertanya, kali ini dia menoleh sekilas.

“Fisiknya sih kaya nyata ….” Alzea menjeda, tanpa segan meremat lengan berotot Elzio membuat pria itu kemudian menoleh lagi dengan kerutan di kening karena merasa terganggu.

“Tapi wajah kamu mirip cowok anime, gantengnya kebangetan,” sambung Alzea dengan tampang polos menggemaskan.

Seketika garis senyum Elzio melembut, dia tertawa di dalam hati.

Baru pertama kali bertemu dengan gadis sejujur dan polos seperti Alzea.

Entahlah apa yang akan terjadi nanti tapi yang pasti, alasan Elzio menikahi Alzea adalah karena telah berjanji kepada seorang wanita cantik favoritenya untuk menjaga Alzea dan melindunginya terlebih kata Papa, mendiang sang mama pernah menjodohkan mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Nyonya Alzea

    Alzea mengikuti perintah suaminya tadi pagi, dia bertanya kepada asisten rumah tangga bagaimana cara mencapai pusat perbelanjaan dan setelah mendengar penjelasannya sebentar—Alzea nekat pergi sendiri menggunakan MRT.Dia sudah dewasa, bahasa Inggrisnya pun cukup baik jadi semestinya tidak sulit untuk hanya sekedar pergi ke Mall.Baiklah, yang pertama dia lakukan adalah ke salon karena tadi Elzio menyuruhnya pergi ke sana.Alzea merapihkan sedikit rambutnya agar terlihat segar dan lebih cantik.Di tengah-tengah meeting yang sedang berlangsung serius, Elzio melirik layar ponselnya yang memunculkan notif pembayaran tagihan dari sebuah salon kecantikan.Berarti Alzea mengikuti ucapannya tadi pagi dan dalam pikiran Elzio pasti sebelum pergi—Alzea menghubungi Arman meminta supir dan mobil untuk mengantarnya.Hatinya merasa tenang.Elzio memfokuskan kembali pikirannya pada meeting tersebut.Setelah keluar dari salon, Alzea memasuki sebuah butik dia ingin membeli pakaian-pakaian elegan yang c

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Merutuki Hidup Baru

    Entah jam berapa tadi malam Elzio sampai ke rumah.Alzea terbiasa tidur jam sembilan malam jadi mungkin saat Elzio pulang—Alzea sudah terlalu lelap dalam mimpinya. Tapi alarm dalam tubuh Alzea selalu bunyi membangunkannya pagi sekali.Alzea jadi bisa membuat sarapan pagi untuk Elzio.Karena orang-orang di rumahnya menyukai makanan berat, pagi ini Alzea membuat nasi goreng dengan toping seafood yang dia temukan di kulkas.Aromanya sungguh menggugah selera sampai perut Alzea sendiri berbunyi, dia baru ingat kalau kemarin tidak makan malam sebab masih belum paham bagaimana menggunakan peralatan masak modern di dapur Elzio.Seharian kemarin dihabiskannya dengan berbelanja pakaian melalui online, lalu Alzea juga mengamati isi rumah suaminya dan belajar bagaimana cara menjadi istri yang baik salah satunya belajar mengoperasikan kompor melalui YouTube dan setelah dia mahir, Alzea kelelahan lalu tidur.Semua itu Alzea lakukan sebagai bentuk rasa syukurnya karena akhirnya menikah dengan seora

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Ikut Suami

    Selama perjalanan, Alzea melamun terkadang menatap keluar tapi terkadang juga menatap lekat wajah tampan suaminya yang begitu tekun membaca iPad di kabin tengah sana.Kursinya sedikit miring jadi Alzea bisa melihat dengan sangat jelas wajah tampan itu dari samping.Sesekali kerutan halus muncul di antara alis Elzio, pria itu memegang dagu dengan ekspresi wajah tampak berpikir namun tidak sekalipun mengurangi ketampanannya.Pesawat akhirnya mendarat di Singapura, Arman-sekretaris Elzio menyambut sampai naik ke dalam pesawat.“Selamat datang, Tuan ….” Elzio hanya memberikan anggukan kepala, dia melewati Arman menuju pintu keluar.“Selamat datang, Nyonya.” Arman menyapa istri dari bosnya.Tentu saja Arman yang paling pertama tahu mengenai pernikahan Elzio.Dan sapaan Arman kepada Alzea itu menyadarkan Elzio kalau penerbangannya kali ini ditemani perempuan yang beberapa jam lalu telah Syah menjadi i

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Ternyata Pria Tampan

    Alzea mengembuskan napas panjang usai kata Syah berkumandang yang menandakan kalau dia telah berganti status dari gadis menjadi seorang istri.Hatinya tidak berhenti berucap syukur karena ternyata yang menikahinya adalah spek cowok anime bukan pria tua seusia sang ayah.Alzea dan Elzio sempat berfoto sambil memegang buku nikah, itu pun tanpa senyum di bibir Elzio.Tidak ada foto bersama keluarga karena Elzio tidak suka difoto.“Pa … aku enggak bisa ikut makan siang ya, nanti sore aku ditunggu meeting sama klien di Singapura.” “Loh, jadi kamu mau langsung pergi gitu aja? Gimana sih? Kita makan siang dulu sama keluarga istri kamu,” sergah Prabu memaksa.Elzio menghadapkan tubuhnya pada Irawan yang langsung gelagapan karena ditatap begitu lekat oleh sang menantu.“Pak … bisa saya pergi sekarang? Ada pertemuan yang harus saya hadiri,” kata Elzio penuh wibawa membuat gentar hati Irawan.“Oh Silahkan … Silahkan.” Irawan malah mengijinkan dengan mudah.Elzio menoleh pada papanya, sorot mata

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Berkorban Demi Ayah

    Akhirnya Alzea menyanggupi permintaan sang ayah untuk menikah dengan Prabu agar bisa melunasi semua hutang dan perusahaan ayah Irawan mendapat suntikan dana segar sehingga bisa bangkit dari kebangkrutan.Pagi itu Alzea bangun dengan hati resah, bagaimana tidak? Dia akan menikah dan akan menghabiskan sisa umurnya dengan pria yang tidak dia cintai.Pernikahannya pun hanya dilakukan di kantor urusan agama tanpa pesta dan tamu undangan.Baguslah, Alzea jadi tidak perlu menjelaskan apapun kepada dunia kenapa dia menikahi pria tua seusia ayahnya.“Cieee … yang mau nikah,” ledek Alenka, sengaja masuk ke dalam kamar Alzea hanya untuk menjatuhkan mentalnya.Alzea tersenyum tipis menatap sang kakak tiri dari pantulan cermin, sudah terbiasa dengan sikap Alenka yang seperti itu.Walau bagaimanapun Alenka adalah kakak tirinya jadi Alzea tidak bisa membenci.“Lo mau nikah sama om-om pake baju kaya gitu? Enggak ada baju yang lebih seksi? Mana nafsu si om Prabu liat lo pake baju sederhana gitu! Yang

  • Semanis Coklat Di Dalam Kotak   Tentang Janji

    “Sudah sampai, Pak!” Sang driver sengaja meninggikan suara agar Elzio Naresh Danaraja terjaga dari tidurnya.Semenjak menjemput dari Bandara, anak majikannya yang berusia tiga puluh tahun itu terlelap sangat pulas.Mungkin begitu kelelahan setelah seharian disibukkan dengan meeting dan pekerjaan di kantor sebagai CEO—Elzio harus terbang ke Jakarta.Pakaiannya saja masih menggunakan stelan jas tanpa dasi.Elzio terhenyak, menarik napas dalam kemudian mengusap wajah lantas menegakan punggung.“Thanks ya, Pak!” Elzio berujar sebelum akhirnya turun dari dalam mobil.Seiring langkahnya memasuki rumah, dia melepas jas yang kemudian disampirkan di lengan.Sepatu fantovel yang dikenakannya beradu dengan lantai marmer menghasilkan suara hentakan saat melangkah tegap masuk lebih jauh ke dalam rumah.“Zio,” panggil suara berat menghentikan langkah Elzio.Dia menoleh ke samping dan menemukan sang ayah tengah duduk di single sofa dengan sandaran kaki.Asap tembakau segera saja merangsak masuk ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status