Share

96, Mendekati Vlad

BAGAS sampai disambut Burhan yang sedang merapikan tanaman di halaman depan. Bergegas dia membersihkan tangan dan mengajak Bagas masuk.

“Nggak usah, Pak. Di sini aja. Saya buru-buru,” ujarnya sambil duduk di tangga.

“Ada apa ya, Pak.” Burhan duduk satu anak tangga di bawah Bagas.

“Pak, Vlad pernah ke sini sama temannya?” tanyanya sambil menatap Burhan. Bu Burhan yang datang membawa minum langsung duduk bersimpuh di lantai. Bagas bisa melihat bahu Burhan menegang.

“Kenapa, Pak?”

“Tolong jawab, Pak. Bundanya Vlad di Singapura lagi temenin Vlad.” Bagas mengulurkan ponsel pada Burhan, istrinya langsung merapat. “Menurut bundanya, Bapak tau jawabannya.”

“Astagfirullah, Kang Plad… aya naon?”

“Makanya, jawab pertanyaan saya, Pak. Siapa teman yang Vlad bawa ke sini?” desak Bagas. “Ibunya curiga yang bikin Vlad begitu urusan cewek.”

“Tapi itu sudah lama sekali, Pak. Enam tahun lalu. Dia baru lulus SMP.”

“Tapi sejak itu dia berubah dan kami nggak pernah ngelihat dia sama perempuan lain
Sandra Setiawan

Yak, dua hari lagi untuk cerita Vienna ya. Sabar. Ditunggu komennya. Boleh misuh-misuh boleh marah-marah.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status