Share

Semu cinta Anea
Semu cinta Anea
Author: Elyana Armeta

Pekerjaan Anea

         Anea, gadis manis itu menatap cermin di depannya. Riasan sederhana di wajah mungil itu membuat  pesonanya semakin paripurna. Dress ketat di atas lutut dengan jelas menjiplak lekuk tubuhnya yang indah. Ia menimbang-nimbang sepatu mana yang cocok dia gunakan saat ini. Ia akhirnya memutuskan pilihan pada high hells merah menyala yang cocok dengan semangatnya yang menggelora. Tentu saja semangat untuk menggapai isi dompet  para lelaki yang meminta kehangatan malam kepadanya.

Jam menunjukkan pukul 19.00 Wib, ia harus segera berangkat. Menemukan pelanggan yang royal adalah hal yang  menjadi rebutan para wanita seprofesinya. Sejujurnya dengan pesonanya sekarang, tak susah untuk mendapatkan “ikan” gemuk, hanya saja ia tak mau sampai keduluan teman-temannya dan akhirnya mendapat ikan sisa. 

Pelanggan di Bar tentu saja memiliki banyak karakter tersendiri. Hal yang sangat menjengkelkan adalah jika mendapat pelanggan tua, berperut buncit, berbadan tambun dan yang paling parah terlalu pelit, sehingga tak ada uang tips tambahan selain harga sewa kepada bos diawal . Betapa buruknya jika hal itu terjadi.

Bib!

Dering gawainya berbunyi. Satu buah pesan masuk, Anea lantas membukanya.

[datanglah padaku, wanita cantik!]

Sebuah kalimat yang indah ketika ia membaca siapa pengirim pesan tersebut.

Jan, lelaki tampan yang akhir-akhir ini memenuhi isi hati. Sepertinya nasibnya sedang beruntung hari ini, ikan yang sedap sudah berada di genggaman dan yang terpenting adalah Anea sepertinya menyukai Jan!

[Ok, aku sedang menuju ke sana.  Tunggulah, tak akan lama.]

Dia sedang gila sepertinya. Sebelumnya Anea tak pernah menggunakan perasaan dengan pelanggan. Bukankah itu hanya sebuah pekerjaan yang tak perlu hati untuk melakukannya. Ia hanya butuh uangnya.

Jikalau biasanya para pelanggannya yang luluh dengan pesonanya, tapi tidak sekarang. Lihatlah, Anea yang malah terpesona dengan Jan.

Mobil berhenti tepat didepan Bar. Mamy Han, Bos Anea memberikan fasilitas mobil kepada setiap anak buah sepertinya agar memudahkan wanita-wanita itu datang ke tempat kerja tanpa ada halangan.

Anea tak kunjung turun bahkan saat sopir sudah membukakan pintu hingga kemudian ia menegur Anea dengan hati-hati.

“Silahkan turun nona, kita sudah sampai.”

Apa yang dilakukan Anea. Ia malah melamun! Setidaknya sebelum sang sopir membuyarkan lamunannya. Entah mengapa rasanya sedikit grogi saat akan bertemu Jan kali ini. Ada apa dengan Anea, tak seharusnya ia bersikap seperti ini. Tanpa bicara sepatah katapun ia segera keluar dari mobil dan menuju kedalam Bar.

”Santai lah Anea, dia hanya pelanggan seperti biasa. Cukup lakukan pekerjaanmu dan kau akan mendapatkan banyak uang” bisiknya pelan kepada diri sendiri.

         Sebelum bertemu pelanggan, ia masuk kedalam ruangan pribadi para pekerja. Beberapa teman-temannya juga terlihat sudah siap menggoda para lelaki hidung belang. Anea meletakkan tas di lemari miliknya dan bersiap bertemu Jan.

“Anea!” itu adalah Mitha, teman Anea yang paling dekat dibanding yang lainnya.

“Hey Mitha”dengan ceria Anea menjawab.

“Sepertinya seseorang menunggumu, aku sudah berusaha menggodanya dan harus kecewa setelah dia mengatakan sedang menunggumu.” Mitha bercerita dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

“Oh ya? Kenapa kau tak berusaha lebih keras agar dia tergoda” tawa kecil menyusul setelahnya.

“Aku tau sulit jika harus menyaingimu. Maka dengan berat hati aku harus rela melepasnya.”

“Ooh manis sekali, apakah kau sedang menyanjungku saat ini?”

“Kau tau aku berkata jujur, Ne. Tapi lupakanlah, itu dia. Lelakimu sudah menunggu lama.”

Mitha kemudian membaur dengan yang lain, berdansa dan tentu saja mencari mangsa. Anea perlahan mendekati Jan. Jantungnya berdetak kencang, mungkin jika musik di bar ini dimatikan ia bisa mendengar dengan jelas irama detakannya.

Jan tersenyum saat melihat Anea, segelas minuman sedang menemaninya. Ia menarik kursi dan mempersilahkan Anea duduk. Keduanya belum mengucapkan sepatah katapun.

Tetapi tiba-tiba Jan mengambil tangan Anea yang diatas meja dan dengan lembut menciumnya.

Ooh, bukankah itu sangat manis? Jika pria lain yang melakukannya ia tidak akan merasa aneh seperti ini. Tapi jika Jan yang melakukannya sungguh berbeda. Anea hampir terbang di buatnya, meskipun dalam hati ia malah mengutuk perbuatan Jan.

            Jika Jan terlalu bersikap manis kepada Anea, bukan tidak mungkin Anea akan jatuh cinta kepada Jan. Itu adalah hal buruk bagi karirnya. Apalagi jika Mamy Han mendengarnya, wanita itu pasti akan sangat marah. Dan Anea harus berhati-hati jika tidak ingin menerima murka dari Mamy Han.

“Kau begitu spesial malam ini” lagi-lagi Jan bersikap manis.

“Bukankah aku selalu spesial setiap malam?" Anea berusaha sekuat tenaga untuk menahan deburan ombak dihatinya yang diciptakan Jan.

Kemudian Jan tersenyum simpul. Ia merasa Anea berbeda dengan gadis lain yang di Bar ini tentunya. Hal itu yang membuat Jan selalu membooking

Anea ketika datang kesini.

            Lokasi bar ini sangat strategis, di tengah kawasan Industri di pusat kota membuatnya tak pernah sepi dari para pelanggan. Jan salah satunya, lokasinya yang dekat dengan tempat kerja, membuatnya tak repot pergi jauh jika membutuhkan pelampiasan nafsu kelelakiannya atau hanya sedang kesepian saja. Apalagi dia tidak punya keluarga disini, Jan adalah seorang WNA asal Korea selatan yang ditugaskan oleh kantornya untuk menghandle urusan importir dari Indonesia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status