Aisyah memberi kode pada David --orang yang ditunjuk ibunya-- lelaki itu pun menurut. Masuk dengan sopan sembari berucap, "Assalamualaikum." David mendekat, sedikit memberi jarak dengan Aisyah. "Selamat malam, Bu."
"Wa'alaikum salam," jawab Aisyah pelan. Pandangan gadis itu kembali terpokus pada ibunya.
"Malam." Bu Fatimah menatap lekat David. "Nak, kenapa diam di pintu dan tidak ikut masuk sama istrimu?" Lagi-lagi ingatan Bu Fatimah hanya Aisyah dan David menikah.
David sempat diam, Aisyah pun bimbang. Sampai akhirnya perempuan itu pun merogoh tas yang dibawanya, mengambil ponsel, lalu mengetik sesuatu, dan memberikannya pada David.
Tolong, berpura-pura jadi suami saya hari ini saja, Pak.
Sehari setelah itu, Aisyah bekerja seperti biasanya. Ia menemani sang Ibu semalam di rumah sakit, menjaganya dengan sepenuh hati.Di tengah malam, ada satu pertanyaan dari ibunya tentang David. Sebab, lelaki itu tak ada bersama mereka. Aisyah bingung, hingga kebohongan pun kembali ia lakukan. Ia mengatakan jika David harus bekerja lembur.Aisyah pulang hanya sekadar mandi dan berganti pakaian. Ia pun menitipkan ibunya pada suster. Sebab, ia tak bisa cuti.Aisyah sampai di kantor, bekerja samana mestinya. Hanya saja, hari ini ia tak membawa bekal. Makan siang pun rasanya tak ingin ia lakukan.Denting waktu berlalu sampai jam makan siang pun datang. Aisyah yang tengah haid pun tak pergi ke masjid ketika azan Dzuhur be
Terkadang kenangan indah itu sulit dilupakan. 🥀🥀🥀 "Mas Ilham!" teriak Aisyah sembari membuka mata. Napasnya memburu seperti seorang yang selesai berlari. "Astagfirullah,aku mimpi lagi," gumamnya. Azan Subuh berkumandang jelas di mesjid yang tak jauh dari rumahnya. Aisyah mengatur napas lebih dahulu sebelum bangun dari tempat tidur. Ia membawa langkah ke arah kamar mandi, mengambil wudu dan bersiap melaksanakan salat Subuh sebagai kewajibannya pada Ilahi Rabbi. Dalam heningnya Subuh, Aisyah menikmati waktu menghadap Sang Khalik. Meresapi setiap gerakan demi gerakan salat hingga akhir, lalu memanjatkan doa. Di atas hamparan sajadah, ada beberapa doa yang Aisyah pinta. Salah satunya, ingin selalu dimudahkan dalam segala urusan. Termasuk mencari rezeki untuk keluarganya.
Bertemu dengan orang baru selalu membawa aura tersendiri dalam hidupmu🌸🌸🌸Usai kejadian tadi, Aisyah duduk diam di kursi. Sementara lelaki tadi masuk ke bagian dalam GraPARI. Erka berdehem pada Aisyah."Aisyah," panggilnya lembut takut yang lain mendengar.Aisyah menoleh. "Iya.""Kamu nggak pa-pa, kan?""Nggak, kok.""Syukurlah."Sementara itu, di ruangan manager. Dua orang pria sedang bertatap muka setelah dipertemukan beberapa detik lalu.
Mencintai dan dicintai adalah keinginan semua insan.~🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰David kembali ke rumah. Ia tinggal bersama paman dan bibinya di jakarta. Kebetulan Adik perempuannya pun tinggal di sini. Larisa, itulah nama anak remaja yang duduk di bangku kelas 3 SMA.Larisa memang tidak mau sekolah di Semarang. Ia ingin pergi ke Ibu Kota dan melanjutkan pendidikannya di Kota Metropolitan tersebut. Maka dari itu, setelah lulus SMP, ia langsung pindah ke Jakarta.Sejujurnya, David dan sang Bunda merasa berat. Mengingat Ibu kota adalah tempat yang sangat keras untuk anak seumuran Larisa. Hanya saja mereka bisa sedikit tenang karena Larisa tinggal bersama p
~Senyapkan keluhmu, keraskan syukurmu.~ 🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳 "Benarkah?" David meraih gelas berisi kopi, menyeruput pelan, lalu menyimpannya kembali. "Semoga pernikahan Paman dan Bibi langgeng terus." "Aamiin," ujar Pak Deni. Percakapan mereka selanjutnya membahas tentang sekolah Larisa. Anak perempuan itu menginginkan masuk kuliah di salah satu universitas ternama di Ibu Kota. Dimas sudah mempersiapkan dananya, ia juga telah mewanti-wanti Larisa untuk belajar dengan baik tanpa harus mengkhawatirkan tentang biaya. "Paman bangga sama kamu, Nak," ungkap Pak Deni.
~Kamu akan selau istimewa di depan orang yang benar-benar mencintaimu.~ 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰 David dan Aisyah sampai di parkiran rumah sakit. David lebih dahulu keluar, bergegas mengambil kursi roda yang ada tak jauh dari parkiran, selanjutnya mendorong ke dekat mobil. Asiyah membuka pintu mobil, matanya melotot melihat apa yang ia lihat. "Maaf, Pak, kursi rodanya buat apa?" "Buat dimakan," jawab David ketus. Kening Aisyah mengerut. "Sudah tau kakimu sakit. Ya, pasti buat kamu duduk atau kamu memang ketagihan digendong
~Kamu boleh istirahat saat lelah. Setelah itu kembalilah bersemangat memulai perjalananmu.~🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰Semua orang bersiap. Aisyah duduk di mejanya, begitu pun dengan yang lain. Tiba-tiba Erka mendekat, menepuk bahu Aisyah, lalu berbisik, "Kamu ada main, ya, sama SPV baru kita?"Sontak Aisyah kaget. Ia menoleh, keningnya mengerut. "Kata siapa?""Anak-anak pada ngomongin kalian. Mereka liat kamu turun dari mobilnya Pak David."Sudah Aisyah duga, jika hal ini akan menjadi pembicaraan empuk untuk semua orang.
Jagalah mentalmu sebaik mungkin, karena orang lain tidak akan membantumu saat down.~😘😘😘😘😘😘😘😘😘Kejadian tak disangka pun telah terlewati. Orang yang datang dan menolong Aisyah itu rupanya David. Aisyah merasa malu sekaligus berterima kasih.Setelah kejadian itu Aisyah langsung melaksanakan salat dan segera pergi keluar setelah selesai. Ia tak ingin berurusan dengan David. Tepatnya, ia tidak mau orang-orang kantor semakin menjadikannya topik hangat untuk bergosip hari ini.Aisyah kembali. Etika masih berada di luar. Wanita itu dengan setia menunggu. Ketika Aisyah mendekatinya, Erka langsung sadar."Kamu