Beberapa tahun telah berlalu, Maria dan Alana membuka sebuah butik yang diberi Nama Guvenc Boutique. Alana kini tumbuh menjadi remaja yang cantik, dia mengubah warna rambutnya menjadi seperti warna rambut Maria. Mereka terlihat seperti saudara, karena paras Maria yang cantik dan awet muda.
"Terimakasih Alana.." ucap Maria suatu hari.
"Kenapa Bu..?" jawab Alana heran.
"Kamu sudah menjadi anugrah yang paling indah yang Tuhan berikan kepada Ibu." jawab Maria.
Alana bangkit dari duduknya dan memeluk Maria.
"Terimakasih telah sabar denganku, dan mau menerima aku apa adanya Bu, kamu adalah orang yang paling aku sayang di dunia ini." ucap Alana.
Dan mereka saling berpelukan.
Sepanjang berjalannya waktu, Guvenc Boutique telah mulai di kenal di telinga penikmat fashion, dimulai dari warna dan model baju yang indah dan Unik.
Onem Boutique adalah salah satu butik yang beridi sejak lama dan tak ada yang berani bersaing dengannya, namun dengan adanya Guvenc, kedudukannya mulai goyah.
Hampir semua statsiun televisi mengumbar Nama Guvenc dan menyebutnya sebagai trend fashion terbaru di dunianya.
Onem, wanita tua yang masih terlihat modis dan angkuh itu mulai merasa sangat terganggu. Dia berani melakukan berbagai cara agar menghancurkan semua saingannya. Meskipun cara itu adalah cara kotor. Onem akan melakukannya.
Suatu hari, Onem membayar orang untuk memberikan berita palsu yang akan menjatuhkan Guvenc.
Anita, penulis berita di Kota London itu yang juga teman Alana ketika sekolah dasar di bayar oleh Onem agar menyebarkan berita palsu tentang anak haram Maria, yaitu Alana.
Berita-berita buruk yang dibuat oleh Onem membuat para oelanggan Guvenc pergi, dan penjualan mereka menurun drastis.
Maria mencoba menemui Onem dan berbicara padanya. Alana menemani Maria berbicara dengan Onem, namun Alana hanya mengantarnya sampai di kursi tunggu di ruangan Onem.
Terdengar suara Onem yang tidak percaya tentang cerita Maria. Terdengar juga suara Maria yang memelas dan memintanya untuk percaya. Namun sepertinya semua itu sia-sia karena Maria keluar dengan raut wajah yang kecewa.
"Bu, apa yang Ibu bicara kan dengan Onem ?" tanya Alana. "Apda Ibu mengenal Onem sebelumnya ?" tanya Alana lagi.
Namun Maria tak kunjung menjawab, dan Alana tak berani lagi untuk bertanya.
Sesampainya dirumah, Maria hanya duduk diam dan termenung.
"Bu.." panggil Alana perlahan.
"Ya sayang.." ucap Maria.
"Kita bisa pindah ke Kota lain lagi Bu.. Dan memulainya lagi, kita tinggalkan Kota yang tidak baik ini, yang dipenuhi oleh orang-orang tidak baik.." ucap Alana.
"Tidak sayang, ini satu-satunya tempat yang Ibu punya saat ini.."ucapnya.
"Kita balas saja Onem Bu.."ucap Alana semangat.
" Tidak sayang.. "jawab Maria.
" Kenapa Bu ? "tanya Alana kesal.
Maria bangkit dari duduknya dan mengambil sebuah Kotak kecil dari laci mejanya.
"Bukalah.."pinta Maria.
" Apa ini Bu ? "tanya Alana sambil membuka kotak itu.
Ketika Alana membuka Kotak itu, terlihat satu kalung yang indah, bentuknya bulat seperti galaxi yang ada di tatanan langit.
"Pakailah..." ucap Maria. "Kalung itu adalah kalung keluarga, pakailah dan jaga baik-baik.." lanjut Maria.
"Kalung itu, akan mengungkap semua jati dirimu.."Ucap Maria dalam hati.
Alana sangat senang memilikinya, menambah cantik pesona Alana Guvenc junior.
Meskipun dengan kondisi ekonomi yang mulai tidak baik, mereka tetap tegar, bersama dengan penuh kasih sayang dan pantang menyerah.
Keadaan keluarga Guvenc semakin memburuk, berita - berita konyol yang tersebar membuat kesehatan Maria semakin memburuk.Ketika itu, tengah malam, saat Alana hendak ke dapur mengambil minum, terdengar hawar Maria berbicara kepada seseorang di telepon."Kumohon hentikan ini semua ! Apa kau setega itu ? Harimau pun tak memangsa anaknya sendiri.." hawar suara Maria."Ibu sedang berbicara kepada siapa ya ?" gumam ku heran."Demi ketenaranmu, kau tega sekeji ini..!" hawar Maria lagi. "Demi Tuhan kau akan mendapat balasannya."Itulah kata terakhir yang Alana dengar. Alana sangat penasaran sekali, tapi dia mengurungkan niat ya untuk pergi melihat Maria."Mungkin besok akan aku tanyakan.." gumam Alana.Pagi itu cuaca sangat dingin dan mendung, Maria melihat dengan sendu langit yang sama-sama sedang pilu."Bu.... Boleh aku masuk ?" tanya Alana lembut."Ya sayang..." jawab Maria lemas."Apa Ibu baik-baik saja ?" tanya
Saat tersadar, Alana sudah berada dalam jeruji besi."Apa ? Apa-apaan ini ? Penjaga !!! Kenapa aku ditangkap ? Atas dasar apa ?" tanya Alana emosi.Salah satu penjaga menghampirinya dan me jawab sinis, "Kau telah membakar rumahmu sendiri dan membuat Maria Ibumu terkena serangan jantung dan akhirnya meninggal.""Tuduhan yang bodoh ! Siapa yang membayarmu ? Onem ?" sanggah Alana."Jangan kurang ajar kau Bocah ingusan !"timpal petugas itu emosi." Sini kau, berhadapan denganku !"ucap Alana menantang.Tantangan itu berhasil membuat petugas itu emosi dan membuka pintu jeruji Alana. Ketika melihat kesempatan itu, Alana langsung memukul petugas itu dan melarikan diri, Dia berlari sekencang mungkin dan bersembunyi pada truk barang yang sedang parkir di dekat situ. Didalam truk barang itu dia menangis sejadi-jadinya sampai dia tertidur. Dan dia tak peduli kemana truk barang itu membawanya pergi.Saat truk itu berhenti d
"Aku tidak mau menjadi pencuri..."Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Alana, namun berbeda dengan sekarang, dia mulai menikmati pekerjaan itu, walau kadang dia suka beradu mulut dengan Renata.Sejak awal Renata memang tidak menyukai kedatangan Alana, Renata hanya takut kalah bersaing dengan Alana. Dan pada intinya Renata menyukai Mike, dia takut Mike menyukai Alana, karena Renata melihat ada pandangan yang berbeda pada diri Mike kepada Alana.Malam itu Alana sedang duduk di balkon, menatap hiruk pikuk jalan raya dari atas gedung itu."Kopi..?" tawar Mike tiba-tiba muncul."Ya, terimakasih.." jawabku sambil menerima kopi itu dan menikmatinya."Apa yang kamu lihat ?" tanya Mike."Jalanan itu, dengan lampu-lampunya, indah, aku senang dengan pemandangan ini, dan aku rindu Ibuku.." jawab Alana."Ibuku pasti sangat kecewa kalau dia tau aku menjadi seperti ini.." tambahnya lagi."Apa kau merasa malu bergabung bersama kami ?"tanya Mike."Tid
"Malam tadi kita gagal melakukan operasi di rumah kakek tua itu, padahal barang-barang yang dia miliki cukup berharga.. "ucap Renata." Dan ini semua gara-gara gadis bodoh itu..!"lanjutnya lagi.Alana memandang Renata, dia bangkit dari duduknya dan menghampiri Renata seraya berkata," Apa ? Gara-gara aku ? Bukannya kau yang sengaja mendorongku !.""Tuduhan yang bodoh, mana mungkin aku melakukannya !" bela Renata."Sudah... Sudah....! Malam tadi memang bukan malam keberuntungan kita, jangan saling menyalahkan...!" pukas Leo."Aku mau keluar dulu..!"Alana berpamitan."Kemana...?" tanya Mike.Namun Alana terus saja berjalan tidak menghiraukan Mike."Kau ini kenapa sih Renata ?" tanya Mike."Kita kan keluarga.. Janganlah seperti ini ?""Kenapa kau terus saja membela dia ? Apa kau suka padanya ?"tanya Renata." Dan apakah kau cemburu ?"pungkas Tama mengejek."Diam kau gendut..!" ucap Renata."Oh Tuhan... Aku tersin
Hari ini Alana sangat senang sekali karena mendapatkan pekerjaan baru, pagi itu dia sangat bersemangat. Namun ketika dia datang ketempat itu, alangkah terkejutnya dia karena ternyata dia dipekerjakan di bagian cleaning service. "Ya tuhan, aku pikir aku akan bekerja bersama dengan mereka diruangan itu.." gumam Alana sambil melihat ke ruangan para desainer. Setiap hari Alana harus membersihkan toilet, pantry, dan ruangan kerja mereka, namun sesekali Alana suka memperhatikan desain-desain mereka. "Hei Patricia, bagaimana dengan desainku yang ini ? Apa modelnya bagus ?" tanya wanita itu. "Entahlah, sepertinya ada yang kurang, tapi akupun sudah tidak ada ide lagi, coba kau cari saja referensi lain, mungkin bisa menambahkan sesuatu yang lebih modis.." jawabnya. "Akupun sudah kehabisan ide.."jawabnya. "Jangan menyerah Elina.. Keep moving.. "ucapnya memberi semangat. "Harus aku apakan lagi baju ini ?" gumam Elina. "Kau bisa men
"Tolong panggilkan cleaning service yang bernama Alana kemari.." ucap Patricia pada teleponnya.Tak lama kemudian Alana pun datang.Tok.. Tok.. Tok.."Nona memanggil saya ?" ucapnya."Ya, masuklah..!" ucap Patricia yang sedang duduk dikursi putarnya."Saya minta maaf soal mute-mute itu, saya sangat greget sekali ingin menempelkan aksen itu ke gaun tadi.." ucap Alana menyesal."Itu ide yang sangat bagus sekali Alana, bagaimana kau bisa ?" tanya Patricia."Dulu aku dan mendiang Ibuku sering membuat baju dan menjualnya, kami hidup dari situ, tapi sekarang Ibuku sudah tiada.." ucap Alana meredup."Aku minta maaf, aku tidak bermaksud mengungkit itu. Kau lihat tumpukan kain di sudut sana ? Kira-kira apa yang bisa kau lakukan dengan tumpukan kain itu ?" uji Patricia.Alana menghampiri kain-kain itu, dia melihat warna dan merasakan tekstur dari kainnya. Lalu tak lama memudian dia membuat pola, mengguntingnya, dan menjahitnya, da
Malam itu Alana pulang agak larut karena asyik membuat hiasan untuk baju rancangannya, dia berjalan sendiri menyusuri jalan yang sedikit sepi. "Dapat juga pekerjaan impianmu..!" ucap seorang wanita yang berdiri didekat pohon cemara. "Renata..."panggil Alana."Akhirnya kamu pulang juga..."lanjutnya lagi. "Tentu saja, aku tidak akan membiarkanmu merebut semua yang menjadi milikku..!"ucapnya dan berjalan mendahului Alana. "Menyebalkan sekali si Renata itu.." gerutu Alana. Sesampainya dirumah, Alana dan Renata mendapati Mike, Tama dan Leo sedang berbincang. "Jadi kita gak akan beroprasi lagi nih ?" tanya Tama. "Ya, sepertinya kita harus merubah kebiasaan kita.."jawab Mike. "Apa rencana kamu Mike ?"tanya Leo. "Belum tahu...kamu ada ide Leo ?"tanya Mike. "Aku mau cari janda kaya aja hahahaha...!"canda Leo. "Gila kamu..! Kalo cantik tuh janda, nah kalo nenek-nenek masih mau kamu ? Hahaha..." ejek M
Pagi itu Patricia mendapatkan telepon dari ikatan fashion dunia bahwa minggu depan akan diadakan pameran fashion di London."Nah teman-teman, baru saja saya mendapat kabar, bahwa minggu depan akan ada pameran fashion di London, maka dari itu saya ingin kalian membuat karya yang unik dan memisahkan baju untuk pameran yang terbaik dari yang paling baik..kalian siap ?" tanya Patricia."Siap Mademoiselle..." jawab Mereka."Oke, bubar..." ucapnya."Apa nih yang akan kita buat ?" tanya Elina pada Patricia."Kita lihat koleksi yang kita punya dulu..." ucap Patricia.Elina dan Patricia memilih baju-baju yang bermodel unik dan indah."Hanya ini yang kita punya..." jawab Elina."Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh..hanya ini ?" tanya Patricia."Yap, koleksi yang terbaik dari yang paling baik.." jawab Elina."Kita harus bergegas..setidaknya kita butuh tiga atau lima lagi untuk tampil.." ucap Patricia.Saat sedan