Share

8. Mencuri

"Aku tidak mau menjadi pencuri..."

Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Alana, namun berbeda dengan sekarang, dia mulai menikmati pekerjaan itu, walau kadang dia suka beradu mulut dengan Renata.

Sejak awal Renata memang tidak menyukai kedatangan Alana, Renata hanya takut kalah bersaing dengan Alana. Dan pada intinya Renata menyukai Mike, dia takut Mike menyukai Alana, karena Renata melihat ada pandangan yang berbeda pada diri Mike kepada Alana.

Malam itu Alana sedang duduk di balkon, menatap hiruk pikuk jalan raya dari atas gedung itu.

"Kopi..?" tawar Mike tiba-tiba muncul.

"Ya, terimakasih.." jawabku sambil menerima kopi itu dan menikmatinya.

"Apa yang kamu lihat ?" tanya Mike.

"Jalanan itu, dengan lampu-lampunya, indah, aku senang dengan pemandangan ini, dan aku rindu Ibuku.." jawab Alana."Ibuku pasti sangat kecewa kalau dia tau aku menjadi seperti ini.." tambahnya lagi.

"Apa kau merasa malu bergabung bersama kami ?"tanya Mike.

"Tidak, tentu saja tidak, aku senang, aku jadi tidak sendiri lagi, kalian adalah keluargaku, namun dulu Ibuku menginginkan aku menjadi seorang Dokter atau Guru, tapi kini aku menjadi seorang buronan polisi katena dituduh telah menyebabkan rumahku sendiri yerbakar dan memeberi tekanan kepada Ibuke sehingga dia meninggal, tapi itu semua bohong..! Seseorang telah memfitnahku, dan aku akan mencari siapa pelakunya, dan... "

"Balas dendam... "potong Mike.

"Entahlah, aku tidak mempunyai jiwa seberani itu, tapi mungkin akan aku lakukan jika itu harus.." jawabku tersenyum sambil meninggalkannya.

Mike masih tersenyum dan menatap jalanan yang menyala dengan lampu.

Namun disudut lain, Renata menatap dengan penuh cemburu.

Malam itu, kami sudah merencanakan akan melakukan sebuah pencurian di ujung jalan bournemouth arena 360, disana ada satu rumah yang dihuni oleh kakek tua yang buta.

Tama melakukan aksinya dengan mulai membuka pintu rumah tersebut, Leo dan Mike berjaga-jaga didepan kalau-kalau ada petugas patroli.

Tama, Renata dan Alana mulai memasuki rumah itu, merek melihat kakek itu sedang tertidur pulas, namun mereka tetap berhati-hati pada setiap langkahnya.

Tama dan Alana mulai dengan ruang kerja kakek itu, sepertinya kakek itu mantan tentara, banyak foto-foto ketika dia sedang bertugas, Tama mulai membuka laci-laci meja yang ada disitu, Alanara mencari barang berharga di lemari-lemari disitu. Banyak yang mereka dapatkan, ada uang, gelang dan kalung perak. Namun tiba-tiba mereka kaget karena sang kakek terbangun.

"Sssst...." kode Tama sambil diam mematung.

Aku menahan nafasku kaeran kaget.

Kakek itu mencoba merasakan keadaan dengan telinganya.

"Siapa disitu ?" tanya kakek itu."Aku tau ada orang disudut meja itu" ucapnya lagi.

Kami sebisa mungkin tidak menimbulkan suara, namun tiba-tiba Renata membuatku terjatuh.

"Aw..." ucapku.

Renata berlari dan menarik Tama bersamanya.

"Dasar gadis tidak sopan, sedang apa kau disitu ? Mencuri ya ?" tanya kakek itu. "Apa kau tidak malu mencuri dari seseorang yang tak berdaya.." lanjutnya  lagi.

Alana tertunduk malu seraya berkata, "Maaf, maafkan aku, aku simpan barang-barangmu dimeja ini... Aku mohon jangan panggil polisi, aku dan teman-temanku akan pergi.." ucapnya lagi.

"Pergilah..."ucap kakek itu.

Alana keluar dari rumah itu tergesa. Tama, Mike, Leo, dan Renata menunggunya dipersimpangan jalan itu.

"Hei, apa kau tidak apa-apa ?" tanya Mike.

"Tidak.." ucapku pendek sambil melirik Renata dan terus berjalan.

"Ini semua gara-gara Renata.." ucap Tama.

"Hei, aku itu tidak sengaja..." sangkal Renata.

"Untung saja kakek itu tidak memanggil keamanan.." ucap Leo sambil berlalu.

"Ciiih.....!" Renata meludah kesal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status