Share

14. Tes Kesuburan

Author: LilyLembah03_
last update Last Updated: 2025-10-18 21:13:15

"Tolong jangan marah. Tesnya hanya sebentar ...."

"Mana mungkin sebentar?! Kemarin saja kau bilang mungkin akan pulang sore!"

"Itu kan hanya perkiraan. Bisa, yaa? Kau hanya harus mengantar dan menunggunya."

"Kalau begitu undur saja jadwal pemeriksaannya! Pergilah dengannya sampai kau punya waktu luang!"

"Jangan menundanyaaa. Aku tidak mau tahu, kau harus pergi menemaninya hari ini!"

Lily memandangi perdebatan sepasang suami istri di hadapannya dalam diam. Pagi-pagi sekali, Lily sudah jadi topik pertengkaran kedua orang itu. Sedangkan orang yang tengah dibicarakan justru sibuk mengunyah buah pear besar dalam genggaman.

"Aku bisa pergi sendiri, Bibi." Lily menyela begitu kepalanya perlahan terserang pening karena perdebatan yang tidak kunjung menemukan titik tengah.

"Dengar, kan? Dia saja mau pergi sendiri! Kenapa aku harus repot menemani?" timpal Benji cepat.

"Tidak! Aku tidak percaya padamu. Kau bisa saja kabur nanti!" tolak Abia tegas yang dibalas Lily dengan cebikan cemberut.

Pagi i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   14. Tes Kesuburan

    "Tolong jangan marah. Tesnya hanya sebentar ....""Mana mungkin sebentar?! Kemarin saja kau bilang mungkin akan pulang sore!""Itu kan hanya perkiraan. Bisa, yaa? Kau hanya harus mengantar dan menunggunya.""Kalau begitu undur saja jadwal pemeriksaannya! Pergilah dengannya sampai kau punya waktu luang!""Jangan menundanyaaa. Aku tidak mau tahu, kau harus pergi menemaninya hari ini!"Lily memandangi perdebatan sepasang suami istri di hadapannya dalam diam. Pagi-pagi sekali, Lily sudah jadi topik pertengkaran kedua orang itu. Sedangkan orang yang tengah dibicarakan justru sibuk mengunyah buah pear besar dalam genggaman."Aku bisa pergi sendiri, Bibi." Lily menyela begitu kepalanya perlahan terserang pening karena perdebatan yang tidak kunjung menemukan titik tengah."Dengar, kan? Dia saja mau pergi sendiri! Kenapa aku harus repot menemani?" timpal Benji cepat."Tidak! Aku tidak percaya padamu. Kau bisa saja kabur nanti!" tolak Abia tegas yang dibalas Lily dengan cebikan cemberut.Pagi i

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   13. Jangan Membuatku Menyesal

    "Akhhh!"Lily terbangun dengan rasa perih dan nyeri di bagian bawah tubuhnya. Begitu menoleh pada sisi ranjang, yang gadis itu dapati hanya onggokan pakaiannya yang semalam ia tanggalkan."Kapan dia pergi?" Gadis itu menggumam heran begitu susah payah bangkit duduk dan tidak menemukan pria yang semalam menggempur lubangnya kemudian terlelap di sisi tubuh."Ah ... sepertinya dia kembali ke kamarnya." Lily menyimpulkan begitu mengingat kejadian semalam.Keperawanannya telah hilang. Satu-satunya hal paling berharga yang Lily miliki telah direnggut seoang pria. Pria yang jelas saja bertatus suami orang."Hhhh ... aku benar-benar melakukannya semalam," gumam Lily sambil menghela panjang guna menghalau sesak yang menggerogoti pikiran.Masih dalam posisi telanjang bulat, gadis itu bahkan berjalan sedikit mengangkang menuju cermin besar meja rias. Dalam benda besar itu, Lily bisa melihat pantulan bayangan sekujur tubuhnya yang tampak berantakan.Rambutnya yang semalam tercepol kini terurai ku

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   12. Sakit dan Nikmat

    "Pel-lanhh, Tuan-hnghh ...." Lily memohon terbata begitu merasakan tusukan jemari yang semakin cepat dan kasar di inti tubuhnya yang basah. Namun, bukannya mengabulkan permintaan gadis itu, Benjamin Kaisar malah bergerak semakin brutal di dalam sana."Kenapa kau berisik sekali? Ini baru jari." Benji menyeringai sambil menghentikan pergerakannya di dalam sana."Apa kau yakin bisa menerima milikku di sini? Lubangmu sempit sekali ...," komentar pria sipit itu sambil memicing ragu di antara kedua kaki Lily yang terbuka.Lily hanya diam sambil meremas ujung bantal yang menjadi penyangga kepala. Gadis itu memalingkan wajah tanpa berani menatap presensi sang tuan yang juga sama telanjang di bawah sana."Hei ... fokuslah padaku! Bukankah seharusnya kau yang bergerak? Ini tugasmu." Kali ini, jemari yang tadi mengobrak-abrik liang basahnya, beralih mencengkeram kedua pipi Lily.Benjamin Kaisar menarik wajah mungil itu hingga kini netra mereka bertemu. Dan Lily mendengkik dalam hati begitu mend

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   11. Kau Sudah Basah

    "Apa dia akan benar-benar datang malam ini?" Waktu sudah menunjukkan pukul duabelas malam. Lily yang sudah tidur dan istirahat sejak siang tadi, tentu saja tidak bisa terlelap lagi. Alasan lain mengapa gadis itu terjaga ... adalah janjinya pada Abia."Apa Bibi Abia belum bilang pada Tuan Benji kalau aku sudah siap melakukannya?" gumam gadis itu lagi sambil menatap jam dinding yang entah kenapa semakin membuatnya gelisah.Lily ingin tidur lagi tapi tidak bisa. Bayangan seperti apa rasanya diperawani membuat gadis itu resah. Apakah Benji akan melakukannya dengan kasar meski ini pertama kalinya untuk Lily? Apakah pria itu setidaknya punya belas kasihan dan sisi lembut untuk orang yang bukan istrinya?Rasanya, Lily luar biasa ragu. Mengingat seberapa mengerikan pria itu di ranjang saat Lily tak sengaja memergokinya memadu kasih dengan sang istri, sudah jelas jadi bukti bahwa Benjamin Kaisar bukan tipe orang yang lembut sama sekali.Cklek!"Kau sudah tidur?" Pertanyaan dingin berikut sua

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   10. Aku Siap Melakukannya

    "T-tuan Benji ...."Lily mendongak menatap pria yang kini berdiri di hadapannya. Benjamin Kaisar mendengkus melihat keadaan gadis yang susah payah ia jemput atas permintaan istrinya."Kenapa? Kau mau kabur lagi?" sindir Benji sambil mengetuk kepala Lily sebal.Lily menggeleng cepat dan segera bangkit berdiri. "Tidak! Maaf ... maafkan aku .... Tolong bawa aku pulang!" pinta gadis itu panik.Benji bersedekap dada sambil melirik sekujur tubuh Lily dari atas sampai bawah. "Abia sudah mengurusmu seperti keponakannya sendiri, dan kau memilih kembali ke tempat ini?" decak pria sipit itu takjub."A-aku mau pulang ke panti asuhan. Tapi Tante Binta menemukanku di jalan," sanggah Lily menceritakan bagaimana ia akhirnya berakhir di tempat pelacuran ini lagi."Dasar pelacur bodoh!" maki Benji sebelum kemudian menarik lengan kurus gadis itu kasar. "Ayo pulang! Kau membuat istriku khawatir!" "ARGHH!" Lily mengerang kesakitan begitu tangan besar Benji melingkari pergelangannya. Mendengar itu, sang

  • Sentuhan Candu Tuan Benji   9. Aku Sudah Kotor

    “Kenapa dia kasar sekali?” Lily berjongkok di bawah guyuran air shower kamar mandi. Waktu baru menunjukkan pukul empat pagi, namun gadis itu memilih mandi dengan air dingin dalam suhu yang bisa dibilang cukup rendah. Mengabaikan tubuhnya yang perlahan menggigil kedinginan, gadis berambut hitam legam yang terurai berantakan itu justru termenung sambil membayangkan kejadian beberapa saat tadi.Bagaimana Benji menatapnya rendah dalam kondisi tanpa busana. Bagaimana pria itu mendorong dan menjambaki Lily kasar. Bagaimana sang tuan membuang habis seluruh harga diri yang Lily punya dengan makian dan tatapan. Serta bagaimana mulutnya dipaksa melahap kesejatian seorang pria untuk pertama kalinya dalam hidup. Membayangkan rasa dan bentuk benda itu dalam mulutnya saja sudah berhasil membuat Lily mual. Maka, meludah berkali-kali ke arah lantai lembab kamar mandi adalah pilihan.“ Aku tidak mau melakukannya lagi ... aku tidak mau .... Itu menjijikkan ....” Lily meracau sambil mengusap-usap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status