Home / Romansa / Sentuhan Hangat Tuan Muda / Bab 1. Menjadi Pengantin Pengganti

Share

Sentuhan Hangat Tuan Muda
Sentuhan Hangat Tuan Muda
Author: Mini Yuet

Bab 1. Menjadi Pengantin Pengganti

Author: Mini Yuet
last update Last Updated: 2025-05-18 13:29:34

"Bos, Wong Yee kabur tidak hadir di pernikahan ini," bisik salah satu ajudan Chen Fu.

"Fuck! Kenapa dia kabur?" tanya Chen Fu dengan mata melotot. Saat itu pria yang berpakaian rapi itu sedang duduk di kursi roda menunggu calon mempelai wanita.

"Terus bagaimana ini, Bos? Apa mau dilanjutkan?"

Wajah ajudan itu sangat pucat. Dia tahu watak bos mudanya yang galak.

"Kamu cari wanita yang ada di tempat ini yang mau dibayar untuk menggantikan dia sebagai pengantinku!" titah Chen Fu.

"Wah siapa wanita itu, Bos? Mana ada yang mau menikah dadakan kayak gini?" bisik ajudan.

"Kamu cari akal. Kamu iming-imingi dengan bayaran gede. Wanita mana yang tidak mau dengan uang. Dengan syarat harus cantik sama dengan Wong Yee.

Aku kasih waktu setengah jam untuk mencari pengganti pengantinku.Awas kalau tidak ketemu!" titah Chen Fu.

"Baik Bos. Akan aku kerjakan secepatnya."

"Jangan sampai ada orang atau tamu yang tahu," bisik Chen Fu.

"Baiklah kalau begitu."

Ajudan itu kemudian langsung pergi ke belakang. Dia memberikan kode kepada temannya untuk ikut mencari wanita lain. Mereka menyelidiki siapa kira-kira yang bisa dipaksa untuk menggantikan menjadi pengantin dari tuan mudanya.

Mei Yan, gadis manis yang sedang berdiri mencicipi salad yang ada di ruangan itu. Dia lagi asyik bernyanyi dan mengibaskan rambutnya yang panjang. Saat itu Mei Yan memakai rok warna putih sesuai permintaan agen catering. Dia menjepit rambutnya dengan pita merah muda.

Dia menjadi pelayan sementara menggantikan temannya baru saja tidak hadir. Matanya melotot melihat salad mangga. Tidak bisa menahan diri sehingga dia menyelinap dan mencicipi salad itu.

"Ikut kami!" bisik dua pria yang memakai jas langsung mengambil kedua lengan Mei Yan.

"Hei ada apa ini? Kamu siapa?Tolong!" teriak Mei Yan berusaha melepaskan dirimu.

Dengan sigap kedua ajudan itu menutup mulut Mei Yan dan menarik ke dalam sebuah ruangan.

"Kamu pelayan catering ini kan?" tanya salah satu ajudan.

"Iya aku kerja. Ada apa? Kamu siapa? Aku mau panggil polisi?" teriak Mei Yan akan mengambil ponselnya.

"Kamu mau tidak aku tawari bayaran 100 ribu dolar . Tapi kamu harus menjadi pengantin bayaran?" tawar salah satu ajudan.

"Hah apa maksudmu? Aku nggak mau jadi pengantin? Lagian aku juga gak kenal. Siapa tau pria itu jelek. Ih amit amit," ucap Mei Yan.

"Kamu itu miskin tapi sombong. Kamu mau uang tidak? Kalau mau bosku langsung kasih kamu cek. Uang segitu banyak lo, Nona?" tawar ajudan satunya. Dia berdiri sangat dekat dengan Mei Yan.

"Kalau kamu setuju segera ganti dengan baju ini dan kami akan membawamu ke ruang utama."

"Wah tidak bisa. Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak kenal dan tidak cinta," tolak Mei Yan.

"Ini kesempatan emas, Nona. Aku tahu kalau kehidupan kamu kurang. Coba kamu pikirkan lagi. Aku hanya punya waktu setengah jam."

"Bagaimana? Aku kasih waktu sepuluh menit agar kamu berpikir dan segera bertukar pakaian. Aku tunggu di luar ruangan jangan sampai terlihat oleh orang dan polisi kalau aku memaksamu," bisik ajudan itu.

Mei Yan diam sejenak. Memikirkan bayaran seratus ribu dollar gaji dari bos mudanya. Mendadak dia teringat dengan papanya dan restoran kecil miliknya yang masih tergadai. Papanya memang sedang sakit dan sangat butuh uang banyak. Dengan uang itu dia bisa melunasi semua hutang dan mengambil restoran kecilnya kembali.

Dia berpikir akan kabur setelah menerima uang itu.

"Bagaimana? Apa kamu setuju dengan tawaran kami?" tanya salah satu ajudan yang memakai kacamata.

Mei Yan tersenyum sangat manis.

"Baiklah, aku setuju dengan tawaran itu."

Dia segera mengambil baju pengantin warna putih dan masuk ke dalam kamar mandi. Kedua ajudan itu menunggu di ruangan.

Mei Yan merias wajahnya dengan sedikit polesan dan menyanggul rambutnya yang panjang. Dia tampil sangat cantik dan elegan dibalut dress warna putih. Tidak nampak kalau dia adalah pelayan restoran

Ketika keluar dari kamar mandi kedua ajudan itu tidak berkedip menatap Mei Yan.

Tidak menunggu lama kedua ajudan itu langsung menuntun Mei Yan menuju tempat pernikahan. Di sana Chen Fu menunggu dengan gelisah. Dia terkejut ketika melihat kehadiran Mei Yan yang sangat cantik. Mei Yan menatap Chen Fu untuk pertama kalinya. Sorot tajam Chen membuatnya menunduk.

"Mimpi apa aku semalam terpaksa harus menikah dengan pria lumpuh itu. Kalau tidak demi bayaran segitu tidak mungkin aku mau menikah dengan pria itu," batin Mei Yan.

"Cantik sekali gadis itu. Maafkan aku harus menjebakmu," batin Chen Fu.

Chen Fu memberikan kode kedua ajudan agar mendekat dan membawa calon pengantinnya.

"Dia pengantinnya?" tanya Chen Fu.

"Iya Bos. Dia mau dengan bayaran gede."

"Kalau begitu siapkan cek untuk bayaran wanita itu!" titah Chen Fu.

"Dia mau menerima tawaran ini tapi dengan syarat setelah nikah harus menerima cek itu, Bos."

"Baiklah, tidak masalah yang penting dia mau menikah denganku dan pernikahan ini bisa diselamatkan sehingga tamu-tamu yang hadir tidak kecewa."

Keluarga Chen Fu sudah mulai berbisik. Apalagi Chen Yung yang mengetahui kalau pengantin wanitanya kabur mengumpat.

"Mama, ke mana Wong Yee? Kenapa yang menikah dengan Chen Fu wanita lain?" tanya Chen Yung.

"Apa dia pacarnya Chen Fu?" tanya Nyonya Chen.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jw Hasya
Aku juga mau sebetulnya jadi pengantin dadakan kamu Chen suwer terkewer kewer
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 57. Kabar Gembira

    Felix tidak tahu harus bicara apa dengan bosnya. Mudah-mudahan Mei Yan belum tahu berita kecelakaan suaminya. Dia juga masih memastikan apakah itu benar-benar mobil Chen Fu atau mobil lain. Menunggu ada laporan resmi dari pemerintah atau polisi yang menangani kecelakaan itu. Baru memikirkan bagaimana caranya untuk bicara dengan Mei Yan, seorang perawat datang memanggil Felix. Dengan tergesa pria berkacamata itu mengikuti langkah suster yang berambut panjang itu. Seorang wanita muda dengan rambut pendek dengan dandanan yang sederhana saja. Dia memakai masker duduk menunggu kedatangan Felix. Begitu pria itu datang langsung menjabat tangan Felix dengan hamgat."Selamat Tuan, sebentar lagi Tuan akan menjadi seorang ayah," kata dokter itu. Felix hanya bengong saja. Masih tidak mengerti apa yang terjadi. Mengapa dokter itu mengatakan kalau sebentar lagi dia akan menjadi ayah sedangkan dirinya belum menikah. Padahal ketika masuk ke rumah sakit itu hanya menggunakan data Mei Yan saja. Tidak

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 56. Kabar Duka

    Felix dengan hati-hati menaruh tubuh Mei Yan di atas sofa. Apalagi Mei Yan saat itu memakai celana yang sangat pendek dengan memakai kaos oblong pula. Sehingga terlihat jelas paha mulusnya. Felix sempat menelan ludah ketika badan Mei Yan menyentuh tubuhnya. Ada debaran aneh yang dia tidak mengerti. Pria itu harus menahan diri agar tidak tergoda. Saat itu hanya ada dirinya dan Mei Yan. "Nyonya Muda, apa kamu sudah siap? Aku akan mencabut kaca yang ada di kakimu kemudian akan menambal untuk mengobatinya. Maafkan aku ya Nyonya Muda, karena menyentuh kaki dan tubuhmu. Aku tidak bermaksud untuk kurang ajar," ujar Felix. Mei Yan tidak menjawab. Dia hanya mengangguk tanda setuju. Sambil meringis menahan sakit. Dia sudah tidak peduli dengan apa yang terjadi. Pikirannya mendadak pada Chen Fu yang pamit kerja dan ada rapat ke negara Macau. "Apa kamu sudah telepon bosmu, Felix?" tanya Mei Yan sambil memejamkan matanya. "Belum Nyonya. Namun, aku sudah nanya Austin pas mau berangkat

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 55. Rem Blong

    Chen Fu mengernyitkan dahi mendengar ucapan pengawal kiriman dari adiknya, Chen Yung. Dari awal berangkat dari kantor, Chen Yung sudah ngeyel ingin menempatkan pria berkulit hitam itu sebagai tambahan pengawal pribadinya. Tapi mendadak di tengah jalan dia minta turun karena ada perintah dari Chen Yung untuk mengerjakan yang lain. Tanpa pikir panjang jangan, Chen Fu kemudian menyetujui permintaan dari pengawal itu. "It's oke. No problem. Jika Chen Yung menyuruhmu untuk mengerjakan yang lain. Aku bisa berangkat dengan Austin ke negara Makau. Paling cuma untuk menghadiri rapat penting biasa kemudian siang kami akan balik ke kantor," ucap Chen Fu. Pria berkulit hitam itu turun dari mobil tanpa menatap pada Chen Fu. Austin tetap duduk di samping Chen Fu sambil mengamati gerak-gerik pengawal kiriman dari Chen Yung. Setelah itu dia berbisik."Tuan, apa maksud Tuan Chen Yung mengirimkan pengawal kemudian berhenti di tengah jalan. Padahal ini sudah mau mendekati negara Makau. Apa Tuan berpik

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 54. Dingin Kok Romantis

    Mobil baru sampai di pinggir kota, mendadak Chen Fu ingin membeli sesuatu dan mengirimkan pada istri tercinta. Dia memerintahkan supir untuk berhenti. Di dalam mobil itu ada Austin, supir dan pria berkulit hitam, anak buah Chen Yung. "Charlos, tolong berhenti di depan toko bunga ya!" titah Chen Fu. "Baik Tuan," sahut Charlos. Dia menghentikan mobil ketika sampai di depan toko bunga anggrek di pinggir kota. "Austin, tolong belikan satu kuntum bunga anggrek yang berwarna ungu di sana!" ucap Chen Fu. "Buat apa Tuan? Bukannya kita sudah dikejar waktu untuk segera sampai di negara Macau siang ini," protes Austin. Chen Fu menghela nafas. Dia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian dia meraba cincin pernikahannya. "Sudahlah. Beli saja! Jangan membantah! Mendadak aku sangat merindukan istriku. Padahal belum satu hari aku meninggalkan wanita bawel itu," tegas Chen Fu. Pria hitam yang ada di bangku depan tidak juga menoleh. Dia fokus pada jalan saja. "Baiklah, Tuan," ucap

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 53. Awal Mula

    Chen Fu gegas ke ruangannya. Dia hanya mengambil lap top dan semua berkas yang sudah disiapkan Moudy untuk rapat pemegang saham di Macau. Austin juga ikut bersamanya. Sementara Moudy hanya mengekor dari belakang. Mendadak Nyonya Chen dan putranya masuk dalam ruangan Chen Fu. Mereka tersenyum ramah seolah menyambut kedatangan putranya. "Selamat pagi Chen Fu. Kenapa tidak pulang ke villa semalam? Apa yang terjadi?" tanya Nyonya Chen sambil mau memeluk putranya. Namun Chen Fu mundur tidak mau dipeluk wanita itu. "Lalu mana wanita kampung itu? Kok tidak ikut lagi ke kantor?" tanya Nyonya Chen sambil matanya mengelilingi ruangan mencari Mei Yan. Sepertinya sangat penasaran kenapa istri Chen Fu tidak ikut ke kantor. "Aku tidak kemana-mana. Hanya ingin menikmati bulan madu bersama istriku saja. Mami ada masalah? Kalau aku tidak pulang mungkin kalian juga bahagia. Jika aku dan istriku tidak pulang ke Villa jadi tidak ada yang mengganggu kalian. Waktu itu istriku membuat Mami sangat kesal

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 52. Rencana Jahat

    Di Villa kediaman keluarga Chen. Wanita berambut pendek dan anaknya, berunding di kamar pribadi mereka. Seperti ada peristiwa penting sehingga mereka nampak sangat panik. "Bagaimana penyerangan pertama,Mami?" tanya Chen Yung kepada wanita yang berdiri sambil berdekap memandang jendela kamar. "Orang-orang suruhanku gagal mengenai sasaran. Ternyata dia berada di mobil lain. Sungguh tipuan yang sangat membuat aku muak dan ingin muntah!" geram wanita cantik itu. Pandangannya nanar. Susah payah dia membayar orang tapi tidak berhasil. Dia sudah tidak sabar ingin berkuasa di Dinasty Grup. "Apa Mami sudah mengirimkan mata-mata lain untuk menyelidiki di mana Chen Fu berada?" "Sudah tapi sepertinya anak itu menghilang tanpa jejak bahkan bersama istrinya dan kedua ajudan. Ke mana dia semalam menginap dengan istrinya dan dua ajudan itu?" Nyonya Chen balik menatap putranya. "Aku sangat penasaran Di mana rumah gadis kampung itu? Apa kita buat siasat lain lagi, pasti Chen Fu tidak berdaya kala

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status