Share

Bab 2. Canggung

Author: Mini Yuet
last update Last Updated: 2025-05-18 13:42:27

Mei Yan langsung berdiri di samping Chen Fu di hadapan altar dan pria yang akan menikahkan mereka.

Muka Mei Yan merah badan. Keringat dingin keluar dari dahi. Bahkan kakinya gemetar. Dia seperti terlempar di dunia mimpi. Banyak sekali orang yang menatap ke arahnya. Apalagi saat ini dia memakai gaun pengantin berwarna putih yang sangat indah serta dandanan yang sangat cantik.

"Apakah aku ini salah tempat? Tapi tidak apa-apa. Demi uang seratus ribu dolar itu akan aku jalani apa yang mereka inginkan," batin Mei Yan mencoba tersenyum menenangkan hati.

Tingkah gadis itu menarik perhatian semua orang yang ada dalam pernikahan itu. Sebagian mereka berbisik-bisik menatap curiga pada Mei Yan.

Sepertinya keluarga orang yang memaksa Mei Yan untuk menjadi pengantin adalah keluarga kaya raya terlihat dari orang-orang yang ada dalam tempat itu.

Chen Fu mengeluarkan cincin pernikahan yang dibawanya kemudian mengambil tangan Mei Yan.

"Eh, siapa namamu?" tanya Chen Fu langsung menatap gadis itu. Mei Yan terlihat sangat gugup dan kaku.

Bagaimana tidak? Dia harus menjadi pengantin oleh laki-laki yang tidak pernah dia kenal sebelumnya dan duduk di atas kursi roda.

Saat itu dia tidak berpikir panjang lagi apa yang akan dilakukan setelah menikah dengan pria lumpuh itu.

Pikiran dia setelah mendapatkan uang itu dia akan kabur dan kembali ke rumahnya. Bagaimana dengan papanya yang di rumah pasti menunggu kedatangannya. Kalau dia langsung menikah dengan pria asing itu tanpa sepengetahuan papanya.

"Tenang, aku tidak akan berbuat aneh-aneh kepadamu. Yang penting kamu mau menjadi pengantinku dan menyelamatkan pernikahan ini," ucap Chen Fu sangat tegas dan dingin.

Suara pria itu seperti suara dari dunia lain yang sangat jauh dan tegas.

Mendadak Mei Yan jadi takut. Apakah pria ini adalah pria yang jahat atau bagaimana?

Nyonya Chen dan Chen Yung sangat terkejut. melihat kehadiran wanita asing yang menjadi pengantin wanita dari kakaknya. Chen Yung tidak pernah menduga kalau semua rencana yang mereka susun sangat rapi buyar seketika karena Wong Yee kabur dari acara yang sudah ditunggu-tunggu itu.

Chen Yung buru-buru mendekati Mei Yan dan Chen Fu yang akan mengucapkan janji pernikahan.

"Stop! Jangan lanjutkanlah pernikahan ini. Kita tidak kenal dengan wanita yang ada di sebelah kakakku itu!" teriak Chen Yung.

Seketika tangan Chen Fu yang akan menyematkan cincin berlian di jemari Mei Yan berhenti dan menatap adiknya dengan sorot tajam.

"Ada apa? Apa yang terjadi? Jangan kau menghentikan pernikahan ini!" bentak Chen Fu.

"Maaf Kakak Chen Fu. Dia bukan pengantin wanitanya. Sebenarnya kakak harus menikah dengan Wong Yee. Kenapa bisa menjadi wanita ini?" tanya Chen Yung melotot pada Mei Yan.

"Ada apa sebenarnya? Aku tidak peduli mau menikah dengan siapa saja. Toh dengan Wong Yee aku juga tidak begitu kenal," tegas Chen Fu.

"Bagi kalian aku segera menikah kan? Tidak peduli dengan siapa saja."

"Tidak bisa Kak. Pernikahan tidak bisa dilanjutkan. Batalkan saja!" ucap Chen Yung.

Pria yang memakai jas warna hitam itu langsung meraih jemari Mei Yan. Lalu menggenggamnya.

"Kali ini tidak bisa. Aku tidak akan membatalkan pernikahan ini," ucap Chen Fu dengan berat.

Dia memberikan kode kepada ajudan dan orang yang di depannya akan segera memulai acaranya. Chen Yung berdiri kaku.

Chen Fu dan Mei Yan akhirnya menikah walaupun Chen Yung dan mamanya ,Nyonya Chen seperti tidak suka. Apalagi melihat kehadiran Mei Yan sebagai pengganti Wong Yee.

Setelah mengikuti banyak acara, dengan tidak banyak bicara akhirnya Chen Fu mengajak Mei Yan pulang ke satu villa di Yuen long. Salah satu distrik negara Hongkong.

Chen Fu memakai mobil warna merah yang dihiasai bunga sebagai mobil pengantin sementara di belakangnya ada mobil para ajudan. Iring-iringan mobil itu meninggalkan hotel tempat resepsi pernikahan.

Di dalam mobil, Mei Yan berkeringat dingin. Sangat kaku dan canggung. Apalagi sejak tadi Chen Fu meliriknya dengan sembunyi-sembunyi.

Mei Yan memandangi gedung-gedung bercakar yang dilewati sepanjang jalan menuju ke villa Yuenlong. Dia mencubit pipinya. Memastikan kalau saat ini dia tidak bermimpi.

Mei Yan teringat dengan papanya. Pasti pria tua itu menunggunya di rumah. Bagaimana kalau dia mencarinya karena tidak pulang.

"Maaf Tuan. Bolehkah aku mengabari keluargaku?" tanya Mei Yan sedikit ragu.

"Ada apa dengan keluargamu?" tanya Chen Fu tanpa menoleh kepada gadis itu.

"Papaku tidak tahu kalau aku menikah hari ini. Dia pasti sangat terkejut kalau nanti malam putrinya tidak pulang," jawab Mei Yan.

"Kalau begitu kamu kabari saja. Apakah aku boleh berbohong kepada papaku, Tuan. Kalau sebenarnya aku belum menikah. Takut papaku tidak suka karena aku menikah tanpa izin dan bilang dulu dengan papa," ucap Mei Yan dengan jujur.

"Tidak masalah."

Dengan gemetar Mei Yan mengambil ponsel dari tas kecil miliknya kemudian mengirimkan pesan kepada papanya. Baru dia bisa bernafas lega.

"Tuan, apakah malam ini aku akan tidur di rumahmu?" tanya Mei Yan polos.

Pria itu tidak menjawab. Dia menatap gadis yang duduk di sebelahnya.

"Apa maumu? Apakah kamu ingin pulang?" tegas Chen Fu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 51. Pancake Rasa Cinta

    Selesai mandi, Chen Fu keluar dari kamar mandi hanya mengenakan selembar kain penutup bagian yang sangat sensitif. Badannya yang kekar dengan perut ramping dan rambut yang masih basah terlihat sangat menggoda. Sementara itu Mei Yan merapikan tempat tidur yang semalam sudah dipakai untuk bercinta. Tidak layaknya seorang nyonya muda, dia bersikap biasa saja. Tidak ada yang istimewa. "Hai apa yang kamu lakukan?" tanya Chen Fu ketika melihat istrinya merapikan tempat tidur mereka. "Memang apa yang kamu lihat?"Mei Yan menoleh ambil tersenyum."Kamu bukan kayak nyonya muda. Merapikan tempat tidurmu sendiri?""Aku tidak biasa berantakan. Ranjang adalah tempat terakhir untuk menghilangkan capek dan kesal. Bahkan aku suka tidur seharian kalau lagi kesal. Bajumu di atas tempat tidur."Mei Yan menunjuk pada baju dan setelan jas yang ada di tempat tidur. "Apa kamu tidak mau menolongku? Mendadak aku gak bisa pakai baju dan dasi."Chen Fu bersikap manja dengan istrinya. "Hei, sejak kapan kam

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 50. Firasat Chen Fu

    Malam itu Mei Yan tidur sambil dipeluk oleh suaminya. Walaupun belum ada cinta tapi dia merasa sangat nyaman dan aman. Setelah pelukan Papanya waktu kecil baru kali ini dia merasa aman dipeluk lagi oleh laki laki lain selain pelukan seorang ayah kepada putrinya melainkan dari seorang laki-laki yang sudah menjadi suaminya.Wanita itu tidur sambil tersenyum. Seolah tidak ada apa-apa. Hatinya tenang. Walaupun di hatinya kangen sekali dengan papahnya. Hanya dengkur halus suaminya yang terdengar setelah bercerita tentang hidup Chen Fu. Mei Yan harus bersiap menghadapi kenyataan buruk yang mungkin akan terjadi. Mereka tidur dengan cinta penuh sejuta harapan.@@@Alarm di ponsel Chen Fu berbunyi. Mei Yan bangun dan mencoba meraih benda pipih sambil membuka matanya sedikit. Kayaknya badannya sakit setelah sehari itu berhubungan dua kali dengan suaminya. Pukul tujuh pagi. Dia melihat Chen Fu masih tertidur pulas. Tampan dan sangat menggoda. Itu yang ada dalam pikiran Mei Yan. Untung sejenak

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 49. Menjadi Pendengar Setia

    "Jadi apakah kamu masih menyimpan namanya di hatimu?" tanya Mei Yan ingin tahu Sebelum menjawab pertanyaan dari istri mungilnya, Chen Fu menarik nafas panjang. Sesekali dia menatap wanita yang berada di sampingnya seolah mencari jawaban dari pertanyaan itu. "Apa kamu menyentuhku karena hasratmu saja atau karena kamu sudah punya hati denganku?" tanya Mei Yan lagi."Aku dulu memang sangat memuja dan mencintainya bahkan melebihi diriku sendiri karena aku mengenalnya sejak lulus kuliah. Tapi setelah berhubungan lama aku pikir dia wanita yang sangat setia. Rupanya cinta hanya di bibir saja. Padahal dia tahu kalau aku adalah pemilik perusahaan Dinasty Grup. Begitu tahu aku lumpuh dia menjadi lain mendadak pergi begitu saja. Tanpa ada keputusan. Cintanya hanya sekedar fisik dan harta saja padahal aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk dia. Aku belikan mobil dan rumah. Belum perhiasan yang mahal serta pakaian," ujar Chen Fu mulai dengan mata yang berkaca-kaca. "Hah! Kenapa kamu sudah t

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 48. Chen Fu Mulai Bercerita

    "Thanks, Sayang," bisik Chen Fu sambil memeluk Mei Yan. Wanita itu hanya tersenyum sambil memejamkan mata. "Tolong Tuan. Jangan dulu. Stop!" ujar Mei Yan lirih seolah minta belas kasihan. "Maafkan aku tidak bisa menahan hasrat ketika dekat denganmu," ucap Chen Fu. "Dasar Tuan Muda Mesum," gerutu Mei Yan.Mei Yan hanya diam. Ingin sekali menanyakan siapa wanita cantik yang menelpon Chen Fu namun pria itu tidak menjawabnya. Keinginan itu dia urungkan. Tidak ingin menjadi istri yang terlalu ingin tahu kehidupan suami apalagi baru dikenalnya. Chen Fu membelai rambut Mei Yan dan mengecupnya lembut. "Sayang, aku ingin menceritakan sesuatu. Aku merasa akan pergi jauh besok. Jadi kayak gak ada waktu. Apa kamu siap untuk mendengarnya?" bisik Chen Fu di telinga Mei Yan. Wanita itu menggeliat berusaha melepaskan dari pelukan Chen Fu. Dia menatap mata tajam pria itu. Mereka saling tatap. Seperti ada yang akan hilang. Baru saja bertemu, bahkan Mei Yan sudah mulai ada hati tapi mengapa suami

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 47. Mulai Cemburu

    Mei Yan bukannya mengambil ponsel milik Chen Fu. Dia malah tertegun. Hingga Chen Fu bangkit lalu memeluk istrinya dari belakang. "Hei ada apa Mei..Mei? Apa ada yang aneh?" tanya Chen Fu. Mei Yan melepaskan pelukan tangan Chen Fu. Wajah yang tadinya ceria berubah mendung. Dia diam menuju meja makan melanjutkan menghabiskan kuah sup jagung buatannya. Chen Fu mengambil ponsel. Rupanya Dinar Lee yang menghubunginya. Pria itu hanya mendesah pelan kemudian menengok pada Mei Yan. "Hmm, apa dia mulai cemburu denganku? Buktinya dia tidak suka ketika ada wanita lain yang menelponku? Lalu ngapain wanita ini menghubungi aku lagi setelah sekian lama. Salahku sendiri kenapa namanya tidak aku blokir dalam ponselku," batin Chen Fu. Dia tidak ingin mengangkat panggilan dadi Dinar Lee. Dia mengambil ponsel kemudian meletakkan di dekat Mei Yan. "Sayang, apa kamu sudah mulai cemburu?" goda Chen Fu."Ah tidak. Aku hanya tidak suka saja dengan wanita itu. Kayaknya make up-nya terlalu norak," elak Mei

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 46. Dia Siapa?

    Mei Yan menatap suaminya. Dia sangat heran kenapa pria tampan itu malah menangis. Apa ada yang salah dengan masakannya. Mulut Mei Yan melongo masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Gegas dia melepaskan celemek yang dipakai dan mengambil tisu yang ada di atas meja makan kaca itu. "Hei ada apa, Tuan. Apakah ada yang salah dengan masakanku?" tanya Mei Yan dengan wajah ketakutan.Chen Fu malu gegas dia menghapus air matanya yang sempat menetes di pipi. Dia mengambil tisu pemberian Mei Yan. "Tidak...tidak ... Istriku. Aku teringat seseorang yang sangat berarti dalam hidupku," ucap Chen Fu. "Oh ya? Apakah kamu teringat dengan pacarmu?" tanya Mei Yan menatap Chen Fu. Pria itu diam sejenak. Mungkin sudah saatnya dia menceritakan kisahnya dengan Mei Yan. Kali ini wanita itu sudah jadi pendampingnya hingga perlu tau apa yang terjadi dalan kehidupan Chen Fu. Mei Yan salah tingkah ketika Chen Fu menatapnya lama. Dia membuang muka. Gegas mempersilakan suaminya untuk duduk. "Oh silaka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status